Anda di halaman 1dari 5

Asuransi Menurut Para Ahli

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1992 tentang usaha


Perasuransian Bab 1 pasal 1 Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seorang yang dipertanggungkan.
Menurut Mehr dan Cammack dalam Danarti (2011:7) asuransi merupakan suatu alat untuk
mengurangi risiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit exposure dalam jumlah yang
memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkiarakan. Kemudian kerugian yang
dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang bergabung.
Menurut Green dalam Danarti (2011:7) asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan
mengurangi risiko, dengan jalan mengombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah objek
yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan
dalam batas-batas tertentu.
Sedangkan menurut William dan Heins dalam Danarti (2011:8) mendefinisikan asuransi
berdasarkan dua sudut pandang, yaitu : 1. Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian
finansial yang dilakukan oleh seorang penanggung. 2. Asuransi adalah suatu persetujuan dengan
mana dua atau lebih orang atau badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian
finansial.
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis di mana
perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain
sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat
terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi
secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan
tersebut.
Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. ROA mampu
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk
kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang.

Berikut ini beberapa pengertian ROA dari beberapa sumber:

1. Menurut Eduardus Tandelilin (2010:372), Return On Assets menggambarkan sejauh


mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. 

2. Menurut Kasmir (2014:201), Return On Assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil
atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. 

3. Menurut Fahmi (2012:98), Return On Assets melihat sejauh mana investasi yang telah
ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang
diharapkan dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang
ditanamkan atau ditempatkan. 

4. Horne dan Wachowicz (2005:235), ROA mengukur efektivitas keseluruhan dalam


menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia; daya untuk menghasilkan laba dari
modal yang diinvestasikan. 

5. Bambang Riyanto (2001:336) menyebut istilah ROA dengan Net Earning Power Ratio
(Rate of Return on Investment / ROI) yaitu kemampuan dari modal yang diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto. Keuntungan neto yang
beliau maksud adalah keuntungan neto sesudah pajak. 

6. Menurut Sawir (2005:18), Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan
(laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan
tersebut dari segi penggunaan asset.
Pengertian Return On Asset (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio
profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu
menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu mengukur
kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian
diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang dimaksud adalah keseluruhan
harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah
perusahaan menjadi aktiva-aktiva perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Pengertian Return on Assets (ROA) menurut Rahmawati (2011:2), “ROA
merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. Semakin besar
ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik”. Sedangkan menurut Irham Fahmi
(2013:137), “Rasio return on assets (ROA) ini melihat sejauh mana investasi yang telah
ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai yang diharapkan”. 13
Menurut Kasmir (2016:201), “Return On Asset adalah rasio yang menunjukan hasil (return) atas
jumlah aktiva yang digunakan dalam peusahaan.”. Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas
dapat disimpulkan bahwa Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang menjadi
ukuran profitabilitas perusahaan, serta menunjukkan efisiensi manajemen dalam menggunakan
seluruh aset yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan pendapatan.

Pengertian Return on Equity (ROE) Menurut Tandelilin (2010: 315), Return on Equity (ROE)
umumnya dihitung menggunakan ukuran kinerja berdasarkan akuntansi dan dihitung sebagai
laba bersih perusahaan dibagi dengan ekuitas pemegang saham biasa. Menurut Brigham dan
Houston (2010:149), Return on Equity (ROE) merupakan rasio bersih terhadap ekuitas biasa
mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa. Menurut Irham (2012:98),
Return on Equity ( ROE) EPS = Laba Bersih Jumlah Saham yang Beredar 10 adalah rasio yang
digunakan untuk mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang
dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Dari pengertian ROE menurut beberapa
para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ROE merupakan pengembalian atas ekuitas saham
biasa yang digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi pemegang
saham. Berikut adalah rumus dalam menghitung ROE:
ROE = Laba Bersih/Ekuitas Biasa
pengertian Earning Pers Share (EPS) Menurut Fahmi (2012:138), Earning Per Share (EPS) atau
pendapatan saham perlembar adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para
pemegang saham dari setiap lembar saham dimiliki. Menurut Brigham dan Houston (2006:33)
yang diterjemahkan Ali Akbar Yulianto Earning Per Share (EPS) adalah pendapatan bersih yang
tersedia dibagi jumlah lembar saham yang beredar. Menurut Kasmir (2012:207), Earning Per
Share (EPS) merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai
keuntungan bagi pemegang saham. Dari pengertian EPS menurut beberapa para ahli tersebut,
dapat disimpulkan bahwa EPS merupakan suatu rasio yang menunjukan jumlah laba yang
didapatkan dari setiap lembar saham yang ada. Berikut adalah rumus dalam menghitung EPS:
EPS = Laba Bersih/Jumlah Saham yang Beredar
Definisi Net Profit Margin Menurut Hery (2015:235) mengemukakan bahwa harga saham
sebagai berikut : “Net profit margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya persentasi laba bersih atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba
bersih terhadap penjualan bersih”. Menurut Werner R.Muhardi (2013:64) mengemukakan bahwa
net profit margin adalah : “Net profit margin adalah mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba neto dari setiap penjualannya. Semakin tinggi nilai net profit margin
maka menunjukan semakin baik”. Sedangkan net profit margin menurut Kasmir (2012:197)
mengemukakan bahwa : “Net profit margin (NPM) merupakan hubungan antara laba bersih
setelah pajak dengan penjualan menunjukan kemampuan manajemen dalam menjalankan
perusahaan sampai cukup berhasil dalam memulihkan atau mengendalikan harga pokok barang
dagangan/jasa, beban operasi, penyusutan, bunga pinjaman dan pajak”. 13 Berdasarkan definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa net profit margin adalah salah satu rasio keuangan yang
digunakan untuk mengukur laba bersih perusahaan dari hasil aktivitas penjualannya yang di
hasilkan setiap bulannya atau setiap tahunnya.

Menurut Jogiyanto Hartono (2013:234) definisi return saham adalah sebagai berikut: “Return
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasian yang sudah
terjadi atau return ekspektasian yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa
yang mendatang”. Menurut Fahmi dan Yovi (2012:151) mengatakan: “Return saham adalah
keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi
yang dilakukannya. Semakin tinggi return saham maka semakin baik investasi yang dilakukan
karena dapat menghasilkan keuntungan, sebaliknya semakin return saham atau bahkan negatif
maka semakin buruk hasil investasi yang dilakukan.” 42 Menurut James C. Van Horne dan Jhon
M. Wachowicz yang diterjemahkan oleh Heru Sutojo (2012:116) Return adalah penghasilan
yang diterima dari suatu investasi ditambah dengan perubahan harga pasar yang biasanya.
Menurut James C. Van Horne dan Jhon M. Wachowicz (2012:116) return dibagi menjadi dua
komponen. Komponen return yang pertama adalah capital gain yaitu bentuk keuntungan yang
diperoleh investor dari selisih harga jual dan harga beli saham yang diinvestasikannya.
Sedangkan komponen return yang kedua adalah yield yaitu pembagian keuntungan yang
diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Return saham
dapat terdiri dari return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi
tetapi diharapkan akan terjadi di masa depan. Menurut Jogiyanto Hartono (2013:235) ada 2 (dua)
cara untuk memperoleh tingkat keuntungan, yaitu return realisasi dan return historis. 1. Return
Realisasi Tingkat keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli. Return ini
merupakan return yang sesungguhnya terjadi (return realisasi). Return realisasi penting
digunakan sebagai salah satu pengukuran kinerja dari sebuah perusahaan yang dihitung
berdasarkan data historisnya. 2. Return Historis Return historis atau yang sering disebut juga
sebagai tingkat keuntungan saham yang diperoleh dari investasi saham ekspektasi.

Anda mungkin juga menyukai