Anda di halaman 1dari 17

HUKUM DAGANG DI INDONESIA

“Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Dagang”

Dosen pengampu : Eva Mir’atun Niswah S.H.I., M.H

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Eka nur fitriani : 1917301061

Nur Diana Elisa : 1917301065

Bella Permata Yufan : 1917301090

Ngavivatul Mukaromah : 1917301075

Saifulloh Kahfi : 1917301051

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PURWOKERO

2020
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum dagang ialah hukum yang mengatur tingkah laku manusia turut
melakukan perdagangan untuk memperoleh keuntungan, atau hukum yang
mengatur hubungan hukum antara manusia dan badan-badan hukum satu
sama lainnya dalam lapangan perdagangan.
Keberadaan Surat Berharga di dalam dunia bisnis pasti sudah tidak asing
lagi, dalam kekuatannya surat berharga dapat dijadikan sebuah bukti atas
kepemilikan atau merupakan sebuah catatan prestasi bagi yang menerimanya.
Surat Berharga memiliki kekuatan hukum yang dalam keberadaannya diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, seperti cek,wesel aksep dam
promes, serta pada peraturan-peraturan yang sudah disyahkan atas
penerbitannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian surat berharga ?
2. Apa fungsi dan ciri- ciri dari surat berharga ?
3. Bagaimana Dasar hukum dan penggolongan surat berharga ?
4. Apa saja teori-teori dalam surat berharga?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengetian surat berharga
2. Mengetahui fungsi dan ciri ciri dari surat berharga
3. Memahami dasar hukum dan penggolangan surat berharga
4. Memahami teori-teori dalam surat berharga.

1
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SURAT BERHARGA

Hukum surat berharga merupakan salah satu dari ruang lingkup hukum
bisnis yang berkembang dengan cepat di Indonesia. Surat berharga adalah sebuah
dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi
berupa pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat bayar kepada
pihak-pihak yang memegang surat tersebut,baik pihak yang diberikan surat
berharga oleh penerbitnya ataupun pihak ketiga kepada siapa surat berharga
tersebut dialihkan.1

Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi,


sekuritas kredita tau setiap derivatif dan surat berharga atau kepentingan lain atau
suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentukyang lazim diperdagangkan dalam
pasar modal maupun pasar uang. Surat berharga adalah sepucuk surat yang
bernilai uang, serta memberikan hak kepada pemegangnya atas apayang
tercantum di dalamnya. Dan surat berharga ini mudah dan dapat
diperdagangkan. 2

Surat berharga dalam bahasa lain disebut juga sebagai commercialpaper


atau negotiable instrument. Dikatakan surat berharga karena surat tersebut
memiliki harga atau nilai ekonomis tertentu. Dikatakan commercialpaper, karena
surat tersebut memang seringkali tidak hanya dijadikan pengganti uang atau
sebagai alat pembayaran, tapi karena surat-surat tersebut juga dijadikan objek
perdagangan. Dikatakan negotiable instrument karena surat-surat tersebut dapat
diperjual- belikan, tentu saja dengan nilai yang tidak selalusama dengan nilai

1
ZainalAsikin,HukumDagang,Cet.I,(Jakata:RajawaliPers,2013),h.73
2
Sufirman Rahman dan Eddie Rinaldy, , Hukum Surat Berharga Pasar Uang,(Jakarta: Sinar Grafika,
2013) hlm.27
2
yang di sebutkan dalam surat tersebut (NominalValue). Inilah mengapa surat
berharga disebut pula sebagai commercial paper, karena menjadi objek transaksi
commercial di samping sebagai alat pembayaran pengganti uang tunai. 3

Menurut Molengraaff, surat berharga berarti akta-akta atau alat-alat bukti


yang menurut kehendak penerbitnya atau ketentuan undang-undang yang diper
untukkan semata-mata sebagai upaya bukti diri (legistimasi), yang mana akta-
akta tersebut diperlukan untuk menagih. Adapun menurut Ribbius, surat berharga
artinya surat-surat yang pada umumnya harus didalam kepemilikan seseorang
untuk dapat melaksanakan hak yang ada didalamnya. 4 Sehingga dapat
disimpulkan bahwa surat berharga adalah surat yang diadakan oleh seseorang
untuk keperluan pembayaran yang mana surat tersebut dapat digunakan sebagai
alat atau bukti diri untuk menagih satu pembayaran dan untuk melaksanakan
ketentuan yang tertera dalam surat tersebut.

Agus Sardjono juga menyimpulkan pemaparan dari Hoeber dan Davidson


tentang pengertian surat berharga, yaitu surat yang mengandung nilai uang, yang
bersifat mudah dialihkan atau diperjual belikan (negotiable), dan dibuat dengan
maksud untuk menggantikan uang, atau membuktikan bahwa pemegangnya
mempunyai hak untuk mendapatkan pembayaran uang padawaktu tertentu.5

Menurut Hadi Supraptono, Surat berharga adalah surat bukti pembawa hak
yang dapat diperdagangkan (Negotiable/Transferable Paper . Sedangkan menurut
HMN Purwosutjipto adalah Surat Berharga adalah surat bukti tuntutan utang,
pembawa hak dan mudah dapat diperjual belikan. Pengertian ini terdapat unsur-
unsur sebagai berikut: Surat Berharga yaitu, Surat bukti tuntutan utang,
Pembawa hak , Mudah diperjual belikan .

3
AgusSardjono,PengantarHukumDagang,Cet.I,(Jakarta:RajawaliPers,2014),h.133-134
4
FaridaHasyim,HukumDagang,Cet.4,(Jakarta:SinarGrafika,2013),h.233
5
Agus,PengantarHukumDagang,h.135

3
B. FUNGSI DAN CIRI-CIRI SURAT BERHARGA
1. Fungsi Surat Berharga

Dalam Bab 6 dan 7 KUHD, fungsi surat berharga secara umum dibedakan
dalam:

a. Surat sanggup membayar atau janji untuk membayar. Dalam surat


ini, penanda tangan berjanji atau menyanggupi membayar sejumlah
uang kepada pemegang atau orang yang menggantikannya. Termasuk
bentuk ini adalah surat sanggup.
b. Surat perintah membayar. Dalam surat ini penerbit memerintahkan
kepada tertarik untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang
atau penggantinya. Termasuk dalam bentuk surat ini adalah surat
weseldancek.
c. Surat pembebasan uang. Dalam surat ini penerbit memberi perintah
kepada pihak ketiga untuk membayar sejumlah uang kepada
pemegang yang menunjukkan dan menyerahkan surat ini. Termasuk
dalam bentuk ini adalah kwitansi atas rujuk.6
Fungsi dari surat berharga itu sendiri dapat dikelompokkan sebagai:

a. Alat pembayaran, artinya : kemudahan alat pembayaran, aman,


praktis, lancar dan mudah dalam lalu lintas perdagangan. contoh:
cek, bilyetgiro dan wesel bayar(sebagai alat ukur).
b. Sebagai alat pemindahan hak tagih (karena dapat
diperjualbelikan), artinya : siapa yang memiliki Surat Berharga
tersebut dengan mudah memindahkan hak tagih kepada pihak lain.
Hal ini tergantung dengan bentuk klausula yang terdapat pada
Surat Berharga tersebut. Apabila Surat Berharga tersebut
berklausula atas tunjuk, maka dapat dengan mudah memindahkan

6
Zainal,HukumDagang,h.74

4
kepada pihak lain, seperti memindahkan uang tunai. Sedangkan
Surat Berharga atas pengganti peralihannya melalui endosemen.
c. Sebagai Surat Legitimasi (Surat BuktiHak Tagih),artinya
pemegang Surat Berharga berhak atas sejumlah uang tertentu yang
tercantum dalam Surat Berharga itu .

