NIM : H1081181047
Mata Kuliah : Dinamika Arus
1. Gambar :
Bouyancy yaitu terjadinya daya apung karena perbedaan densitas dua massa air. Air
memiliki sifat konservatif atau sulit tercampur, maka air yang bertekanan lebih rendah akan
berada di air yang bertekanan lebih tinggi.
Akibat topografi perairan di lemukutan, keadaan muka air di siang hari, daerah yang
dangkal akan cepat terjadi perubahan suhu menjadi lebih panas karena pengaruh matahari,
sehingga suhunya berbeda dengan daerah laut yg lebih dalam. Akibat perbedaan suhu yang
signifikan menyebabkan perbedaan densitas.
Arus densitas akibat distribusi horizontal dari difusivitas vertical. Pada muara sungai
dalam kedaan normal, arus mengalir dari sungai menuju laut dengan kecepatan yang lebih
kecil saat mengenai shield. Sedangkan pada kondisi pasang di laut, air suhu debit akan
mengalir di perbukaan dari suhu kelaut dan arus dari laut menuju ke sungai berada di dasar
laut. Hal ini mengakibatkan terjadinya mixing, bahkan jika arus atas dan bawah sama
besarnya maka air bisa tercampur sempurna. Jika dalam kondisi surut, artinya air laut lebih
rendah daripada sungai maka air akan mengalir dari sungai ke laut.
Di bagian laut yang dangkal akan memiliki suhu yang lebih dingin dibanding dengan
laut yang dalam, maka permukaan lautnya dibagian yang dalam lebih tinggi dibanding
dengan yang dangkal. Di Ekuator, maka akan terbentuk arus gradien yang berada di bawah.
Sedangkan di BBU, arusnya akan dibelokkan sebelah kanan.
Pada musim dingin di BBU, daratan jauh lebih dingin dibanding lautan. Daerah yang
dekat daratan suhu dan salinitasnya lebih rendah dibanding laut terbuka. Proses cabelling
yaitu ketika daerah yang memiliki suhu dan salinitas yang jauh berbeda kemudian ketika ada
proses pencampuran maka akan terbentuk massa air baru hingga timbul tekanan dan
timbullah arus. Karena pergerakan arus maka air tersebut akan bertemu dan timbul front
(pertemuan massa air). Proses ini menyebabkan konvergensi atau penumpukkan massa air ke
tengah dan membantu dalam proses downwelling.
Pada musim dingin, daratan lebih dingin dibanding laut. Muka air lebih rendah
dibanding laut dan juga akibat adanya pendinginan, maka air akan dating dari lepas pantai
menuju pantai dan bergerak turun ke bawah yang dinamakan downwelling. Sedangkan di
musim panas, daerah daratan lebih cepat panas, maka permukaan dekat pantai lebih cepat
panas hingga air mengalir dari pantai menuju lepas pantai dan mengakibatkan upwelling.
Tampak atas laut yang ditutupi daratan, arusnya berputar. Pada musim panas, yang
lebih cepat panas yaitu didekat daratan dan massa jenis juga akan lebih rendah. Karena muka
air yang tengah massa jenisnya lebih tinggi maka membentuk slope dan memunculkan arus.
Arus geostropik di BBU maka akan dibelokkan sebelah kanan. Jadi jika dilihat di gambar,
sisi sebelah kanan akan menjauhi kita dan di sisi kiri akan mendekati kita.
Pada saat musim dingin di estuari terdapat suplai air tawar. Air laut akan masuk lewat
bawah, karena di bagian permukaan mengalir air sungai dengan densitas yang lebih rendah.
Berbeda dengan yang di pantai.
Arus Turbiditas
Beberapa arus kepadatan terjadi karena mengandung jumlah sedimen tersuspensi
yang lebih tinggi daripada air di sekitarnya, karena akumulasi sedimen di rak benua menjadi
tidak stabil akibat tanah longsor atau gempa bumi di bawah air. Campuran air dan sedimen
jatuh ke lereng benua dan mengendap sebagai lapisan di laut dalam. Dinamika arus turbiditas
mirip dengan arus luapan yang dipengaruhi oleh hambatan bawah, dapat memasuki perairan
sekitar, dan arus kekeruhan yang lebih besar dapat dipengaruhi oleh gaya Coriolis.
Sedimen cenderung mengendap di dasar laut saat air yang padat mengalir. Proses ini
menyebabkan arus turbiditas kehilangan beberapa perbedaan densitas yang mendorong
alirannya. Saat kecepatan arus menurun, sedimen tambahan jatuh dari suspensi dan
mengendap di dasar laut. Arus seringkali terdiri dari sedimen dengan berbagai jenis dan
ukuran yang memiliki kecepatan pengendapan yang berbeda. Partikel yang lebih besar sering
kali keluar dari suspensi terlebih dahulu dan mengendap di dasar laut, sedangkan partikel
yang lebih kecil akan tetap tersuspensi untuk jarak yang lebih jauh. Arus turbiditas yang lebih
cepat, bagaimanapun, umumnya akan memiliki kecepatan pusaran turbulen internal yang
lebih tinggi. Akibatnya, arus yang lebih cepat akan cenderung menahan sedimen dengan
kecepatan pengendapan yang lebih tinggi.
3. Video
Terdapat dua massa air yang berbeda suhu dan salinitas sehingga densitasnya juga
berbeda, maka terjadilah proses distribusi densitas dan adanya pergerakan massa air. Terlihat
dari video tersebut, bahwa air yang berwarna merah cenderung bergerak ke lapisan atas
membuktikan bahwa densitas air warna merah lebih kecil daripada densitas air warna biru.
Dari ini, maka terbentuklah front atau pertemuan massa air karen air bersifat konservatif atau
sulit tercampur.