Menciptakan siklus
perputaran udara
(Convection cell)
Sketsa pembalikan sirkulasi temohalin, diadaptasi dari
Wyrtki (1961) dengan mengikutsertakan laut dangkal
Pertama: Karena interaksi laut-atmosfer di wilayah laut
dalam, umumnya dingin di musim dingin, air di permukaan ankan
meningkat densitasnya (kehilangan buoyancy). Interaksi luat-
atmosfir (pendinginan, penguapan, dan presipitasi) telah
mengubah arus permukaan hangat yang mengalir dari tropis ke
wilayah laut dalam. Penurunan yang dihasilkan dan bahkan
pembalikan stabilitas statis dari stratifikasi densitas di wilayah
sumber akan mendorong pencampuran konveksi local. Di daerah-
daerah dalam, terbentuk massa air yang tebal dan homogen,
sementara di daerah-daerah di laut dangkal, seluruh kolom air
dihomogenisasi.
Kedua: Massa air homogen berdensitas tinggi yang baru
terbentuk turun atau bertumbuk ke dalam laut abisal di wilayah
dengan gerak menurun rata-rata, di mana massa air dingin
kehilangan paeluang kontang langsung dengan atmosfer. Daerah
subduksi belum tentu wilayah di mana pencampuran konvektif dan
pembentukan massa air terjadi.
Ketiga: Setelah itu air menyebar secara horizontal dari daerah
subduksinya. Properti hidrografi dari massa air abyssal ini (suhu,
salinitas, dan pelacak buatan manusia) adalah karakteristik untuk
wilayah terbut dan proses pembentukannya. Air tersebut dapat
ditelusuri di sepanjang jalurnya bersamaan dengan percampuran
dengan air di sekitarnya dan peluruhan biogeokimia. Penyesuaian
densitas abisal dilakukan agar arus dalam dapat dideskripsikan
dengan yang disebut kesetimbangan geostrofik. Struktur spasial
dari penyesuaian geostrofik ini bergantung pada lokasi di mana
gerak vertical terjadi, apakah itu subduksi atau upwelling.
Keempat: Di beberapa wilayah upwelling dapat memicu
turbulent mixing, akibat percampuran dengan laut dangkal, suhu,
salinitas, dan densitas.
Kelima: Air yang terangkat kembali ke wilayah di mana
percampuran konvektif laut dalam terjadi. Arus balik ini belum
tentu sebuah hubungan langsung yang dijelaskan oleh skema
conveyor belt pada gambar 1.2, dan terjadi pada skala besar atau
bahkan seluruhnya pada lapisan permukaan yang dipengaruhi
angina.
Great Conveyor Belt
MASSA AIR LAUT DALAM
Dingin
Statis
Gelap
Tidak ada produktivitas
Jarang ada kehidupan
Tekanan sangat tinggi
Kecepatan rata2 arus laut dalam ~10-20 km per tahun 6-12 mil
per tahun
IDENTIFIKASI MASSA AIR LAUT
DALAM
Massa air laut dalam
diidentifikasi dengan
mengukur suhu dan
salinitas, dimana densitas
dapat ditentukan
T-S diagram
Karakteristik di permukaan
MASSA AIR DI BAWAH PERMUKAAN
SAMUDERA ATLANTIK
AABW Antartic Bottom Water
AADW Antartic Deep Water
AAIW Antartic Intermediate Water
CoW Common Water
ECW Equatorial Control Water
MIW Mediteranian Intermediate water
NABW North Atlantic Bottom Water
NACW North Atlantic Central Water
NADW North Atlantic Deep Water
NPCW North Pacific Central Water
NPIW North Pacific Intermediate Water
PSW Pacific Subartctic Water
RSIW Red Sea Intermediate Water
SACW South Atlantic Central Water
SICW South Atlantic Intermediate Water
SPCW South Pacific Intermediate Water
Sirkulasi di Laut Mideteranian
Suhu pada kedalaman 1.000 meter
Salinitas pada kedalaman 1.000 meter
DIAGRAM SUHU-SALINITAS
Menggabungkan karakteristik
suhu dan salinitas
Membantu menentukan
massa air yang berbeda
Dengan diagnostik T-S
Tren perubahan densitas
terhadap kedalaman
Mungkin stabil atau tidak stabil
DIAGRAM SUHU-SALINITAS