Anda di halaman 1dari 5

BEARING

1. A. Ball Bearing Ball bearing hanya memiliki dua macam race yaitu split race dan continous race
bearing. Ball bearing memiliki 4 macam race yaitu:
1) Conrad bearing
2) Full type bearing
3) Split race bearing2
4) Angular contact bearing race

Berdasarkan beban yang diterima ball bearing dibedakan atas 4 macam:

1) Radial Load bearing


2) Radial and thrust Load bearing
3) Self Aligning radial Load
4) Thrust Load bearing

B. Roller Bearing Roller bearing untuk menumpu beban yang lebih besar dibanding ball bearing.
Jenis dasar roller bearing digolongkan menjadi:

1) Radial Load, straight roller bearing.


2) Radial and Thrust Load, tapered roller.
3) Self-Aligning, radial and thrust Load.
4) Self Aligning, radial and thrust Load concave roller bearing.
5) Thrust Load.

C. Needle Bearing Needle Bearing memiliki elemen gelinding berdiameter kecil atau berbentuk
jarum, karena bentuknya tersebut maka needle bearing banyak digunakan untuk tempat dengan
ruang terbatas. Jenis needle bearing meliputi:

1) Radial Load Bearing


2) Thrust Load Bearing

2. Anti friction bearing memiliki tiga jenis bentuk dasar bearing yaitu :
- Ball Bearing
- Roller Bearing
- Needle Bearing

3. a. Perubahan bentuk bearing


b. Element gelinding lepas atau 65
c. Terjadi ketidaklurusan antara inner race dan outerrace
d. Bearing elearance dan preload yang tidak tepat
e. Kerusakan seals pada bearing

4. a) Mengurangi gesekan, panas dan aus.


b) Menahan beban shaft dan machine.
c) Menahan radial load dan thrust load.
d) Menjaga toleransi kekencangan.
e) Mempermudah pergantian dan mengurangi biaya operasional.

5. 1) Radial Load, straight roller bearing.


2) Radial and Thrust Load, tapered roller.
3) Self-Aligning, radial and thrust Load.
4) Self Aligning, radial and thrust Load concave roller bearing.

SEAL DAN GASKET


1. 1. Menjaga kebocoran pelumas (lubrikasi).
2. Menjaga kotoran dan material lain masuk ke sistem.
3. Memberikan batasan cairan supaya tidak tercampur.
4. Lebih fleksibel terhadap komponen yang bergerak dan tidak bocor.
5. Melapisi permukaan yang tidak rata.
6. Komponen tidak cepat rusak.

2. Radial Lip Seal (Oil Seal)

3. Static Seal
4. Lip Type

5. O – ring berfungsi sebagai seal akibat tertekan (squeezed) akibat proses pemasangan.
Proses sealing terjadi akibat tekanan cairan menekan o-ring. Static o-ring memberikan
sealing terhadap komponen static (tidak) bergerak untuk mencegah cairan fluida atau
udara.

6. Untuk penyekat pada aplikasi yang bertekanan tinggi di atas 5500 kPa (800 psi)
sering O-ring ditambahkan dengan back-up ring untuk mencegah kebocoran yang
ditimbulkan oleh adanya celah antara dua permukaan.

7. Kemampuan sealing gasket tergantung pada:


1. Jenis Material Gasket
Kemampuan sealing minimum tergantung pada tingkatan jenis material gasket
material yang umum digunakan sebagai gasket asbestos cork, rubber, plastic sand
paper atau campuran dari beberapa material tersebut.
2. Internal Pressure
Internal pressure cenderung menekan fluida keluar melalui seal assembly. Hal
penting untuk menentukan beberapa besar tekanan flange diperlukan untuk
menekan
seal.
3. Sealed Fluida
Viskositas fluida yang terdapat pada tempat dimana gasket berfungsi sebagai
penyekat menentukan tekanan yang diperlukan untuk mengencangkan gasket.
4. Width / Thickness Ratio
Penurunan kekuatan tekanan terhadap kenaikan ketebalan gasket sering dengan
perbandingan lebar sealing gasket terhadap kenaikan ketebalan gasket pada saat
tidak
ditekan.
8. Untuk menjaga kotoran tidak masuk ke dalam sistem dan menjaga kebocoran cairan
pelumas pada area yang luas.

9. Prosedur pemasangan
1. Pasang seal dengan main lip menghadap ke sisi oli ( hydraulic side )
2. Pastikan bahwa permukaan shaft yang akan contact dengan seal terbebas dari
karat dan scratch.
3. Lakukan pemasangan seal dengan cara press fit menggunakan tool yang sesuai.
4. Berikan adhesive atau sealant pada bagian press fit dari oil seal. Untuk housing
yang terbuat dari cast iron harus digunakan pipe sealant untuk mencegah
kebocoran.
5. Perhatikan saat pemasangan oil seal tidak boleh miring.
6. Berikan grease pada daerah lip setelah pemasangan.
Critical point yang harus di perhatikan Yaitu lip sil karna untuk mencegah kerusakan
dini atau kebocoran akibat rusaknya lip seal. Lip mudah – mudah sobek dan
rusak. Sebelum dipasang seal harap disimpan secara aman, jauh dari panas, dan
debu.

10. 1. Baut yang bersih dan dalam kondisi baik saat memasang komponen.
2. Baut yang aus dan berkarat dapat merusakkan ulir dan menyebabkan kehilangan
gaya pengencangan (Clamping force) sehingga dapat mengakibatkan kebocoran.
3. Yakinkan lubang pada gasket tidak menutupi lubang cairan pelumas, perhatikan
tanda pada gasket seperti FRONT dan TOP.
4. Jangan pergunakan gasket yang bengkok dan ada tanda tekukan karena daerah
yang memiliki tanda tekukan akan bocor saat mengalami tekanan.
5. Jangan gunakan gasket yang rusak.
6. Yakinkan semua permukaan komponen bersih.
7. Lakukan pengencangan dengan urutan sesuai yang tertera pada service manual
dan kencangkan sesuai dengan torque yang benar.
8. Periksa kekencangan semua baut menggunakan torque wrench setelah semua baut
dikencangkan

Adapun critical point adalah.


1.kondisi baut harus baik
2.kondisi gasket tidak rusak
3. Kondisi permukaan bersih dari kotoran
4. Tata cara pengencangan baut yang sesuai dengan jumlah nya dan urutan
pengencangan nya

Anda mungkin juga menyukai