016
NEUROPATHIC PAIN
A. DEFININISI NYERI
"Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial, atau yang digambarkan dalam bentuk
kerusakan tersebut."
Artinya : nyeri itu mempengaruhi 2 komponen yaitu sensorik (kelainan anatomi) dan emosional
(psikologis), jadi jika orang mendapat rangsangan yang sama namun kondisi emosional mereka
berbeda maka persepsi rasa sakit yang mereka rasakan juga berbeda. Nyeri merupakan salah satu
dari 5 vital sign yang harus diketahui dari pasien.
5. Mixed
Nyeri akibat campuran inflammatory and Neuropathic components
Contoh : - Low back pain with radiculopathy - Cervical radiculopathy
- Cancer pain - Carpal tunnel syndrome
KDPA
016
D. NYERI BERDASARKAN WAKTUNYA
Osteoarthritis
Chronic low back pain
Chronic headache
Neuropathic pain
Chronic visceral pain
Ctt : Batasan waktu untuk nyeri akut itu adalah 3 bulan, tapi tidak pasti 3 bulan. Ada definisi lain
yang menyebutkan batasan akut kronis yaitu pada lesi yang seharusnya sudah sembuh dan tidak
nyeri, tapi ternyata masih nyeri meskipun tidak sampai 3 bulan dia bisa disebut nyeri kronis.
Contohnya herpes kan seharusnya sembuh dalam 2 minggu tapi nyerinya bisa sampek 1 bulan =
dia disebut nyeri kronis. Nyeri neuropatik dianggap sebagai jenis nyeri kronis, dan harus dibedakan
dari nyeri nociceptive.
Example of nociceptive pain: osteoarthritis of the knee. Nyeri terjadi di luar system saraf.
Ada inflamasi di daerah cartilago yang menyebabkan nyeri tapi belum ada kerusakan jaringan.
Pengobatannya masih bisa menggunakan NSAID dan analgesic.
Example of neuropathic pain: ulnar nerve lesion following bone fracture. Lesi pada system
somatosensorik yang menyebabkan nyeri. Pengobatannya adalah dengan analgesic adjuvant
Example of co-existing pain (nyeri campuran) : herniated disc causing low back pain and
lumbar radiculopathy. Nyeri akibat keduanya = nociceptive + neuropathic. Herniasi Nucleus
Pulposus (HNP) herniasi akan
mengaktifkan nociceptors (nyeri
nociceptic), sedangkan penekanan
yang terjadi pada radix neuron
menimbulkan nyeri neuropatik. HNP
sering didaerah L4-L5 dan S1.
Nyeri bukan hanya faktor sensoris saja tapi ada emosional dan cognitif juga.
Jalur ascendentnya (exitasi)= mulai dari nociceptor spinal cord (nornu dorsalis)
bercabang 2
1 melalui traktus spinothalamicus lateralis thalamus DLPFC
2 menuju ke ParBr insula dan amygdala DLPFC
Jalus descendent (inhibisi) = cortex insula dan amygdala Periaquaduct graymatter (PAG)
di mesencephalon postrodektramedula corpusceoelius (gk jelas) di medula oblongata
medula spinalis (nornu dorsalis)
Input nyeri yang bersifat excitasi dan yang dari atas yang bersifat inhibisi nnti bertemu di
cornu dorsalis medula spinalis menentukan derajat nyeri yang dirasakan (Input yang masuk
lebih kuat dari inhibisinya maka nyeri yang dirasakan labih hebat, begitu sebaliknya)
KDPA
016
H. PHYSIOLOGY OF PAIN
1. TRANSDUCTION.
Rangsangan nyeri (mekanik, suhu, kimia) diubah menjadi Potential Action oleh nociceptor
2. TRANSMISSION
Membawa impuls setelah transduksi melalui neuron Aδ and C Medula Spinalis (nornu
dorsalis) disini dia menyilang garis tengah membentuk traktus spinothalamicus lateralis
Thalamus corteks somatosensoris (area broadman 3,1,2) sebagian ke sistem limbik untuk
memori.
3.MODULATION
Interaksi antara endogen analgetic system (inhibisi/descendent) and pain input
(ascendent) bertemu di nornu dorsalis. Inhibisi disini bisa dilatih sehingga ada org yg tahan nyeri.
4. PERSEPSION
Hasil akhir dari interaction transduction, transmission and modulation processes
menentukan tingkat nyeri yang dirasakan apakah ringan sedang atau berat.
NEUROPATHIC PAIN
Nyeri biasanya terjadi akibat respon terhadap kerusakan pada sistem saraf sensoris. Key point:
- Nyeri tanpa rangsangan nyeri
- Berlangsung terus menerus dan tiba-tiba
- Spontaneous paroxysmal (lancinating)
- menimbulkan nyeri tergantung stimulus
- Biasanya parah dan kronisr: rata-rata durasi 78 bulan dan intensitas nyeri rata-rata 6/10
- sensory
Perbedaannya lihat diloss
penyebab dan respon tubhnya
- Nyeri di daerah sensory loss (anesthesia Dolorosa)
Nociceptive pain : neuropathic pain
- allodynia
- stimulusnya : merasakan
ada mekanik, nyeri
suhu, dan akibat stimulus yang tidak
kimia menimbulkan
- kerusakan padanyeri
sarafpada org normal
peripheral
- respon tubuh : nyeri, autonomic
- hyperalhesia response,
: meningkatnya witdrawal
respon reflex
terhadap - nyeri spontan,
rangsangan nyeri dan gipersensitivias thdp nyeri
KDPA
016
Stimulus-Independent Symptoms
1. Nyeri sensasi terbakar
2. Nyeri tertusuk yg Intermittent
3. Nyeri seperti tersengat listrik
4. Some paresthesias : Abnormal sensations tapi bukan sesuatu yang tidak menyenangkan
(numbness/mati rasa)
5. Some dysesthesias : Abnormal sensations yang tdk menyenangkan (tingling/kesemutan)
Stimulus-dependent symptoms
1. hyperalgesia : meningkatnya respon terhadap rangsangan nyeri
2. allodynia : nyeri kabat stimulus yang normalnya tidak nyeri
KDPA
016
3. PATHOPHYSIOLOGY OF NEUROPATHIC PAIN
Dalam keadaan normal antara excitatory dan inhibitory neurotransmission itu seimbang.
Nyeri terjadi ketika exitatorynya (glutamate, CCK, substans P) meningkat dan inhibisinya (GABA,
glycine, Dopamine, adrenaline) menurun.
Gambar ini memperlihatkan degenerasi Walerian dimulai dari distal akson, dimana terjadi
kehilangan mielin menyebabkan infiltrasi sel-sel fagosit di daerah lesi sehingga terjadi
kematian dari neuron, dimana sel-sel glia akan membersihan jaringan yang rusak.
6. Immune & glial reaction
Proses nyeri neuropathic tidak melibatkan neuron dan neurotransmitter saja tetapi juga sel
imun dan sel glia.
Immune & glial reaction
Macrophage Matrix
metalloproteases Chemokines receptors
(MMP) (CCR2, CCR1, dan CCR5)
Chemokines
(CCL2,CCL3)
Schwann cell
Injured axon
T lymphocyte
Mast
cell
Na+ channel
expression
increased
Regenerasi serat akson pada saraf yang rusak sangat mudah terangsang . Regenerasi serat ini
akan berkembang disertai pula dengan peningkatan jumlah saluran Na + yang abnormal, hal
inilah yangNamenyebabkan ectopic
+ = sodium ion. England sicharge (yaitu kemampuan penembakan stimulus berulang di
et al. Neurology 1996;47:272-76. Ochoa et al. Brain. 1980;103:835-853
Taylor. Curr Pain Headache Rep. 2001;5:151-161. Sukhotinsky et al. Eur J Pain. 2004;8(2):135-43
daerah cedera saraf). Pada ectopic discharge meskipin tanpa ada rangsangan ttp bisa
menyebabkan rasa nyeri akibat meningkatnya NA channel
I.2.Peripheral Sensitization
I.2.Peripheral Sensitization
Primary afferent nerve fibers Dorsal horn
neurons
NGF
NGF
NGF
Neuropeptide release
NGF
Innocuous stimulus
Pain sensation
Persepsi
Woolfrasa sakit Lancet
and Mannion. sebagai respons terhadap rangsangan tidak berbahaya mungkin
1999;353:1959-1964
potensial nyeri
NA
(saru gremeng suara dosennya)
NA
Post-ganglionic
Pre-ganglionic sympathetic fiber
sympathetic fiber
Attal, 1999
II.1. CENTRAL SENSITIZATION
II.1. CENTRAL SENSITIZATION
MECHANISMS OF WIND-UP
Modifikasi Meliala, 2003
LOCATE LOOK
Nervous system Sensory abnormalities,
lesion / dysfunction pattern recognition
7. Diagnosis of NP
1. Pain Assessment Anamnesis à
STEP 1. PAIN INTENSITY
Basic four and sacred seven
“An unpleasant sensory and emotional experience associated 2. Physical Examination
with actual or potential tissue damage, or described in terms of
such damage.” 3. Special Investigation
3-8 yo
WB/Faces Pain Scale– Photographic
NO
(Score 0-10/no-Very Severe)
Sedation
Comfort Scale
9-17: Inadequate sedation and Pain Control
17-26 : Adequate Sedation and Pain
Control
26-45: Over Sedation
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0 2 4 6 8 10
No hurt Hurts a Hurts a Hurts even Hurts a Hurt
little bit little more more whole lot worst
Baca sendri
Simple Bedside Tests: Allodynia
Type of Allodynia Assessment Expected Response
Simple Bedside Tests:
Mechanical Manual light pressure Dull pain Hyperalgesia
static of skin
Thermal warm Contact skin with Painful, burning Thermal cold Contact skin with Painful, burning
objects at 40°C sensation coolants (acetone) sensation
Thermal cold Contact skin with Painful, burning Thermal heat Contact skin with Painful, burning
objects at 20°C sensation objects at 46°C sensation
Baron, 2000.
Baron, 2000.
KDPA
016
8. MANAGEMENT of NEUROPATHIC PAIN Tujuan management = agar nyeri akut tidak
jadi chronis. Pada nyeri akut jika terjadi
rangsang terusmenerus akan terjadi
sensitisasi perifer sensitisasi central. Nah
kalok udah kyak gitu nyerinya akan menetap
= nyeri chronic
10. Long-Term Consequences of Acute Pain: Potential for Progression to Chronic Pain
Structural
Sensitization Remodeling Penyebab
Pengobatan nyeri yang
Surgery CN S tidak adekuat
or Peripheral Peripheral N europlasticity “Yellow flags”
injury Nociceptive Nociceptive
causes Fibers Sustained Fibers
inflammation currents Hyperactivity Cara mencegah
Transient Sustained Aggressive pain treatment
Activation Activation “Analgesic Dosing Ladder”
Psychological therapy for
ACUTE CHRONIC “yellow flags”
PAIN PAIN
Nyeri akut
Hilangkan nyeri dengan yang paling
kuat. Kalok perlu berikan opioid
sebagai analgesic paling kuat.
Supaya tidak menjadi kronis
Nyri kronis
Berikan NSAID dulu baru berikan
Pain Assessment
analgesic yang lebih kuat
Treatment