Anda di halaman 1dari 7

Nama : Iman Santoso

NIM : 20108040088

Matkul : Audit Sektor Publik

KERANGKA KONSEPTUAL AUDIT SEKTOR PUBLIK

A. Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Kuaitas Audit

Di Indonesia standar pegendalian mutu atau kualitas Kantor Akuntan Publik


(KAP)memberikan panduan bagi KAP di dalam melaksanakan pengendalian kualitas
jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang
diterbitkan oleh DewanStandar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik
Indonesia (DSPAP IAPI) danAturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang
diterbitkan oleh IAPI.

Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus diterapkan oleh setiap KAP pada
semuajenis jasa audit, atestasi dan konsultasi meliputi:

 Independensi. Meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi


harus mempertahankan independensi.
 Penugasan personel. Meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan oleh
staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk
perikatan dimaksud.
 Konsultasi Meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi
memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat
pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgement), dan wewenang
memadai.
 Supervisi Meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar
mutunyang ditetapkan oleh KAP.
 Pemekerjaan (hiring). Meyakinkan bahwa semua orang yang dipekerjakan
memiliki karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka
melakukan penugasan secara kompeten.
 Pengembangan profesional. Meyakinkan bahwa setiap personel memiliki
pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi
tanggung jawabnya.
 Promosi (advancement). Meyakinkan bahwa semua personel yang terseleksi
untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkat
tanggung jawab yang lebih tinggi.
 Penerimaan dan keberlanjutan klien. Menentukan apakah perikatan dari
klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan
terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki
integritas berdasarkan pada prinsip pertimbangan kehati-hatian (prudence).
 Inspeksi. Meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-
unsur lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif.
B. KEBERADAAN DAN PERAN KOMITE AUDIT
Kemite Audit harus mendukung tujuan organisasi. Bagian akuntansi di dalam
organisasi dengan mengkaji kelengkapan bukti dalam rangka memenuhi kebutuhan
keandalan dan integritas dari bukti-bukti yang ada. Berikut adalah prinsip
penerapan komite audit yang baik (Sumber: National Audit Office Online).
 Peran Komite Audit Komite Audit harus mendukung Dewan dan Pimpinan
Bagian Akuntansi dengan meninjau kelengkapan jaminan dalam memenuhi
kebutuhan Dewan dan Pegawai Bagian Akuntansi, serta mengkaji keandalan
dan integritas jaminan.
 Keanggotaan, Independensi, Objektivitas dan Pemahaman Komite Audit
harus independen dan objektif, di samping setiap anggota harus memiliki
pemahaman yang baik tentang tujuan dan prioritas organisasi dan peran
mereka sebagai anggota Komite Audit.
 Ketrampilan Komite Audit seharusnya memiliki campuran keterampilan
yang tepat untuk memungkinkan untuk melaksanakan fungsi secara
keseluruhan.
 Lingkup Kerja Lingkup kerja Komite Audit harus didefinisikan dalam
Ketentuan atas Referensi, dan mencakup semua kebutuhan jaminan dari
Dewan dan Pimpinan Bagian Akuntansi. Dalam hal ini, Komite Audit harus
memiliki keterlibatan tertentu dengan pekerjaan Audit Internal, pekerjaan
Auditor Eksternal, dan isu-isu Pelaporan Keuangan.
 Komunikasi Komite Audit harus dipastikan memiliki komunikasi yang
efektif dengan Dewan, Kepala Audit Internal, Anditor Eksternal, dan
pemangku kepentingan lainnya.
C. PENGUJIAN AUDIT SEKTOR PUBLIK
Kategori teori konsep lebih jauh akan dibahas sebagai kerangka konseptual audit
sektor publik. Konsep dibagi menjadi tiga fase. yakni term of reference, investigasi
dan pelaporan.
1. Term of Reference
 Nilai Sosial Konsep pertama mencerminkan akar audit bukti dalam nilai
sosial yang menganggap penting konsistensi dan integritas dalam
persiapan dan penyajian laporan keuangan.
 Keterkaitan Dengan Perencanaan, Anggaran, Dan Pengendalian
Manajemen Konsep kedua mencerminkan hubungan antara audit
internal dan eksternal, dengan komponen lain siklus manajemen
perencanaan, penganggaran dan pengendalian manajemen.
 Akuntabilitas Konsep ketiga menetapkan istilah akuntabilitas acuan
secara eksplisit untuk hubungan klien atau auditee, di mana meminta
seluruh aktivitas keuangan untuk dibukukan, dan disajikan dalam bentuk
laporan keuangan dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan
yakni Prinsip Akuntansi Berterima Umum
 Kriteria Kriteria pelaporan keuangan dicirikan sebagai empat konsep
dalam aturan term of reference.
 Lingkup Investigasi : Akuntabilitas term of reference dan terkait kriteria
yang dapat dikelompokkan sebagai lingkup audit, dan hal ini
diidentifikasikan sebagai konsep kelima dalam konsep ini.
 Tujuan : Aturan tujuan audit mengikuti secara langsung dari lingkup dan
termasuk tujuan wajib untuk menyatakan opini laporan keuangan, dan
tujuan discretionary dalam menyediakan rekomendasi melalui
pengendalian internal/manajemen setelahnya.
 Batasan-Batasan Konsep ketujuh adalah aturan batasan-batasan dari
berbagai macam subjek audit. Batasan yang dapat diidentifikasi termasuk
batasan dalam Undang-Undang dan kontrak, yang ditetapkan lingkungan
pragmatis di mana audit bukti dilakukan-ketepatan waktu (timeliness),
efektivitas biaya (cost effectiveness), dan kelayakan praktik (practise
feasibility).
2. Investigasi
Konsep dasar mengidentifikasikan bahwa fase investigasi dan pelaporan berada
dalam Uniform Rules of Professional Conduct, yang diterjemahkan dengan
khusus pada audit bukti sebagai Standar Audit Berterima Umum (Generally
Accepted Auditing Standard/GAAS). Aturan konsep informasi pada fase
investigas, teridentifikasi dalam fase investigasi audit menurut Cutt, James
(1988) ada pada 9 konsep dan konsep kesepuluh berikut yang menghubungkan
dari fase investigasi kepada fase pelaporan.
 Pengetahuan akan lembaga yang akan diaudit : Konsep pertama ini
meminta auditor untuk mencapai kedekatan yang cukup dengan usaha
klien dalam melakukan audit.
 Kepercayaan : Konsep kedua ini meminta adanya identifikasi auditor
pengendalian internal organisa di mana dia fokus dan dapat dipercaya
dalam melaksanakan audit.
 Bukti : Konsep ketiga ini mengidentifikasi hakikat dan sumber bukti.
 Verifikasi Konsep keempat adalah konsep pengendalian pada fase
investigasi dan teridentifika sebagai verifikasi (pengumpulan dan
evaluasi bukti audit dengan pandangan penyediaan opini audi:).
 Asumsi : Konsep verifikasi terlihat terkait dengan konsep kelima dan
keenam, dengan asumsi pada aktivitas verifikasi ditemukan.
 Asersi : Selanjutnya asersi atau pernyataan, keduanya tentang
pengendalian internal dan laporan keuangan, auditor mencari untuk
memverifikasi dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti.
 Kecukupan (kuantitas) : Kecukupan atau kuantitas bukti terdapat dua
konsep lainnya, yakni ketepatan (precision) dan tingkat jaminan yang
disediakan oleh auditor. Ketepatan (precision) dapat didefinisikan dalam
istilah yang lebih luas yang memerlukan bukti yang persuasif daripada
konklusif. Sedangkan tingkat jaminan yang dised akan oleh auditor
didefinisikan dalam istilah konsep risiko dalam bentuk variatif.
 Penyesuaian (kualitas) : Penyesuaian atau kualitas bukti audit
didefinisikan dalam istilah lebih lanjut sebagai keterkaitan (elevance) dan
keandalan (reliability).
 Metode : Metode atau teknik yang digunakan oleh auditor dalam
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti diidentifikasi sebagai konsep
terpisah, kemudian terbagi ke dalam metode pemenuhan (compliance
methods) dan metode substantif (substantive methoils).
 Kelayakan (Cerminan Batasan Umum dan Penyediaan Mata Rantai
Pelaporan) Kelayakan, mencerminkan secara khusus dalam standar
pengujian ketiga yang meminta auditor mempunyai cukup bukti yang
layak untuk menyediakan dasar layak dalam isi laporan
3. Pelaporan
 Tipe laporan : Kategori pertama terkait dengan berbagai tipe laporan
keuangan yang ada.
 Lingkup laporan : Kategori kedua adalah lingkup laporan audit.
meminta auditor untuk mengidentifikasi laporan keuangan yang telah
dilaporkan kepada negara yang pengujiannya dilakukan dengan mengacu
standar audit berterima umum serta dilaksanakan melalui tes dan
prosedur tertentu.
 Opini : Konsep ketiga terkait opini auditor yaitu permintaan auditor yang
menggambarkan apakah informasi laporan disajikan dengan secara wajar
sesuai dengan dasar pengungkapan akuntansi dan apakah penerapan
dasar akuntansi telah konsisten dengan periode terdahulu. Konsep
terpenting dalam kewajaran adalah ditemukan hubungan dengan opini
audit.
 Reservasi : Konsep keempat mengidentifikasi beragam bentuk reservasi
yang dapat digunakan auditor dalam laporan audit.
 Pengendalian Internal/Manajemen : Konsep kelima terkait dengan
kebebasan menentukan tujuan atas rekomendasi yang diberikan untuk
perbaikan pengendalian internal.
 Tindak Lanjut Audit Konsep-konsep kelayakan dan kewajaran mengacu
pada informasi pada fase investigasi dan bayangan pada fase pelaporan
audit selanjutnya yang berdasarkan pada akar standar umum. Konsep ini
terkait dengan kapasitas dan perilaku auditor, dan operasionalisasi ut
sebag standar umum.
D. AKUN DAN ASERSI DALAM PENGUJIAN AUDIT SEKTOR PUBLIK
1. Akun Pendapatan
Tujuan adanya audit siklus pendapatan adalah untuk mer gungkapkan ada
tidaknya salah say material dalam pos Pendapatan Organisas,, Dana Transfer,
dan Lain-lain Pendapatan yang sah. Pemeriksaan atas siklus pendapatan
mencakup pemeriksaan atas :
 Pendapatan organisasi, contohnya: pos pajak daerah, retribusi laba,
bagian lay usaha daerah, dan lain-lain pendapatan asli daerah.
 Dana perimbangan mencakup atas bagi hasil pajak bukan pajak, dana
aloka umum, dana alokasi khusus, dan dana perimbangan dari pusat
 Pendapatan lain-lain yang sah sesuai dengan lingkup pemeriksaan
tersebut, maka koreksi dilakukan atas salah saji yang ditemukan dalam
pemeriksaan.
2. Akun Belanja
Audit terhadap siklus belanja organisasi sektor publik terdiri dari audit terhadap
belanja aparat/pegawai/SDM dan belanja pelayanan publik. Belanja aparat dan
belanja pelayanan publik terdiri dari belanja administrasi umum, belanja operasi
dan pemeliharaan, dan belanja modal/pembangunan. Tujuan audit siklus belanja
adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing asersi signifikan yang
berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus belanja. Tujuan audit ditentukan
berdasar atas kelima kategori asersi laporan keuangan, yakni:
 Siklus Belanja organisasi sektor publik mencakup berbagai proses dan
keputusan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan organisasi sektor publik termasuk di dalamnya
unit-unit organisasi. Siklus ini dimulai dengan adanya permintaan
pembelian dari berbagai unit kerja organisasi melalui pengajuan "Daftar
Isian Anggaran" masing-masing unit kerja.
 Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak
organisasi adalah tinggi.
 Tingginya volume transaksi akan memperbesar kemungkinan terjadinya
salah saji. Semakin tinggi volume transaksi, semakin tinggi kemungkinan
kesalahan pencatatan transaksi tersebut.
 Tingginya risiko bawaan siklus belanja menyebabkan banyak organisasi
sektor publik memprioritaskan atau memperluas struktur pengendalian
internal siklus belanja, untuk mencegah dan mendeteksi salah saji.
3. Akun aktiva tetap.
Aktiva tetap merupakan aset/harta yang dimiliki oleh organisasi sektor publik
yang digunakan dalam kegiatan operasional organisasi dan tidak untuk dijual-
belikan serta digunakan lebih dari satu tahun (periode akuntansi). Tujuan audit
aktiva tetap adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing asersi
signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo aktiva tetap.
4. Akun Jasa Personalia.
Siklus jasa personalia sangat penting karena masalah gaji, pajak penghasilan
pegawai, dan biaya ketenagakerjaan lainnya merupakan komponen biaya utama
hampir di semua entitas.
5. Akun pembiayaan.
Surat berharga yang dipegang atau dipunyai sebagai investasi jangka panjang
bisa jadi material baik bagi neraca maupun laporan surplus defisit. Investasi
surat berharga jangka panjang pada umumnya dilakukan dalam jumlah nilai
rupiah yang besar, sehingga amat berpengaruh bagi neraca. Di samping itu,
pendapatan maupun kerugian akibat investasi jangka panjang terkadang besar
nilainya, sehingga sangat material bagi neraca.
6. Akun Saldo Kas.
Saldo kas dihasilkan dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi, dan
siklus jasa personalia. Entitas harus mengeluarkan kasnya untuk memperoleh
berbagai sumber daya yang diperlukan organisasi sektor publik (siklus belanja).
Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing
asers signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audit
ditentukan berihisarkan atas kelima kategori asersi laporan keuangan :
 Asersi keberadaan dan keterjadian.
 Asersi kelengkapan.
 Asersi hak dan kewajiban.
 Asersi penilaian dan pengalokasian.
 Asersi pelaporan dan pengungkapan.
E. SIKLUS AUDIT SEKTOR PUBLIK
1. Survei awal karakter industri/bidang/organisasi yang akan di Audit.
2. Pembuatan program audit dan penerbitan surat tugas audit
 Tujuan audit untuk tiap area.
 Prosedur audit yang akan dilakukan.
 Sumber-sumber bukti audit
 Deskripsi mengenai kesalahan (error).
3. Pelaksanaan Audit Sektor Publik
Setelah mendapat surut tugas maka dimulailah salah satu tahapan dalam
proses audit di mana auditor akan mengembangkan suatu program audit,
menilai keefektifan sistem pengendalian internal organisasi, dan melakukan
pengujian-pengujian yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang
memadai.
4. Pembuatan Daftar Temuan : Setelah melakukan kegiatan pelaksanaan
audit, auditor biasanya mendapatkan temuan. temuan terkait dengan
keuangan klien.
5. Komunikasi Temuan dan Penyusunan Draf Laporan Hasil Pemeriksaan
Setelah hasil temuan auditor dibicarakan atau melakukan cross-check
dengan pejabat organisasi sektor publik, auditor kemudian menyusun draf
laporan hasil pemeriksaan.
6. Penerbitan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut Temuan
Laporan Hasil Pemeriksaan
Tahapan terakhir dari siklus audit keuangan adalah penerbitan laporan hasil
pemeriksaan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap
organisasi yang telah diaudit tersebut.

Anda mungkin juga menyukai