Anda di halaman 1dari 70

Rasa Yang Tersembunyi

Bitread Publishing
Rasa Yang Tersembunyi

oleh:
Desta Romansyah
©2020

Diterbitkan oleh:
Bitread Publishing
Cluster Alpen No.10, Pinus Regency,
Soekarno-Hatta, Bandung 40293

Surel: info@bitread.co.id
Facebook: BitreadID
Twitter: BITREAD_ID
Android Digital Books: BitRead

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang.


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit
Rasa Yang Tersembunyi

Desta Romansyah

Bitread Publishing
DAFTAR ISI

Daftar Isi
Pengantar
Persembahan
Bagian 1
Rasa Yang Tersembunyi
Bagian 2
Beasiswa Prestasi Putry
Bagian 3
Cinta Yang Tidak Direstui
Bagian 4
Secangkir Kopi

Profil Penulis
PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas


segala rahmat dan hidaya-Nya sehingga buku Novel ini dapat
saya susun dengan baik. Sholawat dan salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa manusia menuju jalan kebenaran.
Buku Novel ini sangat menarik dan mudah di mengerti
oleh pembaca, dan di dalamnya menceritakan tentang
sepasang orang yang saling mencintai tidak kunjung bersatu.
Mudah-mudahan buku Novel ini dapat menghibur dan
bermanfaat bagi pembaca. Sehingga pembaca berminat untuk
membaca buku Novel ini

Penulis
Persembahan

Untuk kedua orang tua ku yang sang sangat aku cintai dan
sayangi, Terimkasih atas bantuan dan motivasi nya yang telah
diberikan sehingga dapat membangkitkan rasa semangatku.
Bagian 1

~Rasa Yang Tersembunyi~

Rino sedang dalam perjalanan pulang dari kampus. Dia


telah menempuh paruh pertama perjalanan bersama
temannya yaitu putry. Selama dalam perjalanan, Rino dan
Putry sedang membicarakan masalah beasiswa prestasi yang
ada dikampusnya, dan kebetulan Rino dan Putry adalah
mahasiswa yang berprestasi,mereka berdua satu kelas. Putry
yang nampaknya agak ragu mau ikut beasiswa itu, lalu Putry
bilang ke Rino.

“ Rin, kayaknya aku ragu deh kalau mau ikut biasiswa itu? “

Rino kaget selepas Putry bilang begitu kepadanya.

“ Loh, kenapa put? “

“ Iya gimana ya Rin, soalnya kita banyak persaingan, apalagi


fakultas sebelah mahasiswanya pintar-pintar “
Rino mulai agak sedikit lemas ketika Putry bilang begitu,
namun Rino tetap menunjukkan semangatnya ke Putry.

“ Jangan ragu dong Put?, kita percaya diri saja. Masalah dapat
tidaknya beasiswa itu, yang penting kita sudah berusaha dan
berani mendaftarkan diri Put “

Putry yang mulai bimbang atas masalah beasiswa itu, lalu


Putry bilang ke Rino.

“ Ya sudah Rin, nanti aku pikirin lagi deh masalah beasiswa


itu,dan nanti kalau aku jadi ikut pasti aku kabarin kok “ Putry
sambil senyum ke Rino.

“ Okey Put, dan aku berharap kamu ikut mendaftar beasiswa


itu “ Rino sambil tersenyum juga ke Putry.

Lalu Putry tersenyum.

Ketika rumah Putry hampir sampai dan menandakan


pembicaraan Rino dan Putry akan segera bersambung, selepas
sudah sampai didepan rumah Putry, lalu Putry mengajak Rino
untuk mampir kerumahnya, namun Rino nya enggan mungkin
karena malu dengan keluarganya Putry.
Rino yang masih dalam perjalanan menuju pulang
kerumahnya dengan sendirian selepas berpisah dengan Putry,
Rino masih tersenyum sambil berkata di dalam hati nya.

“ Kayaknya aku suka deh sama Putry “ yang sambil tersenyum.

Dan pada akhirnya Rino sudah sampai kerumahnya,


Rino langsung masuk ke dalam kamarnya. Dan selapas sudah
masuk kedalam kamarnya, Rino masih terbayang wajah Putry
yang cantik dan manis itu. Rino tersenyum lagi dan berbicara
sendiri di dalam kamarnya.

“ Putry suka tidak ya sama aku? Kalau misalkan Putry suka


juga sama aku dan mau jadi pacar aku, aku pasti bahagia sekali
“ Rino tersenyum dan sambil berkhayal.

Tiba-tiba suara adzan dzuhur berkumandang, Rino


langsung pergi ke kamar mandinya untuk mengambil air
wudhu dan segera menunaikan ibadah sholat dzuhur. Selepas
selesai sholat dzuhur, badan Rino mulai terasa lelah, Rino lalu
beristirahat dan ingin tidur siang supaya lelahnya terobati.
Ke esokan harinya, Rino bertemu lagi dengan Putry di
depan gerbang kampusnya. Dan Rino langsung menyapa
Putry.

“ Hai, selamat pagi Put? “

Putry tersenyum dan membalas menyapa Rino.

“ Hai, selamat pagi juga Rin “

Rino yang masih mempertanyakan ke Putry masalah beasiswa


itu.

“ Put, gimana? “

“ Apa nya Rin? “

“ Itu? Kamu jadi kan ikut beasiswa? “

Lalu Putry tersenyum dan tiba-tiba Putry dapat ide ingin


ngerjain Rino.

“ Kayaknya tidak jadi Rin “

Terdengar ucapan itu, Rino yang tadi nya semangat dan ceria,
kini menjadi sedih karena harapannya tidak sesuai dengan apa
yang telah diharapkan. Lalu Rino membalas ucapan Putry
dengan nada seperti orang yang putus asa.

“ Iya sudah Put kalau memang kamu tidak jadi ikut, tidak apa-
apa kok “

Putry yang menahan ketawa akibat melihat Rino, disamping


itu juga Putry tidak tega melihat Rino sedih.

“ Tapi Rin? “

“ Tapi apa Put? “

“ Tapi bohong “ Putry lalu berlari sambil tertawa karena sudah


ngerjain Rino.

“ Awas kamu Put “ Rino lalu mengejar Putry karena habis


dikerjain Putry.

Pada kali ini Rino benar-benar mulai jatuh cinta kepada


Putry, apalagi pas waktu di kerjain Putry, Rino sudah mulai
nyaman kepada Putry. Dan kini Rino mulai bingung bagaimana
mengungkapkan persaannya ke Putry, lagi pula Rino juga
belum berani untuk mengungkapkannya. Dan akhirnya Rino
memilih untuk menyembunyikan perasaannya dan menuliskan
semua tentang persaannya di sebuah buku tulisnya. Dan
dibuku itulah semua perasaan Rino ke Putry disembuyikan.
Dan Putry tidak tahu bahwa kalau Rino suka denganya.

Tiba-tiba Putry nyamperin Rino yang lagi sedang


menulis semua perasaannya ke Putry.

“ Hei Rin, menulis apa kamu? “

Rino sangat terkejut ketika Putry nyamperin Rino.

“ Eee… tidak menulis apa-apak kok put “ jawab Rino sambil


gugup.

“ Loh, kenapa kamu gugup? Kamu itu menulis apa sih Rin,
jangan-jangan kamu lagi menulis surat cinta untuk pacar kamu
ya? “ Putry yang mengejek serta dicampuri dengan rasa
penasaran dengan tulisan Rino.

Lalu Rino ketawa ketika Putry bicara begitu denganya.

“ Hahaha… tidak Put, ini bukan surat cinta (Rino terpaksa


berbohong supaya Putry tidak penasaran lagi). Ini cuman
tulisan hasil belajar tadi, lagi pula mana ada cewek yang mau
sama aku Put? “
Lalu Putry pun katawa juga.

“ Hahaha… pasti ada lah Rin, kamu kan orangnya pintar, pasti
ada lah yang suka sama kamu dan mau jadi pacar kamu “

Rino tersenyum dan berbicara di dalam hatinya.

“ Seandainya kamu tahu Put, kalau aku suka sama kamu dan
misalkan kamu mau jadi pacar aku, aku janji akan bahagian
kamu put “

Tiba-tiba Putry menarik tangan Rino dan mengajak Rino


makan di kantin.

“ Sudah ah, ayo kita makan dulu di kantin “

Rino menganggukkan kepalanya,

Ketika Rino dan Putry tiba di kantin, Rino melihat


tukang jualan siomay di seberang jalan.

“ Put, itu ada tukang jualan siomay “

“ Iya emang kenapa Rin? “

“ Kamu mau tidak, kalau mau sekalian aku beliin “


“ Mau dong Rin kalau di beliin “ jawab Putry sambil ketawa.