Pemegang Surat Berharga dapat ditafsirkan dua yaitu :


a. Pemegang secara .formil, dia yang dianggap menguasai surat
berharga tersebut mendapatkannya dari Pemegang pertama melalui
peralihan yang sah.
b. Pemegang adalah orang tersebut namanya didalam Surat Berharga,
secara material Pemegang Surat Berharga ini adalah orang yang
sesungguhnya pemilik dan berhak terhadap Surat Berharga tersebut
d. Surat bukti investasi, contoh: obligasi, surat saham.7
e. Alat memindahkan hak tagih artiya : Pemegang dapat
mengalihkan Surat Berharga kepada orang lain

2. Ciri- Ciri Surat Berharga

Menurut Vollmar, iri-ciri surat berharga dapat ditambakan yaitu


sebagai alat bukti diri yang menganut Asas Legitimasi Formal artinya
bukti diri bagi pemegangnya, bahwa dialah yang berhak atas tagihan
yang tersebut didalamnya. Apabila mereka dapat menunjukkan, bukti-
bukti yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam Perjanjian, dan
tujuannya untuk diperdagangkan. Dengan demikian Surat Berharga
adalah sebagai berikut:

1. Surat Berharga mempunyai sifat obyektif


2. Surat Berharga dapat diperdagangkan
3. Surat Berharga merupakan akta dan syarat mutlak
4. Surat Berharga mudah untuk dialihkan

5
5. Surat Berharga menganut Asas Legitimasi Formal.

C. DASAR HUKUM SURAT BERHARGA


1. Dasar Hukum Surat Berharga

Persyaratan umum yang wajib dipenuhi pada suatu surat berharga


sebagai beikut8:

a. Syarat formal
 Menyebutkan nama atau jenis surat berharga secara jelas.
 Memuat atau mengandung persyaratan kesanggupan, janji,
perintah, atau kewajiban yang tidak bersyarat yang isinya
dapat berupa surat-surat perintah membayar, surat hak tagih
keuanganatau kebendaan, alat kredit, dan sebagainya.
 Mencantumkan nama pihak yang wajib/ harus membayar.
 Penetapan nama tempat pembayaran.
 Menyebutkan tanggal dan tempat surat berharga tersebut
diterbitkan atau ditarik.
 Harus ditanda tangani dengan atau tanpa stempel dari penerbit
atau penarik yang sah. Hal ini tergantung kepada subjek atau
siapa yang menerbitkannya, bias individu, badan hukum, atau
yayasan.
b. Syarat materiil
 Adanya perikatan dasar atau sebab-sebab yang sah.
 Merupakan hak tagih untuk mendapatkan pembayaran uang atau
penyerahan kebendaan.
 Dapat dialihkan dengan cara endosemen, chessie, atau peralihan
dari tangan ke tangan.
 Tidak dapat dibatalkan oleh penerbit atau penarik.

8
Djoko Imbawani Atmadjaja. Hukum Dagang Indonesia (Sejarah, Pengertian, Dan
Prinsip-Prinsip Hukum Dagang), (Malang: Setara Press, 2012), h. 107
6
 Tersedianya dana dan bendanya, jika pada saat penguangan atau
penyerahan.

Istilah surat berharga dapat ditemui di dalam Kitab Undang-Undang


Hukum Dagang ( KUHD), pertama di dalam pasal 96 ayat 2 KUHD, dimana
di kemukakan yaitu “ Apabila barang- barang ii erdiri atas uang, emas, perak,
permata, mutiara, manikam, efek-efek, kupon- kupon atau surat –surat lain
jenis itu, yang berharga, maka pengirim diharuskan menyebut harganya dan
berhaklah ia pula menuntut pencatatan harga itu dalam register. Selain itu
terdapat di dalam Pasal 469 KUHD dan juga dapat du temui didalam pasal
197 ayat 8.

Pengaturan surat berharga terbagi menjadi dua yaitu, surat berharga


yang diatur didalam KUHD dan surat berharga yang diatur diluar KUHD.
Surat berharga yang diatur, surat sanggup, promese, serta kuitansi – kuitansi
atas tunjuk.

