Pada saat memulai bisnis atau usaha dibutuhkan adanya keuletan, keberanian
serta manajemen dan strategi bisnis yang baik. Meskipun sudah melakukan persiapan
yang matang dan terencana yang sudah dijalankan, tetap saja tidak bisa menghindari
risiko usaha yang ada. Sifat yang ada pada risiko sebuah bisnis terjadi secara tidak pasti
serta bisa menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Seorang pelaku bisnis pasti pernah
mengalami terjadinya risiko pada sebuah usaha. Karena risiko dalam bisnis tentu timbul
dari cara bagaimana menjalankan usaha tersebut apakah sudah baik atau tidak. Risiko
memang merupakan hal yang wajar dalam kegiatan bisnis, bahkan dalam kegiatan apa
pun yang kita lakukan. Untuk itu, penting bagi kita untuk memahami apa itu risiko atau
definisi risiko serta jenis – jenis risiko dalam bisnis.
KONSEP RESIKO
Pengertian Resiko
Ditinjau dari sisi bahsa kata risiko berasal dari bahasa Inggris yaitu risk yang
berarti kemungkinan rugi. Dalam bahasa Arab istilah risiko dikenal juga dengan nama
al khathru atau al khasarah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata risiko berarti
sesuatu yang kurang menyenangkan sebagai akibat dari perbuatan (tindakan).
Sedangkan Risiko usaha diartikan sebgaai sebuah tindakan yang dihubungkan dengan
suatu kemungkinan munculnya kerugian yang tidak terduga dan memang tidak
diharapkan terjadi.
Konsep risiko secara lebih spesifik, dapat dikaitkan karena adanya konsekuensi
yang muncul sebagai dampak adanya ketidakpastian, sehingga memunculkan dampak
yang merugikan bagi pelaku usaha. Sebaliknya, bila konsekuensi yang memunculkan
dampak ini dianggap menguntungkan, maka hal tersebut tidak disebut sebagai risiko.
Konsekuensi positif ini lebih dianggap sebagai keuntungan yang diharapkan. Risiko
seperti ini pada dasarnya memang selalu ada dalam kehidupan sehari -hari. Hanya saja,
intensitasnya akan meningkat ketika kita melakukan kegiatan bisnis. Apalagi, ketika
kita menginginkan keuntungan/ hasil yang besar, maka risiko yang harus dihadapi pun
juga akan lebih besar. Kondisi seperti ini dikenal sebagai high risk high return.
Motivasi Mengambil Risiko
Meskipun risiko cenderung memberikan dampak merugikan bagi perusahaan,
tapi risiko ini pun tetap diambil oleh para pengusaha. Ada beberapa alasan yang
mendorong seseorang mau mengambil risiko ini. Motivasi mengambil risiko bisa
didasari keinginan mendapat tingkat keuntungan atau pengembalian yang sepadan
dengan pengorbanan yang dikeluarkannya terlebih dahulu. Ketika seorang pengusaha
melakukan kegiatan yang berisiko dengan motivasi mendapatkan keuntungan, maka
biasanya ia akan mampu mengalkulasi besarnya risiko yang dihadapi tersebut.
Berdasarkan pada kalkulasi tersebutlah, ia akan menetapkan target keuntungan yang
diinginkan.
Sebagai contoh, seorang yang mempunyai uang untuk diinvestasikan, ia dapat
memilih di antara banyak pilihan. Pilihan pertama yang mungkin adalah menyimpannya
di bank dengan mendapatkan bunga sebesar 5 % tiap bulan secara pasti. Pilihan kedua,
ia bisa menginvestasikannya untuk bisnis kuliner dengan potensi keuntungan hingga
300 %. Akan tetapi, di pilihan kedua yang terdapat potensi keuntungan besar ini, ia pun
juga harus menghadapi risiko ketidakpastian dalam hasil keuntungan tersebut.
Selain itu, alasan seorang mau mengambil risiko juga bisa karena faktor kepepet
atau keterpaksaan. Dalam hal ini, seseorang mungkin mengambil risiko karena kondisi
yang menyertainya sudah sangat mendesak. Kondisi yang mendesak ini membuat
seseorang jadi tidak terlalu menghiraukan risiko yang harus dihadapi. Kalau pun ia
memahami risiko yang dihadapi, ia juga tidak memiliki cukup waktu untuk
mengalkulasi besarnya risiko-risiko yang dihadapi tersebut.
Ajaran Islam terdiri dua kaidah ada kaidah ibadah dan ada kaidah muamalah,
dalam hal ibadah jangan kerjakan kecuali ada perintah. Sementara dalam hal muamalah
kaidah dasarnya adalah halal dan diperbolehkan, kecuali jika ada dalil yang melarang,
Hukum asal menetapkan syarat dalam mu’âmalah adalah halal dan diperbolehkan
kecuali ada dalil (yang melarangnya).
Perspektif Islam dalam pengelolaan risiko suatu organsiasi dapat dikaji dari
kisah Yusuf dalam mentakwilkan mimpi sang raja pada masa itu. Kisah mimpi sang
raja termaktub dalam al-Qur’an Surat Yusuf:43 sebagai berikut:
ُ ت ۖ ٰ َيٓأ َ ُّي َها ْٱل َم ََل َ ٰ خَر َيا ِب
ٍ س ٍ َس ْب َع سُ ۢنبُ ٰل
َ ُ ت ُخض ٍْر َوأ َ اف َو َ ان َيأْكُلُ ُه َّن
ٌ س ْب ٌع ِع َج ٍ ت ِس َم َ َوقَا َل ْٱل َم ِلكُ ِإن ِٓى أ َ َر ٰى
ٍ س ْب َع َبقَ ٰ َر
ُّ ى إِن كُنت ُ ْم ل
َِلر ْءيَا ت َ ْعبُ ُرون َ أ َ ْفتُونِى فِى ُر ْء ٰ َي
Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): ’Sesungguhnya aku
bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk di makan oleh tujuh
ekor sapi sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan
tujuh bulir lainnya yang kering.’Hai orang-orang yang terkemuka: ’Terangkanlah
kepadaku tentang ta’bir mimpiku itu jika kamu dapat mena’birkan mimpi.’(QS. Yusuf:
43).
Sedangkan kisah Yusuf mentakwilkan mimpi sang raja dijelaskan dalam al-Qur’an
Surat Yusuf:46-49 sebagai berikut:
ت لَّ َعل ِٓى أ َ ْر ِج ُع ِإلَى
ٍ س ٍ َسبْعِ سُ ۢنبُ ٰل
َ ٰ ت ُخض ٍْر َوأُخ ََر َيا ِب َ اف َو َ ان َيأْكُلُ ُه َّن
ٌ س ْب ٌع ِع َج َ ٱلصدِي ُق أ َ ْفتِنَا فِى
ٍ سب ِْع َبقَ ٰ َر
ٍ ت ِس َم ِ ف أَيُّ َها ُ ُيُوس
َاس لَ َع َّل ُه ْم َي ْعلَ ُمون
ِ َّٱلن
(Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): "Yusuf, hai orang
yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang
gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh
bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada
orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya.
Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana
biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit
untuk kamu makan.
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali
sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.
Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan
(dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur." (QS. Yusuf: 46-49).
Dari kisah yang di gambarkan dalam alqur’an tersebut, bisa fahami bahwa pada
tujuh tahun kedua akan timbul kekeringan yang dahsyat. Ini merupakan suatu risiko
yang menimpa negeri Yusuf tersebut. Namun dengan adanya mimpi sang raja yang
kemudian ditakwilkan oleh Yusuf maka kemudian Yusuf telah melakukan pengukuran
dan pengendalian atas risiko yang akan terjadi pada tujuh tahun kedua tersebut. Hal ini
dilakukan Yusuf dengan cara menyarankan kepada rakyat seluruh negeri untuk
menyimpan sebagian hasil panennya pada panenan tujuh tahun pertama demi
menghadapi paceklik pada tujuh tahun berikutnya. Dengan demikian maka
terhindarlah bahaya kelaparan yang mengancam negeri Yusuf tersebut. Sungguh suatu
pengelolaan risiko yang sempurna. Proses manajemen risiko diterapkan Yusuf melalui
tahapan pemahaman risiko, evaluasi dan pengukuran, dan pengelolaan risiko.
Pada dasarnya Allah SWT mengingatkan manusia atau suatu masyarakat, dimana
ada kalanya dalam situasi tertentu mempunyai aset dan modal yang kuat, namun suatu
saat akan mengalami kesulitan. Hanya saja bagaimana mengatasinya dalam
menghadapi kesulitan maka kita harus menyiapkan untuk perhitungan dan pandangan
yang luas. Secara filsafati, demi melihat kisah Yusuf atas negerinya itu maka sejatinya
manusia itu akan selalu menginginkan suatu kepastian, bukan suatu kemungkinan.
Manusia akan selalu menginginkan kestabilan, bukan fluktuatif. Dan hanya ada satu
dzat yang maha pasti dan maha stabil, yaitu Allah SWT. Ketika manusia berusaha
untuk memperoleh kepastian sejatinya dia sedang menuju Allah SWT. Ketika manusia
berusaha untuk menjaga kestabilan, sesungguhnya dia sedang menuju Allah SWT.
Hanya Allah SWT yang stabil, tetap, abadi dan pasti, mutlak. Oleh karena itu, ketika
manusia berusaha memenuhi segala hal dalam manajemen risiko, mengatur semua hal
yang terkait dengan risiko, sejatinya manusia itu sedang memenuhi panggilan Allah
SWT
Pada ayat lain yang berkenaan dengan penempatkan investasi serta manajemen
risiko dalam pertimbangan yang penting, ialah surat Lukman:34
ِ َ س بِأ
ى ٌ ۢ غدًا ۖ َو َما تَد ِْرى نَ ْف ٌ ع ِة َويُن َِز ُل ْٱلغَيْثَ َويَ ْعلَ ُم َما فِى ْٱْل َ ْر َح ِام ۖ َو َما تَد ِْرى نَ ْف
ُ س َّماذَا ت َ ْكس
َ ِب َ ٱَّلل عِندَ ۥهُ ع ِْل ُم ٱلسَّا
َ َّ إِ َّن
ٌ ۢ علِي ٌم َخ ِب
ير َ َّ ض ت َ ُموتُ ۚ ِإ َّن
َ ٱَّلل ٍ أ َ ْر