Anda di halaman 1dari 14

Analisis Frasa Endosentris Dan Eksosentris Pada Novel Supernova Akar

Karya Dewi Lestari

Rati SisniAyu Lestari

Tessa Dwi Leoni

Siti Habibah

Email: Ayuais11@gmail.com

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Kata Kunci :FrasaEndosentris, FrasaEksosentris


Frasa dalam bahasa Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu frasa
endosentris dan frasa eksosentris. Frasa endosentris merupakan frasa yang
mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsur-unsur nya
maupun salah satu unsurnya, sedangkan frasa eksosentris ialah frasa yang tidak
mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya.
Tujuan penelitian harus jelas agar penelitian tersebut tepat sasaran.
Adapun tujuan penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan penggunaan frasa
endosentris dan frasa eksosentris dalamNovel Supernova Akar karya Dewi
Lestari.
Dalam penelitian ini objek yang diteliti adalah novel Supernova Akar
karya Dewi Lestari edisi kedua dengan tebal 256 halaman, terbitan Bentang
Yogyakarta. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
karena metode ini dilakukan tidak menggunakan angka-angka sebagai acuan,
dengan teknik pengumpulan data, yaitu interview dan catatan lapangan. Dalam
penelitian ini,peneliti menggunakan teknik pustaka, baca, dan teknik catat. Teknik
pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber sumber tertulis untuk
memperoleh data. Sumber tertulis yang dimaksudkan disini adalah teks dalam
novel Supernova Akar karya Dewi Lestari.
Berdasarkan pembahasan frasa endosentris dan frasa eksosentris dalam
novel Supernova Akar karya Dewi Lestari dapat disimpulkan bahwa pada novel
tersebut terdapat penggunaan frasa endosentris dan frasa eksosentris pada
beberapa paragraf.

1
PENDAHULUAN

Dalam dunia kebahasaan kita mempelajari beberapa macam ilmu

yang sangat penting. Dari beberapa cabang ilmu tersebut kita mengenal dengan

salah satu cabang ilmu kebahasaan yang disebut sintaksis.Manaf(2009:3)

menungkapkan sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur

internal kalimat. Struktur internal kalimat yang dibahas adalah frasa, klausa,

dan kalimat.

Salah satu kajian sintaksis yaitu kalimat yang merupakan alat interaksi dan

kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan, didefinisikan sebagai

susunan kata-kata yang teratur yang berisi pikiran yang lengkap. Sedangkan

dalam kaitannya dengan satuan-satuan sintaksis yang lebih kecil (kata, frasa, dan

klausa), kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang

biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta

disertai dengan intonasi final.

Sintaksis adalalah salah satu tataran (level) dalam gramatika (tata bahasa)

yang mempersoalkan hubungan antara kata dengan satuan-satuan yang lebih

besar, membentuk suatu konstruksi yang disebut kalimat. Sintaksis dapat

dideskripsikan atas konstruksi satuan-satuannya. Dengan perkataan lain, satuan

sintaksis itu disusun oleh satuan-satuan yang lebih kecil. Unsur bahasa yang

termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frasa,klausa, dan kalimat. Dan salah

satunya yang akan dibahas dalam makalah ini adalah frasa.

2
Frasa dalam bahasa Indonesia dibedakan menjadi dua, yaitu frasa endosentris

dan frasa eksosentris. Frasa endosentris merupakan frasa yang mempunyai

distribusi yang samadengan unsurnya, baik semua unsur-unsurnya maupun salah

satu unsurnya (Emzir, 2012:101), sedangkan frasa eksosentris ialah frasa yang

tidak mempunyai distribusi yangsama dengan semua unsurnya (Finoza,

2009:95). Penulis ini membahas frasa endosentris, frasa eksosentris dan jenis-

jenisnya, pengertian dari jenis-jenis frasa tersebut.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengkaji frasa

maka dibutuhkan analisa yang tajam dan akurat dalam membedakan pembagian

jenis frasa pada suatu klausa, kalimat, paragraf, ataupun di dalam sebuah

bacaan.Menurut Finoza (2008:94) frasa tidak boleh mengandung predikat dan

belum membentuk klausa atau kalimat. Membentuk frasa tidaklah dilakukan

dengan asal menyandingkan sederet kata yang tidak menghasilkan kesatuan

makna, melainkan harus yang membentuk makna baru. Dalam hal ini

prosespembentukan frasa sama dengan pembentukan kata majemuk, tetapi jumlah

kata pembentuk frasa bisa jauh lebih banyak dari kata mejemuk.

Peneliti tertarik untuk menganalisis novel supernova “Akar” karya Dewi

Lestarikarena isi novelnya yang bersifat fiksi ilmiah, yaitu sebuah karya yang

membahas tentang sains dan teknologi yang diimajinasikan terhadap masyarakat

namun tetap berkesan masuk akal atau logis. Selain itu penggunaan diksi di dalam

novel supernova Akar banyak menyisipkan isitilah-istilah asing serta mengandung

frasa endosentris dan frasa eksosentris yang menjadi penguat dalam setiap kata

yang disampaikan oleh pengarang. Semua novel karya Dewi Lestaritelah menjadi

3
inspirasi bagi setiap orang yang membacanya.Pada novel supernova dengan judul

Akar banyak menggunakan beberapa jenis majas seperti perbandingan,

pertentangan, penegasan, dan sindiran yag dirangkum menjadi satu kesatuan yang

indah dan berkesan bagi siapa saja yang membacanya. Kosa kata yang tersurat di

dalam novel ini menunjukkan ilustrasi yang sesuai dengan suasana yang ingin

dibangun sehingga membuat pembaca merasa berada di dalam cerita tersebut.

Untuk itulah peneliti sangat tertarik menganalisa kaedah kebahasaan khususnya

pada frasa endosentris dan frasa eksosentris yang merupakan satuan dari

terbentuknya sebuah kalimat.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moleongdalam

Arikunto (2010:191) Penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata

lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati

sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau

bendanya. Metode adalah cara yang tersusun dan teratur, untuk mencapai tujuan,

khususnya dalam hal ilmu pengetahuan (Arikunto,2010:192).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif.

Menurut Arikunto (2010:192) pendekatan deskriptif dapat diartikan sebagai

prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan

subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada

saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

4
Pada penelitian ini peneliti akan mengungkap fakta-fakta dengan cara

menampilkan kata-kata tertulis dan menggambarkan atau mendeskripsikanfrasa

endosentris dan frasa eksosentris dalam novel supernova Akar karya Dewi

Lestaridengan apa adanya.

HASIL

1.1 TABEL DATA FRASA ENDOSENTRIS

1.1.1 Frasa Endosentris Koordinatif

NO KUTIPAN LARIK HAL FRASA ENDOSENTRIS


FRASA FRASA FRASA
KOORDNATIF ATRIBUTIF APOSITIF
1 Gio menutup telepon. 11 Duduk Dan
Duduk dan diam. Diam

1.1.2 Frasa Endosentris Atributif

NO KUTIPAN LARIK HAL FRASA ENDOSENTRIS


FRASA FRASA FRASA
KOORDNATIF ATRIBUTIF APOSITIF
1 Chica, minuman 2 batok kelapa
rakyat dari fermentasi
jagung, dibagikan
cuma-cuma dalam
batok kelapa.

5
1.1.3 Frasa Endosentris Apositif

NO KUTIPAN LARIK HAL FRASA ENDOSENTRIS


FRASA FRASA FRASA
KOORDNATIF ATRIBUTIF APOSITIF
1 Chica, minuman 2 Chica, minuman
rakyat dari fermentasi rakyat dari
jagung, dibagikan fermentasi
cuma-cuma dalam jagung
batok kelapa.