Sistematika peraturan untuk surat berharga yang diatur dalam KUHD


adalah :

a) Wesel, yang diatur dalam Buku I Titel keenam bagian pertama sampai
dengan bagian kedua belas KUHD.
b) Surat sanggup diatur dalam Buku I Titel keenam dalam bagian tiga
belas KUHD.
c) Cek diatur dalam Buku I Titel ketujuh dalam bagian kesepuluh KUHD
d) Kwitansi – kwitansi atas tunjuk diatur dalam Buku I Titel ketujuh
dalam bagian kesebelas KUHD.

Jadi pengaturan surat berharga itu semua ada di dalam Buku I Titel 6
dan 7 KUHD9.

9
Zainal, Hukum Dagang, hal. 78
7
2. Penggolongan Surat Berharga Menurut KUHP:
a. Surat-surat yang mempunyai sifat kebendaan (zaken rechtelijke
papieren): isi dari perikatan surat adalah bertujuan untuk penyerahan
barang. Misalnya ceel, konosemen / conogssement (Pasal 506 KUHD).
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 506 Bill of lading
atau konosemen : adalah sepucuk surat yang ditanggali, dimana
pengangkut menyatakan, bahwa ia telah menerima barang-barang
tertentu untuk diangkutnya kesuatu tempat tujuan yang ditunjuk dan
disana menyerahkan kepada orang yang ditunjuk beserta janji-janji apa
penyerahan akan terjadi.
b. Surat-surat tanda keanggotaan (limaatschaps papieren) : saham-saham
dari Perseroan Terbatas atau persekutuan lainnya.
c. Surat-surat tagih hutang (schulvorderings papieren):
 Surat kesanggupan membayar yaitu janji untuk membayar
(betalingsbelofte), misalnya : surat sanggup dan promes atas tunjuk, surat
berharga komersial.
 Surat perintah untuk membayar (betalingsdracht) misalnya : wesel
dan cek.
 Surat pembebasan (kwijting) adalah : tanda bukti bahwa seseorang
telah melaksanakan kewajiban terhadap orang lain, misalnya pelunasan
pembayaran dengan kwitansi atas tunjuk (Pasal 229 f KUHD).
Dasar hukum surat berharga juga berbeda untuk setiap jenisnya
yang berikutnya akan dijelaskan dalam tiap jenis golongan surat
berharga.

1) Surat-surat berharga diatur dalam Kitab UndangUndang


Hukum Dagang
 Surat Wesel, urat yang memuat kata wesel didalamnya, ditanggali
dan ditandatangani disuatu tempat, penerbit memberi perintah
tanpa syarat kepada tersangkut untuk pada hari bayar membayar

8
sejumlah uang kepada orang (penerima) yang ditunjuk oleh
penerbit atau penggantinya disuatu tempat tertentu.
Personal surat wesel yaitu:

1) Penerbitan (trakker), yaitu : orang yang


membuat/menerbitkan/mengeluarkan Surat Wesel.
2) Tersangkut (betrokkene), yaitu: orang yang mendapat perintah dari
Penerbit untuk membayar sejumlah uang pada hari bayar kepada
Penerima;
3) Penerima (nemer), yaitu orang yang ditunjuk oleh Penerbit untuk
menerima sejumlah uang sebagai disebut dalam Surat Wesel pada hari
bayar;
4) Pemegang (houder) adalah orang yang memperoleh Surat Wesel dari
Penerima atau Pemegang lainnya.
5) Andosan (endossant) ialah kedudukan Penerima atau Pemegang, yang
menyerahkan Surat Wesel kepada orang lain, sedangkan orang lain
yang menerima penyerahan Surat Wesel itu disebut Pemegang.
Menurut Pasal 100 KUHD: Wesel (bill of exchange, money order)
adalah surat piutang yang dapat dipindah-pindahkan atau bentuk surat
tertentu yang isinya ditetapkan oleh undang-undang : menunjuk
seseorang untuk membayar sejumlah uang tertentu, pada hari tertentu,
pada hari tanggal tertentu, pembayaran kepada seseorang/via badan/bank,
tempat pembayaran, tandatangan penarik dan nama yang kena tarik.

