Anda di halaman 1dari 3

2.4.

1 Earning Per Share (EPS)

Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2011:154) Earning per Share (EPS) merupakan
rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. Semakin tinggi nilai
EPS maka akan semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham dan
kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang dapat diperoleh pemegang saham.
Rasio Earning Per Share (EPS) dirumuskan sebagai berikut:

Laba Bersih Setela pajak


EPS=
Jumlah Saham yang Beredar

2.4.2 Current Ratio (CR)

Menurut Munawir (2012 dalam Welas dan Duci 2015:3) Current Ratio yaitu
perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Current Ratio ini
menunjukkan tingkat keamanan (Margin of Safety) kreditor jangka pendek, atau
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Current Ratio
(CR) dirumuskan sebagai berikut :

Aktiva Lancar
CR= x 100 %
Hutang Lancar

2.4.3 Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Suharli (2006:307) rasio ini ditunjukkan dari perbandingan total utang
dan total modal. DER dianggap rasio yang penting karena berhubungan dengan
masalah trading on equity yaitu perdagangan modal, yang dapat membuat
pengaruh positif dan negatif terhadap rentabilitas modal sendiri dan perusahaan
tersebut. Debt to Equity Ratio (DER) dirumuskan sebagai berikut:

Total Hutang
DER= x 100 %
Modal Sendiri

2.4.4 Debt to Asset Ratio (DAR)

Menurut Fadli (2019:78) rasio leverage atau rasio solvabilitas adalah rasio yang
menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang didanai dengan utang.
Debt To Asset Ratio (DAR) dihitung dengan mengambil total kewajiban utang
(kewajiban) dan membaginya dengan total aset (aset). Debt To Assets Ratio
(DAR) dirumuskan sebagai berikut :

Total Hutang
DAR= x 100 %
Total Aset

2.4.5 Return on Equity Ratio (ROE)


Menurut Kuswadi (2004:190 dalam Barus 2017:158) Return on Equity yaitu
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang
tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini merupakan ukuran
profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Return On Equity (ROE)
dirumuskan sebagai berikut :

Laba Setelah Pajak


ROE= x 100 %
Modal Sendiri

Hubungan
Current Ratio adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan utang
ketika jatuh tempo. Jika perusahaan dapat memenuhi kewajibannya pada saat
jatuh tempo, maka perusahaan dapat mengembangkan usahanya sehingga dapat
meningkatkan laba perusahaan. ketika laba perusahaan meningkat maka EPS
perusahaan juga meningkat. CR yang rendah biasanya dianggap menunjukkan
terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya CR yang terlalu tinggi juga kurang
bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya
dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan. ketika laba perusahaan menurun
maka EPS perusahaan juga akan menurun.

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara utang dan modal
perusahaan. DER yang semakin tinggi menunjukkan bahwa risiko investasi yang
semakin tinggi pula. Tingginya DER menunjukkan bahwa perusahaan tidak
solvabel, dikarenakan total utang lebih besar dibandingkan dengan total
modalnya. Hal ini berarti, naiknya nilai DER mengakibatkan penurunan kinerja
keuangan perusahaan yang dianggap sebagai informasi yang buruk oleh investor,
sehingga permintaan saham menurun dan harga saham pun menurun, sehingga
berakibat pada menurunnya EPS perusahaan. Dan sebaliknya jika tingkat DER
rendah maka akan meningkatkan EPS. Karena apabila perusahaan memperoleh
laba perusahaan akan cenderung untuk menggunakan laba tersebut untuk
membayar hutang. Sehingga ketika laba perusahaan turun maka EPS juga akan
ikut menurun.

Debt to Asset Ratio (DAR) yang tinggi dapat menunjukkan keadaan perusahaan
yang buruk dikarenakan tingginya DAR mencerminkan bahwa total aset yang
dimiliki perusahaan sebagian besar didanai oleh utang. Apabila utang perusahaan
semakin tinggi maka laba bersih yang diperoleh perusahaan harus digunakan
untuk membayar utang terlebih dahulu, sehingga laba bersih yang akan dibagikan
kepada pemegang saham akan berkurang yang kemudian menyebabkan Earning
EPS menjadi rendah. Sehingga DAR yang semakin tinggi akan berdampak buruk
pada perusahaan karena perusahaan memiliki aset yang dibiayai oleh utang
semakin tinggi, sehingga mempengaruhi menurunnya nilai EPS. Dan sebaliknya
jika DAR yang rendah akan mempengaruhi naiknya nilai EPS.

Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif


ekuitas yang diberikan oleh pemilik dikelola oleh pihak manajemen dalam
beroperasi untuk menghasilkan keuntungan. Rasio yang meningkat menunjukkan
bahwa kinerja manajemen meningkat dalam mengelola sumber dana pembiayaan
operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih. Dengan begitu
tingginya ROE akan meningkatkan besarnya laba yang tersedia bagi pemegang
saham. Semakin tinggi nilai ROE maka semakin efisien perusahaan menggunakan
modal sendiri untuk menghasilkan dan meningkatkan laba. ROE yang semakin
tinggi menunjukkan efisiensi yang lebih tinggi dalam membelanjakan uang yang
diinvestasikan oleh pemegang saham untuk mendapatkan pertumbuhan laba.
Sehingga semakin tinggi ROE akan mempengaruhi meningkatnya nilai EPS. Dan
sebaliknya jika ROE yang rendah akan mempengaruhi menurunnya nilai EPS.

Likuiditas (CR) adalah kemampuan perusahaan dalam melunasi utang serta


kewajiban jangka pendek yang dimiliki.

Solvabilitas (DER, DAR) adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi utang


jangka panjang dan kewajiban keuangannya.

Profitabilitas (ROE) adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan


laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai