Anda di halaman 1dari 6

Modul 1

Kegiatan Belajar 1

ARTI PENTING PANCASILA BAGI BANGSA INDONESIA

a. Pendahuluan
Pada kegiatan belajar I ini Anda akan memperoleh pembelajaran tentang arti
penting Pancasila di era Revolusi Industri 4.0 bagi bangsa Indonesia danarti penting
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.
b. Capaian Pembelajaran
Setelah perkuliahan, mahasiswa mampu memaknai arti penting Pancasila bagi
warga negara Indonesia
c. Sub Capaian Pembelajaran:
1. Mampu menjelaskan arti penting Pancasila bagi bangsa Indonesia di Era Revolusi
Industri 4.0
2. Mampu menjelaskan makna penting pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.
d. Uraian Materi

1. Pancasila di Era Revolusi Industri 4.0

Bangsa Indonesia sejak reformasi sampai saat ini mengalami perubahan besar-
besaran yang disebabkan oleh pengaruh dari luar maupun dari dalam negeri. Terlebih lagi
saat ini yang disebut era Revolusi Industri 4.0, yakni era yang menekankan pada pola
digitaleconomy, artificial intelligence, big data, robotic, dan sebagainya atau dikenal
dengan fenomena disruptive innovation. Era Revolusi Industri 4.0 mempunyai logika
baru yang sama sekali berbeda, dan dapat melenyapkan yang lama. Ada tantangan-
tantangan berat yang dihadapi di era ini terlebih untuk generasi muda. Seberat apapun
tantangan itu, belajar adalah kunci menghadapinya.

Ada lima keterampilan (Skills) yang permintaannya akan paling tinggi dalam
beberapa sektor industri sampai tahun 2020, yang sebelumnya sektor tersebut tidak
membutuhkannya. Kelima keterampilan sebagaimana tampak dalam tabel 1 berikut.

Tabel. 1. Keterampilan yang dibutuhkan dunia industri tahun 2020

Keterampilan yang Persentase Keterangan


dibutuhkan kebutuhan
pada th 2020
Complex Problem 36 % Kemampuan untuk memecahkan masalah
Solving yang asing dan belum diketahui solusinya
di dalam dunia nyata.
Social Skills 19 % Kemampuan untuk melakukan koordinasi,
negosiasi, persuasi, mentoring, kepekaan
dalam memberikan bantuan hingga
emotional intelligence.
Process Skills 18 % Kemampuan terdiri dari: active listening,
logical thinking, monitoring self
and
others.
Systems Skills 17 % Kemampuan untuk dapat melakukan
judgement dengan pertimbangan cost-
benefit serta kemampuan untuk mengetahui
bagaimana sebuah sistem dibuat dan
dijalankan
Cognitive Abilities 15 % Skill yang terdiri dari antara lain: Cognitive
Flexibility, Logical Reasoning, Problem
Sensitivity, Mathematical Visualizing
Sumber: The Future of Jobs Report, World Economic Forum

Mungkin dulu keterampilan yang diunggulkan adalah yang terkait dengan cognitive
abilities, tetapi sekarang dan nanti tidak demikian. Keterampilan memecahkan masalah
dan keterampilan sosial sangat dibutuhkan oleh dunia industri atau dunia kerja. Hal
tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan ekonomi-sosial-budaya yang cukup
signifikan sehingga persoalan yang dihadapi juga berbeda dan menuntut solusi yang
berbeda pula.

Perubahan-perubahan yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa


dan bernegara berlangsung cepat, dan untuk menghadapi tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan yang sangat pesat, disertai pola kehidupan mengglobal menuntut semua
pihak untuk mengantisipasinya, termasuk generasi mudah harapan bangsa dan kalangan
pendidik di perguruan tinggi. Indonesia sebagai negara berkembang yang terus melaju
(negara dengan ekonomi terkuat di Asean) harus optimis dengan perubahan cepat
tersebut. Hanya saja, bangsa Indonesia jangan sampai lupa akan fondasi hidup bernegara
(Pancasila) sebagaimana diletakkan oleh para pendiri negara (the founding fathers)
sehingga kita tidak kehilangan arah dalam menapaki masa depan. Keterampilan
memecahkan masalah dan keterampilan sosial sebagaimana dibutuhkan oleh dunia
industri dan dunia kerja sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai luhur kehidupan yang
termuat di dalam sila-sila Pancasila.

Selain masalah ketenagaan dan keterampilan yang dibutuhkan di era industri 4.0,
bangsa Indonesia juga menghadapi berbagai masalah sosial lainnya yang muncul seiring
perubahan dan perkembangan global seperti terorisme, radikalisme, narkoba, lingkungan
hidup, disintegrasi bangsa, dekadensi moral (LGBT), dsb. kita juga masih mempunyai
masalah besar terkait upaya pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk
mengatasi itu semua, semua komponen bangsa hendaknya bersatu padu bergotong
royong, seia sekata berusaha mengatasinya. Perspektif dalam mengatasi masalah tersebut
tidak lain adalah dari perspektif Pancasila.

2. Pentingnya Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi

Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan
pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi
penerusnya, selaku warga masyarakat, bangsa dan negara, secara berguna (berkaitan
dengan kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaitan dengan kemampuan kognitif dan
psikomotorik) serta mampu mengantisipasi hari depan mereka yang senantiasa berubah
dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara dan hubungan
internasionalnya.

Pendidikan Tinggi tidak dapat mengabaikan realita kehidupan yang mengglobal


yang digambarkan sebagai perubahan kehidupan yang penuh dengan paradoksal dan
ketakterdugaan.Tugas utama perguruan tinggi adalah meningkatkan keterpelajaran
masyarakat, dengan memperkenalkan mahasiswa kepada pengembangan konsep-kosep
dan penguasaannya hingga tingkat perkembangannya terkini sehingga kelak memiliki
kompetensi dalam bidangnya dan mampu menjalankan pekerjaan, terutama yang
memerlukan keahlian tinggi. Sejalan dengan itu, universitas perlu mengembangkan soft
skill atau kemampuan non-teknis mahasiswa, seperti sikap dan kepribadian, agar mereka
memiliki kemampuan mengenal diri sendiri dan masalah secara rasional, kemampuan
beradaptasi , dan memiliki keberanian intelektual dalam membuat inovasi (Gardiner,
dkk., 2017: 32). Dengan kata lain, perguruan tinggi berkewajiban mengembangkan
kecerdasan majemuk para mahasiswa untuk kelak dapat menjadi warganegara yang
mempunyai bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan kepribadian Indonesia,
yang berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai budaya bangsa. Dalam
konteks pembekalan sebagaimana dimaksud, salah satu upaya yang ditempuh adalah
diberikannya mata kuliah Pancasila pada jenjang Perguruan Tinggi, di seluruh wilayah
Indonesia, termasuk di Universitas Negeri Yogyakarta. Hal tersebut merupakan
implementasi dari ketentuan dalam pasal 35 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi yang menyatakan bahwa: (1) Kurikulum pendidikan tinggi
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajara untuk
mencapai tujuan Pendidikan Tinggi; (2) Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana
dimaksudpada ayat (1) dikembangkan oleh setiap Perguruan Tinggi dengan mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk setiap Program Studi yang mencakup
pengembangan kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan; (3) Kurikulum
Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah: a.
agama; b. Pancasila; c. kewarganegaraan; dan d. bahasa Indonesia; (4) Kurikulum
Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui kegiatan
kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler; (5) Mata kuliah sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dilaksanakan untuk program sarjana dan program diploma.

. Negara berkehendak agar pendidikan Pancasila dilaksanakan dan wajib dimuat


dalam kurikulum pendidikan tinggi sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri. Dengan
demikian mata kuliah pendidikan Pancasila ini dapat lebih fokus dalam membina
pemahaman, dan penghayatan mahasiswa mengenai ideologi bangsa Indonesia. Artinya,
pendidikan Pancasila diharapkan menjadi ruh dalam membentuk jati diri mahasiswa
dalam mengembangkan jiwa profesionalitas mereka sesuai dengan bidang studi masing-
masing. Selain itu, dengan mengacu kepada ketentuan padal 2 Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2012, sistem pendidikan tinggi di Indonesia harus berdasarkan Pancasila.
Implikasinya, sistem pendidikan tinggi (perguruan tinggi) di Indonesia harus terus
mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai segi kebijakannya dan
menyelenggarakan mata kuliah pendidikan Pancasila secara sungguh-sungguh dan
bertanggung jawab.

Visi mata kuliah Pancasila terkait dengan visi matakuliah pengembangan


kepribadian (Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia), yaitu menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan
program studi dalam mengantarkan mahasiswa. Visi ini pada hakikatnya merupakan
upaya untuk memberikan dasar-dasar kecakapan hidup secara sosial kepada mahasiswa
yang merupakan intelektual muda sehingga tidak kehilangan jati diri sebagai warga
bangsa, negara dan masyarakat Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa mahasiswa
merupakan warga negara yang diharapkan perannya di masa datang untuk dapat
melanjutkan dan mempertahankan eksistensi negara Republik Indonesia dengan karya-
karya nyata yang akan meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Sejalan dengan visi
tersebut, misi mata kuliah Pancasila adalah membantu mahasiswa agar mampu
mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila serta kesadaran berbangsa dan bernegara dalam
menerapkan ilmunya, dengan penuh rasa tanggung jawab, baik kepada sesama manusia
maupun kepada Tuhan. Secara singkat, misi perkuliahan ini adalah membantu
mahasiswa agar menjadi manusia dan warga negara yang berkepribadian Pancasila,
yaitu manusia yang religius, humanis, nasionalis, demokratis dan adil. Matakuliah
Pancasila diharapkan dapat semakin mendewasakan warganegara, bahkan menjadi
wahana pencerahan, bukan sebagai upaya pembelengguan atau pembodohan.
Kesemuanya ini dimaksudkan agar Anda sebagai mahasiswa sekaligus warganegara
Indonesia mempunyai kemampuan untuk merefleksikan Pancasila secara kritis analitis
dan benar-benar dapat merealisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nyata, yaitu
dalam kehidupan bernegara, berbangsa, bermasyarakat secara sadar dan dewasa tanpa
paksaan dari pihak manapun.

Seiring dengan visi dan misi matakuliah Pancasila, kita juga dapat melihat pada visi
dan misi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Sebagai sebuah lembaga pendidikan,
UNY memiliki perhatian dan fokus pada upaya pendidikan kepribadian atau karakter
bangsa. Hal ini ditunjukkan dalam visi UNY, yaitu mampu menghasilkan insan yang
bertaqwa, mandiri dan cendekia. Selain menghasilkan insan yang memiliki kecerdasan
intelektual, tidak kalah penting kecerdasan emosional dan spiritual menjadi garapan
UNY. Harapannnya UNY selaku lembaga pendidikan yang menyatakan diri sebagai
“leading in character education”akan menghasilkan lulusan yang berkarakter taqwa,
mandiri dan cendekia sebagaimana dinyatakan di atas. Visi UNY kemudian dijabarkan
dalam kesemua program yang ada baik di tingkat pusat ataupun di tingkat fakultas. Visi
UNY adalah sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

e. Rangkuman
Era revolusi industri 4.0 adalah era kemajuan teknologi informasi. Banyak
fenomena kehidupan masyarakat yang berubah seiring era tersebut. Demikian pula,
kehidupan masyarakat Indonesia. Kelebihan dari era industry 4.0 adalah kemudahan di
dalam mengakses berbagai kebutuhan hidup berbasis teknologi informasi. Segala
bidang kehidupan sangat tergantung pada teknologi informasi. Akan tetapi di samping
kelebihannya, era revolusi industri 4.0 tentu ada kekurangannya. Salah satunya adalah
berkaitan dengan jati diri bangsa. Sangat dimungkinkan dengan teknologi informasi,
bangsa Indonesia mengalami degradasi nilai dan kepribadian bangsa jika kita
mengabaikan nilai-nilai luhur Pancasila dan kepribadian bangsa.
Pendidikan Pancasila penting dilaksanakan di perguruan tinggi sebagai upaya
mempersiapkan generasi muda sebagai calon sarjana atau intelektual muda yang
mempunyai kompetensi di bidang ilmu tertentu, tetapi tetap mempunyai kepribadian
Indonesia, yaitu intelektual muda yang religius, humanis, nasionalis, demokratis, dan
adil.

f. Daftar Pustaka
Gardiner, Mayling Oey, dkk. 2017. Era Disrupsi Peluang dan Tantangan Perguruan
Tinggi Indonesia. Jakarta: Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Paristiyanti, dkk. 2016. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai