Anda di halaman 1dari 4

RESI DURWASA

KELAHIRAN RESI DURWASA

Saat terjadi perselisihan antara Trimurti, Perselisihan itu membuat amarah Siwa
memuncak dan membuat dewa-dewa lain undur diri  dari hadapan Siwa supaya tidak terkena
efek kemarahan beliau (mereka sudah kapok dengan kejadian Virabhadra beberapa waktu
yang lalu). Parwati kemudian protes pada Siwa dengan mengatakan rasanya mustahil dirinya
bisa hidup dengan suami pemarah seperti Siwa Sadar bahwa perilakunya merepotkan dan
menyebalkan istrinya, Siwa berusaha meredam amarahnya, tapi karena sulit, akhirnya Siwa
mengalihkan sebagian rasa amarahnya kepada Anasuya, istri seorang Prajapati bernama Atri.
Anasuya sendiri adalah ibu dari Dattareya, awatara gabungan Brahma, Wisnu, dan Siwa. Efek
dari tindakan Siwa ini adalah hamilnya Anasuya dan lahirlah seorang anak yang rewel dan
pemarah bernama Durwasa. Seiring dengan perjalanan waktu, Durwasa menjalankan lelaku
ekstrem (dalam beberapa hal lebih ekstrem daripada Aghori, meski tidak pernah dicatat
bahwa Durwasa pernah makan jenazah). Salah satu lelaku ekstremnya adalah berjalan tak
tentu arah dalam suatu lelaku yang mensyaratkan dirinya berlaku bak orang tidak waras. 

Pada suatu hari ia bertemu dengan bidadari dan meminta karangan bunga yang menghiasi
kepala bidadari itu. Bidadari itu menyerahkan karangan bunga miliknya pada Durwasa.
Durwasa mengenakan karangan bunga itu di kepalanya kemudian melanjutkan perjalanannya.
Di tengah jalan ia bertemu dengan Indra, raja para dewa, yang tengah menunggangi gajah
Airawata. Sebagai tanda hormatnya pada sang raja dewa, Durwasa menyerahkan karangan
bunga yang diberikan bidadari tadi kepada Indra (meski cara memberikannya agak tidak
sopan: dilempar ke Indra yang masih menaiki gajah). 

Indra sudah paham kelakuan sang rsi dan menangkap karangan bunga itu lalu meletakkannya
ke kepala Airawata. Tapi Airawata jengkel dengan aroma bunga yang terlalu kuat itu
sehingga gajah itu menggoyang-goyangkan kepalanya lalu melemparkan karangan bunga itu
ke tanah. Durwasa yang masih ada di sana dan melihat pemberiannya dibuang begitu saja
langsung melepaskan kutukan kepada Indra yang mengurangi kekuatan Indra dan seluruh
dewa-dewa yang ia perintah. Meski Indra sudah minta maaf dan mengatakan bahwa ini semua
adalah kesalahpahaman, Durwasa tetap tidak mau mendengar alasan Indra. 
Kutukan ini membuat kekuatan dewa menjadi jauh berkurang dan perlahan-lahan akan
menghilang. Mengetahui Durwasa sudah mengutuk para dewa, Mahabali pun melancarkan
serangan ke kahyangan dan Indra pun terpaksa mundur. 
Para dewa kemudian menghadap Wisnu dan Wisnu menyarankan, guna mengurangi efek
kutukan ini, para dewa harus bekerjasama dengan para asura untuk mengaduk lautan susu
guna mendapatkan amerta (air keabadian). Pasca mendapatkan amerta, efek kutukan Durwasa
jauh berkurang meski tetap saja, sedikit demi sedikit kekuatan para dewa berkurang.

 SHAKUNTALA

Shakuntala adalah gadis muda yang merupakan anak biologis dari Wiswamitra (guru Rama
dan Laksmana) namun diasuh oleh seorang Rsi bernama Kanwa. Shakuntala kemudian
menika dengan Dhusyanta. Namun usai pernikahanya sang raja harus kembali ke kerajaannya
untuk beberapa saat dan meninggalkan Shakuntala di hutan namun berjanji kelak akan
menjemputnya. Shakuntala sehari-hari selalu membayangkan wajah Dhusyanta hingga suatu
hari rumahnya kedatangan tamu yang tak lain adalah Durwasa. Tapi ketika Durwasa datang,
Shankuntala tidak menghiraukannya dan ia baru sadar ada tamu ketika Durwasa
mengutukinya supaya siapapun orang yang Shakuntala bayangkan akan melupakannya. 

Negeri akan efek kutukan Durwasa, seorang teman Shakuntala menyusul Sang Rsi dan
menjelaskan duduk perkaranya dan memohon supaya Sang Rsi mengampuni Shakuntala. Kali
ini Durwasa bersikap agak lunak. Ia mengubah kutukannya dan memastikan bahwa
Dhusyanta kelak akan kembali kepada Shakuntala ketika sang raja melihat benda pemberian
yang ia berikan pada Shakuntala. Shakuntala sendiri kelak akan menjadi ibu dari Bharata
(moyang Bisma dan raja-raja Hastina lainnya). 

 LAHIRNYA KISAH RAMAYANA

Pasca menjadi Raja Ayodhya, seorang rsi yang sebenarnya adalah Yama (Dewa kematian)
mendatangi Rama dan hendak berbincang empat mata secara pribadi. Yama mengingatkan
Rama bahwa perbincangan mereka tidak boleh didengar orang lain ataupun diinterupsi dan
orang lain yang mendengar perbincangan mereka harus dibunuh. Rama setuju dan menyuruh
saudaranya, Laksmana, untuk menjaga di depan.

Lalu datanglah Durwasa dan ia memaksa Laksmana untuk memberitahukan kedatangannya


pada Rama. Laksmana membujuk sang rsi untuk menunggu sampai pembicaraan Rama
dengan Yama selesai, tapi Durwasa sekali lagi bersikap rewel dan mengancam akan
mengutuki seluruh Ayodhya jika Laksmana tidak memberitahu Rama soal kedatangannya.
Laksmana pun akhirnya terpaksa masuk dan melihat hal ini Rama menjadi bimbang. Sebab ia
tidak tega membunuh saudaranya sendiri. Pada akhirnya, Rama meminta Laksmana pergi dari
Ayodhya demi kebaikan dirinya dan Rama. Laksmana pun akhirnya menjadi pertapa di
Sungai Sarayu (Serayu) dan sampai akhir hidupnya, Laksmana tidak pernah menemui Rama
lagi.

 LAHIRNYA KISAH MAHABARATHA

Meski punya reputasi ‘tidak baik’ selama ini, ada masanya di mana Durwasa bisa jadi pribadi
yang ‘menyenangkan’. Hal ini dialami oleh Kunti, yang kelak akan menjadi istri Pandu, dan
ibu bagi para Pandawa. Di masa mudanya, ayah Kunti kedatangan tamu rsi menyebalkan yang
satu ini dan sang raja meminta tolong pada Kunti untuk melayani rsi ini sebaik-baiknya.

Kunti melayani sang rsi dengan sabar tak peduli betapa seringnya rsi itu mengomel, dan selalu
menyediakan permintaan sang rsi meski permintaannya kadang aneh dan agak tidak masuk
akal (seperti minta makan di tengah malam di saat semua dayang dan juru masak sudah tidur).
Ketika Kunti sanggup memenuhi itu semua, Durwasa sangat senang dan mengajarkan pada
Kunti sebuah mantra dari Atharwaweda yang memungkinkan Kunti memanggil Dewa
manapun yang ia inginkan dan mendapatkan anak dari Dewa-Dewa itu.

Kunti pernah ceroboh memakai mantra ini untuk ‘main-main’ sehingga ia tak sengaja
memanggil Surya (Dewa Matahari) dan melahirkan Karna. Saat menikah dengan Pandu dan
Pandu tiba-tiba saja tidak bisa memberikan anak padanya, Kunti memanggil tiga dewa untuk
memberinya anak yakni: Yama (ayah dari Yudhistira), Bayu (ayah dari Bima), Indra (ayah
dari Arjuna). Ia juga mengajarkan mantra ini pada istri kedua Pandu yakni Madri dan Madri
pun mendapatkan si kembar Nakula dan Sadewa dari Aswin (Dewa Pengobatan).

Saat Pandawa dibuang ke dalam hutan, Durwasa mengunjungi Duryodhana dan pasca
menjamu sang rsi, Duryodhana meminta Durwasa mengunjungi para Pandawa pula supaya
para Pandawa mendapatkan sedikit ‘penghiburan’ (Alasan sebenarnya: supaya Pandawa kena
kutuk Durwasa karena mustahil memuaskan permintaan Durwasa dengan kondisi yang serba
minim). Durwasa pun mendatangi Pandawa dan Pandawa (terutama Bima) langsung
kelimpungan mencari makanan di hutan. Drupadi yang menjaga rumah langsung ketakutan
setengah mati karena ada rsi satu ini mampir ke rumah mereka. Tapi kemudian datanglah
Krishna dan Krishna minta tolong pada Drupadi untuk memberinya makan (seadanya).
Drupadi menyodorkan mangkok kosong yang isinya hanya sebiji beras dan sekerat sayur dan
menyatakan bahwa ia puas dengan ‘makanan’ yang disajikan Drupadi.

Karena tahu bahwa Krishna adalah Wisnu itu sendiri dan Wisnu sudah menyatakan dirinya
puas atas makanan yang dihidangkan Drupadi, Durwasa pun menjadi malu dan secara diam-
diam pergi dari rumah para Pandawa dan tidak pernah lagi mampir ke sana. Para Pandawa
yang kembali dari perburuan mencari makanan akhirnya batal menjamu Durwasa namun
mereka mendapat stok bahan makanan tambahan.

 CATATAN

1. Nama lain : Durvasa


2. Arti Nama : Yang Sangat Merepotkan, Yang Mengenakan Jubah Kotor
3. Ras : Manusia Awatara, Awatara Siwa.
4. Golongan : Brahmana
5. Senjata : Shapa (kutukan)
6. Masa kemunculan : Satya Yuga, Treta Yuga, dan Dwapara Yuga.
7. Lawan Utama : Tidak ada, hampir semua orang ia musuhi.
8. Seperti kebanyakan awatara Siwa lainnya, Durwasa hanyalah perwujudan dari
sebagian kekuatan Siwa. Siwa tidak seperti Wisnu, jarang menjelma sepenuhnya
menjadi awatara yang turun ke dunia. 
9. Pasca Bharatayudha berakhir, Durwasa tidak pernah disebutkan lagi dari kisah
manapun. Mungkin ia sudah moksa atau masih hidup sama seperti Parasurama.
10. Ayah Durwasa, Atri, adalah Sapta Rsi, namun Durwasa sendiri tidak termasuk
golongan Sapta Rsi.
11. Jumlah murid Durwasa adalah 10.000, dan 10.000 muridnya ini konon selalu
mendampinginya dalam pengembaraannya dari satu kerajaan ke kerajaan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai