TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan
Unsur-unsur yang mempengaruhi nilai current ratio adalah aktiva lancar dan
utang jangka pendek. Dalam hal ini aktiva lancar terdiri dari uang kas dan juga
surat-surat berharga antara lain surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi,
sekuritas kredit, atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau
uang dan pasar modal. Di lain pihak utang jangka pendek dapat berupa utang pada
aktiva lancar membayar hutang lancar. Aktiva lancar biasanya terdiri dari : kas,
surat berharga, piutang, dan persediaan. Hutang lancar terdiri dari hutang dagang,
wesel bayar jangka pendek, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, pajak
yang belum dibayar (accued) dan biaya-biaya yang belum dibayar (accrued)
berikut:
DAR adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rasio ini
bunga pada kreditor. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko
DAR= x100%
kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik pula
bisnis dan keberagaman arus kas. Perusahaan dengan arus kas yang stabil
biasanya memiliki rasio hutang terhadap ekuitas yang lebih tinggi daripada
perusahaan dengan arus kas yang kurang stabil. Semakin rendah rasio ini, semakin
tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham dan
semakin besar batas pengaman pemberi pinjaman jika terjadi penyusutan nilai
aktiva atau kerugian. Rumus untuk menghitung DER adalah sebagai berikut:
DER= x 100%
berdasarkan tingkat asset yang tertentu. ROA juga sering disebut juga sebagai
Return On Investment (ROI) (Hanafi dan Halim, 2000). Horne dan Wachowicz
yang dimilikinya. Rasio pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi
ROA= x100%
adalah ROE. Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan dari investasi yang
ditanamkan pemegang saham. (L. Thian Hin, 2001). ROE sering disebut rate of
saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat
kembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Sebagai pembanding untuk
rasio ini adalah tingkat suku bunga bebas resiko misalkan suku bunga Bank
sebagai berikut:
ROE= x100%
Rasio ini bukan pengukur return pemegang saham yang sebenarnya karena
rasio ini tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang
yang dijual. EPS didapatkan dari pembagian antara laba setelah pajak dengan
pendapatan perusahaan. Jika pendapatan perusahaan tinggi maka EPS juga akan
lebih tertarik dengan ukuran profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang
dimiliki. Alat analisis yang dipakai untuk melihat keuntungan dengan dasar
saham adalah earning per share yang dicari dengan laba bersih dibagi saham yang
satu lembar saham . Rumus untuk menghitung earning per share adalah sebagai
berikut:
Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan
pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah
perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar NPM, maka
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari
setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik
menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang
mencerminkan keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal
mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable
Price to book value merupakan rasio yang menunjukkan apakah harga saham
diperdagangkan diatas atau dibawah nilai buku saham tersebut atau biasa disebut
apakah harga saham tersebut overvalued dan undervalued. Rasio ini mengukur
nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi sebagai
perusahaan yang terus tumbuh. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah sebagai
berikut:
direalisasi yang timbul dari selama satu periode dengan biaya yang berkaitan
dari kontribusi peranan modal. Sementara pengertian laba yang dianut oleh
struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih
pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengakur kenaikan
sangat tergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Jadi dalam
hal ini laba hanya merupakan angka artikulasi dan tidak didefenisikan tersendiri
secara ekonomik seperti halnya aktiva atau hutang (Chariri dan Ghozali, 2003).
Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan rugi
laba. Penyajian laba melalui perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses
dihitung dengan cara mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode
sebelumnya kemudian dibagi dengan laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan
Pramuka, 2000)
PER yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan
pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai PER yang rendah pula. Semakin
rendah harga PER suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk
kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPS nya. PER menunjukkan hubungan
antara pasar saham biasa dengan EPS. Makin besar PER suatu saham maka harga
saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya.
perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa yang akan datang (Prastowo, 2002).
.Semakin kecil nilai PER maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan
semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi
perusahaan. Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak
investor untuk membeli saham tersebut. Menurut (Arifin, 2002) Rumus yang
saham menjadi dua jenis yaitu return realisasi (realized return) dan return
kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan resiko mendatang.
mendatang dan bersifat tidak pasti. Rate of Return adalah tingkat pengembalian
saham terdiri dari capital gain (loss) dan dividen. Capital gain (loss) merupakan
selisih laba/rugi yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham relatif
Sedangkan dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan pada
yield bisa berupa angka nol (0) dan positif (+). Untuk menghitung return saham
Pt Pt 1 D
+ t
Pt 1 Pt 1
Pt Pt 1 + Dt
x 100%
Pt 1
dimana :
pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap
return saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, Munthe (2009)
minuman di BEJ). Tinjauan penelitian terdahulu penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian
Munte Pengaruh faktor - Variabel CR, ROE, cash flow from
(2009) fundamental Independen : operation to debt, price to
terhadap return CR, ROE, cash book value, ukuran
saham pada flow from perusahaan secara simultan
perusahaan operation to berpengaruh terhadap return
manufaktur yang debt, price to saham. Secara parsial hanya
terdaftar di Bursa book value, return on equity yang
Efek Indonesia ukuran berpengaruh terhadap return
perusahaan saham.
- Variabel
Dependen :
Return saham
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai
berikut:
independen adalah current ratio, debt to asset ratio, debt to equity ratio, return on
asset, return on equity, earning per share, net profit margin, price to book value,
pertumbuhan penjualan dan laba yang lebih besar. Kondisi perusahaan yang
dalam kondisi tidak baik yang dapat mengurangi niat investor untuk menanamkan
menamkan sahamnya.
DAR memilki defenisi yang hampir sama dengan DER. DAR adalah
laba bersih rata-rata dengan total aktiva suatu perusahaan. Rasio ini
rupiah asset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menilai
operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas
tingkat kembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin
baik karena memberikan tingkat kembalian yang lebih besar pada pemegang
saham. Earning Per Share menunjukkan rasio laba bersih terhadap jumlah saham
saham akan semakin meningkat. Hal tersebut dapat menguntungkan bagi para
investor. Karena meningkatnya nilai earning per share dapat meningkatkan nilai
PER yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan
rendah harga PER suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk
diinvestasikan. PER menjadi rendah nilainya bisa karena harga saham cenderung
semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih perusahaan. Jadi semakin
kecil nilai PER maka semakin murah saham tersebut untuk dibeli dan semakin
baik pula kinerja per lembar saham dalam menghasilkan laba bagi perusahaan.
Semakin baik kinerja per lembar saham akan mempengaruhi banyak investor
2. Hipotesis
logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat di uji
masalah yang akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan
sebagai berikut: current ratio, debt to asset ratio, debt to equity ratio, return on
asset , return on equity, earning per share, net profit margin, price to book value,
growth profit dan price earning ratio berpengaruh baik secara simultan dan
parsial terhadap return saham pada industri barang konsumsi yang terdaftar di