1.2 TABEL DATA FRASA EKSOSENTRIS


1.2.1 Frasa Eksosentris Direktif

NO KUTIPAN LARIK HAL FRASA EKSOSENTRIS


FRASA FRASA
DIREKTIF NONDIREKTIF
1 Gio keluar dari Amazon dan tiba 2 dari Amazon
di Vallegrande pada saat yang
tepat. di Vallegrande

1.2.2 Frasa Eksosentris NonDirektif

NO KUTIPAN LARIK HAL FRASA EKSOSENTRIS


FRASA FRASA
DIREKTIF NONDIREKTIF
1 “Tadi lo diantar si Kimun, terus
begitu turun, lo langsung Si Kimun
merapat ke selokan. Lupa lagi?”
Bong menyeringai.

6
PEMBAHASAN

1.1.1 Frasa Endosentris

1.1.1.1 Frasa Endosentris Koordinatif

Hubungan koordinatif adalah hubungan yang menyatakan bahwa unsur-

unsur pembentuk satuan yang lebih besar memiliki keudukan yang setara.

Hubungan koordinatif yang lazim ditemukan dalam konstruksi frasa adalah

hubungan yang bersifat penambahan dan pemilihan‟ (Finoza, 2009:96). Menurut

Tarigan (2009:102), frasa endosentris koordinatif adalah frasa yang intinya

mempunyai referensi yang berbeda-beda. Seperti yang terdapat pada kutipan

berikut:

(1) Gio menutup telepon. Duduk dan diam.

Kutipan di atas terdapat frasa duduk dan diam termasuk kedalam

endosentris koordinatif. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kata

duduk dan diam yang merupakan kata kerja. Kata kerja yang memiliki

unsur yang setara ini memperlihatkan jika di dalam kalimat ini merupakan

frasa endosentris koordinatif. Dalam kontruksi ini biasanyaterjadi adanya

kata sambung yang bertindak sebagai koordinatif, dan dapat juga tidak

menggunakan kata sambung dalam gabungan unsur langsungnya.

7
1.1.1.2 Frasa Endosentris Atributif

Penelitian frasa endosentris atributif dalam novel Akar karya Dewi

Lestari merupakan tipe kontruksi frasa yang satu diantaranya unsur

pembentukannya merupakan inti. Unsur-unsur langsung atau intinya tidak

setara, sehingga frasa ini memiliki unsur pusat atau inti dan atribut. Inti

yaitu sebagai pokokyang dijelaskan, sedangkan atribut yang menjelaskan

inti. Unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung

„dan‟, „atau‟,‟juga‟,‟serta‟. Seperti yang terdapat pada kutipan berikut :

(1) Chica, minuman rakyat dari fermentasi jagung, dibagikan cuma-cuma

dalam batok kelapa.

Kutipan Kalimat di atas terdapat frasa yaitu batok kelapa. Pada

frasa batok kelapa terdapat unsur yang berbeda. Kata batok tergolong kata

nomina yang sekaligus menjadi unsur inti dan kata kelapa tergolong dalam

kata benda yang sekaligus menjadi atribut. Dengan adanya perbedaan

unsur tersebut maka dapat dipastikan jika frasa batok kelapa merupakan

frasa bertipe endosentris atributi sebab pada kata atribut di atas

menjelaskan kata yang berupa unsur inti sesuai dengan penjelasan menurut

(Tarigan, 2009:104)

1.1.1.3 Frasa Endosentris Apositif

Frasa endosentris apositif merupakan frasa yang berinti dua dan kedua inti

itu tidak mempunyai referen yang sama, sehingga kedua inti tersebut tidak dapat

dihubungkan oleh konektor (Tarigan,2009:105).

8
(1) Chica, minuman rakyat dari fermentasi jagung, dibagikan cuma-cuma
dalam batok kelapa.

Kutipan di atas terdapat frasa endosentris apositif, yaitu frasa Chica,

minuman rakyat dari fermentasi jagungyang merupakan kata benda. Kata

Chicadan minuman rakyat dari fermentasi jagung memiliki makna yang sama.

Kedua kata bisa saling menggantikan dan menjelaskan satu sama lain.

Kedudukan kata Chica dan minuman rakyat dari fermentasi jagungtidak dapat

disisipi konjungsi. Hal ini termasuk ke dalam frasa endosentris apositif, sesuai

yang dikemukakan oleh Finoza (2009:99) menyatakan bahwa hubungan

apositif adalah hubungan yang menjelaskan sekaligus dapat berperan sebagai

pengganti bagian yang dijelaskan. Didukung juga dengan pernyataan Keraf

(2002:146) bahwa unsur-unsur frasa ini tidak dapat dihubungkan dengan kata

dan atau atau dan secara semantis unsur yang satu sama dengan yang lainnya.

1.2.2 Frasa Eksosentris

1.2.2.1 Frasa Eksosentris Direktif

Frasa eksosentris direktif merupakan tipe kontruksi frasa yang berupa

preposisi, seperti di, ke, dari, dan komponen keduanya berupa kata atau kelompok

kata yang biasanya berkategori nomina. Frasa eksosentris direktif adalah frasa

eksosentris yang unsur perangkainya berupa preposisi seperti di, dari, oleh,

sebagai, dan untuk. Dan unsur sumbunya berupa kata atau kelompok kata yang

biasanya berkategori nomina.

(1) Gio keluar dari Amazon dan


(2) tiba di Vallegrande pada saat yang tepat.

9
Kalimat di atas terdiri dari dua frasa eksosentris direktif. Pertama,

frasa dari Amazon, pola kontruksinya preposisi „dari‟ diikuti nomina

„Amazon‟. Komponen pertama berupa preposisi dan komponen kedua adalah

nomina. Frasa kedua adalah di Vallegrande. Pola kontruksinya terdiri dari

preposisi „di‟ dan diikuti nomina/kata benda „Vallegrande‟. Komponen

pertama berupa preposisi dan komponen kedua berupa nomina. Hal ini

membuktikan jika kedua frasa tersebut merupakan frasa eksosentris direktif.

Sesuai yang diungkapkan oleh (Tarigan, 2009:110) Frasa eksosentris

direktif adalah frasa eksosentris yang unsur perangkainya berupa preposisi

seperti di, dari, oleh, sebagai, dan untuk. Dan unsur sumbunya berupa kata

atau kelompok kata yang biasanya berkategori nomina.

1.2.2.2 Frasa Eksosentris Nondirektif

Frasa eksosentris nondirektif adalah frasa yang komponen pertamanya

berupa partikel, seperti si dan sang atau kata lain seperti yang, para, dan kaum;

sedangkan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata berkategori

nomina, adjektiva dan verba. Sebagai contoh frasa si miskin dan frasa sang

mertua, komponen pertamanya berupa partikel, sedangkan komponen keduanya

berupa adjektiva dan nomina.

(1) “Tadi lo diantar si Kimun, terus begitu turun, lo langsung merapat ke


selokan. Lupa lagi?” Bong menyeringai.

Kalimat di atas terdapat frasa si Kimun dengan pola kontruksinya

adalah partikel „si‟ diikuti nomina Kimun. Komponennya pertama partikel dan

10
kedua nomina yang sekaligus bertindak sebagai unsur pusat. Oleh karena itu,

frasa si Kimun termasuk ke dalam frasa eksosentris nondirektif. Sesuai dengan

penjelasan (Tarigan, 2009:125 ) bahwa Frasa eksosentris nondirektif adalah

frasa yang komponen pertamanya berupa partikel, seperti si dan sang atau kata

lain seperti yang, para, dan kaum; sedangkan komponen keduanya berupa kata

atau kelompok kata berkategori nomina, adjektiva dan verba.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa frasa endosentris dan frasa eksosentris

dalam novel Akar karya Dewi Lestari terdapat, frasa endosentris terdiri dari tiga