“ Iya sudah kamu tunngu disini ya, aku beli dulu “

“ Iyan Rin, hati-hati nyebrang nya “ Putry sambil senyum.

“ Siap Put “

Rino mulai berjalan menuju ke tukang jualan siomay


yang ada di seberang jalan, dan buku tulisnya yang berisi
tentang perasaannya ke Putry di bawa nya karena takut di
buka dan dibaca Putry.

Putry yang lagi asyik makan, tiba-tiba Putry mendengar


suara orang yang berteriak minta pertolongan. Ketika Putry
mulai penasaran atas teriakan orang tadi, Putry meinggalkan
makanan nya yang belum habis itu untuk nyamperin orang
yang berteriak minta pertolongan tadi.

Ketika tiba diseberang jalan, Putry melihat Rino yang


penuh darah tergeletak di tengah jalan, Putry langsung berlari
nyamperin Rino yang tergeletak dengan rasa panik yang
begitu tinggi.
“ Ya Tuhan? Rino… (Putry berteriak sambil menangis). Rin,
bangun Rin… kan aku tadi sudah bilang hati-hati nyebrangnya

Putry menangis dan sangat panik melihat Rino tidak sadar-


sadar.

“ Ayo Rin bangun dong…. Kamu pasti kuat kok? Putry yang
menangis sambil memeluk Rino.

Ketika jalan penuh orang-orang akibat kecelakaan


Rino, mobil ambulan datang untuk membawa Rino ke rumah
sakit dan akan segera dirawatnya. Tiba-tiba salah satu orang
mengecek keadaan Rino karena dari tadi Rino belum sadarkan
diri, dan selepas habis di cek teryanta Rino sudah meninggal
dunia.

Putry sangat shock ketika mendengar bahwa Rino


sudah meninggal dunia, lalu Putry berteriak kepada Rino.

“ Rino…. Kenapa kamu pergi secapat itu? Padahal kita akan


sama-sama ikut mendaftar beasiswa “ Putry menangis begitu
kencang sambil memeluk Rino.
Rino lalu dimasukkan kedalam mobil ambulan dan
akan segera di antarkan kerumah keluarganya. Dan Putry
masih menangis dan sangat shock melihat Rino pergi secepat
itu. Lalu Putry melihat buku Rino dijalan, dan buku itu
langsung diambilnya dan langsung dimasukkan kedalam tas
nya. Putry langsung berlari pulang untuk mengganti
pakaiannya yang penuh darah itu, dan Putry langsung
bergegas untuk datang ke rumah Rino dan ingin melihat Rino
yang terakhir kalinya.

Setalah Rino selesai dimakamkan, Putry langsung


pulang kerumahnya dan langsung masuk ke kamarnya. Disitu
Putry masih menangis dan sangat shock ketika Rino pergi
secapat itu. Tiba-tiba Putry ingat buku Rino yang telah
dimasukkan ke dalam tasnya. Putry langsung mengambil buku
Rino ke dalam tasnya, dan Putry masih penasaran dengan
buku itu karena Rino selalu membawanya setiap di kampus.
Dan Putry langsung membukanya dan membaca semua
tulisan-tulisan Rino. Air mata Putry kini mulai menetes lagi
ketika membaca tulisannya Rino.
Sekarang Putry sudah tahu semua tentang
perasaannya Rino kepadanya. Dan air mata Putry mulai
banyak bercucuran ketika mengetahui semua perasaan Rino
kepadanya.

“ Rin kenapa kamu tidak bilang kalau kamu suka sama aku?
Kenapa kamu menyembunyikan perasaan mu kepadaku? Dan
padahal aku juga suka sama kamu, aku cinta sama kamu, aku
sayang sama kamu Rin? “ Putry menangis sambil memeluk
bukunya Rino.

Namun Tuhan berkehendak lain, Rino sudah di panggil


Tuhan ketika Putry mengetahui semua perasaan Rino
kepadanya. Dan kini perasaan Rino yang tersembunyi sudah
diketahui Putry.
Bagian 2

~Beasiswa Prestasi Putry~

Setelah Putry sudah kehilangan cowok yang disukainya


yaitu Rino, Kini Putry mulai beraktivitas seperti biasa dan
sekarang sibuk dengan persyaratan-persyaratan beasiswa
yang harus di siapkan. Walaupun Putry tidak mendaftar
beasiswa bersama Rino, namun Putry masih ingat dengan
kata-kata nya Rino.

“ Jangan ragu dong Put, kita percaya diri saja. Dan masalah
dapat tidak nya beasiswa itu, yang penting kita sudah
berusaha dan berani mendaftarkan diri “ Putry langsung
semangat ketika ingat dengan kata-kata Rino seperti itu.

Persyaratan-persyaratan beasiswa yang sudah


disiapkan Putry, kini sudah siap semua, tinggal
mendaftarkannya di kampus besok.
Ke esokan harinya, Putry memasukkan semua berkas
persyaratan beasiswa itu kedalam tas nya.Putry langsung
bergegas berangkat ke kampusnya. Tiba-tiba di dalam
perjalanan, Putry teringat Rino pada waktu itu mereka selalu
bersama setiap di perjalanan yang sambil bercerita, canda dan
tawa bersama.

Air mata Putry mulai menetes, karena masih teringat


dengan Rino. Lagi pula Rino adalah cowok yang disukainya,
dan sampai sekarang Putry masih sayang dengannya. Tapi
sayang, hubungan Putry dengan Rino tidak bisa bersatu,
karena Rino sudah pergi dan tidak akan kembali lagi.
Walaupun Putry tidak bersama lagi dengan Rino, namun Putry
tetap semangat.

Putry sudah sampai ke kampusnya, dan ruang


pendaftaran beasiswanya sudah dibuka, sudah banyak juga
mahasiswa yang ada di depan ruang pendaftaran itu karena
menunggu antrian. Kini Putry harus menunggu antrian seperti
mahasiswa-mahasiswa lainnya. Ketika antrian masih banyak,
Putry ketiduran di kursi antriannya.
Tiba-tiba ada seseorang datang yang membangungkan
Putry yang ketiduran di kursi antriannya.

“ Mbak… mbak bangun mbak “

Putry langsung terbangun. Dan orang yang sudah


membangunkan Putry tadi menunjukkan bahwa antriannya
yang sebentar lagi.

“ Itu mbak antriannya sebentar lagi “

“ Oh iya mbak. Terimakasih ya mbak sudah membangunkan


saya “ jawab Putry sambil mengucapkan terimakasih.

Putry mulai memperkenalkan diri kepada orang yang


sudah membangunkannya.

“ Oh iya mbak, namaku Putry “ Putry sambil senyum.

Dan orang yang membangunkan Putry tadi juga


memperkenalkan dirinya.

“ Namaku Gita mbak “ Gita yang membalas senyum Putry.

Kini Putry mulai bertanya-tanya kepada Gita supaya lebih


akrab.
“ Mbak Gita juga daftar beasiswa ya? “ Tanya Putry.

“ Eh jangan panggil mbak dong…. Panggil Gita saja. Iya,


barusan sudah mendaftarkannya “

“ Hehehe….. iya mbak. Eh maksud aku Gita (Putry ketawa


karena menyebut mbak lagi). Wah…. Berarti kita sama dong
Git? “ Semangat Putry.

“ Iya Put. Oh itu Put antriannya sudah sepi, sekarang giliranmu


“ Jawab gita sambil menunjuk ruang pendaftaran.

“ Iya Git, aku daftar dulu ya ? “

Okey Put, semangat ya “

Putry berjalan menuju ke ruang pendaftaran. Dan Gita


menunggu Putry di kursi antrian. Tiba-tiba Putry datang
nyamperin Gita.

“ Hei Git masih nungguin aku ya? “ Sapa Putry sambil senyum
ke Gita.

“ Hehehe….iya Put. Gimana Put, sudah daftarnya? “ Tanya


Gita.
“ Alhamdulillah sudah Git “

“ Alhamdulillah kalau sudah Put “

“ Semoga kita dapat beasiswa itu ya Git” Ucapan Putry yang


penuh harap.

“ Aamiin…..semoga saja ya Put “

Akhirnya Putry dan Gita menjadi teman yang sangat


akrab. Dan mereka berdua selalu bersama ketika di kampus.