Wesel dapat dipindahkan dengan membuat endosemen (keterangan


pemindahan hak) yang tercantum pada belah belakang Wesel. Wesel (bill
of exchange, money order) adalah surat piutang yang dapat dipindah-
pindahkan atau bentuk surat tertentu yang isinya ditetapkan oleh undang-
undang: menunjuk seseorang untuk membayar sejumlah uang tertentu,
pada hari tertentu, pada hari tanggal tertentu, pembayaran kepada

9
seseorang/via badan/bank, tempat pembayaran, tandatangan penarik dan
nama yang kena tarik.

 Surat Cek , Surat Berharga yang memuat kata cek. Penerbitnya


memerintahkan pada bank tertentu untuk membayar sejumlah uang
kepada orang yang disebut cek, penggantinya atau pembawa pada saat
diunjukkan. Surat Cek diatur dalam pasal 178 s/d pasal 229 d KUHD,
surat Cek adalah: Surat Berharga yang memuat kata Cek menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 178. 10
Syarat – Syarat Cek ( pasal 178 – 229 KUHD)

1) Nama Cek, dimuatkan dalam teksnya sendiri dan diistilahkan dalam


bahasa Cek itu ditulisnya.
2) Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
3) Nama orang yang harus membayarnya (tertarik).
4) Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan.
5) Tanggal dan tempat Cek ditariknya.
6) Tandatangan orang yang mengeluarkan Cek ini (penarik). Penerbitnya
memerintahkan pada bank tertentu untuk membayar sejumlah uang
kepada orang yang disebut Cek, penggantinya atau pembawa pada saat
diunjukkan
 Surat Sanggup/ Promes, surat berharga yang memuat kata aksep atau
promes, penerbit menyanggupi untuk membayar sejumlah uang kepada
orang yang namanya disebut dalam cek, penggantinya atau pembawanya
pada hari bayar Promes atas tunjuk atau promes atas pembawa : surat
berharga yang ditanggali dimana penandatanganannya sendiri berjanji
akan membayar sejumlah uang yang ditentukan didalamnya kepada
tertunjuk, pada waktu diperlihatkan pada suatu tertentu.Dasar hukum
surat sanggup diatur dalam pasal 174-177 KUHD Dagang.
Syarat- syarat surat sanggup yaitu;

10
Cendawati, Cara Praktis Mengenal Hukum Surat Berharga, Jakarta: Putra Penuntun Palembang,
2011, hal 9.
10
Penyebutan surat sanggup dimuatkan dalam teksnya sendiri,
Kesanggupan tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu,
Penetapan hari bayarnya, Penetapan tempat dimana pembayaran
dilakukan, Nama orang yang dimana pembayaan dilakukan, Tanggal dan
tempat surat sanggup, dan Tanda tangan orang yang mengeluarkan surat
sanggup itu 11
 Konosemen, Surat berharga yang memuat kata konosemen atau bill of
lading, yang merupakan tanda bukti penerima barang dari pengirim,
ditandatangani oleh pengangkut dan yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk menuntut penyerahan barang-barang yang disebut
dalam konosemen itu
Konosemen (Pasal 506 s/d Pasal 517a KUHD): Surat Berharga
yang memuat kata Konosemen atau bill of lading, yang merupakan tanda
bukti penerima barang dari pengirim, ditandatangani oleh pengangkut
dan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menuntut
penyerahan barangbarang yang disebut dalam Konosemen itu. Demikian
makna dari Konosemen atau surat muatan kapal (bill of lading) diartikan
sebagai Konosemen diatur dalam Pasal 506 KUHD.
Fungsi Pokok Bill of Lading adalah :

a. Bukti tanda penerimaan barang ,yaitu barang - barang yang diterima oleh
pengangkut (carrier) dari shipper (pengirim barang atau eksportir) kesuatu
tempat tujuan dan selanjutnya menyerahkan barang - barang tersebut kepada
pihak penerima (consignee atau importer).
b. Bukti pemilikan atas barang (document of title) yang menyatakan bahwa
orang yang memegang B/L merupakan pemilik dari barang - barang yang
tercantum pada B/L.
c. Bukti perjanjian pengangkutan dan penyerhaan barang antara pihak
pengangkut dengan penerima.

11
Muhammad Tahrizul Amin, Hukum Surat- Surat Berharga, ( diakses di
https://www.academia.edu/31428000/MAKALAH_HUKUM_SURAT_SURAT_BERHARGA, Pada 24
Oktober 2020, pukul 12.30), hal 12.
11
 Surat Saham, urat berharga yang mencantumkan kata saham didalamnya,
sebagai tanda bukti kepemilikan sebagian dari modal perseroan. Saham
memiliki sifat kepemilikan atas nama, tentu bisa dengan mudah
dipindahtangankan atau diperjualbelikan. Untuk mudah proses jual beli maka
pemerintah mendirikan sebuah pasar atau bursa modal bernama Bursa Efek
Indonesia (BEI), yang sebelumnya bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Syaratnya perusahaan pemilik atau penerbit saham harus mencatatkan diri di
BEI atau menjadi Emiten. Sedangkan penerbit saham yang telah menjadi
Emiten BEI, nama perusahaan ditambah dengan kata Terbuka dibelakangkan
disingkat TbkSurat Saham diatur dalam Pasal 40-43 KUHD.
 Delivery order, berdasarkan pasal 510 ayat 2 KUHD yaitu surat-surat yang
oleh pemegang Konosemen telah diberikan kepada orang ketiga untuk
dipakai menerima sebagian dari pada barang-barang yang tersebut dalam
Konosemen, tidak memberikan hak tersendiri kepada para pemegangnya
untuk menuntut penyerahan barang-barangnya dari sipengangkut.
Surat ini hanya mempunyai ikatan hukum dengan pemegang
Konosemen yang memberi delivery order itu. Dengan pernyataan ini, maka
pemegang Delivery order tidak mempunyai hak menuntut penyerahan barang
pada pengangkut Surat Berharga yang mencantumkan kata Delivery order
(d/o) didalamnya dan merupakan surat perintah dari Pemegang Konosemen
kepada Pengangkut agar kepada Pemegang d/o diserahkan barang-barang
sebagai yang disebut dalam d/o, yang diambil dari Konosemennya.
2) Surat Berharga diluar KUHD
1. Bilyet Giro, Bilyet giro adalah surat perintah tak bersyarat dari nasabah
yang telah dibakukan bentuknya kepada bank penyimpan dana untuk
memindahkan sejumlah dana dari rekening giro yang bersangkutan
kepada pihak penerima yang disebutkan namanya, kepada bank yang
sama atau kepada bank lainnya.
2. Travels Cheque/ Cek Perjalanan, rat yang berharga dikeluarkan oleh
sebuah bank, yang mengandung sebuah nilai , dimana bank penerbit

12
sanggup membayar sejumlah uang sebesar nilai nominalnya kepada
orang yang tanda tangannya tertera pada cek perjalanan itu.
3. Credit Card, kartu plastik yang dikeluarkan oleh issuer yaitu bank atau
lembaga keuangan lainnya, yang fungsinya adalah sebagai pengganti
uang tunai.
4. MCO, suatu dokumen yang dikeluarkan oleh masing - masing maskapai
penerbangan yang beroperasi secara internasional, sebagai alat perintah
membayar, untuk mengisi kembali ticket, balance pembayaran, dan lain -
lain. Tujuan mengeluarkan MCO tersebut adalah untuk penukaran,
pemberian service kepada orang yang memanfaatkan pesawat udara dan
merupakan pengamanan keuangan orang perorangan / group yang
menggunakan fasilitas angkatan udara itu.

D. TEORI- TEORI SURAT BERHARGA


1. Teori Kreasi creatie theorie), Yang menjadi dasar hukum untuk
mengikatnya Surat Berharga antara penerbit dan pemegang adalah
perbuatan menandatangani Surat Berharga. Dengan perbuatan
penandatanganan inilah yang menciptakan perikatan antara Penerbit
dan Pemegang, penerbit bertanggung jawab membayar kepada
Pemegan
2. Teori Kepantasan (redelijk heids theorie), Penerbit Surat Berharga
terikat dan hrs membayar SB kpd siapapun pemegangnya.Tp jika
pemegang SB tergolong “tdk pantas” maka penerbit tdk terikat utk
membayarnya.
3. Teori Perjanjian (Overeenkomst Theorie), yang menjadi dasar
mengikatnya Surat Berharga antara penerbit dan pemegang adalah
”suatu perjanjian” yang merupakan perbuatan hukum antara dua pihak.
Pihak penerbit yang menandatangani dan pihak pemegang pertama
yang menerima Surat Berharga itu. Jika pemegang pertama
memperalihkan surat itu kepada pemegang berikutnya maka penerbit
tetap terikat didalam perjanjian. Pemindahtanganan Surat Berharga

13
itupun didasarkan pada isi perjanjian yang tersurat dalam teks Surat
Berharga tersebut.
4. Teori Penunjukkan (vertoings theorie), yang menjadi dasar
mengikatnya Surat Berharga antara Penerbit dan Pemegang adalah
perbuatan menunjukkan surat itu kepada debitur.

14
PENUTUP

Kesimpulan

Secara hukum surat berharga merupakan sebuah dokumen yang


diterbitkan oleh penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa
pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat bayar yang di
dalamnya berisikan suatu perintah untuk membayar kepada pihak-pihak
yang memegang surat tersebut
Surat berharga sering digunakan sebagai alat bayar dalam transaksi
perdagangan modern, khususnya di kalangan para pengusaha. Banyak
pengusaha yang menggunakan surat berharga sebagai alat bayar transaksi
perdagangan karena dianggap lebih aman, praktis, dan memiliki gengsi
(prestige) tersendiri.
Selain untuk mempermudah kegiatan transaksi, fungsi utama dari sebuah
surat berharga adalah sebagai surat legitimasi karena surat berharga tersebut
adalah panduan bagi si pemegang surat yang dianggap sebagai pihak yang
dapat melakukan atau memiliki hak tertentu.

15
DAFTAR PUSTAKA

Cendawati, 2011.Cara Praktis Mengenal Hukum Surat Berharga, Jakarta: Putra


Penuntun Palembang,.

Muhammad Tahrizul Amin, Hukum Surat- Surat Berharga, ( diakses di


https://www.academia.edu/31428000/MAKALAH_HUKUM_SURAT_SURAT_
BERHARGA, Pada 24 Oktober 2020, pukul 12.30),

Dunia Hukum, Jenis- Jenis Surat Berharga dalam KUHD,(di akses di


https://www.hukum96.com/2020/03/jenis-jenis-surat-berharga-dalam-kuhd.html,
pada 24 Oktober 2020, pukul 13.00)

Imbawani Djoko,2010. Hukum Dagang Indonesia (Sejarah, Pengertiaan, dan


Prinsip prinsip Hukkum Dagang).Malang :Setara Press.

Sardjono, Agus. 2014.Pengantar Hukum Dagang.Jakarta : Rajawali Press.

Hasyim, Farida. 2013. Hukum Dagang. Jakarta : Sinar Grafika.

Asikin, Zainal. 2013.Hukum Dagang.Jakarta : Rajawali Perss

Rahman, Sufirman dan Rinaldy Eddie. 2013. Hukum Surat Dagang Pasar Uang.
Jakarta : Sinar Grafika.

16

Anda mungkin juga menyukai