Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan bisnis dalam era globalisasi dewasa ini sangat ketat, di mana
setiap perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta
berusaha untuk menciptakan suatu produk yang mempunyai keunggulan dan
menciptakan produk yang berbeda dengan pesaing. Dengan demikian usaha
pengembangan produk yang berbeda, dapat menjadi suatu strategi yang efektif bagi
perusahaan dalam memberikan penawaran produk yang inovatif sehingga tercapai
suatu kepuasan masing-masing pihak, baik dari pembeli karena membeli produk
yang sesuai dengan kebutuhannya dan seleranya maupun bagi pihak perusahaan
yang ingin mendapatkan keuntungan dari penjualan produk produknya dan juga
menjaga citra baik perusahaan di mata konsumen.
Memahami tingkat keterlibatan konsumen terhadap produk atau jasa berarti
pemasar berusaha mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan seseorang merasa
harus terlibat atau tidak dalam pembelian suatu produk atau jasa. Kotler dan Keller
(2008) menjelaskan bahwa perusahaan yang cerdas akan mencoba memahami
sepenuhnya proses pengambilan keputusan pelanggan, semua pengalaman mereka
dalam belajar, memilih, menggunakan, bahkan dalam mendisposisikan produk.
Diantara proses alternatif dan pengambilan keputusan terdapat keputusan
pembelian konsumen atau yang biasa disebut dengan purchase intention.

Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk membeli produk


baik itu berupa jasa ataupun berupa barang. Menurut Kotler dan Amstrong (2014)
“Customer buyer behavior refers to the buying behavior of final consumers-
individuals and households that buy goods and services for personal consumption”.
Sedangkan menurut Peter-Olson (dalam Mulyadi Nitisusastro, 2012) keputusan
pembelian merupakan “proses interaksi antara sikap afektif, sikap kognitif, sikap
behavioral dengan faktor lingkungan dengan mana manusia melakukan pertukaran
dalam semua aspek kehidupannya. Menurut Hidayat (2009) kualitas produk
merupakan suatu bentuk dengan nilai kepuasan yang kompleks. Kualitas produk

1
merupakan kemampuan sebuah produk jasa dalam memperagakan fungsinya, yang
termsuk dalam keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan
pengoperasian dan reparasi produk dan atribut produk lainnya (Kotler, 2008)

Konsumen saat ini sangatlah kritis dalam membeli, tawaran produk yang
sangat banyak membuat konsumen semakin selektif dalam menentukan pilihan
produk yang dibeli. seperti sekarang ini persaingan didunia otomotif khususnya
persaingan mobil MPV. Mobil MPV kini mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Pilihan mobil MPV yang semakin hari semakin banyak membuat konsumen
semakin bebas menentukan pilihannya, produk mana yang dapat memikat dan
membuat konsumen berminat membelinya. oleh karena itu setiap perusahaan harus
menyusun strategi pemasaran yang tepat. Salah satunya yaitu strategi pemasaran
produk, dengan menciptakan kualitas produk yang baik serta menciptakan brand
yang kuat dimasyarakat.
MPV merupakan singkatan dari “Multy Purpose Vehicle” dengan arti yang
lebih ringkas disebut “Mobil Serba Guna“. Mobil MPV juga biasa disebut dengan
Minivan atau Minibus. MPV adalah jenis mobil yang biasa digunakan untuk banyak
keperluan, daya angkut atau kapasitas penumpang menjadi prioritasnya sehingga
cocok untuk mobil keluarga. Mobil MPV memiliki kenyamanan serta handling
mendekati kenyamanan mobil sedan atau station wagon dan didesain untuk memiliki
interior maksimum.

Mobil MPV dibagi berbagai segmen lagi, seperti: Low MPV, Medium MPV,
Compact MPV dan Luxury MPV. Low MPV disasar untuk konsumen menengah ke
bawah sehingga jenis mobil ini menjadi mobil sejuta umat. Jadi ini merupakan mobil
berkapasitas 7 penumpang yang berharga paling terjangkau. Medium MPV berada
satu kelas di atas low MPV, mobil ini berdimeni bongsor karena mengutamakan
kelegaan kabin dan daya angkut penumpang yang banyak, namun berharga tidak
terlalu mahal sehingga masih terjangkau oleh kalangan menengah. Mobil jenis ini
cocok untuk yang menginginkan kenyamanan dan kelegaan kabin. Compact MPV
merupakan jenis yang belum lama hadir di Indonesia, MPV ini berdimensi sama
dengan low MPV namun berharga lebih mahal karena fitur, kenyamanan dan
kualitas yang lebih baik. Luxury MPV merupakan jenis MPV Mewah yang biasanya

2
dipilih oleh orang-orang kaya untuk memberi kenyamanan kelas atas bagi
keluarganya.

Di Indonesia, dari berbagai macam merek mobil yang beredar, Suzuki


menjadi salah satu merek yang semakin hari semakin meningkat penjualannya.
Suzuki Motor Co., Ltd adalah salah satu perusahaan Jepang yang memproduksi
kendaraan terutama mobil. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1909 dan peralihan
ini ditandai dengan munculnya Power Free yang kemudian menjadi produk sepeda
motor pertama Sejarah Suzuki. Menyadari potensi bisnis yang dimiliki sangat besar,
Suzuki kemudian mengubah nama perusahaan menjadi Suzuki Motor Co., Ltd., dan
meluncurkan produk sepeda motor Colleda. Setahun berikutnya Suzuki mulai
membangun mobil pertamanya, Suzulight. Namun perlu diketahui, bahwa Suzulight
bukan murni karya Suzuki sepenuhnya. Suzuki menggunakan platform model mobil
Eropa, Austin 7 lansiran 1922-1939. Mobil ini sendiri memang sangat populer di
daratan Inggris kala itu. Hasil dari pengembangan Suzuki tersebut, Suzulight hadir
dengan bobot yang lebih ringan dibandingkan saudara jauhnya. Dengan wujudnya
bak mobil perkotaan atau sedan berbadan kompak, Suzulight hanya berbobot 500
kg.

Demi melancarkan ekspansinya ke seluruh dunia, Suzuki akhirnya


memutuskan untuk masuk ke pasar Indonesia pada 1968. Pada tahun ini Sejarah
Suzuki di Indonesia pun dimulai. Suzuki pertama kali hadir di Tanah Air dengan
memboyong Fronte. Mobil ini hadir dengan konfigurasi teknologi 2-tak dan masuk
melalui jalur pelabuhan Surabaya. Sambutan pasar yang baik, membuat Suzuki
kokoh dengan membangun PT Suzuki Indonesia Manufacturing (SIM) di Indonesia
pada 1975. Perusahaan ini kemudian menjadi perusahaan yang memproduksi
komponen motor dan mobil Suzuki di Indonesia. Setelahnya, PT Indomobil Utama
(IMU) pun ditunjuk sebagai Agen Pemegang Merek (APM) mobil Suzuki Indonesia.

Kini melihat penjualan Avanza dan Xenia yang cukup menggila, Suzuki pun
tak ingin tinggal diam dan hanya melihat saja. Akhirnya mereka pun merilis mobil
keluarga yang diklaim akan menjadi saingan Avanza-Xenia, Suzuki Ertiga ini
pertama kali diperkenalkan ke public pada tahun 2012 silam di ajang IIMS dan tampil
perdana dengan status world premiere di ajang Auto Expo 2012. Kala itu, public

3
Tanah Air cukup gempar saat Suzuki merilis Ertiga ini. Respon pasar terhadap
Suzuki Ertiga ini juga cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari angka penjualan
Ertiga yang semakin merangkak naik setiap tahunnya

Di tengah stagnansi ekonomi global, penjualan mobil mampu menembus


angka psikologis baru sebanyak 1,15 juta unit --setelah tiga tahun bertengger di
kisaran 1 jutaan unit. Selain itu, persaingan ketat kembali terjadi pada segmen mobil
keluarga dengan hadirnya para pendatang baru.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia


(Gaikindo), penjualan mobil sepanjang 2018 tumbuh 6,86% dibandingkan tahun
sebelumnya. Jumlah penjualannya melebihi target yang dicanangkan sebesar 1,1
juta unit. Puncak penjualan mobil Indonesia terjadi pada 2013 lalu sebanyak 1,23
juta unit. Setelah itu, angka penjualannya terus melorot, yaitu 1,20 juta unit pada
2014 dan 1,01 juta unit di tahun 2015 atau turun 16% dalam dua tahun.
Sepanjang 2019, pasar mobil memang lesu. Gabungan Industri Kendaraan
Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan selama Januari - November,
penjualan mobil dari pabrik ke dealer (wholesales) mencapai 940.362 unit, turun
11,58 persen dari periode yang sama 2018. Penjualan mobil di 2018 sendiri, di
periode Januari - November menembus angka 1,06 juta unit. Penurunan penjualan
di 2019 memang sudah diramalkan oleh industri. Gaikindo di awal 2019 sempat
yakin mampu menjual 1,1 juta unit mobil di Tanah Air. Tetapi pada pertengahan
tahun, Gaikindo merevisi target menjadi hanya 1 juta unit. Penurunan penjualan
mobil di Indonesia pada 2019 sendiri disebut sebagai akibat dari kondisi politik di
sekitar pemilihan umum dan pemilihan presiden. Selain itu pelemahan ekonomi
global yang merambat hingga dalam negeri juga disebut menekan penjualan mobil
di Nusantara.

4
Gambar 1.1
Total Penjualan Mobil 2010 – 2018
Mengingat banyaknya produk produk otomotif khususnya MPV yang tersebar
dan dipasarkan di Indonesia, serta seiring dengan minat dan daya tarik konsumen,
maka terdapat beberapa faktor yang akan dipertimbangkan untuk mencoba sebuah
produk oleh konsumen MPV.
Faktor Pertama adalah citra merek menurut Kotler dan Keller (2009) Citra
merek adalah presepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen, seperti yang
dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan pelanggan, yang selalu diingat
pertama kali saat mendengar slogan dan tertanam dibenak konsumenya.
Faktor kedua adalah kualitas produk menurut Kotler dan Armstrong (2014),
kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan
fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan,
kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut produk lainnya.
Kedua faktor ini menjadi acuan bagi para produsen mobil untuk bersaing
menghadirkan mobil dengan jenis, model dan fitur yang beragam. Banyak merek
produk kendaraan mobil, khususnya MPV yang sudah dikenal di Indonesia, seperti
Suzuki. Berdasarkan data penjualan otodriver.com, Suzuki Ertiga melakukan
penjualan sebanyak 22.584 unit pada tahun 2019. Di tahun sebelumnya, Suzuki
dapat melakukan penjualan sebanyak 32.592 unit.

5
Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada 30 orang responden di Kota
Bogor yang mengetahui produk Suzuki Ertiga adalah sebagai berikut:

23%
30%
ya
ragu-ragu
tidak

47%

Gambar 1.2
Prasurvey Citra Merek

Hasil dari survey awal yang dilakukan, menyatakan 47% dari 100%
menyatakan bahwa Suzuki Ertiga bukan merupakan merek mobil yang pertama kali
terlintas di benak konsumen jika mendengar produk mobil. Hal ini menyatakan
bahwa citra merek Suzuki Ertiga kurang melekat atau kurang baik di benak
konsumen.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada 30 orang responden di Kota


Bogor yang mengetahui produk Suzuki Ertiga adalah sebagai berikut:

33%
43% ya
tidak
ragu ragu

23%

Gambar 1.3
Prasurvey Kualitas Produk

6
Dari hasil pra-survey diatas tentang kualitas produk Suzuki Ertiga
menyatakan 44% dari 100% menyatakan ragu ragu akan kualitas produk mobil
Suzuki Ertiga. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kualitas produk Suzuki Ertiga
dibenak konsumen masih kurang baik.
Uraian diatas dapat menunjukkan bahwa penurunan penjualan Suzuki Ertiga
didukung dengan keraguan konsumen terhadap citra merek dan kualitas yang
ditawarkan oleh Suzuki. Padahal dengan adanya citra merek yang positif makan
akan menimbulkan dampak yang positif di benak konsumen. Citra merek positif
tersebut akan membantu konsumen mengurangi kebingungan konsumen dalam
memilih produk yang diinginkan tanpa mempertimbangkan banyak faktor. Citra
merek yang positif harus pula menghasilkan produk yang mencermintakn kualitas
yang baik sehingga minat beli yang dirasakan konsumen semakin tinggi.

Berdasarkan hasil uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian berjudul


“Pengaruh Citra Merek, dan Kualitas Produk terhadap Minat Beli Mobil Suzuki
Ertiga (Studi Kasus pada Produk Mobil Suzuki Ertiga di Kota Bogor)”

1.2 Identifikasi Masalah


1. Mobil Suzuki Ertiga menjadi pertimbangan keputusan pembelian konsumen
untuk digunakan
2. Mobil Suzuki Ertiga yang masih dipertimbangkaan citra mereknya oleh
konsumen
3. Konsumen masih mempertimbangkan kualitas produk Mobil Suzuki Ertiga

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang telah disusun dalam penelitian ini adalah:


1. Seberapa besar pengaruh citra merek, dan kualitas produk terhadap
keputusan pembelian pada mobil Suzuki Ertiga?
2. Seberapa besar pengaruh citra merek produk terhadap keputusan pembelian
pada mobil Suzuki Ertiga?
3. Seberapa besar pengaruh Kualitas produk terhadap keputusan pembelian
pada mobil Suzuki Ertiga?

7
1.4 Maksud Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Terdapat maksud dan tujuan yang diharapkan tercapai dari penelitian ini,
yaitu:

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh citra merek, dan kualitas produk mobil
Suzuki Ertiga
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh citra merek terhadap Keputusan
Pembelian mobil Suzuki Ertiga
3. Mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk terhadap Keputusan
Pembelian mobil Suzuki Ertiga
1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi


pengembangan ilmu dan kegunaan operasional yang memerlukannya :

1. Pengembangan ilmu
Sebagai salah satu informasi bagi para peneliti lain yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut terutama yang berhubungan dengan citra merek, dan kualitas
produk terhadap Keputusan Pembelian konsumen
2. Kegunaan Operasional
a. Manfaat bagi Penulis
Sebagai sumbangsih pemikiran bagi dunia akademik serta implementasi ilmu
yang diperoleh dari bidang manajemen pemasaran.
b. Manfaat bagi Dunia Akademis
Sebagai bahan wacana maupun bahan referensi dalam karya tulis ilmiah
mengenai topik atau variabel yang diteliti.
c. Manfaat bagi Perusahaan
Sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

8
1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan Penelitian ini, maka penulis membagi


pembahasan kedalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang penelitian,
rumusan masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian,
kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis menguraikan beberapa pengertian diantaranya
pengertian Keputusan Pembelian, citra merek dan kualitas produk
dan Hipotesis penelitian. Bab ini merupakan bab penunjang penulis
karena dilandasi oleh data dan teori.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai metode yang akan dipakai dalam
penelitian, operasionalisasi variabel, jenis dan sumber data, prosedur
pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV Hasil Dan Pembahasan Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang hasil dari penelitian beserta penjelasan
yang terkait dengan penelitian ini.
BAB V Penutup
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan
penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai