Para Pandawa merupakan tokoh utama dalam bagian penting dari wiracarita Mahabharata, yaitu pertempuran
besar di daratan Kurukshetra; pertempuran para Pandawa melawan para Korawa beserta sekutu-sekutu mereka.
Kisah tersebut menjadi kisah penting dalam wiracarita Mahabharata, selain kisah Pandawa dan Korawa
bermain dadu.
Menurut Mahabharata, setiap anggota Pandawa merupakan penjelmaan (penitisan) dari dewa tertentu, dan
setiap anggota Pandawa memiliki nama lain yang merujuk kepada karakteristik masing-masing. Contohnya
Bima yang memiliki nama lain "Wrekodara" (वृ कोधार Vṛkodhāra), arti harfiahnya adalah "perut serigala",
karena ia diceritakan sebagai orang yang gemar makan.
Korawa (Dewanagari: कौरव; IAST: Kaurava; ejaan alternatif: Kurawa) adalah istilah dalam bahasa
Sanskerta yang dipakai untuk merujuk kepada suatu kumpulan tokoh dalam wiracarita Hindu
Mahabharata. Dalam bahasa Sanskerta, kata Kaurava berarti "keturunan [raja] Kuru", seorang raja dalam
legenda India yang dikisahkan sebagai leluhur bagi para tokoh Mahabharata. Selain Mahabharata, istilah
tersebut juga ditemukan dalam beberapa kitab-kitab lain yang memuat legenda Hindu, contohnya Purana.
Dalam budaya pewayangan Jawa yang telah mengadaptasi susastra Hindu, istilah ini merujuk kepada
kelompok antagonis dalam Mahabharata, sedangkan kelompok protagonisnya ialah Pandawa (keturunan
Pandu). Maka dari itu, istilah Korawa identik sebagai musuh bebuyutan para Pandawa.
Dalam kisah Mahabharata, kata "Korawa" awalnya dipakai untuk menyebut keturunan Kuru atau anggota
Dinasti Kuru, yang berlatar belakang keraton Hastinapura di India Utara. Secara khusus, makna kata
tersebut menyempit menjadi "anak-anak Dretarastra", karena Dretarastra merupakan pangeran sulung di
Dinasti Kuru, sebelum lahirnya Pandawa. Dalam Mahabharata, jumlah para Korawa (sebagai anak
Dretarastra) ialah seratus dua orang; seratus satu orang dilahirkan oleh Gandari, sedangkan yang seorang
lagi dilahirkan oleh dayang-dayangnya. Yang terkemuka adalah Duryodana, Dursasana, Wikarna, dan
Yuyutsu. Hampir seluruh Korawa berjenis laki-laki, kecuali seorang (anak perempuan Gandari), yang
bernama Dursilawati atau Dursala.