Ke esokan harinya, yaitu hari pengumuman hasil


beasiswa prestasi Putry. Putry sudah tidak sabar lagi
menunggunya. Tiba-tiba Putry mendengar adzan magrib
berkumandang, Putry langsung mengambil air wudhu dan
langsung menunaikan ibadah sholat magrib. Usai sholat
magrib, Putry berdoa supaya beasiswa prestasinya lulus dan di
samping itu, Putry juga mendoakan Rino supaya Rino tenang
dan bahagia disana. Kini tubuh Putry mulai terasa lelah akibat
menunggu antrian pendaftaran beasiswa di kampus tadi, dan
Putry langsung beristirahat.
Hari ini adalah hari pengumunan hasil beasiswa
prestasi Putry, Putry sudah tidak sabar lagi ingin cepat-cepat
melihat hasil pengumumannya. Melihat dimading kampus
sudah mulai penuh orang, Putry langsung berlari untuk
melihat hasil pengumumannya, dan disitu Gita sudah
menunggu Putry. Ketika Putry melihat hasil pengumunan
beasiswa prestasinya, ternyata Putry lulus. Dan bengitu pun
dengan beasiswa Gita.

“ Alhamdulillah Git aku lulus “ Putry sambil peluk Gita.

“ Alhamdulillah Put “ Jawab Gita.

Tiba-tiba Putry langsung teringat Rino. Kini Putry


langsung sedih dan duduk di kursi. Gita pun mulai bingung
melihat Putry yang barusan sangat senang kini raut wajahnya
berubah menjadi sedih.

“ Loh, kamu kenapa kok sedih Put? Tanya Gita yang masih
bingung melihat Putry.

“ Aku teringat Rino Git “ Jawab Putry sambil meneteskan air


matanya.
“ Rino? Rino siapa Put? Kenapa kamu malah nangis? “ Tanya
Gita karena belum kenal dengan Rino.

“ Rino itu teman aku Git, dan dia adalah cowok yang aku sukai

“ Lah Rino sekarang dimana Put? “

Tangis Putry mulai kencang dan langsung memeluk


Gita.

“ Rino sudah meninggal Git “

Kini Gita mulai ikutan sedih ketika mendengarkan


ucapan Putry.

“ Ya sudah Put….ikhlasin saja Rino “ Jawab Gita sambil


meneteskan air matanya karena kasihan melihat Putry. Dan
Gita lanjut bertanya kepada Putry.

“ Emang Rino sudah tahu belum kalau kamu suka dengannya


Put? “

“ Belum Git “ Jawab Putry.


Sekarang Putry mulai menceritakan semua perasaanya
Rino ke Putry dengan Gita.

“ Pada waktu itu aku membawa buku Rino Git, pada saat aku
tiba dirumahku aku langsung membuka dan mulai membaca
tulisan-tulisan Rino. Disitu juga aku mulai menangis
Git…..karena semua yang aku baca dari tulisan-tulisan Rino
ternyata tentang persaannya Rino ke aku Git, dan Rino selama
ini telah menyembunyikan perasaannya didalam buku-buku
itu git, maka dari buku itulah aku tahu semua perasaanya Rino

Setelah mendengar semua cerita dari Putry, Gita


langsung memeluk Putry. Lalu Gita mengusap air mata Putry
supaya tidak menangis lagi.

“ Sudah ya Put…..kamu jangan menangis lagi, kasihan Rino


disana melihat kamu sedih kaya gini. Kita doakan yang terbaik
buat Rino supaya Rino tenang dan bahagia disana “

“ Seandainya Rino masih ada, pasti dia juga lulus beasiswa itu
Git….lagi pula Rino yang memaksa aku untuk ikut beasiswa itu
“ Lanjut tangis Putry sambil bilang begitu ke Gita.
Tiba-tiba jam sudah mau masuk kelas, kini Putry dan
Gita kembali masuk ke kelasnya masing-masing.
Bagian 3

~Cinta Yang Tidak Direstui~

Diki yang lagi sedang membantu kedua orang tuanya


membuat keripik singkong, kebetulan kedua orang tua Diki
adalah pembuat keripik singkong. Diki adalah anak yang baik
dan selalu patuh kepada kedua orang tuanya. Diki putus kuliah
lantaran tidak punya biaya lagi, dan kini Diki ingin membantu
kedua orang tuanya. Pada waktu Diki masih kuliah, Diki
mempunyai pacar yang bernama Sofi. Dan sampai sekarang
Diki dan Sofi masih menjalin hubungannya. Sofi adalah anak
yang baik, ramah, dan anak nya orang kaya. Kedua orang tua
Sofi bekerja sebagai pengusaha di sebuah perusahaan. Namun
kedua orang tuanya Sofi mempunyai watak sombong dan
selalu melihat orang lain dari segi harta nya.

Diki yang lagi asyik membantu kedua orang tuanya,


tiba-tiba ada mobil mewah berwarna hitam datang kerumah
Diki. Diki bersama kedua orang tuanya bingung karena tidak
mengenali mobil itu. Ketika seseorang yang membawa mobil
mewah itu turun dari mobilnya, Diki sangat terkejut karena
yang bawa mobil mewah itu adalah Sofi, yaitu pacarnya Diki.
Sofi yang langsung menyapa dan memberi salam kepada Diki
dan keluarganya.

“ Assalamualaikum…. “ ucap salam Sofi yang sambil memcium


tangan kedua orang tuanya Diki. Diki dan sama kedua orang
tuanya langsung menjawab salam Sofi.

“ Waalaikumsalam…. “ jawab diki dan orang tuanya. Diki


sangat senang lantaran pacarnya datang kerumahnya, namun
kedua orang tuanya belum tahu kalau Sofi ini adalah pacarnya
Diki. Sofi lalu menanyakan kabar kepada Diki dan kedua orang
tuanya.

“ Bagaimana kabar kamu Dik? Dan ibu, bapak juga bagaimana


kabarnya?

“ Alhamdulillah baik Fi “ dijawab langsung oleh Diki. Kemudian


kedua orang tua Diki menjawab ucapan Sofi yang sedang
menanyakan kabarnya.
“ Alhamdulillah baik Nak…. “ jawab ibu dan bapakya Diki.
Kedua orang tuanya Diki masih bingung karena sebelumnya
belum pernah ketemu dengan Sofi.

“ Kamu siapa nak? “ tanya ibunya Diki ke Sofi.

“ Aku Sofi buk? “ jawab Sofi.

“ Sofi? Temannya Diki ya Nak? “ tanya ibunya Diki yang


penasaran.

Sofi tersenyum ketika ibunya Diki berbicara begitu


karena Sofi juga masih malu dengan keluarganya Diki. Tiba-
tiba ibunya Diki tanya ke Diki.

“ Dik…. Siapa Nak Sofi ini?

“ Eee…. Ini Sofi Buk, pacarnya Diki “ jawab Diki sambil gugup
dan malu karena baru kali ini Diki memperkenalkan pacarnya
kepada orang tuanya.

Kedua orang tua Diki langsung terkejut karena ternyata


Sofi ini pacarnya Diki. Dan bapaknya Diki langsung ketawa
sambil menggoda Diki.
“ Hehehe….. cuman bilang begitu saja malu-malu kamu Dik “

Sofi langsung tersipu malu ketika bapaknya Diki bilang


begitu. Kedua orang tua Diki masuk kerumah, karena kedua
orang tuanya Diki pernah mengalami muda, jadi kedua orang
tuanya Diki langsung masuk ke rumah supaya tidak
menggangu Diki dan Sofi. Kini Diki dan Sofi melanjutkan
obrolannya karena mereka berdua sudah agak lama tidak
bertemu.

“ Aku tadi terkejut loh Fi ada mobil mewah datang kerumah ku


dan aku kira siapa, eh ternyata kamu “ ucap Diki ke Sofi.

“ Hehehe masa sih, iya aku sengaja bawa mobil mama aku,
soalnya motor aku lagi ada dibengkel “ jawab Sofi sambil
ketawa ke Diki.

“ Iya Fi, oh jadi motor kamu lagi ada dibengkel “ jawab Diki.

Kemudian Sofi memegang tangan Diki, karena Sofi


sangat kangen sama Diki dan biasanya mereka berdua selalu
bersama kalau saat di kampus, lantaran Diki tidak punya biaya
lagi dan terpaksa harus berhenti, dan kini mereka jadi jarang
ketemu.
“ Dik…. Aku kangen banget sama kamu ? “

Lalu kemudian Diki juga memegang tangan Sofi karena


Diki juga kangen banget sama Sofi.

“ Sama Fi, aku juga kangen banget sama kamu “

“ Dik, kamu kuliah lagi ya Dik? ucap Sofi yang lagi membujuk
Diki untuk melanjutkan kuliahnya.

“ Sebenarnya aku tuh pengen lanjut kuliah lagi Fi…. Tapi mau
gimana lagi Fi, keluarga aku sudah tidak punya biaya lagi “
Jawab Diki.

Karena Sofi anak orang kaya dan Sofi ingin membantu


Diki supaya Diki bisa melanjutkan kuliahnya.

“ Aku bisa bantu kamu kok Dik? Ayolah Dik aku mohon sama
kamu “ ucap Sofi sambil memohon kepda Diki.

“ Tidak usah Fi, uang kamu di tabung saja “ jawab Diki sambil
senyum ke Sofi dan Diki menolak bantuan Sofi lantaran Diki
tidak mau merepotkan Sofi.
“ Jangan kaya gitu Dik…. ayolah Dik aku mohon banget sama
kamu “

Diki masih saja menolak bantuannya Sofi, karena Diki


benar-benar tidak ingin merepotkan Sofi, dan Diki langsung
mengusap kepala Sofi.

“ Sofi sayang…. Aku tahu kamu orangnya baik, kamu selalu


care sama aku. Tapi alangkah baiknya uang kamu itu di tabung
saja “

“ Tapi Dik…. “

“ Iya, nanti kalau aku sudah ada uang aku janji bakal
ngelanjutin kuliah ku lagi kok? “ sahut Diki sambil
menunjukkan jari kelingkingnya.

“ Kamu janji ya Dik? “ jawab Sofi kemudian langsung memeluk


Diki.

“ Iya sayang… aku janji “

Selepas mereka ngobrol banyak, Sofi ingin mengajak


Diki keluar untuk jalan-jalan agar rindu nya Sofi segera
terobati.
“ Dik, keluar yuk… kita kan sudah lama tidak jalan-jalan “

“ Jalan-jalan kemana Fi? “

“ Iya jalan-jalan Dik? Soalnya aku tuh rindu banget jalan-jalan


bareng sama kamu “

“ Hmmm…. Iya sayang ? ucap Diki yang mesra sambil


mencubit pipi Sofi.

“ Kan…. Mulai deh “ ucap Sofi sambil baper ke Diki.

“ Iya sudah aku siap-siap dulu ya sayangku? ucap Diki yang


masih membuat Sofi baper.

Sofi yang lagi menunggu Diki yang lagi siap-siap untuk


pergi dengannya, kemudian Diki keluar bersama orang tuanya
karena tahu Diki dan Sofi akan pergi.

“ “ yuk, sudah siap nih? “ ucap diki.

“ Hmmm gantengnya.... “ ucap Sofi sambil melihat Diki.

Kemudian Diki pamit dengan kedua orang tuanya dan


begitupun dengan sofi juga pamit dengan ibu dan bapaknya
Diki.
“ Pak, Buk…. Diki pamit pergi sama Sofi ya? “

“ Iya Nak, kamu hati-hati ya? jawab ibunya Diki.

“ Pak, Buk…. Sofi juga pamit pergi sama Diki ya? “ ucap Sofi

“ Iya Nak Sofi…. Kamu juga hati-hati ya “ jawab ibunya Diki

“ Iya sudah, Diki dan Sofi berangkat dulu ya Pak, Buk ? “

“ Iya Nak…. Kalian berdua hati-hati ya… dan jangan ngebut-


ngebut bawa mobilnya “ jawab ibunya diki.

Lalu Diki langsung bersalaman dengan kedua orang tua


nya dan begitupun dengan Sofi juga bersalaman dengan orang
tuanya Diki. Akhirnya Diki dan Sofi pergi jalan-jalan dan Sofi
sangat senang sekali bisa jalan-jalan bareng Diki lagi.

“ Sayang, aku senang sekali loh bisa jalan-jalan lagi sama kamu
“ ucap Sofi dan kepalanya sambil bersandar di pundak Diki.

“ Hmmm… iya sayang, aku juga “ jawab Diki sambil menyetir


mobil.

Diki mengajak Sofi pergi ke suatu tempat yang belum


pernah Sofi kunjungi. Dan Sofi pun merasa nyaman saat
kepalanya bersandar di pundak Diki selama dalam perjalanan.
Diki dan Sofi sudah tiba ke suatu tempat dimana Sofi belum
pernah datang kesini, yaitu taman bunga. Sofi langsung
terpesona dengan keindahan warna bunga yang warna-warni
itu sehingga Sofi berjalan membelakangi Diki. Dan Diki merasa
bahagia, ketika melihat Sofi sesenang ini.

“ Ya ampun sayang…. Indah sekali bunga-bunganya? “ ucap


Sofi yang terpesona melihat indahnya warna bunga yang
bermacam-macam warna.

“ Iya sayang…. “ jawab Diki sambil berjalan nyamperin Sofi


kemudian langsung memeluk Sofi dari belakang.

Kini hubungan Diki dan Sofi semakin mesra dan


romantis seperti Romeo dan Juliet. Tiba-tiba Diki melihat ada
orang yang jualan es creem, Diki lalu ingat bahwa Sofi suka
dengan es creem dan Diki ingin membelinya.

“ Sayang, kamu tunggu disini bentar ya? “

“ Mau kemana sayang… “ jawab Sofi.

“ Bentar kok? “
“ Iya sayang… “ jawab Sofi yang masih menikmati keindahan
warna-warni bunga yang ada di depan nya. Kemudian Diki
datang kembali dengan membawa dua es creem.

“ Hei sayang, nih es creem kesukaan kamu? “

“ Hmmm… terimakasih sayang? “ ucap Sofi sambil mencubit


pipinya Diki.

“ Iya sama-sama… yuk duduk di kursi taman itu sayang “ ucap


Diki yang sambil mengajak Sofi duduk di kursi taman.
Kemudian Diki menggandeng tangan Sofi sambil berjalan
menuju ke kursi taman.

Diki dan Sofi duduk di kursi taman dan sambil melihat


keindahan bunga yang warna-warni. Lantaran mereka berdua
jarang ketemu karena Diki berhenti kuliah, kini hubungan Diki
dan Sofi kembali romantis lagi dan bahkan semakin mesra.
Sudah hampir sore, lalu Diki mengajak Sofi pulang karena Diki
takut nanti Sofi pulangnya kesorean.

“ Sayang, pulang yuk… “

“ Iya sudah ayok sayang “ jawab Sofi.


Diki dan Sofi sedang dalam perjalanan pulang dan
mereka berdua sangat merasa bahagia karena bisa bertemu
dan menghabiskan waktu bersama. Mereka berdua sudah
sampai di rumah Diki, namun Sofi langsung pamit pulang
kepada Diki dan kedua orang tuanya Diki karena Sofi takut
sampai rumahnya kesorean.

“ Dik… aku langsung pulang saja ya? Dan Pak, Buk… Sofi juga
pamit langsung pulang ya? “

“ Iya Fi… kamu hati-hati ya dan langsung pulang ke rumah dan


jangan mampir-mampir juga “ jawab Diki sambil menyuruh
Sofi jangan mampir-mampir ketika jalan menuju pulang.

“ Iya Nak Sofi… kamu hati-hati ya ? ucap ibunya Diki.

Menujukkan waktu sudah hampir sore, Sofi langsung


menaiki mobil nya dan langsung pulang kerumahnya. Karena
rumahnya lumayan jauh, Sofi agak kencang membawa
mobilnya agar Sofi sampai kerumahnya biar tidak kesorean.
Papa dan mama nya Sofi sudah pulang bekerja, melihat Sofi
belum pulang kerumah, kini papa dan mama nya menunggu
Sofi pulang. Terdengar suara mobil masuk rumah nya, papa
dan mama nya langsung pergi keluar rumah untuk melihat itu
Sofi apa bukan, dan ternyata itu Sofi yang habis dari rumah
Diki. Sofi takut papa dan mama nya marah karena Sofi
pulangnya kesorean. Ketika Sofi turun dari mobil, papa dan
mama nya bertanya kepada Sofi.

“ Kamu dari mana saja kok baru pulang? “ tanya papa nya Sofi.

“ Dari rumah teman Sofi Pa, dan kebetulan Sofi disana sambil
kerja kelompok “ jawab Sofi yang terpaksa bohong, karena
Sofi tahu kalau Sofi jawab habis dari rumahnya Diki, pasti papa
dan mama nya sangat marah, karena papa dan mama nya
tidak suka dengan Diki.

“ Jujur, kamu habis dari mana… kok pulangnya sampai


kesorean? Tanya mama nya Sofi.

“ Dari rumah teman Sofi Ma… kebetulan juga rumahnya


lumayan jauh, jadi wajar Sofi pulang nya kesorean “ jawab Sofi
yang terpaksa berbohong lagi.

“ Iya sudah, sekarang kamu langsung mandi dan habis itu


langsung makan “ Jawab mama nya Sofi yang percaya kalau
Sofi habis dari rumah temanya.
Sofi langsung masuk rumah dan mengambil handuk
untuk mandi. Dan Sofi hari ini merasa bahagia sekali karena
seharian menghabiskan waktu bersama Diki, dan kini rindu
nya Sofi sudah terobati. Selepas habis mandi, Sofi pergi ke
ruang makan dan disana papa dan mama nya sudah
menunggu Sofi. Sofi dan keluarganya makan bersama. Tiba-
tiba Sofi mencoba memberanikan diri untuk bertanya kepada
papa dan mama nya, dan Sofi cuman ingin tahu kenapa papa
dan mama nya tidak suka dengan Diki.

“ Pa, Ma… Sofi mau tanya boleh tidak? “

“ Boleh… mau tanya apa sayang? “ jawab mama nya.

“ Kenapa mama dan papa tidak suka dengan Diki? “

Papa nya yang lagi asyik makan, tiba-tiba batuk ketika


Sofi bertanya seperti itu.

“ Kamu tidak pantas sama Diki, Diki itu anaknya orang miskin “
sahut mama nya.

“ Tapi kan Diki orang nya baik ma? “

“ Walaupun baik tapi miskin, untuk apa? “ sahut papa nya.


“ Iya benar itu Pa “ sahut mama nya.

“ Kenapa sih papa dan mama selalu melihat orang dari segi
harta nya ? “

“ Iya karena kita orang kaya, dan jika kamu dapat suami orang
kaya, hidup kamu pasti bahagia dan enak seperti yang kamu
rasain sekarang “ jawab mama nya.

“ Orang yang punya harta banyak belum tentu bahagia loh


ma? “

Tiba-tiba papa nya membentak Sofi sehingga Sofi dan


mama nya terkejut, karena papa nya sangat tidak senang
kalau Sofi bertanya tentang Diki.

“ Sofi !!! “ bentakan dari papa nya.

Sofi langsung menangis lantaran papa nya sudah


membentaknya, dan Sofi langsung meninggalkan makanannya
yang belum sempat habis dimakan. Sofi masuk kedalam
kamarnya dan Sofi sangat kecewa melihat papa dan mama nya
yang sombong dan keras itu dan selalu melihat orang dari segi
harta nya. Dan tiba-tiba Sofi ingin bertemu dengan Diki, Sofi
ingin cerita dengan Diki.

Ke esokan hari nya, Sofi mengajak Diki ketemuan di


taman bunga yang kemarin sudah di kunjungi nya. Sofi sudah
tidak sabar lagi untuk bertemu dengan Diki dan di samping itu
Sofi juga sudah tidak sabar lagi ingin menceritakan masalah
papa dan mama nya yang tidak suka dengan Diki. Melihat Sofi
sudah duduk di kursi taman, Diki langsung nyamperin Sofi.

“ Hei, maaf ya sudah menunggu “ sapa Diki.

“ Iya Dik tidak apa-apa kok “ jawab Sofi sambil senyum ke Diki.

“ Dik… aku mau tanya sama kamu, boleh kan? “ tanya Sofi.

“ Boleh sayang….emang mau tanya apa? “ jawab Diki.

“ Kamu cinta tidak sama aku? “ tanya Sofi.

“ Loh, kok kamu tanya begitu sih Fi? “ jawab Diki.

“ Aku takut kehilangan kamu Dik? “ jawab Sofi yang sambil


menangis dan langsung memeluk Diki.
“ Sama Fi… aku juga takut banget kehilangan kamu “ jawab
Diki yang tangannya sambil mengusap kepala Sofi.

Sofi mulai bingung mau mulai dari mana untuk


meceritakan masalah papa dan mama nya yang tidak suka
dengan Diki akibat Diki anak nya orang miskin. Sofi menarik
nafas pelas-pelan dan mencoba memberanikan diri.

“ Dik, aku mau cerita, tapi kamu janji jangan marah ya? “ ucap
Sofi sambil menunjukkan jari kelingking nya.

“ Iya janji aku tidak marah kok, ceritalah sayang “ jawab Diki
sambil menempelkan jari kelingking nya ke jari kelingking nya
Sofi, karena Diki berjanji tidak akan marah.

“ Dik… papa dan mama aku tidak suka kalau aku pacaran sama
kamu “ ucap Sofi.

“ Loh kenapa sayang? “ jawab Diki.

“ Kata papa dan mama, kamu anaknya orang miskin Dik “

Diki langsung tersenyum dan langsung menundukkan


kepala nya. Dan Diki tidak marah apa yang sudah di ceritakan
Sofi masalah papa dan mama nya yang tidak suka dengannya.
Karena apa yang di bilang oleh papa dan mama nya Sofi
memang benar, Diki dan Sofi sangat berbeda jauh dari segi
kedudukkannya.

“ Kamu kenapa diam Dik? kamu marah ya ? “ tanya Sofi.

“ Aku tidak marah Kok Fi? dan apa yang sudah dibilang oleh
papa dan mama mu itu benar Fi, aku memang anak nya orang
miskin “

Sofi langsung menangis dan memeluk Diki, ketika Diki


bicara begitu dengan nya. Sofi sudah sayang banget sama Diki
dan Sofi sangat takut kehilangan Diki. Namun hari ini tidak
seromatis seperti hari kemarin, karena tiba-tiba mama nya
Sofi melihat mobil Sofi yang di parkirkan di pinggir jalan.
Mama nya Sofi langsung berhenti dan turun untuk mencari
Sofi bahwa Sofi disini dengan siapa. Mama nya Sofi langsung
masuk ketaman, dan tiba-tiba mama nya melihat Sofi dan Diki
yang lagi duduk di kursi taman dengan keadaan Sofi yang
masih memeluk diki. Mama nya Sofi langsung nyamperin
mereka berdua dan langsung menampar Diki dan Sofi yang
masih duduk di samping Diki langsung di tarik oleh mama nya.
“ Tante kenapa nampar Diki? “ tanya diki sambil memegang
pipi nya yang habis di tampar oleh mama nya Sofi.

“ Karena saya tidak suka melihat kamu pacaran dengan anak


saya ! “ jawab mama nya Sofi

“ Loh kenapa tante ? “ tanya Diki.

“ Masih berani tanya ya, kamu itu sadar tidak kalau Sofi ini
anak nya orang kaya? “ jawab mama nya Sofi.

“ Iya Diki sadar tante “ jawab Diki sambi menundukkan kepala


nya.

“ Bagus lah kalau kamu sadar, lagi pula kamu itu tidak pantas
untuk anak saya dan sampai kapan pun saya tidak akan
merestui hubungan kamu dengan anak saya “ jawab mama
nya Sofi yang sambil menghina Diki di depannya Sofi.

Diki terdiam ketika mama nya Sofi menghina nya di


depan Sofi, dan Sofi masih menangis lantaran mama nya
sudah kasar dengan Diki. Sofi di tarik mama nya agar cepat
meninggalkan Diki di taman bunga. Kini Diki sendirian di
taman bunga karena Sofi di tarik oleh mama nya pulang. Hati
Diki mulai rapuh dan Sakit karena hubungannya tidak direstui
dan disamping itu juga Diki sudah di hina oleh mama nya Sofi.
Diki duduk di kursi taman dengan keadaan hati yang hancur,
air mata nya mulai menetes. Ketika Diki sedang duduk di kursi
taman sendirian dengan keadaan yang sangat hancur, tiba-
tiba seseorang datang nyamperin Diki dengan membawa
kabar bahwa rumah nya kebakaran. Mendengar berita itu, Diki
langsung pulang karena takut terjadi apa-apa dengan ibu dan
bapak nya. Tiba dirumah nya, Diki melihat ibu dan bapak nya
yang sedang menangis karena rumah nya sudah habis
terbakar. Kini nasib Diki tambah hancur, di samping Hati nya
yang sangat rapuh karena hubungannya Diki dengan Sofi tidak
direstui olah mama nya Sofi dan di samping itu juga rumah
nya Diki habis terbakar.
Bagian 4

~Secangkir Kopi~

Matahari mengelabui waktu, dia tertutup awan kelabu.


Rehan tidak menyangka kalau sekarang sudah pukul delapan
pagi lewat empat puluh satu. Dan Rehan langsung bersiap-siap
untuk pergi bekerja karena takut terlambat. Rehan bekerja di
kedai kopi dan Rehan sudah lama bekerja disitu. Rehan adalah
anak yang baik, tapi sayang kedua orang tua Rehan sudah
meninggal. Ketika kedua orang tuanya sudah tidak ada lagi,
Rehan menjadi pekerja keras demi menyambung hidup nya.
Batas sekolah Rehan cuman sampai SMA, karena Rehan tidak
punya biaya untuk melanjutkan sekolah tinggi dan lagi pula dia
hidup sendirian, dia memutuskan untuk memilih bekerja saja.
Dan sampai sekarang Rehan masih bekerja di kedai kopi dan
lagi pula Rehan sudah nyaman bekerja disitu. Rehan bekerja di
kedai kopi dari pagi sampai malam.
Hari ini Rehan berangkat kerjanya terlambat karena
terjadi nya macet di perjalanan. Ketika Rehan sudah sampai di
tempat kerjanya, bos nya Rehan sudah menunggu. Tapi syukur
Rehan tidak dimarah oleh bos nya dan lagi pula bos nya adalah
orang yang baik juga dan pengertian. Rehan langsung
membersihkan tempat kerjanya dan menyiapkan kopi-kopi
yang akan di giling dan kebetulan juga Rehan adalah
baristanya. Bos nya Rehan sangat senang jika melihat Rehan
bekerja, karena Rehan selalu bersemangat dan selalu jujur
dalam bekerja. Demi menyambung hidupnya, Rehan selalu
semangat dalam bekerja. Lagi pula kalau Rehan tidak mau
bekerja dan malas-malasan, siapa yang dapat memenuhi
kebutuhannya kalau bukan Rehan sendiri. Maka dari itu Rehan
sangat semangat sekali dalam bekerja demi memenuhi
kebutuhannya.

Setelah selesai membersihkan tempat kerjanya, Rehan


langsung menggiling kopi yang sudah di siapkan. Ketika Rehan
sedang sibuk menggiling kopi, tiba-tiba bosnya nyamperin
Rehan bahwa ada pesanan kopi yang berjumlah 20.

“ Rehan… “ bos nya memanggil Rehan.


“ Iya, ada apa pak? “ jawab Rehan sambil bertanya.

“ Nanti kalau kamu sudah selesai menggiling kopi nya, kamu


langsung membuat 20 kopi ya? “ jawab bos nya Rehan.

“ Kok banyak sekali pak, emang untuk siapa pak? “ tanya


Rehan.

“ Iya Han, untuk kantor sebelah Han soalnya ada acara di situ “
jawab bos nya.

“ Alhamdulillah pak, ok pak nanti Rehan langsung siapkan 20


kopi itu “ ucap Rehan yang senang sekali karena mendapatkan
pesanan yang banyak.

“ Ok Han, ingat jangan sampai terlambat ya? “ ucap bos nya ke


Rehan.

“ Iya pak, habis ini Rehan langsung membuatnya “ jawab


Rehan.

“ Iya Han, semangat ya… “ ucap bos nya ke Rehan.

“ Siap pak “ jawab Rehan dengan penuh semangat.


Setelah Rehan mendapatkan pesanan 20 kopi, Rehan
dan teman kerjanya langsung menyiapkan 20 cangkir dan agar
kopi yang sudah dibuat nya segera di tuangkan. Karena Rehan
yang masih ingat kata bos nya bahwa jangan sampai
terlambat, maka dari itu Rehan dan temannya harus cepat
menyelesaikannya. Tidak ada raut wajah capek di wajah
Rehan, justru Rehan sangat senang sekali jika mendapatkan
pesanan yang banyak.

Karena waktu menunjukkan sudah mau ashar, Rehan


meminta izin kepada temannya pergi ke masjid untuk
menunaikan ibadah sholat ashar. Dan ketika Rehan lagi di
masjid karena menunaikan kewajibannya, kini teman Rehan
masih melanjutkan pekerjaannya dan menyiapkan 20 kopi itu
agar pesanannya tidak terlambat untuk di antar. Setelah
Rehan pulang dari masjid dan habis menunaikan sholat ashar
nya, Rehan langsung melanjutkan pekerjaannya yang belum
selesai itu bersama temannya.

20 kopi yang sudah dibuat Rehan dan temannya, kini


sudah selesai semua dan siap untuk di antar, karena waktu
pengantarannya malam, kini Rehan masih membuat kopi
untuk pelanggan yang datang. Kebetulan yang datang di kedai
kopi nya lumayan ramai. Setelah kopi untuk pelanggannya
sudah dibuat dan di antarkan di mejanya, kemudian Rehan
beristirahat sebentar, dan sambil melihat pelanggannya yang
sedang lagi menikmati kopi buatannya. Rehan merasa senang
sekali ketika kopi buatannya tidak pernah mengecewakan
pelanggannya, justru semua pelanggannya sangat menikmati
nya.

Sekarang sudah pukul 18:02 dan adzan magrib sudah


berkumandang, Rehan langsung bergegas pergi ke masjid dan
kebetulan juga masjid dan tempat kerjanya dekatan. Setelah
pulang dari masjid dan habis menunaikan ibadah sholat
magrib, Rehan langsung menyusun kopi pesanannya di dalam
kotak. Ketika 20 kopi sudah selesai dimasukan semua,
temannya Rehan langsung mengantarkannya. Dan kini Rehan
sangat merasa bahagia sekali karena tidak mengecewakan
perintah bos nya, dan pesanan kopi yang berjumlah 20, kini
sudah di antar dengan tepat waktu. Karena pesanan 20 kopi
nya sudah di antar oleh temannya, Rehan langsung
melanjutkan membuat kopi untuk pelanggannya supaya
segera di nikmatinya.

Karena waktu sudah hampir jam 10 malam, Rehan


langsung membereskan tempat kerjanya agar Rehan dapat
segera pulang kerumahnya. Setelah tempat kerjanya sudah
beres semua, Rehan langsung bergegas pulang kerumahnya.
Ketika sudah sampai dirumahnya, Rehan pergi ke kamar
mandinya untuk membersihkan badannya yang habis pulang
kerja. Begitu selesai mandi, Rehan langsung menuju ke ruang
makan karena Rehan sudah merasa sangat lapar, Sebab tadi
waktu kerja Rehan belum sempat makan lantaran sangking
sibuknya dengan kopi.

Karena Rehan sudah mandi dan sudah makan juga,


Rehan langsung menuju keruang belajar nya dan mengambil
salah satu bukunya yang ada di lemari untuk di bacanya.
Karena sudah menjadi kebiasaan Rehan kalau sebelum tidur
Rehan harus baca buku dulu. Walaupun Rehan tidak bisa
melanjutkan sekolah tingginya, namun Rehan masih tetap
belajar. Karena bagi Rehan belajar adalah sebuah kewajiban.
Kini Rehan yang lagi sedang menghadap buku lantaran asyik
nya membaca, Rehan sampai tidak sadar bahwa waktu sudah
pukul jam 1 malam dan Rehan sampai ketiduran di ruang
belajarnya dan buku yang dibacanya masih terbuka.

Langit yang cerah tertutup oleh gelapnya mendung.


Rehan sudah bangun dari tidur nya yang nyenyak. Karena
waktu sudah pagi dan awan yang cerah lagi tertutup oleh
gelapnya mendung dan menandakan akan turun hujan, Rehan
langsung pergi ke kamar mandinya, begitu selesai mandi
Rehan langsung bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Karena
Rehan melihat mendung nya yang sangat gelap, Rehan segera
meninggalkan rumah nya untuk berangkat bekerja. Setelah
sudah tiba di tempat kerjanya, air hujan mulai turun yang
sangat deras. Tapi syukur karena Rehan tidak kehujanan.
Hujan yang masih deras dan tempat kerja juga masih sepi,
Rehan langsung membuka kedai kopi nya dan segera masuk
karena cuaca diluar dingin sekali. Ketika Rehan sedang
membersihkan lantai kedai kopi nya, Rehan melihat ada
seorang wanita yang lagi sedang berteduh di depan kedai nya.
Ketika Rehan melihat wanita itu, Rehan langsung nyamperin
wanita itu.
“ Hai mbak, silahkan masuk saja mbak karena diluar dingin
banget cuacanya “ Sapa Rehan sambil mengajak wanita itu
masuk ke dalam kedai nya.

“ Tidak usah mas, disini saja tidak apa-apa kok “ jawab wanita
itu.

“ Tapi diluar dingin banget loh mbak, ayo mbak masuk saja…
tidak apa-apa kok? “ ucap Rehan ke wanita itu.

“ Iya sudah iya mas “ jawab wanita itu yang akhirnya mau
masuk juga.

Ketika wanita itu sudah masuk kedalam kedai nya dan


sedang duduk di kursi, Rehan menawarkan secangkir kopi
kepada wanita itu supaya rasa dingin yang ada di badanya
hilang.

“ Mau saya buat secangkir kopi mbak? Kalau mau saya


buatkan dan rasa dingin yang ada dibadan mbak biar hilang “
ucap Rehan yang menawarkan secangkir kopi ke wanita itu.

“ Hmmm… boleh tuh mas, buatkan ya “ jawab wanita itu.

“ Ok mbak, ditunggu ya? “


Ketika Rehan sudah menawarkan secangkir kopi
kepada wanita itu dan akhir nya mau juga, Rehan langsung
membuatkannya, karena Rehan merasa kasihan dengan
wanita itu yang sedang kedinginan.

“ Nih mbak secangkir kopinya “ ucap Rehan sambil membawa


secangkir kopi buatannya.

“ Iya mas, terimakasih y… “ jawab wanita itu.

“ Iya mbak, sama-sama… “ jawab Rehan sambil tersenyum ke


wanita itu.

“ Oh iya mas, perkenalkan nama saya Aulia “ ucap wanita itu


sambil memperkenalkan nama nya.

“ Saya Rehan mbak “ jawab Rehan sambil memperkenalkan


nama nya juga.

“ Rehan… nama yang bagus mas “ ucap Aulia.

“ Hehehe… apa iya mbak “ jawab Rehan sambil ketawa.

“ Iya mas, beneran bagus nama nya… “ ucap Aulia yang masih
menyebutkan nama Rehan yang bagus.
“ Hmmm… terimkasih ya mbak… nama mbak juga bagus kok,
cantik sesuai dengan orang nya hehehe… “ jawab Rehan
sambil berterimakasih kepada Aulia karena nama nya sudah di
bilang bagus oleh Aulia dan Rehan juga menyebutkan nama
nya Aulia yang cantik sesuai dengan orang nya dan sambil
ketawa.

“ Hehehe bisa aja kamu mas. Oh iya mas, jangan panggil saya
mbak dong… panggil Aulia saja mas biar enak “ Aulia langsung
ketawa karena Rehan sudah bilang nama nya cantik sesuai
dengan orang nya.

“ Hehehe… iya Aulia, dan kamu juga jangan panggil saya mas,
panggil saja Rehan biar juga enak “ jawab Rehan.

“ Iya Han… “ jawab Aulia sambil senyum ke Rehan.

“ Emang tadi Aulia mau kemana ? “ tanya Rehan.

“ Mau pulang ke rumah Han, soal nya habis pulang dari


kampus “ jawab Aulia.

“ Oalah gitu ya… “ucap Rehan sambil tersenyum.


“ Iya Han… eh ngomong-ngomong kopi nya enak banget Han “
Ucap Aulia karena kopi buatannya Rehan sangat enak.

“ Apa iya Aulia “ jawab Rehan

“ Iya Han beneran, dan rasa dingin di badan ku kini sudah


hilang karena minum kopi buatanmu… “ jawab Aulia karena
kopi buatan Rehan memang benar enak dan rasa dingin di
badan nya sudah hilan.

“ Alhamdulillah kalau kopi nya enak…. Syukur lah kalau rasa


dingin di badan Aulia kini sudah hilang “ jawab Rehan.

“ Terimakasih ya Han… “ ucap Aulia karena sudah di buatkan


secangkir kopi oleh Rehan.

“ Iya Aulia… sama-sama “ Jawab Rehan sambil tersenyum ke


Aulia.

“ Berapa ini Han? “ tanya Aulia

“ Apa nya Aulia… “ jawab Rehan sambil bingung karena tiba-


tiba Aulia tanya berapa.

“ Kopi nya Han… “ jawab Aulia sambil senyum ke Rehan.


“ Oalah… kopi nya toh hehehe, gratis Aulia “ jawab Rehan
sambil ketawa karena Aulia tanya harga nya dan Rehan
membuatkan secangkir kopi untuk Aulia secara gratis.

“ Beneran Han… berapa kopi nya? tanya Aulia yang masih


menanyakan harga kopi nya.

“ Iya Aulia beneran… itu gratis untuk kamu… “ jawab Rehan.

“ Hmmm… ya sudah Han, sekali lagi terimakasih ya… “ jawab


Aulia yang berterimakasih ke pada Rehan karena sudah di
buatkan secangkir kopi secara gratis.

“ Iya Aulia, sama-sama… “ jawab Rehan sambil senyum ke


Aulia.

Karena hujan yang deras tadi sudah redah, Aulia


langsung pulang kerumah nya dan rasa dingin di badan nya
kini sudah hilang juga karena sudah minum secangkir kopi
buatannya Rehan.

“ Han, aku pulang dulu ya… “ ucap Aulia ke Rehan.


“ Oh iya Aulia, terimakasih ya karena sudah mau mencicipi
secangkir kopi buatan aku… “ jawab Rehan yang begitu senang
karena Aulia sudah mencicipi secangkir kopi buatan nya.

“ Hehehe… seharusnya aku yang terimakasih Han, karena


kamu sudah membuatkan secangkir kopi untuk aku…. Gratis
juga pula dan secangkir kopi buatan mu itu sudah membantu
menghilangkan rasa dingin di badan ku “ jawab Aulia sambil
ketawa ke Rehan.

“ Hehehe… iya Aulia “ katawa Rehan.

“ Iya sudah kau pulang dulu ya… “ ucap Aulia ke Rehan.

“ Iya… kamu hati-hati ya di jala… “ jawab Rehan sambil


tersenyum.

Karena Aulia sudah pulang ke rumah nya, Rehan


langsung melanjutkan aktivitasnya seperti biasanya yaitu
menggiling kopi nya. Ketika Rehan sedang menggiling kopi
nya, tiba-tiba Rehan terbayang wajah Aulia yang cantik itu.

“ Aulia… nama yang cantik sesuai dengan orang nya. Ah sudah


lah aku fokus kerja dulu, tapi kenapa ya kalau aku terbayang
Aulia langsung senyum begitu saja, apa jangan-jangan aku
mulai suka ya dengan Aulia… ah mungkin ini perasaan ku saja,
tapi kok perasaan ku kali ini berbeda ya… kayak ada cinta-cinta
nya gitu “ ucap Rehan kepada diri nya sendiri.

Aulia yang habis pulang dari kedai kopi tempat nya


Rehan bekerja, Aulia langsung masuk ke dalam kamar nya.
Ketika sudah masuk dalam kamar nya, Aulia tiba-tiba juga
memikirkan Rehan.

“ Rehan… nama yang bagus dan baik juga orang nya. Tapi
kenapa ya kok tiba-tiba aku memikirkan Rehan, apa jangan-
jangan aku mulai suka sama Rehan… “ Aulia yang sedang
memikirkan Rehan dan bicara sendirian di dalam kamar nya.

Karena sudah jam sepuluh malam, Rehan


membereskan tempat kerja nya dulu sebelum pulang
kerumah. Begitu tempat kerja nya sudah beres semua, Rehan
langsung pulang kerumah nya. Setelah sudah sampai di rumah
nya, Rehan langsung masuk kerumah nya dan langsung pergi
ke kamar mandi nya. Begitu selesai mandi, Rehan langsung
menuju keruang belajar nya. Ketika Rehan mau mengambil
buku di lemarinya, tiba-tiba Rehan terbayang Aulia lagi.

“ Aulia kira-kira lagi apa ya… ah ngapai juga aku tadi tidak
kepikiran minta nomor hand phone nya, kalau tadi aku minta
nomor hand phone nya pasti aku tahu Aulia sedang apa mala
ini. Sudah ah besok kalau Aulia datang lagi, aku akan minta
nomor hand phone nya “ Rehan yang lagi bicara sendirian di
dalam ruang belajar nya lantaran terbayang Aulia lagi.

Hari ini Rehan datang terlambat pergi ke tempat kerja


nya, karena semalam Rehan masih memikirkan Aulia sehingga
Rehan bangun kesiangan. Begitu sudah tiba di tempat kerja
nya, bos nya Rehan sudah menunggu dan Rehan langsung
minta maaf kepada bos nya atas keterlambatannya.

“ Maaf pak, Rehan terlambat “

“ Iya Han, besok-besok jangan terlambat lagi ya… “ jawab bos


nya Rehan.

“ Iya pak “ jawab Rehan.


“ Iya sudah sekarang kamu langsung bekerja “ jawab bos nya
Rehan.

“ Iya pak “ jawab Rehan.

Rehan langsung melanjutkan aktivitas seperti biasa nya


yaitu menyiapkan kopi untuk pelanggan nya yang datang.
Karena kedai kopi nya banyak yang datang sehingga Rehan
masih sibuk menyiapkan kopi, tiba-tiba Aulia datang sehingga
Rehan tidak tahu karena sangking sibuk nya. Begitu kopi untuk
pelanggan nya sudah siap semua, teman kerja nya Rehan
langsung mengantarkan kopi ke meja-meja pelanggan nya.
Ketika Rehan melihat para pelanggan nya lagi sedang
menikmati kopi nya, Rehan juga melihat Aulia yang sudah
duduk di kursi. Karena Rehan melihat Aulia duduk di kursi,
Rehan langsung nyamperin Aulia.

