Anda di halaman 1dari 7

Dimas Theoderico Sawaya

142180155

ATURAN KOMITE AUDIT DI INDONESIA

komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris
dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Yang berwenang
membentuk komite adalah Dewan Komisaris dan haknya ada pada Dewan Komisaris. Sifatnya
fakultif, yakni dapat dibentuk, bukan bersifat imperative dan bergantung sepenuhnya kepada
kebijakan dan pertimbangan Dewan Komisaris.

Pembetnukan komite audit menjadi salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan
yang melaksanakan kegiatan jasa keuangan, baik dipasar modal, perbankan dan industry
keuangan non bank. Pembentukan komite audit di Indonesia juga menjadi kewajiban untuk
perusahaan BUMN agar mendorong terciptanya GCG yang baik. Adapun perarturan kewajiban
pembentukan komite audit di Indonesia bagi perusahaan Terbuka dan emiten yaitu diatur dalam
POJK No. 55/POJK.04/2015 mengenai pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite
audit dengan lebih rinci bagi perusahaan terbuka dan emiten. Sedangkan untuk BUMN, saat ini
pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja Komite Audit di BUMN diatur dalam perarturan
Menteri Negara BUMN Nomor PER-12/MBU/2012 yang semula diatur dalam Undang-undang
republik Indonesia tahun 2003 tentang BUMN.

Tujuan pembentukan Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan
fungsi pengawasan dan merupakan salah satu pilar utama dalam penerapan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG) dalam Perusahaan.

STUKTUR KOMITE AUDIT

 Komite Audit paling kurang terdiri dari 3 (tiga) orang anggota yang berasal dari
Komisaris Independen dan Pihak dari luar Emiten atau Perusahaan Publik.
 Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen.
 Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut
1. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung
jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi
kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6 (enam) bulan
terakhir
2. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau
Perusahaan Publik tersebut
3. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan
Publik,anggota Dewan Komisaris , anggota Direksi, atau Pemegang Saham Utama
Emiten atau Perusahaan Publik tersebut
4. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang
berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik tersebut
 Komite Audit merupakan perangkat Dewan Komisaris dan bertanggungjawab kepada
Dewan komisaris
 Ketua Komite Audit merupakan Komisaris Independen Perusahaan
 Dewan Komisaris bertanggung jawab untuk memilih Komite Audit.

TANGGUNGJAWAB KOMITE AUDIT

PENGAWASAN TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN

Pengawasan atas laporan keuangan dan pelaporan lainnya terkait informasi keuangan Perusahaan
dilakukan oleh Komite Audit dengan cara :

 Pembahsan dengan manajemen mengenai sistem pengendalian intern yang melingkupi


penyusunan laporan keuangan.
 Komunikasi dengan Auditor Internal utnuk membahas temuan dan isu-isu intenal control
dalam proses penyusunan pelaporan keuangan maupun hasil review internal control
terhadap laporan keuangan.
 Komunikasi dengan Auditor Eksternal untuk membahas temuan-temuan (termasuk
adanya perubahan prinsip akuntansi yang digunakan perusahaan dan penyimpangan dari
prinsip akuntansi yang berlaku)dan isu-isu internal control dan akuntansi yang perlu
mendapatkan perhatian.
 Telah terhadap laporan keuangan

PENGAWASAN TERHADAP FUNGSI AUDIT INTERNAL

Fokus Komite Audit ditujukan kepada independensi Auditor Internal baik secara struktural
maupun dalam kenyataannya. Dan fokus komite audit terhadap pengawasan ditujukan pada
perencanaan audit oleh audit internal baik perencanaan jangka panjang maupun tahunan dan
memastikan bahwa Auditor Internal

 Telah memperhatikan seluruh aktivitas kritikal Perusahaan dan memfokuskan prioritas


auditnya terhadap aktivitas sesuai implikasi risiko (risk-based audit) kepada Perusahaan.
 Cakupannya telah meliputi seluruh aktivitas kritikal baik aktivitas operasi maupun
finansial.
 Dalam perencanaan audit internal, risiko-risiko aktivitas kritikal Perusahaan telah
dicakup termasuk risiko terjadinya salah saji yang signifikan dalam laporan keuangan.

PENGAWASAN TERHADAP PENGENDALIAN INTERNAL DAN MANAJEMEN RISIKO

Pengawasan terhadap pengendalian internal dan manajemen risiko dilaksanakan dengan cara
sebagai berikut :
 Melakukan pembahasan dengan grup manajemen risiko mengenai risk profile, mitigasi
risiko dan pengendalian risiko.
 Melakukan pembahasan dengan Auditor Internal tentang temuan-temuan audit yang
berkaitan dengan implementasi pengendalian risiko.
 Memastikan bahwa :
1. Satuan manajemen risiko yang berada dibawah kendali direksi telah membuat
pedoman mengenai risk management dan telah disetujui Direksi.
2. Pedoman risk management telah membuat panduan pengendalian risiko yang
antara lain meliputi rencana mitigasi risiko.
3. Prosedur operasi baku serta kebijakan Perusahaan telah mengacu pada pedoman
risk management
4. Risiko kritikal dan signifikan sudah dicakup dalam perencanaan audit Auditor
Internal dan risk-based approach telah diterapkan dengan benar
 Memastikan bahwa Perusahaan secara berkala dan berstruktur telah melakukan telaah
atas semua pengelolaan risiko,memperbaiki dan mengevaluasi pedoman dalam
pengendalian risiko.

PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN AUDIT EKSTERNAL

Fungsi pengawasan yang dilakukan Komite Audit mencakup hal-hal sebagai berikut

 Memastikan bahwa Auditor Eksternal yang dipilih merupakan auditor yang memiliki
kompetensi dan integritas
 Memastikan Independensi Auditor Eksternal yang dipilih
 Memastikan kecukupan perencanaan audit oleh auditor eksternal
 Memantau kemajuan-kemajuan audit Komite Audit secara berkala mengadakan
pertemuan dengan Auditor Eksternal untuk memastikan bahwa :
1. Proses audit berjalan lancar
2. Auditor Eksternal telah memperoleh seluruh data yang diperlukannya dari
manajemen
3. Jadwal yang direncanakan akan dapat dicapai
4. Berbagai temuan dalam proses audit telah didiskusikan secara komprehensif
dengan manajemen serta telah diselesaikan dengan baik.
 Melakukan kaijan terhadap laporan keuangan
 Melakukan kajian temuan-temuan dan pemantauan tindak lanjut.

Rapat

 Frekuensi rapat Komite Audit mengadakan rapat secara berkala paling kurang satu kali dalam 3
(tiga) bulan
 Agenda rapat Agenda rapat berdasarkan usulan dari anggota Komite Audit atau sesuai dengan
usulan dari pihak lain di Perusahaan
 Peserta rapat
1. Komisaris Independen selaku Ketua Komite Audit
2. Anggota Komite Audit
3. Direksi ( sesuai kebutuhan )
4. Auditor Eksternal ( sesuai kebutuhan )
5. Auditor Internal
6. Unit Kepatuhan ( sesuai kebutuhan )
7. Manajemen Risiko ( sesuai kebutuhan )
8. Rapat Komite Audit hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh lebih dari ½ ( satu
per dua ) jumlah anggota
 Mekanisme pengambilan keputusan
1. Rapat dipimpin oleh ketua Komite Audit atau jika ia berhalangan hadir dapat
digantikan oleh anggota lainnya yang ditunjuk.
2. Untuk mengambil keputusan, rapat Komite Audit harus memenuhi kuorum, yaitu
paling sedikit 2/3 dari seluruh anggota Komite Audit.
3. Ketua maupun anggota Komite Audit diberi hak menyampaikan pendapat dan hak
suara yang sama.
4. Keputusan rapat Komite Audit diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
5. Keputusan rapat Komite Audit dianggap sah apabila disetujui lebih dari ½ ( satu
perdua ) jumlah angggota yang hadir. Apabila keputusan tidak dapat diambil melalui
voting, maka keputusan ditetapkan oleh Ketua Komite Audit.
 Notulen rapat Setiap rapat Komite Audit dituangkan dalam risalah rapat, termasuk apabila
terdapat perbedaan pendapat, yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite Audit yang
hadir dan disampaikan kepada Dewan Komisaris. Sekretaris Perusahaan, sekretaris Dewan
Komisaris atau pihak lainnya yang ditunjuk menjadi sekretaris Komite Audit wajib
menyampaikan notulen rapat Komite Audit.
Notulen rapat mencakup beberapa hal, diantaranya :
1. Waktu dan tempat rapat
2. Agenda rapat
3. Peserta yang hadir
4. Topik yang dibahas
5. Perbedaan pendapat
6. Keputusan rapat Notulen rapat ditandatangani oleh ketua dan seluruh anggota Komite
Audit yang hadir.

Pelaporan

Komite Audit melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya selama 1 (satu) tahun kepada Dewan
Komisaris. Laporan Komite Audit meliputi antara lain :

 Komite Audit wajib membuat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap penugasan
yang diberikan
 Komite Audit wajib membuat laporan tahunan pelaksanaan kegiatan Komite Audit yang
diungkapkan dalam Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
 Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan kepada Bapepam dan LK Informasi
mengenai pengangkatan dan pemberhentian Komite Audit dalam jangka waktu paling
lama 2 (dua) hari kerja setelah pengangkatan atau pemberhentian
 Informasi mengenai pengangkatan dan pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam
huruf c wajib dimuat dalam laman (website) bursa dan/atau laman (website) Emiten
atau Perusahaan Publik.

Evaluasi Kinerja Komite Audit

melakukan self assesment secara berkala atas pelaksanaan tugasnya. Dalam hal evaluasi penerapan GCG
di Perusahaan, pihak Independen dapat diminta untuk melakukan assesment atas hal tersebut.

