Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ullya Ajni Hati

NIM : 1901103010060
Mid-Test Auditing
1. Struktur organisasi badan profesi IAPI di Indonesia

Institut Akuntan Publik Indonesia ( IAPI ) merupakan Asosiasi Akuntan Publik


di Indonesia yang berdiri pada tahun 1957. Ikatan Akuntan Indonesia didirikan oleh
Prof. R. Soemardjo Tjitrosidojo bersama dengan empat orang lulusan Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. IAPI sebagai asosiasi profesi akuntan publik yang
berhak melaksanakan ujian profesi akuntan publik berdasarkan KMK Nomor
443/KMK.01/2011.
Ketua umum IAPI untuk periode 2021-2025 adalah Hendang Tanusdjaja.

Struktur IAPI terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian dewan pengurus dan dewan
pengawas.
1) Dewan pengurus
Dewan pengurus terdiri dari satu ketua umum dan enam belas ketua
bagian. Bagian dewan pengurus adalah organ institute yang bertanggung jawab
atas kepengurusan untuk kepentingan dan tujuan institute, serta mewakili
institute baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Dewan Pengurus memiliki fungsi untuk melaksanakan semua aktivitas
demi mencapai tujuan didalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
keputusan Rapat Umum Anggota (RUA) atau Rapat Umum Anggota Luar Biasa
(RUALB), dan semua peraturan Asosiasi yang berlaku.
Wewenang dan tanggung jawab dewan pengurus adalah menetapkan
dan mengesahkan Peraturan Asosiasi, membentuk dan mengangkat orang yang
menjabat dalam struktur Perangkat Kepengurusan berdasarkan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga, mengusulkan pokok-pokok rancangan program
kerja dan anggaran tahunan Asosiasi untuk disetujui dan disahkan dalam RUA,
mengusulkan laporan tahunan Asosiasi untuk disetujui dan disahkan dalam
RUA, dan menunjuk atau menetapkan pihak lain untuk melaksanakan kegiatan
atau mewakili Asosiasi.

2) Dewan pengawas
Dewan pengawas erdiri dari satu ketua dan enam anggota. Bagian
dewan pengawas adalah organ istitut yang bertugas untuk melakukan pengawas
dan memberikan nasihat kepada dewan pengurus istitut dalam menjalankan
kegiatan kepengurusan.
Dewan Pengawas memiliki fungsi melakukan pengawasan dan
memberikan nasihat kepada Dewan Pengurus Asosiasi dalam menjalankan
kegiatan kepengurusan. Hal ini sebagai bentuk mitigasi agar kegiatan IAPI tetap
berada dalam jalurnya.
Wewenang dan tanggung jawab dewan pengawas adalah mengawasi
pelaksanaan keputusan RUA atau RUALB yang dilaksanakan oleh Dewan
Pengurus, menangani keberatan yang diajukan Anggota terkait keputusan
sanksi yang ditetapkan oleh Komite Disiplin dan Investigasi, menerima atau
menolak permohonan keberatan dari Anggota yang dikenakan sanksi oleh
Komite Disiplin dan Investigasi, memberikan persetujuan terhadap usulan
pembubaran Asosiasi yang akan diajukan ke RUA atau RUALB, dan
mengusulkan untuk menyelenggarakan RUALB dengan agenda yang akan
dibahas kepada Dewan Pengurus .

Selain dua dewan tersebut, terdapat lima belas komite lain dibawah Dewan Pengurus
yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Lima belas komite tersebut adalah
1) komite organisasi dan hubungan kelembagaan
2) komite keanggotaan dan advokasi
3) dewan sertifikasi
4) komite pendidikan dan pelatihan profesi
5) dewan standar professional akuntan public
6) komite etika profesi
7) komite asistensi dan implementasi standarprofesi
8) dewan reviu mutu
9) komite disiplin dn investigasi
10) komite perpajakan
11) komite jasa investigasi
12) komite small and medium sized practices
13) forum akuntan sector jasa keuangan
14) forum komunikasi akuntan public
15) coordinator wilaya ( korwil )

