Anda di halaman 1dari 11

1

INVESTASI DALAM PANDANGAN AL-QURAN & SUNNAH

Investasi yang berarti menunda pemanfaatan harta yang kita miliki pada saat ini, atau berarti menyimpan,
mengelola dan mengembangkannya merupakan hal yang dianjurkan dalam Al-Quran seperti yang dijelaskan
dalam Al-Quran Surat Yusuf 12: ayat 46-50.

Allah swt berfirman :








) 47(

) 46(
} )49(
) 48(


49 46 :[

Artinya:

12:46. (Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf, dia berseru): Yusuf, hai orang yang amat dipercaya,
terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor
sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku
kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya.

12:47. Yusuf berkata: Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang
kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.

12:48. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu
simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.

12:49. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di
masa itu mereka memeras anggur. (QS Yusuf 12:46-49.)

Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk tidak mengkonsumsi semua kekayaan yang kita miliki pada saat kita
telah mendapatkannya, tetapi hendaknya sebagian kekayaaan yang kita dapatkan itu juga kita tangguhkan
pemanfaatannya untuk keperluan yang lebih penting. Dengan bahasa lain, ayat ini mengajarkan kepada kita
untuk mengelola dan mengembangkan kekayaan demi untuk mempersiapkan masa depan. Masa depan itu bisa
berarti 1, 2, 5, 10 atau 15 tahun ke depan bahkan lebih, termasuk juga masa pensiun atau hari tua.

Secara harfiah mengelola harta itu bisa dilakukan dalam beberapa bentuk, seperti menyimpan di rumah,
menabung/mendepositokan di bank, mengembangkannya melalui bisnis, membelikan property ataupun cara-
cara lain yang halal dan berpotensi besar dapat menghasilkan keuntungan.

Belajar dari kisah Ummu Musa (ibu kandung nabi Musa), ketika diperintahkan oleh Allah swt untuk
menghanyutkan bayinya (Musa) ke sungai Nil, beliau tidak sekedar menghanyutkannya saja sesuai perintah
2

yang terbaca secara tekstual, akan tetapi Ummu Musa juga melakukan monitoring terhadap bayi yang
dihanyutkan di sungai Nil hingga Musa ditemukan oleh istri Firaun dan akhirnya kembali kepada Ummu Musa
dan diberi ASI olehnya, uniknya, Ummi Musa menyusui Musa dengan sepengetahuan dan ijin Firaun, bahkan
dengan anggaran yang dikeluarkan oleh Firaun. Seorang ibu menyusui anaknya sendiri tetapi dibayar oleh
orang lain.

Belajar dari kisah ini, saya berpendapat bahwa dalam memahami, melaksanakan dan menindak lanjuti perintah
Allah swt sebaiknya tidak sekedar dilakukan untuk menggugurkan kewajiban, tetapi benar-benar kita lakukan
dengan sebaik mungkin, termasuk dalam mengelola kekayaan yang telah diamanahkan oleh Allah swt kepada
kita semua.

Selain ayat dari Al-Quran, ada juga satu hadits yang menarik untuk kita telaah terkait dengan tema investasi,
bisnis, pengelolaan & pengembangan kekayaan. Hadits yang saya maksudkan itu adalah sabda Rasulullah aw
yang berbunyi :

(179 /4(


" " :


Dari Amr bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah saw bersabda: Ingatlah, Barangsiapa
menjadi wali anak yatim yang memiliki harta, hendaklah dia menggunakannya berbisnis (keuntungannya)
untuk anak yatim, dan jangan membiarkan harta itu dimakan oleh sedekah (zakat). HR Baihaqi.

Meskipun hadits ini tergolong dlaif, sehingga muncul perbedaan pendapat mengenai kewajiban zakat atas harta
anak yatim yang belum baligh, tetapi pendapat yang kuat menyatakan bahwa anak yatim yang kekayaannya
telah mencapai satu nishab, - mungkin dia dapatkan dari warisan atau lainnya- maka walinya wajib
mengeluarkan zakat atas harta itu.

Adapun pesan hadits yang mengajarkan agar harta anak yatim itu dikembangkan dan digunakan untuk berbisnis,
maka hal itu merupakan sesuatu yang tidak ada perbedaan di dalamnya, tentu saja yang namanya mengelola
uang itu memiliki resiko untung atau rugi, tetapi hadits ini jelas mengajarkan agar kita mengembangkan
kekayaan harta anak yatim dengan berbisnis. Jika harta anak yatim itu diperintahkan untuk kita kembangkan
apalagi harta yang menjadi milik kita sendiri.
3

Pada umumnya investasi merupakan suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan
keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan
mendapatkan keuntungan pada masa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.

Sedangkan dalam hukum Islam istilah investasi disebut mudharabah adalah menyerahkan modal uang kepada
orang yang berniaga sehinga ia mendapatkan prosentase keuntungan.

Investasi sendiri melibatkan dua orang, pertama pihak yang memiliki modal tetapi tidak pandai dalam
melakukan usaha / bisnis, kedua pihak yang tidak mempunyai modal tetapi pandai dalam melakukan usaha /
bisnis. Kontrak investasi dalam Islam dikategorikan sebagai kontrak amanah, yaitu kedua pihak dihukumkan
sebagai rekan bisnis yang saling membantu (pembagian untung dan rugi) berdasarkan modal dari keduanya
atau kita kenal dengan musyarakah. Artinya, tidak ada pihak yang menjadi penjamin atas pihak yang lainnya.

Keputusan Majma Fiqh Al-Islami menyebutkan, Investasi apa pun yang menjadikan pihak pengusaha
(mudharib) memberikan keuntungan dengan kadar tertentu kepada investor, maka hal itu adalah haram. Karena
sifat investasi telah berubah menjadi elemen pinjaman dengan janji keuntungan riba.

Para ulama sepakat bahwa sistem penanaman modal ini diperbolehkan. Dasar hukum dari sistem ini adalah
ijma ulama yang memperbolehkannya. Diriwayatkan juga dari al-Alla bin Abdurahman, dari ayahnya, dari
kakeknya bahwa Utsman bin Affan memberinya uang sebagai modal usaha dan keuntungannya dibagi menjadi
dua.

Menurut para ulama investasi bisa dikatakan sah apabila memenuhi 3 kriteria syarat berikut ini:
1. Pelaku (investor)

Pihak yang dimaksud adalah investor dan pengelola modal. Kedua orang harus dalam keadaan baliqh atau
mumayyiz (sudah dapat membedakan baik/buruk atau najis/suci, mengerti hitungan harga), Al- Aqid (penjual
dan pembeli) haruslah seorang yang merdeka, berakal (tidak gila).

2. Akad perjanjian

Dalam melakukan akad perjanjian kedua belah pihak harus sama sama dalam keadaan sadar dan tidak dalam
pengaruh paksaan. Karena akad adalah hal pokok atau dasar dalam terjadinya bisnis / kerjasama.

3. Obyek transaksi

Objek transaksi sendiri meliputi 3 aspek, yaitu modal, usaha, dan keuntungan.

Modal sendiri harus berupa alat tukar seperti uang, emas, atau perak yang mempunyai kejelasan dalam
nilainya. Modal tidak boleh berupa barang / komoditi, kecuali jika disepakati oleh kedua belah pihak untuk
menetapkan harga barang tersebut dengan uang sehingga nilainya itulah yang menjadikan modal untuk
menjalankan bisnis. Mengapa dilarang menggunakan barang komoditi? Ya, alasannya adalah karena ketidak
jelasan besar kecilnya keuntungan saat pembagian keuntungan. Dan dari ketidak jelasan itulah yang
menimbulkan kecurigaan dan pertikaian.

Usaha pokok dalam penanaman modal adalah dibidang perniagaan atau bidang-bidang terkait lainnya.
Pengelola modal tidak boleh bekerjasama dalam penjualan barang-barang haram berdasarkan kesepakatan para
ulama, seperti jual beli minuman keras, daging babi / anjing, bangkai, darah, jual beli riba, dan atau yang
sejenisnya.

Keuntungan bisnis adalah hak absolut kedua belah pihak. Pembagiannya harus memenuhi syarat-syarat
dengan yang sudah ditetapkan dalam hukum Islam. Pertama, diketahui secara jelas yang ditegaskan saat
transaksi dengan prosentasi tertentu bagi investor dan pengelola modal. Perlu diingat juga bahwa prosentase
bukan dari modal tetapi dari keuntungan yang didapat. Kedua, keuntungan dibagikan dengan prosentase yang
sifatnya merata, seperti setengah, sepertiga, seperempat, dan sejenisnya.

Investasi yang berarti menunda pemanfaatan harta yang kita miliki pada saat ini, atau berarti menyimpan,
mengelola dan mengembangkannya merupakan hal yang dianjurkan dalam Al-Quran seperti yang dijelaskan
dalam Al-Quran Surat Yusuf 12: ayat 46-50.
4

Allah swt berfirman :






) 47(

) 46(
} )49(
) 48(


49 46 :[

Artinya:
12:46. (Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf, dia berseru): Yusuf, hai orang yang amat dipercaya,
terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor
sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku
kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya.

12:47. Yusuf berkata: Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu
tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.

12:48. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu
simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.

12:49. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa
itu mereka memeras anggur. (QS Yusuf 12:46-49.)

Ayat diatas mengajarkan kita untuk tidak menggunakan seluruh harta yang kita miliki setelah mendapatkannya.
Maksud dari tidak menggunakan seluruh harta yang kita miliki adalah kita tidak menggunakan harta tersebut
untuk hal yang tidak bermanfaat, karena akan menjadikan kita sebagai orang yang boros. Allah SWT sendiri
tidak suka dengan sifat pemboros.

Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan. (QS. Al Isro: 26-27).

Nah sahabat edubuku, investasi sendiri merupakan salah satu cara bagi kita untuk menabung. Investasi apapun
bentuknya dalam Islam mewajibkan bahwa kerugian dan keuntungan hendaknya menjadi tanggung jawab dan
hak kedua pihak sesuai dengan akad yang sudah diucapkan.
5

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian merupakan tulang punggung kehidupan masyarakat. Dan islam sangat melarang segala
sesuatu yang dapat merusak kehidupan perekonomian bangsa, seperti riba, gharar dan maysir. Islam juga
melarang umatnya menumpuk uang atau menumpuk kekayaan, karena islam tidak membenarkan
penganutnya memperkaya dan mementingkan diri sendiri demi keuntungan pribadi, memperbudak, dan
memeras si miskin karena perbuatan tersebut akan membuat orang kikir. Islam mendorong pemerataan
pendapatan dan kemakmuran ekonomi dalam masyarakat. Dan diantara solusi islam dalam upaya
pemerataan pendapatan dan kemakmuran ekonomi masyarakat adalah dengan pemberdayaan ekonomi
syariah.
Semakin pesatnya perkembangan bisnis syariah di Indonesia, maka peluang yang dihadapi oleh para pelaku
bisnis syariah dalam mengembangkan sumber daya masyarakat. Perkembangan tersebut ditandai dengan
tumbuh suburnya bisnis syariah di Indonesia. Secara umum dapat dikatakan bahwa syariah menghendaki
kegiatan ekonomi yang halal, baik produk yang menjadi objek, cara perolehannya, maupun cara
penggunaannya. Oleh karena itu kami membahas kajian ayat dan hadits tentang Investasi agar kita
mengetahui cara-cara berinvestasi menurut Al-Quran dan hadits yang benar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian investasi ?
2. Apa saja ayat tentang investasi ?
3. Apa saja hadits tentang investasi ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami pengertian investasi
2. Untuk mengetahui ayat tentang investasi
3. Untuk mengetahui hadits tentang investasi
6

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Investasi
Investasi yang berarti menunda pemanfaatan harta yang kita miliki pada saat ini, atau berarti
menyimpan, mengelola dan mengembangkannya merupakan hal yang dianjurkan dalam Al-Quran.
Secara harfiah mengelola harta itu bisa dilakukan dalam beberapa bentuk, seperti menyimpan di
rumah, menabung atau mendepositokan di bank, mengembangkannya melalui bisnis, membelikan
property ataupun cara-cara lain yang halal dan berpotensi besar dapat menghasilkan keuntungan.
Sebagi muslim yang baik, melaksanakan dan menindak lanjuti perintah Allah swt sebaiknya tidak
sekedar dilakukan untuk menggugurkan kewajiban, tetapi benar-benar kita lakukan dengan sebaik
mungkin, termasuk dalam mengelola kekayaan yang telah diamanahkan oleh Allah swt kepada kita
semua.1[1]

B. Ayat-ayat Tentang Investasi


1. Surat Yusuf 12: ayat 46-49











46. (setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf Dia berseru): "Yusuf, Hai orang yang Amat dipercaya,
Terangkanlah kepada Kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh
ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering
agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya."
47. Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; Maka apa yang
kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.
48. kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang Amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu
simpan untuk menghadapinya (untuk memakan selama tujuh tahun sulit, paceklik), kecuali sedikit dari
(bibit gandum) yang kamu simpan (sebagai bibit).
Tafsir Ayat Surat Yusuf
46. hai

( yusuf, hai orang yang sangat dipercaya,) artinya orang yang sangat jujur





( terangkanlah

kepada kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor
sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar
7

aku kembali kepada orang-orang itu) yaitu raja dan pembantu-pembantunya - ( agar mereka
mengetahui) tawil mimpi itu.
( yusuf berkata:supaya kalian betanam) artinya tanamlah oleh kalian - ( tujuh
47.
tahun lamanya sebagaimana biasa) yakni secara terus menerus ; hal ini merupakan tabir dari pada tujuh
ekor sapi betina yang gemuk-gemuk - ( maka apa yang kalian panen hendaklah kalian
( dibulirnya) supaya jangan rusak - ( kecuali sedikit untuk
biarkan) biarkanlah ia -
kalian makan) maka boleh untuk kalian menumbuknya.
48. ( kemudian sesudah itu akan datang) artinya, sesudah musim-musim yang subur-subur itu
-
(tujuh tahun yang amat sulit) kekeringan dan masa sulit; hal ini merupakan tabir daripada tujuh
ekor sapi betina yang kurus-kurus - ( yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk
menghadapinya) akan memakan semua biji-bijian dan hasil panen yang selama tuju tahun yang subur itu,
( kecuali sedikit dari yang
maksud: kalian memakannya selama tuju tahun paceklik itu
kalian simpan) artinya simpanan yang sedikit itu jadikan sebagai bibit.2[2]
Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk tidak mengkonsumsi semua kekayaan yang kita miliki pada saat
kita telah mendapatkannya, tetapi hendaknya sebagian kekayaaan yang kita dapatkan itu juga kita
tangguhkan pemanfaatannya untuk keperluan yang lebih penting. Dengan bahasa lain, ayat ini
mengajarkan kepada kita untuk mengelola dan mengembangkan kekayaan (berinfestasi) demi untuk
mempersiapkan masa depan.
2. Surat Al-luqman 31 Ayat :34








34. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia-lah yang
menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Dalam Al-Quran surat Lukman : 34 Allah secara tegas menyatakan bahwa tiada seorang-pun yang dapat
mengetahui apa yang akan diperbuat dan diusahakannya, serta peristiwa yang akan terjadi pada esok hari.
Sehingga dengan ajaran tersebut seluruh manusia diperintahkan melakukan investasi (invest sebagai kata
dasar dari investment memiliki arti menanam)3[3] sebagai bekal dunia dan akhirat. Karena pada dasarnya
manusia tidak mengetahui apa yang akan diusahakannya besok atau yang akan diperolehnya, Namun
demikian mereka diwajibkan berusaha.
3. Surah As-shaff 61 ayat: 11