Kode Etik

Dalam menjalankan tugasnya, anggota Komite Audit wajib menjalankan tugasnya sesuai dengan Kode
Etik, antara lain :

 Berpegang teguh pada kode etik profesi, baik yang berkaitan dengan keahlian masing-masing
anggota, kode etik profesi Komite Audit, maupun kode etik Perusahaan.
 Anggota komite Audit wajib menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perusahaan
yang diperoleh saat menjabat anggota Komite Audit.
 Anggota Komite Audit dilarang menyalahgunakan informasi penting yang berkaitan dengan
Perusahaan untuk keuntungan pribadi.
ULASAN KOMITE AUDIT DIPERUSAHAAN PERTAMINA

Komite audit diperusahaan Pertamina dibentuk atas dasar dan tujuan membantu pelaksanaan
tugas dan fungsi Dewan Komisaris, komite audit ini dibentuk oleh dan bertanggung jawab
kepada Dewan Komisaris. Adapun beberapa tugas, wewenang, dan kewajiban komite audit pada
perusahaan pertamina antara lain :

Tugas dan tanggung jawab

1. Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan efektivitas sistem pengendalian intern


dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal.
2. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh auditor internal
maupun auditor eksternal, serta mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas
temuan auditor internal dan auditor eksternal.
3. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen
serta pelaksanaannya.
4. Memastikan telah terdapat prosedur evaluasi yang memuaskan terhadap segala informasi
yang telah dikeluarkan Perseroan.
5. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris serta tugas-
tugas Dewan Komisaris lainnya.

Wewenang

1. Mengakses dokumen, data, dan informasi Perseroan tentang karyawan, dana, aset, dan
sumber daya Perseroan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.
2. Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak yang
menjalankan fungsi audit internal, manajemen risiko, dan auditor eksternal terkait tugas
dan tanggung jawabnya.
3. Melibatkan pihak independen di luar anggota Komite Audit yang diperlukan untuk
membantu pelaksanaan tugasnya (jika diperlukan) setelah memperoleh persetujuan dari
Dewan Komisaris.
4. Melakukan wewenang lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris

Dari tugas dan tanggungjawab komite audit diatas dapat disimpulkan bahwa komite audit
diperusahaan pertamina membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan
terhadap jalannya penerapan manajemen risiko dalam perusahaan, selain tugas dan
tanggungjawab diatas komite audit pada perusahaan pertamina mempunyai tugas khusus yaitu
bertindak dan merangkap tugas sebagai komite manajemen risiko, adapun tugasnya yaitu
bertugas dan bertanggung jawab untuk membantu dewan komisaris dalam memberikan pendapat
professional dan independen guna memastikan diterapkannya manajemen risiko perusahaan
Ulasan mengenai nilai perusahaan Pertamina dilihat dari indicator harga saham
Pertamina

Pertamina merupakan perusahaan BUMN yang artinya 100% kepemilikan sahamnya milik
pemerintah atau dapat disimpulkan bahwa pertamina belum go public, selama belum go public
maka saham milik pertamina tidak dapat dibeli oleh masyarakat umum. Namun Pertamina
memiliki anak perusahaan yang sudah melantai di bursa salah satunya adalah PT Asuransi Tugu
Pratama Indonesia dengan indeks TUGU, dari data yang diperoleh dari id.investing.com PT
Asuransi Tugu Pratama Indonesia dapat dikatakan mencatatkan kinerja bagus meski dalam
situasi pandemic dimana kebanyakan perusahaan yang melantai di bursa Indonesia nilai
sahamnya dapat dikatakan tumbang pada situasi covid ini. Namun berbeda dengan PT Asuransi
Tugu Pratama Indonesia ini, meski dalam situasi pandemic ini perusahaan mampu mencatatkan
laba bersih pada kuartal 3 yaitu sebesar 235 milliar rupiah ini lebih besar dibandingkan tahun
lalu yang hanya sebesar 137 mlliar, namun berdasarkan harga saham pada bulan desember ini PT
TUGU mencatatkan nilai sahamnya yaitu berada pada level 1.830 per lembarnya pada
penutupan tanggal 23 des 2020 meski begitu harga saham ini lebih besar dibandingkan
penutupan pada akhir bulan lalu yaitu per tanggal 30 nov 2020 dimana ditutup pada harga 1.645
per lembarnya. Ini membuktikan bahwa terdapat kepercayaan kembali dari pemegang saham
maupun masyarakat terhadap PT TUGU untuk bangkit kembali. Meski demikian Saat ini Tugu
Insurance masih menjadi satu-satunya perusahaan asuransi umum nasional yang memiliki
predikat Rating Internasional .A- (Excellent). dari A.M. Best. Ini mencerminkan posisi keuangan
Tugu Insurance masih dinilai bagus dan sangat kuat.

Anda mungkin juga menyukai