2. Keterkaitan antara IAPI dengan IAASB

International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) adalah badan


yang dibentuk oleh International Federation of Accountants (IFAC) sebagai badan
pembuat standar auditing dan assurance.
Standar yang diterbitkan oleh IAASB terbagi dalam tiga kategori. Kategori
pertama adalah standar audit dan review informasi keuangan historis. Standar ini terdiri
dari dari dua standar, yaitu International Standard on Auditings (ISAs), dan
International Standard on Review Engagement (ISREs). Kategori kedua adalah standar
untuk penugasan assurance selain audit atau review laporan keuangan historis. Untuk
kategori kedua ini, IAASB mengeluarkan International Standard Assurance
Engagements (ISAEs). Kategori ketiga adalah standar untuk jasa lainnya. Untuk
kategori ketiga ini, IAASB menerbitkan International Standard on Related Services
(ISRSs).
IAPI (institute Akuntan Publik Indonesia) bertanggung jawab dalam penerapan
standar audit di Indonesia. Untuk melakukan auditing diperlukan standar yang dapat
menjadi pedoman dalam mengaudit. Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor
dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar-standar ini dapat menjadi
perkembangan mengenai kualitas profesional mereka seperti keahlian dan
independensi, persyaratan dan pelaporan, serta bahan bukti.
Pada tanggal 1 januari 2013 Indonesia secara resmi mengadopsi ISA
(International Standard on Auditing) yang diterbitkan oleh ternational Auditing and
Assurance Standards Board (IAASB) sebagai standar audit yang baru. Maka dari itu
IAPI sangat berkaitan dengan IAASB.

3. Dua standar audit yang anda kuasai


1) Standar Umum
Standar umum berhubungan dengan kualifikasi auditor dan kualitas pekerjaan
auditor. Standar umum terdiri atas tiga standar yaitu:
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu
pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai
seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing.
Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan
formalnya, yang diperluasmelalui pengalaman-pengalaman
selanjutnya dalam praktik audit.
Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang
profesional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang
cukup. Auditor independen yang memikul tanggung jawab akhir
atas suatu perikatan, harus menggunakan pertimbangan matang
dalam setiap tahap pelaksanaan supervisi dan dalam review
terhadap hasil pekerjaan dan pertimbangan-pertimbangan yang
dibuat asistennya.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen,
artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan
pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia
berpraktik sebagai auditor intern). Dengan demikian, ia tidak
dibenarkan memihak kepada kepentingan siapa pun.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Standar ini menuntut auditor independen untuk
merencanakan dan melaksanakan pekerjaannya dengan
menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan
seksama. Penggunaan kemahiran profesional dengan
kecermatan dan keseksamaan menekankan tanggung jawab
setiap profesional yang bekerja dalam organisasi auditor
independen untuk mengamati standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan.

2) Standar Pelaporan
Dalam melaporkan hasil audit, auditor harus memenuhi empat standar
pelaporan.
a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Laporan auditor harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip
akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

4. Jenis-jenis audit dan jenis-jenis auditor yang sering berpraktik dalam dunia usaha.

Jenis-Jenis Audit
1. Audit Operasional adalah audit yang mengevaluasi efisiensi dan efektifitas
setiap bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi.dalaam audit
operasional, review atau penelaahan yang dilakukan tidak terbatas pada
akuntansi,mencakup juga evalusai atas struktur organisasi, operasi computer,
metode produksi, pemasaran, dan semua bidang lain di mana auditor
menguasainya.
2. Audit Ketaatan dilakukan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit
mengikuti prosedur, aturan, atau ketentuan tertentu yang ditetapkan oleh
otoritas yang lebih tinggi.
Contoh audit ketaatan :
 Menetukan apakah personel akuntansi mengikuti prosedur yang digariskan
oleh kontroler perusahaan.
 Review tarif upah untuk melihat ketaatan dengan ketentuan upah minimum.
 Memeriksa perjanjian kontraktual dengan banker dan pemberi oinjaman
lainnta untuk memastikan bahwa perusahaan menaati persyaratan hokum
 Menentukan apakah hipotik bank sesuai dengan regulasi pemerintah yang
baru diberlakukan.
3. Audit Laporan keuangan adalah audit yang dilakukan untuk menentukan
apakah laporan keuangan telah dinyatakan sesuai dengan kritetia tertentu.

Jenis-Jenis Auditor
1. Kantor Akuntan Publik adalah jenis auditor yang bertanggung jawab
mengaudit laporan keuangan historis yang dipblikasikan oleh semua perusahaan
terbuka, kebanyakan perusahaan lain yang cukup besar, dan banyak organisasi
nonkomersial yang lebih kecil. KAP sering juga disebut auditor eksternal atau
auditor independen.
2. Auditor Badan Akuntabilitas Pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk
Government Accountability Office (GAO) A.S sebuah badan nonpartisan
dalam cabang legislatif pemerintah federal. Tanggung jawab utama GAO
adalah melaksanakan fungsi audit bagi kongres.
3. Agen Penerimaan Negara atau internal revenue agent (IRS) bertugas untuk
mengaudit SPT pajak wajib pajak untuk menentukan apakah SPT itu sudah
mematuhi peraturan pajak yang berlaku.
4. Auditor Internal adalah auditor yang memiliki tanggung jawab beragam,
tergantung si pemberi kerja.

5. Tanggung jawab auditor dan manajemen terhadap laporan keuangan

Tanggung jawab auditor terhadap laporan keuangan


Tanggung jawab audit menurut SA 240 Auditor dalam melaksanakan tugas
mempunyai tanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh kepastian yang layak tentang laporan keuangan harus bebas dari salah saji
yang material, apakah salah saji tersebut disebabkan oleh kecurangan ataupun
kekeliruan.
Menurut SPA 700 tentang perumusan suatu opini dan pelaporan atas laporan
keuangan berbunyi: “Tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan suatu opini
atas laporan keuangan tersebut berdasarkan auditnya. Auditor melaksanakan auditnya
berdasarkan Standar Perikatan Audit. Standar Perikatan Audit mewajibkan Auditor
untuk mematuhi etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangantersebut bebas dari kesalahan penyajian
material.
Tanggung jawab Auditor atas laporan keuangan bisa dimulai dari Auditor harus
dapat memahami bisnis dan industri klien, memperoleh dan mengevaluasi bukti yang
berkaitan dengan keuangan perusahaan klien,, Auditor dapat membuktikan laporan
yang disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP, menyatakan pendapatnya dalam
laporan audit, Auditor harus mengirimkan laporan audit kepada klien, laporan
keuangan dan laporan auditor kepada para pemegang saham setiap tahunnya dan
mengirim rekomendasi yang memiliki nilai tambah kepada manajemen dan dewan
direksi.

Tanggung jawab manajemen terhadap laporan keuangan


Dalam hal bertanggung jawab terhadap laporan keuangan, manajemen
bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat, membangun dan
memelihara pengendalian intern, serta melaksanakan kewajiban mencatat, mengolah,
meningkatkan, dan melaporkan transaksi yang konsisten dalam laporan keuangan
sehingga dapat memberikan informasi yang andal dan dapat dipercaya serta informasi
tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
Apabila manajemen bersikeras, mempertahankan pengungkapan laporan
keuangan yang dianggap auditor tidak dapat diterima, maka auditor dapat menerbitkan
opini tidak wajar (adverse), opini wajar dengan pengendalian (qualified) atau menarik
diri dari kontrak kerja. Seperti hal yang diungkapkan pada PSA 02 bahwa tujuan
pengauditan laporan keuangan adalah pemberian opini atas laporan keuangan.

6. Makna dari:
a. Etika Profesi
Etika secara garis besar dapat diartikan sebagai serangkaian prinsip atau
nilai moral. Para ahli filsafat, organisasi keagamaan,serta kelompok lainnya
telah mendefinisikan serangkaian prinsip dan nilai moral ini dengan berbagai
cara. Contoh serangkaian prinsip atau nilai moral yang telah ditentukan adakah
UU dan peraturan, doktrin gereja, kode etik bisnis bagi kelompok profesi dan
kode perilaku dalam organisasi.
Menurut Muchtar (2016), etika profesi merupakan aturan perilaku yang
memiliki kekuatan mengikat bagi setiap pemegang profesi. Sedangkan menurut
Lubis (1994) berpendapat etika profesi merupakan sikap hidup berupa
kesediaan untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat
dengan keterlibatan penuh dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
melaksanakan tugas.
Jadi dapat diartikan bahwa etika profesi adalah sebagai suatu sikap
hidup yang bertujuan untuk dapat memberikan suatu pelayanan yang bersifat
profesional terhadap masyarakat. Hal ini bisa dilakukan dengan adanya keahlian
atau keterampilan atau bahkan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.

b. Pengertian dan Tujuan Audit


Pengertian Audit
Audit adalah akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasi
untuk menentukan dan melaporkan tingkat korespondensi antara
informasi dan kriteria yang ditetapkan. Kegiatan audit harus dilakukan
oleh orang yang kompeten dan independent. Untuk melakukan audit,
informasi yang akan diaudit harus dapat diverifikasi dan memenuhi
beberapa standar (kriteria). Yang diaudit oleh auditor adalah laporan
keuangan perusahaan, laporan pajak penghasilan, efektivitas system
computer dan efesiensi perusahaan manufaktur. Dalam mengevaluasi
informasi, kriteria yang digunakan bervariasi tergantung pada informasi
yang diaudit.
Menurut Arens and Loebbecke (2003) Auditing merupakan
proses pengumpulan dan evaluasi bukti informasi yang dapat diukur
pada suatu entitas ekonomi yang membuat kompeten dan independen
untuk dapat menentukan dan melaporkan informasi sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh independen
dan kompeten.
Tujuan Audit
Audit bertujuan untuk memberikan pemakai laporan keuangan
suatu pendapat yang dikeluarkan oleh auditor tentang apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan kerangka kerja pelaporan keuangan yang berlaku.
Tujuan lain dari audit adalah memerika kelengkapan catatan
semua transaksi, memastikan akurasi transaksi dan saldo bahwa ada telat
dicatat dengan jumlah yang benar, menilai prinsip akuntansi umum yang
telah diterapkan, dan memastikan semua aset dan kewajiban tercatat
sesuai dengan keberadaanya.
c. Perbedaan akuntan dan auditor
Akuntan
Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan
kepada seorang sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultas
ekonomi jurusan akuntansi pada suatu universitas atau perguruan tinggi
dan telah lulus Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Akuntan merupakan seorang profesional yang melakukan fungsi
akuntansi seperti analisis akun, audit, atau analisis laporan keuangan.
Akuntan biasanya bekerja pada departemen keuangan sebuah
perusahaan, pada lembaga akuntansi independen atau juga dapat
membuka praktik akuntansi independen sendiri.

Auditor
Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu
dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu
perusahaan atau organisasi. Auditor berwenang untuk meninjau dan
memverifikasi keakuratan catatan operasional dan administrasi
perusahaan. Auditor juga bertanggung jawab melindungi perusahaan
dari penipuan dan membantu organisasi menemukan cara untuk
meningkatkan efisiensi operasional.
Auditor bertanggung jawab terhadap tugas-tugas seperti
melakukan dan mengontrol siklus audit perusahaan, menganalisis dan
mengevaluasi dokumen keuangan dan operasional perusahaan,
mengembangkan rencana tahunan perusahaan dan terlibat dalam
pengembangan pengetahuan berkelanjutan mengenai aturan, regulasi,
praktik terbaik, alat, teknik, dan standar kinerja perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai