Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP PURCHASE INTENTION

PADA PRODUK OTOMOTIF


(Studi Kasus Pada Calon Pembeli Toyota Avanza Di Auto 2000 Sutoyo-Malang)

Dana Fitriana
Ida Yulianti
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang
Email: danaftr@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine how much influence the brand image that consists of Excelent Image,
Affective Image, Reputation Image on Purchase Intention Toyota Avanza in AUTO 2000 Sutoyo Malang.
The results showed that simultaneous functional dimensional image, affective image, reputation image
significantly influence purchase intention with a significance of 0.000 with a coefficient of determination
(R2) of 0.517 or 51.7%. Partially functional dimensional image, affective image, reputation image
significantly influence the purchase intention variable significance of 0.280, 0.180, and 0.442. It can be
concluded that the three independent variables, namely functional image, affective image, image reputation
jointly have a significant effect on purchase intention. Thus the effect on brand image means purchase
Intention.
Keywords: Brand Image, Purchase Intention

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Brand Image yang terdiri dari
Funcional Image, Affective Image, Reputation Image terhadap Purchase Intention mobil Toyota Avanza
pada AUTO 2000 Sutoyo Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan dimensi functional
image, affective image, reputation image berpengaruh secara signifikan terhadap purchase intention
dengan signifikansi 0,000 dengan koefisiensi determinasi (R2) sebesar 0,517 atau 51,7%. Secara parsial
dimensi functional image, affective image, reputation image berpengaruh secara signifikan terhadap
purchase intention dengan signifikansi variabel sebesar 0,280, 0,180, dan 0,442. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ketiga variabel bebas yaitu functional image, affective image, reputation image secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention. Dengan demikian berarti
Brand Image berpengaruh terhadap purchase Intention.
Kata kunci: Brand Image, Purchase Intention

PENDAHULUAN produk mereka. Brand image merupakan


Salah satu produk yang sedang marak di pemahaman konsumen mengenai merek secara
Indonesia adalah otomotif seperti mobil. Berbagai keseluruhan, kepercayaan konsumen terhadap
macam merek, model, harga yang ditawarkan merek dan bagaimana pandangan konsumen
membuat konsumen mempunyai banyak sekali tentang merek. Merek merupakan sesuatu yang
pilihan yang terkadang membuat para calon unik dan menarik yang harus dimiliki oleh setiap
pembeli ini kebingungan. Disinilah persaingan produk dan juga menjadi ciri khas dari produk
dimulai, perusahaan-perusahaan besar membuat tersebut dan yang membedakannya dengan produk
penawaran yang menarik pada produk yang yang lain. Pentingnya brand image adalah agar
mereka luncurkan dengan keunikan tersendiri dan sebuah produk mempunyai sebuah nilai, yang
sesuai dengan selera konsumen.Perusahaan- nantinya nilai tersebut dijadikan persepsi oleh
perusahaan tersebut juga dituntut untuk konsumen. Hal inilah yang membuat mengapa
meningkatkan kualitas dari produk yang mereka Brand Image harus tetap dipertahankan.
miliki demi mempertahankan Brand Image
1
Purchase intention adalah sesuatu hal yang pertimbangan yang pas Avanza menang. Kunci
mewakili konsumen yang mempunyai keberhasilan Toyota Avanza menguasai pasar
kemungkinan, akan, rencana atau bersedia untuk adalah pengunaan strategi yang baik dalam
membeli suatu produk atau layanan di masa meningkatkan kepedulian dan citra merek
depan. Peningkatan niat pembelian ini berarti kendaraan itu di mata konsumen. Salah satu
peningkatan kemungkinan pembelian (Dodds et strategi yang diusung Toyota untuk
al.,1991; Schiffman dan Kanuk, 2007). Para mempertahankan kesuksesan tersebut adalah
peneliti juga bisa menggunakan niat membeli dengan melakukan inovasi produk.
sebagai indikator penting untuk memperkirakan Penghargaan Top Brand 2014 bertajuk A
perilaku konsumen. Ketika konsumen telah Symbol That Enhances Customer Trust ini
mempunyai niat untuk membeli yang positif ini merupakan penghargaan pertama yang diterima
bentuk komitmen pada sebuah merek, bahwa Toyota pada tahun 2014. Keberhasilan Toyota
merek itu positif dan baik. Hal tersebutlah yang Avanza, Kijang Innova, dan Yaris, mengulang
mendorong pembelian yang pada akhirnya akan sukses tahun sebelumnya dengan meraih
dilakukan oleh konsumen (Fishbein dan Ajzen, pencapaian yang sama.
1975; Schiffman dan Kanuk, 2007). Begitu juga dengan penjualan Toyota
Brand image dan Purchase intention membukukan penjualan tertinggi sepanjang 2013
diindikasikan mempunyai hubungan karena jika dengan membukukan penjualan 40.781 unit pada
suatu produk memiliki suatu image yang baik November 2013. Jumlah tersebut melebihi rekor
dimata masyarakat maka suatu produk tersebut penjualan yang sebelumnya ditorehkan pada
menarik dan disenangi di masyarakat. Jika suatu September 2013 sebanyak 40.235 unit.
produk itu mempunyai image yang baik otomatis Pencapaian pada November 2013 tumbuh 3,9%
brand tersebut dikenali oleh masyarakat hal itulah dibandingkan dengan Oktober 2013 yang tercatat
yang menimbulkan sebuah purchase intention sebanyak 39.246 unit. Jika dibandingkan dengan
dimana masyarakat tertarik untuk membeli sebuah bulan yang sama pada 2012, kinerja penjualan
produk karena brand image yang dimiliki oleh bulan lalu tumbuh hingga 10,2%.
produk tersebut. Pada November 2013, Toyota Avanza
Di tahun 2013 ini industri otomotif di membukukan total penjualan 19.013 unit atau
Indonesia didominasi oleh mobil MPV (Multi tumbuh 6,8% dibandingkan dengan bulan
Purpose Vehicle) yaitu mobil serbaguna yang sebelumnya sebanyak 17.809 unit. Pencapaian
sedang digemari oleh para masyarakat di bulan lalu tercatat di atas rata-rata bulanan
Indonesia, mengapa demikian karena mobil jenis penjualan Toyota Avanza sekitar 17.000 unit.
mpv ini mempunyai harga yang terjagkau dan Rekor penjualan yang ditorehkan pada bulan lalu
juga sebagai mobil keluarga yang bermuatan salah satunya didorong oleh performa penjualan
cukup banyak. Penjualan mobil MPV Toyota Avanza yang terus membaik dan mampu
(MultiPurpose Vehicle) pada tahun 2013 kian menjadi yang terdepan di kelasnya. Toyota akan
perkasa menguasai 32,42% dari pangsa pasar terus melakukan inovasi agar selalu digemari
mobil nasional, dengan total penjualan 189.789 masyarakat pecinta otomotif di Indonesia.
unit pada bulan Januari hinga Juni 2013 Berdasarkan latar belakang yang telah
melampaui segmen lainnya. Kinerja penjualan dipaparkan, maka rumusan masalah penelitian ini
mobil low MPV (Multi Purpose Vehicle) tersebut adalah :
diyakini banyak pihak akan terus bertahan hingga 1. Bagaimana pengaruh brand image terhadap
5 sampai 10 tahun terakhir seiring dengan purchase intentionsecara simultan pada
pertumbuhan populasi masyarakat kelas otomotif?
menengah di Indonesia yang cenderung menyukai 2. Bagaimana pengaruh brand image terhadap
mobil serbaguna dengan tujuh tempat duduk. purchase intention secara parsial pada
(BISNIS.com) otomotif?
Toyota Avanza meraih penghargaan merek 3. Manakah dimensi brand image yang paling
terbaik (Top Brand Award) 2014 Toyota Avanza dominan mempengaruhi purchase intention
mendapatkan penghargaan ini karena dianggap pada otomotif?
sebagai kendaraan keluarga yang terjangkau Tujuan dalam penelitian ini adalah :
namun tetap bisa memberikan kebanggan bagi 1. Mengetahui pengaruh secara simultan brand
pemakainya. Konsistensi Avanza sebagai image terhadap keputusan pembelian purchase
pemimpin segmen ini selama 7 tahun berturut- intention otomotif.
turut (2006-2012) juga dianggap menjadi

2
2. Mengetahui pengaruh secara parsialbrand 6. Pemakai : Merek menunjukan jenis konsumen
image terhadap keputusan pembelian purchase yang membeli atau menggunakan produk
intentionotomotif. tersebut.
3. Mengetahui dimensi brand image yang
berpengaruh dominan terhadap keputusan Brand Image (Citra Merek)
pembelian purchase intention otomotif. Menurut Aaker (dalam Simamora, 2006:6),
brand image dipandang sebagai, bagaimana merk
KAJIAN PUSTAKA dipersepsikan oleh konsumen. Adapun bedasarkan
Merek Rangkuti (2004:244), “Brand image adalah
Suatu merek (brand) adalah label yang sekumpulan asosiasi merek yang dapat
mengandung arti asosiasi dan merupakan cermin dipersepsikan oleh konsumenm terhadap merek
dari janji yang diucapkan oleh produsen kepada tertentu”. Sedangkan menurut Tjiptono (2005:49),
konsumen atas kualitas prosuk atau jasa yang brand image atau brand description yakni
telah dihasilkan. Merek yang hebat dapat berfunsi deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan
lebih yaitu dapat memberi warna dan getaran pada konsumen terhadap merek tertentu.
produk atau jasa yang dihasilkan. Dan ciri-ciri Menurut Kotler, brand image adalah
dari suatu merek dapat dikatakan hebat adalah sejumlah keyakinan tentang merek. Menurut
seberapa banyak orang yang setia dan tetap Aaker, brand image dianggap sebagai “bagaimana
memilih merek tersebut. Beberapa ahli maupun merek dipersepsikan oleh konsumen”. Berkenaan
organisasi pemasaran meniliki pengertian yang dengan persepsi, menurut Davis, seperti halnya
berbeda tentang merek. manusia, merek juga bisa digambarkan melalui
Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 kata sifat (adjective), kata keterangan (adverb),
pasal 1 ayat 1 dalam Fandy Tjiptono, pengertian atau frase (phrase). Davis juga mengatakan bahwa
dari merek adalah “Tanda yang berupa gambar, brand image meiliki dua komponen, yaitu asosiasi
nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan merek dan brand personal, (Simamora, 2003:65)
warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut Menurut Kotler (2007:346), brand image
yang memiliki daya pembeda dan digunakan ialah persepsi dan keyakinan yang dilakukan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang
Definisi ini memiliki kesamaan dengan terjadi dalam memori konsumen.
definisi versi American Marketing Association Kotler (2002: 215) mendefinisikan brand
yang menekankan peranan merek sebagai image sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan
identifier dan differentatior. Bedasarkan kedua kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu
definisi tersebut, secara teknis apabila seorang merek. Karena itu sikap dan tindakan konsumen
pemasar membuat nama, logo, atau simbol baru terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh
untuk sebuah produk baru, maka ia telah brand image tersebut.
menciptakan sebuah merek. Kotler (2002: 225) juga menambahkan
Menurut Phillip Kotler (2002:460) bahwa brand image merupakan syarat dari merek
pengertian dari sebuah merek adalah “Nama, yang kuat dan image adalah persepsi yang relatif
istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi konsisten dalam jangka panjang (enduring
dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk perception). Jadi tidak mudah untuk membentuk
mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang image, sehingga bila terbentuk akan sulit
atau sekelompok penjual dan membedakannya mengubahnya. Image yang dibentuk harus jelas
dari produk pesaing”. dan memiliki keunggulan bila dibandingkan
Mereka dapat memiliki enam makna, yaitu: dengan pesaingnya. Saat perbedaan dan
1. Atribut : Merek mengingatkan pada atribut- keunggulan brand dihadapkan dengan brand lain,
atribut tertentu. menculah posisi brand.
2. Manfaat : Merek bukanlah sekedar Jadi, pada dasarnya sama dengan proses
sekumpulan atribut, sebab yang dibeli persepsi, karena brand terbentuk dari persepsi
konsumen adalah manfaat. yang terbentuk lama. Setelah melalui tahap yang
3. Nilai : Merek menyatakan sesuatu tentang terjadi dalam proses persepsi, kemudian
nilai produsen. dilanjutkan pada tahap keterlibatan konsumen.
4. Budaya : Merek juga mewakili budaya Level keterlibatan ini selain mempengaruhi
produsenya. persepsi juga mempengaruhi fungsi memori.
5. Kepribadian : Merek juga mencerminkan
kepribadian tertentu.

3
Purchase Intention 100 responden. Jumlah 100 responden sudah
Purchase Intention adalah sesuatu hal yang termasuk ke dalam aturan ukuran sampel yang
mewakili konsumen yang mempunyai layak dalam suatu penelitian seperti yang
kemungkinan, akan, rencana atau bersedia untuk dikemukakan oleh Roscoe dalam Sugiyono yaitu
membeli suatu produk atau layanan di masa antara 30 sampai dengan 500 maupun teori
depan. Peningkatan niat pembelian ini berarti Malhotra. Jumlah 100 responden dirasa mampu
peningkatan kemungkinan pembelian (Dodds Et meningkatkan keakuratan data yang akan diteliti
Al,1991; Schiffman dan Kanuk, 2007). Para sehingga diperoleh hasil yang maksimal
peneliti juga bisa menggunakan niat membeli mengenaipurchase intention produk Toyota
sebagai indikator penting untuk memperkirakan Avanza di Malang.
perilaku konsumen. Ketika konsumen telah Dalam upaya menjawab permasalahan
mempunyai niat untuk membeli yang positif ini dalam penelitian ini maka digunakan analisis
bentuk komitmen pada sebuah merek, bahwa regresi linear berganda (Multiple Regression).
merek itu positif dan baik. Hal tersebutlah yang Analisis regresi linear berganda digunakan untuk
mendorong pembelian yang pada akhirnya akan menganalisis pengaruh antara variabel independen
dilakukan oleh konsumen (Fishbein dan Ajzen, (functional image, affective image, reputation
tahun 1975; Schiffman dan Kanuk, 2007). image)terhadap variabel dependen yaitupurchase
Purchase intention atau minat beli menurut intention pada Toyota Avanza di AUTO 2000
Assael (1998) merupakan kecenderungan Sutoyo. Rumus matematis dari regresi linear
konsumen untuk membeli suatu merek atau berganda menurut (Sugiyono, 2010) adalah
mengambil tindakan yang berhubungan dengan sebagai berikut :
pembelian yang diukur dengan tingkat Y = b1X1 + b2X2 + b3X3
kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Dimana :
Pengertian minat beli menurut Howard Y = nilai hubungan variabel bebas terhadap
(1994) adalah sesuatu yang berhubungan dengan variabel terikat
rencana konsumen untuk membeli produk tertentu b = koefesien regresi parsial
serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan X1 = functional image
pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa X2 = affective image
minat beli merupakan pernyataan mental dari X3 = reputation image
konsumen yang merefleksikan rencana pembelian Dalam penelitian ini persamaan regresi
sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini ditentukan dengan menggunakan standardized
sangat diperlukan oleh para pemasar untuk coefficient beta karena masing-masing koefisien
mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu variabel bebas (independen) distandarisasikan
produk, baik pemasar maupun ahli ekonomi lebih dulu agar menghasilkan koefisien yang sama
menggunakan variabel minat untuk memprediksi satuannya. Keuntungan dengan menggunakan
perilaku konsumen di masa yang akan datang. standardized beta adalah mampu mengeliminasi
perbedaan unit ukuran pada variabel independen
Hipotesis (Ghozali, 2005).
H1 : Dimensi Brand Image yang terdiri dari
functional image (X1), affective image (X2), HASIL DAN PEMBAHASAN
reputation image (X3) berpengaruh simultan Analisis Regresi Berganda
terhadap Purchase Intention Analisis koefisien regresi pada dasarnya
H2 : Dimensi Brand Image yang terdiri dari merupakan pengujian terhadap derajat signifikansi
functional image (X1), affective image (X2), hubungan dan besarnya pengaruh dari variabel
reputation image (X3) berpengaruh parsial bebas (independen) terhadap variabel terikat
terhadap Purchase Intention (dependen). Pengujian ini dapat dilakukan dengan
dua cara, pertama dengan uji F yang digunakan
METODE untuk mengetahui besarnya koefisien regresi atau
Jenis penelitian yang dilakukan dalam menguji tingkat signifikansi kedua variabel bebas
penelitian ini adalah explanatory, karena terhadap variabel terikat, sedangkan cara yang
penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh kedua adalah dengan melihat koefisien regresi
brand image terhadap purchase intention terhadap parsial yang dapat digunakan untuk mengetahui
ketertarikan konsumen untuk melakukan tingkat pengaruh masing-masing variabel bebas
pembelian mobil merek Toyota Avanza. Jumlah terhadap variabel terikat. Dari hasil perhitungan
responden dalam penelitian ini adalah sebanyak dengan menggunakan bantuan program komputer

4
SPSS 16.0for windows maka dapat diperoleh hubungan dikatakan sempurna jika koefisien
persamaan regresi sebagai berikut: korelasinya mencapai angka 100% atau 1 (baik
Tabel 1 dengan angka positif atau negatif).
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Hasil analisis regresi linier berganda di atas,
Standari- dapat diketahui nilai koefisien determinasi
Variabel zed
Coeffi-
t hitung Sig. Keterangan (adjusted Rsquare) sebesar 0,517. Angka ini
Terikat Bebas cients menunjukkan bahwa variabel functional image,
4,316 0,000 Signifikan affective image dan reputation image dapat
Purchase
Functional
0,280 3,263 0,002 Signifikan menjelaskan variasi atau mampu memberikan
image (X1)
intention Affective kontribusi terhadap variabel purchase intention
(Y) 0,180 2,348 0,021 Signifikan
image (X2) sebesar 51,7%, sedangkan sisanya sebesar 48,3%
Reputation
image (X4)
0,442 5,217 0,000 Signifikan disebabkan oleh variabel lain yang tidak
R = 0,729 dimasukkan dalam penelitian.
RSquare = 0,532
AdjustedRSquare = 0,517
t tabel = 2,000 Uji Asumsi Klasik
F hitung = 36,309
F tabel = 2,43
Hasil Uji Multikolinearitas
Sig. F = 0,000 Suatu model regresi terbebas dari
 = 0,05
N = 100
multikolinieritas jika nilai VIF (Variance Inflation
Sumber : Data diolah Factors) dari masing-masing variabel independen
kurang dari 10 dan nilai toleransi mendekati 1.
Dari tabel 1 diperoleh persamaan regresi yaitu: Adapun hasil VIF disajikan pada tabel berikut :
Y = 0,280 X1 + 0,180 X2 + 0,442 X3
Tabel 2
Berdasarkan hasil persamaan tersebut, maka dapat
Hasil Uji Multikolinearitas
dijelaskan sebagai berikut :
a. Koefisien regresi functional image (b1) Coeffi cientsa
sebesar 0,280, menunjukkan besarnya Collinearity Statistics
pengaruh functional imageterhadap purchase Model Tolerance VI F
intention, koefisien regresi bertanda positif 1 Functional Image ,663 1,508
menunjukkan functional image berpengaruh Af f ect iv e Image ,835 1,198
searah terhadap purchase intention, yang Reputation Image ,681 1,468
berarti setiap peningkatan functional image a. Dependent Variable: Purchase I ntention
akan menyebabkan peningkatan purchase
intention. Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada
b. Koefisien regresi affective image (b2) sebesar tabel 2 maka dapat diketahui bahwa seluruh
0,180, menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen memiliki nilai VIF di sekitar
affective image terhadap purchase intention, angka 1 dan mempunyai angka tolerance
koefisien regresi bertanda positif mendekati 1, sehingga model regresi dalam
menunjukkan affective image berpengaruh penelitian ini bebas dari gangguan
searah terhadap purchase intention, yang multikolinearitas (Ghozali, 2006: 81).
berarti setiap peningkatan affective image akan
menyebabkan peningkatan purchase intention. Hasil Uji Heteroskedastistias
c. Koefisien regresi reputation image (b3) Heteroskedastisitas berarti adanya variasi
sebesar 0,442, menunjukkan besarnya residual yang tidak sama untuk semua
pengaruh reputation image terhadap purchase pengamatan, atau terdapatnya variasi residual
intention, koefisien regresi bertanda positif yang semakin besar pada jumlah pengamatan
menunjukkan reputation image berpengaruh yang semakin besar. Pengujian gejala
searah terhadap purchase intention, yang heterokedastisitas menggunakan scatterplot, hasil
berarti setiap peningkatan reputation image uji heteroskedastisitas disajikan pada Gambar 1
akan menyebabkan peningkatan purchase berikut.
intention.
Koefisien korelasi (R) sebesar 0,729;
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat
antara functional image,affective image dan
reputation imageterhadap purchase intention
sebesar 72,9%. Hubungan ini dapat dikategorikan
cukup kuat, sebagaimana diketahui bahwa suatu
5
Gambar 1 Hasil Pengujian Hipotesis
Uji Heteroskedastisitas Uji Hipotesis Pertama
Untuk menguji hipotesis 1 yang
menyatakan bahwa variabel functional image,
affective image dan reputation image berpengaruh
terhadap purchase intentionsecara simultan,
menggunakan uji F. Adapun hasil uji F disajikan
pada tabel berikut:
Tabel 3
Hasil Uji F
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 13,501 3 4,500 36,309 ,000a
Residual 11,899 96 ,124
Total 25,400 99
a. Predictors: (Const ant), Reputation Image, Af f ectiv e Image, Functional Image
Sumber : Data diolah, 2014. b. Dependent Variable: Purchase Int ent ion

Berdasarkan Gambar 1, terlihat titik-titik Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai


menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil dari  =
pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas 0,05 (0,000 < 0,05), jadi functional image,
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini affective image dan reputation image secara
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada simultan berpengaruh signifikan terhadap
model regresi menurut Ghozali (2005: 91). purchase intention, sehingga hipotesis pertama
secara statistik diterima.
Hasil Uji Normalitas Uji Hipotesis Kedua
Salah satu asumsi yang penting dalam Untuk menguji hipotesis 2 yang
pengujian regresi adalah data berdistribusi normal. menyatakan bahwa dimensifunctional image,
Pengujian normalitas data dengan metode grafis di affective image dan reputation image berpengaruh
mana data menyebar di sekitar garis diagonal dan terhadap purchase intentionsecara parsial,
arahnya mengikuti arah garis diagonal, berarti menggunakan uji t. Adapun hasil uji t disajikan
asumsi normalitas data terpenuhi. Hasil uji pada tabel berikut
normalitas disajikan pada gambar di bawah ini. Tabel 4
Gambar 2 Hasil Uji t
Uji Normalitas Dimensi thitung ttabel Sig. t Keterangan
Functional image 3,263 2,000 0,002 Signifikan

Affective image 2,348 2,000 0,021 Signifikan

Reputation image 5,217 2,000 0,000 Signifikan

Sumber : Data primer diolah.


Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. DimensiFunctional image
Hasil analisis regresi diperoleh nilai thitung =
2,875 sedangkan nilai ttabel = 2,000 sehingga
thitung> ttabel atau nilai signifikansi 0,002 < 0,05
jadi Ho ditolak atau Ha diterima, dengan
demikian terbukti dimensifunctional image
berpengaruh signifikan terhadap purchase
intention.
Sumber : Data diolah, 2014. 2. Dimensi Affective image
Hasil analisis regresi diperoleh nilai thitung =
Gambar 2 menunjukkan bahwa data 3,263 sedangkan nilai ttabel = 2,000 sehingga
menyebar di sekitar garis diagonal dan thitung> ttabel atau nilai signifikansi 0,021 < 0,05
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal jadi Ho ditolak atau Ha diterima, dengan
sehingga dapat diketahui bahwa data berdistribusi demikian terbukti dimensi affective image
mendekati normal.

