Anda di halaman 1dari 8

NAMA : HARIS SARAGOSA

No Bp : 19101155110192

KELAS : AKUNTANSI 1

RINGKASAN MATERI

KELOMPOK 1

1. Pengertian Auditing

Standar Auditing standar merupakan sebuah aturan yang ditetapkan agar bisa dijadikan
sebagai pedoman khusus untuk menilai dan melakukan evaluasi. Evaluasi tersebut mengarah
mengenai laporan keuangan perusahaan maupun pemerintah. Seorang auditor dalam
melaksanakan pekerjaannya harus mengikuti standar auditing yang berlaku dikarenakan standar
auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggungjawab profesionalnya.

2. Standar auditing 10 standar audit :

 Competence atau Suatu Hal yang Mengharuskan Keahlian

 Independence atau Tidak Terpengaruh

 Due Professional Care atau Tingkat Keprofesionalan

 Adequate Planning dan Proper Supervision

 Pemahaman yang Memadai Atas Struktur Pengendalian Intern

 Bukti Audit yang Kompeten

 Financial Statements Presented in Accordance atau Sesuai Dengan Prinsip Akuntansi

 Consistency In The Application atau Harus Konsistensi

 Isi Laporan Harus Dipandang Memadai dan Mencakup Semua Hal

 Expression of Opinion atau Pendapat yang Sesuai

3. Penerapan Standar Audit

 Standar auditing dapat diterapkan pada setiap audit laporan keuangan oleh seorang auditor
independen tanpa memandang skala ukuran kegiatan klien, bentuk organisasi bisnis, jenis
industri, atau apakah tujuan entitas adalah mencari laba atau nirlaba.
 Konsep materialitas dan risiko mempengaruhi aplikasi seluruh standar khususnya pada
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan materialitas berkaitan dengan arti penting
relative sesuatu hal (benda, jasa atau nilai)

4. Jenis Laporan Audit Independen

a. Wajar Tanpa Pengecualian

b. Wajar dengan Pengecualian

c. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas

d. Opini Tidak Wajar e. Disclaimer / Tidak Memberikan Pendapat

KELOMPOK 2

1. Standar Auditing

Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar
pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan
keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk
Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut
masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing. Di Amerika Serikat , standar
auditing semacam ini disebut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS) yang dikeluarkan
oleh the American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA).

2. Standar Atestasi

Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan
oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu
entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah suatu pernyataan yang
dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain, contoh asersi dalam
laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Standar atestasi dibagi 3 tipe perikatan atestasi :

a. Pemeriksaan (examination)
Dalam suatu pemeriksaan, praktisi menyatakan suatu pendapat bahwa (a) subjek masalah
didasarkan pada criteria dalam semua hal yang bersifat material
b. Review
Dalam suatu perikatan review, praktisi menyatakan keyakinan negative. Ini artianya
akuntan menyatakan bahwa tidak ada informasi yang menarik perhatiannya yang
menunjukkan bahwa (a) subjek masalah tidak didasarkan pada criteria dalam semua hal
yang bersifat material
c. Prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).
Perikatan prosedur yang disepakati adalah prosedur dimana praktisi ditugaskan oleh klien
untuk menerbitkan laporan temuan berdasarkan pada prosedur tertentu yang dilakuakan
atas suatu subjek masalah.

3. Standar Jasa Akuntansi dan Review

Standar jasa akuntansi dan review dirinci dalam bentuk Pernyataan Jasa Akuntansi dan
Review (PSAR). Termasuk di dalam pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review adalah
Interpretasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (IPSAR), yang merupakan
Interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh Dewan terhadap ketentuan yang diterbitkan oleh Dewan
dalam PSAR. IPSAR memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam penafsiran
ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam PSAR sehingga merupakan perluasan lebih lanjut
berbagai ketentuan dalam PSAR. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi anggota IAI yang
berpraktik sebagai akuntan publik sehingga pelaksanaanya bersifat wajib.

4. Jasa Kompilasi

Sebuah penugasan untuk jasa kompilasi didefinisikan dalam PSAR sebagai salah satu hal
yang dipersiapkan akuntan saat membuat dan menyajikan laporan keuangan kepada klien atau
pihak ketiga tanpa memberikan assurance dari akuntan publik tentang laporan tersebut. Laporan
ini biasanya digunakan oleh manajemen untuk urusan internal, meskipun dapat juga diberikan
kepada pengguna eksternal.

Persyaratan kompilasi :

a. Memperoleh pemahaman bersama klien mengenai jenis dan keterbatasan jasa yang
diberikan dan penjelasan atas laporan, jika laporan akan diterbitkan.

b. Memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip akuntansi dan praktik industri klien.

c. Memahami klien, termasuk sifat transaksi bisnisnya, pencatatan akuntansi, dan misi

d. Melakukan Tanya jawab untuk menentukan apakah informasi klien memenuhi

e. Membaca kompilasi laporan keuangan dan berhati-hati dengan hal-hal yang tidak
dimasukkan atau kesalahan dalam perhitungan dan GGAP

5. Standar jasa Konsultansi

Standar Jasa Konsultansi merupakan panduan bagi praktisi (akuntan publik) yang
menyediakan jasa konsultansi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik . Dalam jasa
konsultansi, para praktisi menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi. Sifat dan lingkup
pekerjaan jasa konsultansi ditentukan oleh perjanjian antara praktisi dengan kliennya.

5. Standar pengendalian mutu

Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan panduan bagi kantor
akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh
kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh IAPI. Unsur-unsur pengendalian mutu yang
harus harus diterapkan oleh setiap KAP pada semua jenis jasa audit , atestasi dan konsultansi

meliputi:

1. Indepedensi

2. Penugasan personal

3. Konsultasi

4. Supervisi

5. Pemekerjaan

6. Pengembangan profesional

7. Promosi

8. Penerimaan & keberlanjutan klien

9. Inspeksi

KELOMPOK 3

1. Pengertian Etika

Etika Auditing adalah suatu sikap dan perilaku mentatati ketentuan dan norma kehidupan
yang berlaku dalam suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan menilai bukti-bukti
secara objektif, yang berkaitan dengan asersi- asersi tentang tindakan- tindakan dan kejadian-
kejadian ekonomi

2. Filosofi Auditing

Menurut Irmayanti Mulyono (2007), filsafat diartikan sebagai studi yang mempelajari
seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis. Hal ini didalami tidak dengan
melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan
problem secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat
untuk solusi tertentu dan akhir dari proses-proses itu dimasukkan dalam proses dialektik/dialog.
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematik,oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,besertacatatan-
catatan pembukuan dan teknik evaluasi bukti-bukti pendukungnya dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat atau opini mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Karakteristik Filosofi

Komprehensif

Komprehensif, menyiratkan adanya pemahaman secara menyeluruh. Berhubung


seorang filsuf berminat untuk memahami kehidupan manusia dalam arti yang luas, maka
ia menggunakan konsep-konsep generalisasi seperti “perihal (matter), pikiran (mind),
bentuk (form), entitas, dan proses,” yang komprehensif dalam artian bahwa kesemuanya
ini diterapkan terhadap keseluruhan lingkup pengalaman manusia. Jika diterapkan dalam
auditing, kita harus mencari ide yang cukup umum dalam disiplin auditing.

Perspektif

Perspektif, sebagai suatu komponen dari pendekatan filosofi, mengharuskan kita


untuk meluaskan pandangan untuk menangkap arti penting dari benda-benda. Jika hal ini
diterapkan pada pengembangan filosofi auditing, kita akan melihat kebutuhan akan
pengesampingan kepentingan pribadi.

Insight Atau Pendalaman

Insight, elemen ketiga dari pendekatan filosofi, menekankan dalamnya


penyelidikan yang diusulkan. Pencarian wawasan filosofi adalah jalan lain untuk
mengatakan bahwa filsuf berupaya untuk mengungkapkan asumsi dasar yang mendasari
pandangan manusia akan setiap gejala kehidupan alam. Asumsi dasar dimaksud
sesungguhnya merupakan dasar atau alasan manusia untuk berbuat, walaupun alasan itu
cenderung atau acapkali tersembunyi sehingga tingkat kepentingannya tidak dikenali.

Vision Atau Pandangan Ke Depan

Vision menunjukkan jalan yang memungkinkan manusia berpikir dalam kerangka


yang sempit ke kemampuan untuk memandang gejala dalam kerangka yang lebih luas,
ideal, dan imajinatif (conceived).

KELOMPOK 4

1. Audit report
Laporan Audit adalah audit report yaitu laporan auditor yang menyatakan bahwa
pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai dengan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaanyang diperiksa.

2. Standar Pelaporan

PSAK – IFRS

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial Report Standard (PSAK)


adalah nama lain sari SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang diterapkan Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI) pada Tahun 2012 lalu. Standar ini digunakan untuk badan atau bisnis yang
memiliki akuntabilitas publik, yaitu badan yang terdaftar atau masih dalam proses pendaftaran di
pasar modal seperti perusahaan publik, asuransi, perbankan, BUMN, ataupun perusahaan dana
pensiun). PSAK sama dengan SAK, sama-sama bertujuan untuk memberikan informasi yang
relevan bagi pengguna laporan keuangan. Sedangkan penggunaan IFRS sendiri ditentukan
karena Indonesia merupakan anggota IFAC (Internatinal Federation of Accountants) yang
menjadikan IFRS sebagai standar akuntansi mereka.

SAK – ETAP

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAKETAP) digunakan
untuk entitas yang akuntabilitas publiknya tidak signifikan dan laporan keuangannya hanya
untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. ETAP merupakan hasil penyederhanaan standar
akuntansi IFRS yang meliputi tidak adanya laporan laba/rugi komprehensif, penilaian untuk aset
tetap, aset tidak berwujud, dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan
harga perolehan, tidak ada pilihan menggunakan nilai revaluasi atau nilai wajar, serta tidak ada
pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan karena beban pajak diakui sebesar jumlah pajak
menurut ketentuan pajak. Jika diterapkan dengan tepat, unit bisnis kecil dan menengah dapat
membuat laporan keuangan tanpa harus dibantu oleh pihak lain dan dapat dilakukan audit
terhadap laporannya tersebut.

3. PSAK – Syariah

PSAK-Syariah merupakan pedoman yang dapat digunakan untuk lembagalembaga kebijakan


syariah seperti bank syariah, pegadaian syariah, badan zakat, dan lain sebagainya.
Pengembangan standar akuntansi ini dibuat berdasarkan acuan dari fatwa yang dikeluarkan oleh
MUI (Majelis Ulama Indonesia). Standar ini terdiri atas kerangka konseptual penyusunan dan
pengungkapan laporan, standar penyajian laporan keuangan, dan standar khusus transaksi syariah
seperti mudharabah, murabahah, salam, ijarah, dan istishna.

4. SAP

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) telah ditetapkan sebagai peraturan pemerintah yang
diterapkan untuk entitas pemeritah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). SAP dibuat untuk menjadmin
transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara demi terwujudnya
pemerintahan yang baik dan bersih.Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan
keuangan historis. Standar auditing terdiri dari 10 standar yang dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Auditing (PSA). PSA memberikan penjelasan lebih lanjut masing-masing standar yang
tercantum dalam standar auditing.

KELOMPOK 5

1. Pengertian Jasa Akuntan Publik

Umumnya disediakan oleh badan usaha maupun seorang akuntan professional. Biasanya
memiliki izin resmi dari pemerintah yaitu dalam menyelenggarakan audit atau pemeriksaan
yanga terkait dengan laporan keuangan sebuah perusahaan.

2. Legal Audit

Adalah salah satu bidang dari audit yang berfokus pada satu aspek dan menganalisis posisi
hukum dari bisnis anda

KELOMPOK 6

1. Sistem pengendalian mutu

Merupakan standar yang wajib dimiliki sebuah Kantor Akuntan Publik yang dijadikan
pedoman dalam hal akuntansi dan pelaksanaan. Secara detail dalam SPM 1 (2013),

menyebutkan bahwa sistem pengendalian mutu terdiri dari 6 (enam) elemen yaitu:

1) Tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu,

2) Ketentuan etika profesi yang berlaku,

3) Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu,

4) Sumber daya manusia,

5) Pelaksanaan perikatan, dan

6) Pemantauan.

2. Standar Pengendalian Mutu Kap Ruang Lingkup

SPM ini mengatur tanggung jawab Kantor Akuntan Publik (“KAP”) atas sistem
pengendalian mutu dalam melaksanakan perikatan asurans (Audit, Reviu, dan Perikatan Asurans
Lainnya) dan perikatan selain asurans. SPM ini harus dibaca dalam kaitannya dengan Standar
Audit dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik (“Kode Etik”) yang ditetapkan oleh IAPI. 3. Tujuan
Tujuan KAP dalam menetapkan dan memelihara sistem pengendalian mutu adalah untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personelnya mematuhi standar profesi, serta
ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku dan Laporan yang diterbitkan oleh KAP atau rekan
perikatan telah sesuai dengan kondisinya

KELOMPOK 7

1. GCG(Good Corporate Governance)

Istilah “corporate governance” pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee,Inggris


di tahun 1922 yang menggunakan istilah tersebut dalam laporannya yang kemudian dikenal
sebagai Cadbury Report (dalam Sukrisno Agoes,2006). Istilah ini sekarang menjadi sangat
popular dan diberi banyak definisi oleh berbagai pihak.DIbawah ini diberikan beberapa definisi
dari beerapa sumber yang dapat dijadikan acuan. Jadi Good governance dapat diartikan sebagai
kepemerintahan yang baik atau penyelenggaraan pemerintahaan yang bersih dan efektif, sesuai
dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Pemerintahan mencakup ruang lingkup yang luas,
termasuk bidang politik, ekonomi dan sosial mulai dari proses perumusan kebijakan dan
pengmbilan keputusan hingga pelaksanaan dan pengawasan. Political governance mengacu pada
proses pembuat kebijakan. Economic governance mengacu pada proses pembuatan keputusan di
bidang ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan, pemerataan, penurunan kemiskinan dan
peningkatan kualitas hidup. Administrative governance berarti, bahwa penyelenggara setiap
bidang dan tahapan pemerintahan harus dilakukan dengan bersih, efisien, dan efektif.

2. Komite Audit Sebagai Organ Dewan Komisaris dalam Pemenuhan GCG Komite

Audit adalah sebuah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris. Komite Audit membantu
Dewan Komisaris untuk memenuhi tanggung jawab pengawasannya. Dalam kapasitasnya,
Komite Audit bertanggung jawab untuk membuka dan memelihara/menjaga komunikasi antara
Komite Audit dengan Dewan Komisaris, Direksi, unit audit internal, akuntan independen dan
manajer keuangan. Dilihat dari sisi keanggotaan, Anggota Komite Audit diangkat dan
diberhentikan oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham

Anda mungkin juga menyukai