8

(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rosul-Nya dan berjihat dijalan Allah dengan harta dan jiwamu.
Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.
Tafsir Surat As-Shaff ayat 11
11. ( yaitu kalian beriman) artinya, kalian telah beriman -




(kepada Allah dan Rosul-Nya dan berjihat dijalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik
bagi kamu jika kamu mengetahui) bahwasanya hal ini lebih baik bagi kalian, maka kerjakanlah.4[4]

Asbabun Nuzul
Imam Ibnu Abu Hatim telah mengetengahkan sebuah hadits melalui Said ibnu Jubair yang telah
menceritakan, bahwa suatu ayat ini diturunkan, yaitu firma-Nya:
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kalian Aku tunjukan suatu prniagaan yang dapat menyelamatkan
kalian dari azhab yang pedih? (QS,61 Ash shaff:10)
Lalu orang-orang muslim berkata: seandainya kami mengetahui tentang perniagaan itu, niscaya kami akan
memberikan harta benda dan keluarga kami demi untuknya. Maka turunlah ayat ini, yaitu firman Nya:
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rosul-Nya...(QS. As-shaff 61 ayat: 11).5[5]
Dari ayat diatas dapat diketahui bahwasanya, Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk
berjihat dijalan Allah dengan harta dan jiwa mereka. Dengan berinvestasi manusia akan memperoleh
harta untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, berjihat dan menggunakankannya untuk kebaikan orang
banyak serta menciptakan kemaslahatan. Berinvestasi adalah suatu langkah yang sangat berbeda dan baik
sekali guna menggapai rezeki yang telah ditebarkan Allah SWT. sekaligus turut serta dalam proses
mensejahterakan masyarakat.
4. Surat Al-isra ayat: 29




Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu mengulurkanya
secara keterlaluan, karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.

Tafsir surat Al-isra ayat:29


( Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu) artinya,
29.

janganlah kamu menahanya dari berinfak secara keras-keras, artinya pelit sekali- ( dan
janganlah
9

( secara keterlaluan,karena itu


kamu mengulurkanya) dalam membelanjakan hartamu -
kamu menjadi tercela) pengertian tercela ini dialamatkan kepada orang-orang yang pelit-
( dan
menyesal) hatamu habis ludes dan kamu tidak memiliki apa-apa lagi karenanya, pengertian ini
ditunjukkan kepada orang yang terlalu berlebihan didalam membelanjakan hartanya.6[6]
Asbabun Nuzul surat Al-isra:29
Ibnu jarir telah mengetengahkan sebuah hadits melalui adh dhahhak yang telah menceritakan, bahwa ayat ini
diturunkan berkenaan dengan orang-orang miskin yang meminta-minta kepada nabi saw. firman Allah
dan janganlah kamu menjadikan tangan mu...
Said ibnu mansyur telah mengetengahkan sebuah hadits melalui sayar abul hakam yang telah menceritakan,
bahwa Rosulullah telah menerima sejumblah pakaian , sedangkan Rosulullah adalah orang yang sangat
dermawan, maka beliau membagi-bagikan kepada orang lain. Kemudian datanglah sebuah kaum
kepadanya untuk meminta pakaian. Akan tetapi mereka mendapati pakaian yang sudah habis terbagi.
Maka Allah menurunkan firmanya : dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu
dan janganlah kamu terlalu mengulurkanya... (Al-isra:29)
C. Hadits Tentang Investasi


:


,
( " )
" :



925. fadhalah bin ubaid al-Anshari r.a. mengatakan bahwa rosulullah disodori sebuah kalung yang berisi
merjan (permata) dan emas untuk dijual ketika beliau ada di Khabair. Kalung tersebut berasal dari
Ghanimah. Maka Rosulullah memerintahkan untuk mengambil emas yang ada dikalung itu lalu
dipisahkan, kemudian beliau bersabda, emas hendaknya dijual (ditukar) dengan emas dengan berat
yang sama.7[7]
Hadits tersebut menjelaskan tentang berinvestasi dengan ketentuan yang benar yang tidak menimbulkan
kerugian dari pihak yang terlibat didalamnya.
( )




Apabila manusia mati, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara yaitu, Sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat atau anak yang saleh yang mendoakannya. (HR. Muslim)
Hadits tersebut menjelaskann tentang investasi akhirat, yakni investasi Investasi yang mendatangkan
keberuntungan bagi sipenanamnya, yang akan dituai diakhirat nanti. Bersandar kepada hadist riwayat
Muslim tersebut, kiranya investasi akhirat ini perlu dilirik karena menguntungkan bagi orang-orang yang
mengerjakannya dengan ikhlas.8[8]
10

D. Jenis-jenis Investasi
Bisnis Investasi syariah sudah banyak dilakukan oleh setiap orang untuk menginvestasikan kekayaan yang
dimiliki mereka untuk mencapai suatu tujuan yang menguntungkan dengan cara bisnis Investasi syariah.
Investasi ayariah ini merupakan konsep yang sesuai dengan kaidah atau aturan islam, dalam Investasi
islam tidak memperbolehkan para investor menggunakan unsur haram. Ada beberapa jenis dari Investasi
islam, diantaranya : Tabungan dan deposito mudhorobah, asuransi Syariah, tabungan pendidikan,
reksadana syariah, sukuk obligasi, mudhorobah, musyarokah.9[9]
Sedangkan investasi yang tidak disyariatkan oleh Islam yaitu:
1. Maysir (perjudian)
Maysir adalah memperoleh sesuatu dengan mudah tanpa kerja keras atau mendapat keuntungan tanpa
bekerja, oleh itu disebut berjudi.10[10]
2. Gharar
Dalam bahasa arab gharar berarti akibat, bencana, bahaya, resiko. Dalam kontak bisnis berarti melakukan
sesuatu secara membabi buta atau mengambil resiko sendiri tanpa memikirkannkonsekuensinya.11[11]
2. Riba









275. orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali
(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
3. Penipuan (Al-Ghabn)
11

Dari Abdullah bin Umar r.a. bahwa ada seseorang laki-laki mengatakan kepada Nabi Shalallahu alaihi
wasallam bahwa dia telah menipu dalam jual-beli, maka beliau bersabda:

Apabila kamu menjual, maka katakanlah:Tidak ada penipuan. (HR. Bukhari).12[12]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian Investasi yaitu menunda pemanfaatan harta yang kita miliki pada saat ini, atau berarti
menyimpan, mengelola dan mengembangkannya.
2. Ayat-ayat tentang Investasi : Surat Yusuf 12: ayat 46-49, Surat Al-luqman 31 Ayat :34, Surah As-
shaff 61 ayat: 11, Surat Al-isra ayat: 29
3. Hadits-hadits tentang Investasi yaitu riwayat muslim
4. Jenis-jenis Investasi yang dianjurkan yaitu Tabungan dan deposito mudhorobah, asuransi Syariah,
tabungan pendidikan, reksadana syariah, sukuk obligasi, mudhorobah, musyarokah. Sedangkan investasi
yang dilarang yaitu Investasi yang mengandung maysir, ghoror dan penipuan.
B. Saran
Penyusun sangat menyadari bahwa didalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, dan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun menyarankan kepada semua pihak yang membaca
dan membahas makalah ini, agar bisa lebih banyak lagi menambah literature-literatur supaya dapat
menambah pengetahuan kita perhadap Kajian ayat dan hadits tentang Investasi. Yang tentunya masih
banyak referensi-referensi terhadap makalah yang kami tulis ini.

Anda mungkin juga menyukai