Berikan [Sembunyikan]
[Bantulah kami
suara
menerjemahkan!]
Aswatama
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kemunculan tokoh Aswatama jarang muncul dalam kitab Mahabharata. Kisahnya yang terkenal
adalah pembunuhan terhadap lima putera Pandawa dan janin yang dikandung oleh Utara, istri
Abimanyu. Janin tersebut berhasil dihidupkan kembali oleh Kresna, namun lima putera Pandawa
tidak terselamatkan nyawanya.
Daftar isi
[sembunyikan]
Kabar angin yang salah mengenai kematiannya dalam perang di Kurukshetra membuat ayahnya
meninggal di tangan pangeran Drestadyumna dari kerajaan Panchala. Aswatama yang menaruh
dendam mendapat izin dari Duryodana untuk membunuh Drestadyumna secara brutal setelah
perang berakhir secara resmi. Saat akhir peperangan, Aswatama berjanji kepada Duryodana
bahwa ia akan membunuh Pandawa, dan menyerang kemah Pandawa saat tengah malam, namun
karena kesalahan ia membunuh lima putera Pandawa dengan Dropadi (Pancawala).
Pandawa yang marah dengan perbuatan tersebut memburu Aswatama dan akhirnya ia bertarung
dengan Arjuna. Saat pertarungan, Aswatama memanggil senjata 'Brahmastra' yang sangat
dahsyat, yang dulu ingin ditukar dengan cakra milik Kresna namun tidak berhasil. Dengan
senjata itu ia menyerang Arjuna dan Arjuna membalasnya dengan mengeluarkan senjata yang
sama. Takut akan kehancuran dunia, Bhagawan Byasa menyuruh agar kedua kesatria tersebut
menarik senjatanya kembali. Sementara Arjuna berhasil melakukannya, Aswatama (yang
mungkin kurang pintar) tidak bisa melakukannya dan diberi pilihan agar senjata menyerang
target lain untuk dihancurkan. Dengan rasa dendam, Aswatama mengarahkan senjata menuju
rahim para wanita di keluarga Pandawa. Di antara mereka adalah Utara, menantu Arjuna.
Menurut legenda, Aswatama menyerahkan batu permata berharga (Mani) yang terletak di
dahinya, yaitu permata yang membuatnya tidak takut terhadap segala senjata, penyakit, atau rasa
lapar, dan membuatnya tak takut terhadap para Dewa, danawa, dan naga.
Riwayat hidup Aswatama dalam pewayangan Jawa memiliki beberapa perbedaan dengan kisah
aslinya dari kitab Mahabharata yang berasal dari Tanah Hindu, yaitu India, dan berbahasa
Sanskerta. Beberapa perbedaan tersebut meliputi nama tokoh, lokasi, dan kejadian. Namun
perbedaan tersebut tidak terlalu besar sebab inti ceritanya sama.
[sunting] Riwayat
Aswatama adalah putra Bhagawan Drona alias Resi Drona dengan Dewi Kripi, puteri Prabu
Purungaji dari negara Tempuru. Ia berambut dan bertelapak kaki kuda karena ketika awal
mengandung dirinya, Dewi Krepi sedang beralih rupa menjadi kuda sembrani, dalam upaya
menolong Bambang Kumbayana (Resi Drona) terbang menyeberangi lautan. Aswatama berasal
dari padepokan Sokalima dan seperti ayahnya, ia memihak para Korawa saat perang
Bharatayuddha. Ketika ayahnya menjadi guru Keluarga Pandawa dan Korawa di Hastinapura,
Aswatama ikut serta dalam mengikuti pendidikan ilmu olah keprajuritan. Ia memiliki sifat
pemberani, cerdik dan pandai mempergunakan segala macam senjata. Dari ayahnya, Aswatama
mendapat pusaka yang sangat sakti berupa panah bernama Panah Cundamanik.
[sembunyikan]
l • b • s
Tokoh dalam Wiracarita Mahabharata
Santanu · Gangga · Bisma · Satyawati · Citrānggada · Wicitrawirya ·
Ambika · Ambalika · Widura · Dretarastra · Gandari · Sangkuni · Subadra ·
Dinast
Pandu · Kunti · Madri · Yudistira · Bima · Arjuna · Nakula · Sahadewa ·
i Kuru
Duryodana · Dursasana · Yuyutsu · Dursala · Drupadi · Hidimbi ·
Gatotkaca · Ahilawati · Utara · Ulupi · Citrānggadā
Tampilan
Halaman
Pembicaraan
Sunting
↑
Versi terdahulu
Peralatan pribadi
Coba Beta
Masuk log / buat akun
Cari
Navigasi
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
wikipedia
Tentang Wikipedia
Pancapilar
Kebijakan
Menyumbang
Cetak/ekspor
Buat buku
Unduh sebagai PDF
Versi cetak
Kotak peralatan
Pranala balik
Perubahan terkait
Halaman istimewa
Pranala permanen
Kutip halaman ini
Bahasa lain
English
ગુજરાતી
Basa Jawa
ಕನ್ನಡ
മലയാളം
தமிழ்
తెలుగు