bagian. Pertama, frasa endosentris koordinatif berjumlah 60 buah frasa, kedua

frasa endosentris atributif berjumlah 70 buah frasa, dan yang ketiga frasa

endosentris apositif berjumlah 20 buah frasa. Sedangkan frasa eksosentris terbagi

dua yaitu, pertama frasa eksosentris direktif yang berjumlah 50 buah frasa. Kedua,

frasa eksosentris nondirektif yang berjumlah 27 buah frasa.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasanfrasa endosentris dan frasa eksosentris

dalam novel supernova Akar karya Dewi Lestaridapat disimpulkan

bahwapadanovel tersebut tedapat penggunaan frasa endosentris dan frasa

eksosentris pada setiap paragranya. Frasa endosentrisdapat dilihat dengan

menghilangkan salah satu unsur frasa unsurnya. Jika kandungan informasi

tidak berubah, maka frasa tersebut dapat dikategorikan frasa endosentris,

karena unsur-unsur pembentuk frasa endosentris memiliki kandungan

11
informasi yang sama. Frasa eksosentris dapat dianalisis dengan melihat

unsur yang terdapat pada kelompok kata tersebut. Biasanya unsurnya tidak

memiliki hulu/inti/induk/pusat sehingga kelompok kata tersebut berupa

preposisi atau konjungsi.

Berdasarkan hasil penelitian dalam novel supernova Akar karya

Dewi Lestari, peneliti ini hanya membahas tentang frasa endosentris dan

eksosentris. Diharapkan bagi peneliti lain dapat dilanjutkan dengan

mengangkat frasa endosentris berinduk tunggal dan frasa endosentris

berinduk jamak yang meliputi meliputi frasa nominal, pronominal, verbal,

adjektival, dan numeral sebab frasa yangbersangkutan juga sangat penting

untuk dipelajari agar kita bisa mengetahui fungsi gramatikal dalam

sintaksis secara mendalam.

Selain itu hasil penelitian ini juga bisa dijadikan bahan ajar di sekolah

– sekolah khususnya di Sekolah Menengah Atas, agar anak-anak lebih

mengetahui unsur kebahasaan bahasa Indonesia. Tidak hanya kata saja, tetapi

ada frasa yang selama ini mengikat di dalam sebuah struktur kalimat sehingga

anak-anak mampu menganaisis kalimat lebih baik lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT Rineka Cipta

Djajasudarma, Fatimah. 2012. Semantik I. Bandung: PT Refika Aditama

Emzir. 2012. Metodelogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan


Mulia

Keraf, Gorys. 2002. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia

Kushartanti. dkk. 2005. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami


Linguistik. Jakarta:Gramedia Pusaka Utama

Kuntowijoyo. 2003. Malu Aku Jadi Orang Indonesia. Jakarta Timur: PT


Intermasa

Malik, Abdul. 2010. Penelitian Deskriptif untuk Penelitian Bahasa,


Pendidikan dan Budaya. Tanjungpinang: FKIP UMRAH

Manaf, Ngusman Abdul. 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam


Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Press

Moleong, Lexi. 2012. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Mujianto. 2012. Analisis Frasa Nonverba dalam Buku Al Arabiyyah Lin


Nasyi’in Jilid 3. http//mujianto.blogger.com

Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta

Puspita, Ari Dwi. 2010. Analisis Frasa Endosentris Apositif pada Kolom
Dialog Tabloid Bola Edisi April dan Mei 2010. www.
dwi.wordpress.com

Retnawati, Vina 2014.Analisis Frasa Endosentris Bahasa Jawa dalam


Novel Duraka Karya Any Asmara.www.retna.blogger.com

Subroto. 1992. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

13
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B.
Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa

Yulantomo, Aris. 2013.Analisis Frasa Nominal, Frasa Verba, dan Frasa


Depan pada Rubrik Artis dalam Majalah Gaul Edisi 41 Tahun 2013.
www.arisyulantomo.wordpress.com

14

Anda mungkin juga menyukai