“ Hai Aulia… “ sapa Rehan.

“ Hai Rehan… “ Aulia juga membalas sapa dari Rehan.

“ Kapan kamu datang nya, kok aku tidak tahu…” tanya Rehan.
“ Tadi Han, karena aku melihat kamu lagi sibuk menyiapkan
kopi, jadi wajar lah kalau kamu tidak tahu hehehehe “ iawab
Aulia sambil ketawa.

“ Hehehe “ Rehan langsung ketawa.

“ Han buatkan secangkir kopi ya… “ ucap Aulia yang minta di


buatkan secangkir kopi oleh Rehan.

“ Siap Aulia… “ jawab Rehan dengan nada yang lembut.

“ Tapi Han… “ ucap Aulia.

“ Tapi apa Aulia… “ jawab Rehan.

“ Tapi yang spesial ya… “ jawab Aulia sambil tersenyum manis


ke Rehan.

“ Hmmm… iya Aulia… “ jawab Rehan sambil tersenyum juga ke


Aulia.

Begitu Aulia minta dibuatkan secangkir kopi, Rehan


langsung membuatkan secangkir kopi untuk Aulia. Kali ini kopi
yang dibuat oleh Rehan bukan kopi seperti biasanya untuk
para pelanggan nya, Tapi kopi yang dibuat oleh Rehan adalah
secangkir kopi yang sangat spesial untuk Aulia. Begitu
secangkir kopi spesial nya untuk Aulia sudah siap, Rehan
langsung mengantarkan secangkir kopi spesial itu ke Aulia.

“ Secangkir kopi spesial nya sudah datang… “ ucap Rehan ke


Aulia sambil membawa secangkir kopi spesial untuk Aulia.

“ Hmmm… terimakasih Rehan… “ jawab Aulia dengan nada


yang lembut dan sambil tersenyum ke Rehan.

“ Sama-sama Aulia… “ jawab Rehan sambil tersenyum juga ke


Aulia.

Karena tidak ada yang datang lagi ke kedai kopi nya


dan para pelanggan sedang pada asyik ngobrol sambil
menikmati kopi nya, kini Rehan dan Aulia juga ngobrol. Karena
Rehan suka sama Aulia dan pengen PDKT dengan Aulia. Ketika
Rehan dan Aulia lagi asyik ngobrol nya, tiba-tiba Rehan
keceplosan di depan Aulia.

“ Aku tadi malam mikirin kamu loh “ ucap Rehan yang


keceplosan di depan Aulia.
“ Apa Han… “ jawab Aulia yang terkejut mendengar Rehan
bicara begitu.

“ Eee… tidak kok Aulia, maksud aku, aku tadi malam mikirin
bos aku “ jawab Rehan sambil gugup dan malu karena sudah
keceplosan di depan Aulia.

“ Hehehe… Rehan-Rehan… “ jawab Aulia sambil ketawa


karena melihat Rehan sangat lucu.

“ Hehehe “ Rehan juga ikut ketawa dan malu karena sudah


keceplosan di depan Aulia.

“ Tapi sama loh Han… “ ucap Aulia.

“ Maksudnya… “ jawab Rehan.

“ Iya sama, aku semalam juga mikirin kamu… “ jawab Aulia


sambil malu-malu.

“ Ah Aulia nih, jangan bikin aku baper dong…. “ jawab Rehan


yang mulai baper ke Aulia.

“ “Iya Han… aku serius tau… “ jawab Aulia dengan wajah yang
serius.
“ Kok bisa sih kamu mikirin aku… “ tanya Rehan.

“ Tidak tahu Han kenapa aku bisa mikirin kamu, mungkin


kemarin karena aku pertama kali melihat kamu dan ngobrol
bareng sama kamu dan kamu juga membuatkan secangkir
kopi untuk aku supaya rasa dingin di badan aku hilang, aku tuh
ngerasa kalau aku mulai suka sama kamu Han “ jawab Aulia
dan Aulia juga keceplosan di depan Rehan bahwa Aulia suka
sama Rehan.

“ Ha, apa Aulia “ Rehan sangat terkejut ketika Aulia bilang


kalau dia suka sama Rehan.

“ Tidak kok Han… “ jawab Aulia sambil ngeles ke Rehan karena


malu sudah keceplosan di depan Rehan.

“ Aku barusan mendengar kalau kamu suka sama aku, apa


benar itu Aulia… “ tanya Rehan.

“ Iya Han, aku suka sama kamu “ jawab Aulia yang terpaksa
jujur ke Rehan karena sudah terlanjur keceplosan di depan
Rehan.
“ Sama Aulia, aku juga suka sama kamu “ ucap Rehan sambil
memegang tangan Aulia.

“ Serius Han… “ jawab Aulia sambil terkejut karena Rehan juga


suka sama Aulia.

“ Iya Aulia, aku serius “ jawab Rehan dengan wajah yang


begitu serius.

Karena Rehan sudah tahu bahwa Aulia juga suka sama


Rehan, sekarang Rehan mencoba memberanikan diri untuk
menyatakan cinta nya dan meminta Aulia untuk manjadi pacar
nya.

“ Aulia, aku mau bicara serius sama kamu… “ ucap Rehan yang
sangat serius kepada Aulia.

“ Apa Han… “ jawab Aulia.

“ Aku cinta sama kamu, kamu mau tidak jadi pacar aku… “
ucapan Rehan yang lagi menyatakan cinta nya kepada Aulia
dan sambil memegang tangan Aulia.

“ Hmmm… iya Han aku juga cinta sama kamu dan aku mau jadi
pacar kamu “ jawab Aulia yang menerima cinta nya Rehan.
Begitu cinta nya Rehan di terima oleh Aulia dan Aulia
juga mau menjadi pacarnya Rehan, Rehan langsung berteriak
senang sehingga para pelanggan yang lagi asyik ngobrol dan
menikmati kopi nya langsung melihat Rehan. Begitu para
pelanggan nya melihat Rehan, Rehan langsung duduk dan
malu. Karena sangking senang nya Rehan, sampai-sampai
berteriak di depan para pelanggan nya. Sekarang Rehan dan
Aulia sudah resmi berpacaran. Rehan sangat senang sekali
kalau Aulia sudah menjadi pacar nya, begitu pun dengan Aulia.
Kini Aulia akan segera pergi ke kampus nya, dan Aulia harus
mengakhiri obrolan nya dengan Rehan.

“ Han… aku berangkat ke kampus dulu ya… “ ucap Aulia yang


pamit kepada Rehan karena mau pergi ke kampus.

“ Iya Aulia… kamu hati-hati ya dan juga belajar yang bener “


jawab Rehan dengan nada yang sangat lembut ke Aulia.

“ Iya sayang… oh iya ini nomor aku, kamu simpan ya… “ jawab
Aulia yang romantis sambil memeberikan nomor Hand Phone
nya.
“ Iya sayang… pasti aku simpan kok… “ jawab Rehan yang
romantis juga ke Aulia.

Karena Aulia sudah berangkat ke kampus nya, Rehan


langsung melanjutkan pekerjaan nya. Dengan keadaan hati
yang berbunga-bunga, semangat Rehan dalam bekerja sangat
bertambah dari pada sebelumnya.
Profil Penulis

Desta Romansyah, lahir di Desa Sumber Harta, kabupaten Musi


Rawas dan Provinsi Sumatera Selatan tanggal 17 Desember
1998. Tahun 2011 lulus dari Sekolah Dasar Muhammadiyah 65
Sumber Harta, tahun 2014 lulu dari SMP Muhammadiyah
Sumber Harta, dan tahun 2017 lulus dari Madrasah Aliya Al-
Muhajirin Tugumulyo. Dan tahun 2017 mulai masuk sekolah
tinggi di STKIP-PGRI Lubuk Linggau.
Sinopsis Sampul Belakang

Buku ini adalah sebuah Novel yang menceritakan


sepasang orang yang saling mencintai dengan tulus namun
tidak kunjung bersatu. Dan ingin tahu apa penyebab nya
sepasang orang yang saling mencintai ini tidak kunjung
bersatu? Buku inilah yang akan memberi tahu kepada kalian
mengenai penyebab nya sepasang orang yang saling mencintai
yang tidak kunjung bersatu. Dan selamat membaca.

Anda mungkin juga menyukai