Anda di halaman 1dari 7

HUKUM MENIMBUN

BARANG
Dosen Pengampu: Dr. H. Henrizal Hadi, Lc., M.A

Disusun Oleh:
Siti Marfuatim Mutoharoh (12220222741)
PENGERTIAN IHTIKAR
• Ihtikar (menimbun barang) merupakan bahasa Arab yang definisinya secara etimologi
ialah perbuatan menimbun, pengumpulan (barang-barang) atau tempat untuk menimbun.
• Ihtikar adalah membeli barang-barang yang kalau disimpan akan
menimbulkan bencana, seperti makanan, minyak, biji rami, kapas, dan
sebagainya kemudian menyimpannya.
• Istilah ihtikar tersebut merupakan sebuah teori ekonomi Islam yang memiliki
makna dengan model menimbun, artinya membeli barang dalam jumlah yang
banyak kemudian menyimpannya dengan maksud untuk menjualnya dengan
harga tinggi kepada penduduk ketika mereka sangat membutuhkannya.
DASAR HUKUM IHTIKAR
01
‫س ِعي ُد‬ َ ُ‫سلَ َمةَ ب ِْن قَ ْعنَب َح َّدثَنَا سُلَ ْي َمانُ يَ ْعنِي ا ْبنَ بِ ََلل ع َْن يَحْ يَى َوهُ َو ا ْبن‬
َ َ‫س ِعيد قَا َل كَان‬ ْ ‫َّللا ْبنُ َم‬ َ ‫َح َّدثَنَا‬
ِ َّ ‫ع ْب ُد‬
‫اطي فَ ِقي َل َم ْع َم ًرا‬
ِ ‫سلَّ َم َم ْن احْ تَك ََر فَه َُو َخ‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫صلَّى للا‬ ِ َّ ‫ِث أَنَّ َم ْع َم ًرا قَا َل قَا َل َرسُو ُل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫ب يُحَد‬ ِ َّ‫سي‬ َ ‫بْنا ْل ُم‬
َ ‫ِث َه َذا ا ْل َحد‬
‫ِيث كَانَ يَحْ ت َ ِك ُر‬ َ ‫س ِعيدفَ ِإنَّكَ تَحْ ت َ ِك ُر قَا َل‬
ُ ‫س ِعي ٌد ِإنَّ الَّذِي كَانَ يُ َحد‬ َ ‫ِل‬
Artinya: “Abdullah bin Musallama bin qa’nabin menyampaikan kepada kami,bahwa
sulaiman (ibn bilal) telah menyampaikan dari Yahya (anaknya said) berkata bahwa
pernah suatu saat Said bin al-Musayyab menyampaikan bahwa Ma’mara berkata,
bersabda Rasulullah saw.: “Barang siapa yang telah menimbun barang maka ia adalah
orang yang dilaknat”, maka ditanyalah kepada Said bahwa sesunggunya engkau telah
menimbun barang, dijawab Said bahwa hanya Ma’maralah yang telah menyampaikan
berita ini kalau pernah ada orang yang menimbun barang”. (H.R.Muslim)
‫‪02‬‬
‫ع َ‬
‫طاءع َْن َ‬
‫س ِعي ِد‬ ‫ي َح َّدثَنَا حَاتِ ُم ْبنُ إِ ْ‬
‫س َم ِعي َل ع َْن ُم َح َّم ِد ب ِْن ع َ‬
‫َجَْلنَ ع َْن ُم َح َّم ِد ب ِْن ع َْم ِرو ب ِْن َ‬ ‫س ِعي ُد ْبنُ ع َْمرو ْاْل َ ْ‬
‫شعَثِ ُّ‬ ‫َح َّدثَنَا َ‬
‫اَلب َْرا ِهي ُم قَا َل ُمس ِلم و‬
‫اطي قَ َ ِ‬
‫سلَّ َم قَا َل ََل يَحْ ت َ ِك ُر ِإ ََّل َخ ِ‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫صلَّى للاُ َ‬ ‫َّللا ع َْن َرسُو ِل ِ‬
‫للا َ‬ ‫ب ع َْن َم ْع َمر ب ِْن َ‬
‫ع ْب ِد َّ ِ‬ ‫ب ِْن ا ْل ُم َ‬
‫سيَّ ِ‬
‫َّللا ع َْن ع َْم ِرو ب ِْن يَحْ َيى َع ْن ُم َح َّم ِد ب ِْن ع َْمرو ع َْن َ‬
‫س ِعي ِد ب ِْن‬ ‫صحَا ِب َنا ع َْن ع َْم ِرو ب ِْن ع َْون أ َ ْخ َب َر َنا َخا ِل ُد ْبنُ َ‬
‫ع ْب ِد َّ ِ‬ ‫َح َّدث َ ِني َبعْضُ أ َ ْ‬
‫سلَّ َم فَذَ َك َر بِ ِمثْ ِل َحدِي ِ‬
‫ث‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬
‫صلَّى للاُ َ‬ ‫عدِي ب ِْن َك ْعب قَا َل قَا َل َرسُ َّ ِ‬
‫وَلَّلل َ‬ ‫ب ع َْن َم ْع َمر ب ِْن أَبِي َم ْع َمر أ َ َح ِد بَنِي َ‬ ‫ا ْل ُم َ‬
‫سيَّ ِ‬
‫سُلَ ْي َمانَ ب ِْن ِب ََلل ع َْن يَحْ َي ُ‬
‫ى‬

‫‪Artinya: “Said bin “Amru al-Asy’atsy menyampaikan pada kami bahwa Hatim‬‬
‫‪bin Ismail menyampaikan pada kami dari Muhammad bin ajlan dari‬‬
‫‪Muhammad bin “Amru bin “Atha dari Said bin al-Musayyab dari Ma’mar bin‬‬
‫‪ bersabda: “Tidak akan menimbun kecuali orang‬ﷺ ‪“Abdullah dari Rasulullah‬‬
‫‪berbuat dosa”.‬‬
BENTUK PENGHARAMAN HADIS
MENIMBUN BARANG
• Suatu perintah kepada para pedagang untuk tidak coba-coba menimbun barang dengan
tujuan agar harga naik dan baru menjualnya kepada para konsumen, sekalipun Islam
memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk menjual, membeli, dan yang
menjadi keinginan hatinya. Islam menentang keras sifat egois yang mendorong
sementara orang dan ketamakan pribadi untuk menumpuk kekayaan atas biaya orang
lain dan memperkaya pribadi kendati harus menzalimi orang banyak.
• Pendapat pertama dikemukakan oleh ulama syafi’iyah, Hanabilah, Malikiyah, Zaidiyah
dan Zahiriyah. Menurut mereka, melakukan ihtikar hukumnya haram.
• Menurut ulama Malikiyah, ihtikar hukumnya haram dan harus dapat dicegah oleh
pemerintah dengan segala cara, karena perbuatan itu memberikan mudharat yang
besar terhadap kehidupan masyarakat, stabilitas ekonomi masyarakat dan Negara.
• Dalam kasus ikhtikar, yang paling utama dipelihara adalah hak konsumen, karena
menyangkut hak orang banyak, sedangkan hak orang yang melakukan ikhtisar
hanya merupakan hak pribadi.
• Imam al-Kasani, pakar fiqh Hanafi, berpendapat bahwa ihtikar hukumnya haram. Ia
berbeda pendapat dengan pendapat mazhabnya, ia menyatakan bahwa ihtikar
hukumnya haram karena banyak hadis Rasulullah saw.
• Ulama Hanafiyah Menurut mereka, perbuatan ihtikar hukumnya makruh tahrim
(istilah hukum haram dari kalangan ushul fiqh Hanafi yang didasarkan pada dalil
dzanni (relatif).
Thank
you!

Anda mungkin juga menyukai