6
berpengaruh signifikan terhadap purchase penelitian menyatakan bahwa ketiga variabel
intention. bebas ini memberikan kontribusi terhadap variabel
3. Dimeni Reputation image terikat yaitu purchase intention sebesar 51,7%.
Hasil analisis regresi diperoleh nilai thitung = Artinya variabel purchase intention dipengaruhi
5,217 sedangkan nilai ttabel = 2,000 sehingga oleh variabel functional image, affective image
thitung> ttabel atau nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dan reputation image sebesar 51,7% dan sisanya
jadi Ho ditolak atau Ha diterima, dengan 48,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar empat
demikia terbukti dimensireputation image variabel bebas yang diteliti. Variabel lain yang
berpengaruh signifikan terhadap purchase mampu mempengaruhi purchase intention selain
intention. functional image, affective image, dan reputation
image adalah variabel promosi. Untuk mengetahui
Uji Hipotesis Ketiga adanya pengaruh signifikasi antara variabel bebas
Untuk menguji hipotesis 3 yang functional image, affective image, dan reputation
menyatakan bahwa dimensireputation image image terhadap variabel terikat purchase intention
berpengaruh dominan terhadap terhadap purchase dapat ditunjukkan dengan nilai sig F sebesar
intention, yaitu dengan melihat besarnya koefisien 0,000 lebih kecil dibandingkan α sebesar 0,05
regresi dari variabel yang berpengaruh signifikan maka H0 ditolak. Hasil penelitian ini sejalan
terhadap purchase intention. Dimensi yang dengan penelitian Martin and Brown (1990),
memiliki koefisien paling besar dan signifikan Aaker (1996) dan Weiss et al (1999). Hal ini
merupakan dimensi yang berpengaruh dominan sesuai dengan pendapat Howard (1994) yang
terhadap purchase intention. Adapun besarnya menyatakan bahwa sesuatu yang berhubungan
koefisien regresi masing-masing variabel bebas dengan rencana konsumen untuk membeli produk
disajikan pada tabel berikut: tertentu serta berapa banyak unit produk yang
Tabel 5 dibutuhkan pada periode tertentu.
Koefisien Regresi Masing-masing Dimensi
Dimensi thitung Sig. t Keterangan Pengaruh Functional image Terhadap
Functional image 0,233 0,002 Signifikan Purchase intention
Functional image berpengaruh signifikan
Affective image 0,159 0,021 Signifikan terhadap purchase intention, ditunjukkan dengan
Reputation image 0,310 0,000 Signifikan nilai signifikansi t lebih kecil dari  = 0,5 (0,002<
Sumber : Data primer diolah. 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa functional
image menjadi pertimbangan konsumen dalam
Berdasarkan hasil analisis regresi linier purchase intention produk Avanza di Malang.Hal
berganda tersebut di atas, maka dapat dibuktikan ini didukung dari jawaban responden yang
bahwa functional image, affective image dan menyatakan bahwa Toyota Avanza mempunyai
reputation image secara parsial berpengaruh kualitas produk yang tinggi, mempunyai
signifikan terhadap purchase intention. Dengan karakteristik yang lebih baik dibandingkan dengan
demikian hipotesis ketiga secara statistik diterima. merek lain dan mempunyai harga yang lebih
Dan yang menyatakan bahwa variabel reputation dibandingkan dengan merek lain. Pada umumnya
image berpengaruh dominan terhadap terhadap konsumen membeli mobil untuk menikmati dua
purchase intention, yaitu dengan melihat besarnya fungsi yaitu : sebagai sarana untuk mengantarkan
koefisien regresi dari variabel yang berpengaruh penumpang dari satu tempat ke tempat yang
signifikan terhadap purchase intention. Dimensi lainnya dan mengangkut barang-barang dalam
yang memiliki koefisien paling besar dan aktivitas kerja sehari-hari, sedangkan fungsi
signifikan merupakan variabel yang berpengaruh lainnya adalah untuk mendapatkan suatu prestise
dominan terhadap purchase intention. yang akan memberikan kepuasan tersendiri bagi
konsumen.
Pembahasan dan Implikasi Hasil Penelitian
Pengaruh Functional Image, Affective Image Pengaruh Affective image Terhadap Purchase
dan Reputation image Secara Simultan intention
Terhadap Purchase Intention Variabel affective image berpengaruh
Hasil analisis menunjukkan bahwa signifikan terhadap purchase intention,
functional image, affective image, pribadi dan ditunjukkan dengan nilai signifikansi t lebih kecil
reputation image secara simultan berpengaruh dari  = 0,5 (0,021< 0,05). Pengaruh tersebut
signifikan terhadap purchase intention. Hasil adalah pengaruh yang positif, artinya semakin
7
tinggi variabel affective image akan menyebabkan KESIMPULAN DAN SARAN
semakin tingginya purchase intention. Sebaliknya, Kesimpulan
semakin rendah variabel affective image akan 1. Dimensi functional image, affective image dan
menyebabkan semakin rendahnya purchase reputation image secara simultan berpengaruh
intention. Hal ini menunjukkan bahwa variabel signifikan terhadap purchase intention. Hal ini
affective image merupakan variabel yang dibuktikan dengan nilai signifikansi 0,000 <
dipertimbangkan konsumen purchase intention. 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa responden
Hsil penelitian ini didukung dari jawaban melakukan pembelian Toyota Avanza karena
responden yang menyatakan bahwa Toyota mempunyai kualitas yang tinggi dan
Avanza baik untuk keluarga, mempunyai fasilitas merupakan salah satu merek terbaik di bidang
yang berbeda dari merek lain dan mampu otomotif.
memuaskan kebutuhan konsumen. Affective 2. Dimensi functional image, affective image, dan
image dibentuk melalui kepuasan pelanggan, reputation image secara parsial berpengaruh
sebab konsumen yang puas selain akan kembali signifikan terhadap purchase intention. Hal ini
membeli, juga akan mengajak calon pembeli dibuktikan nilai signifikansi lebih kecil dari =
lainnya. Merek yang kuat adalah merek yang 0,05.
jelas, berbeda, dan unggul secara relevatif 3. Dimensi yang berpengaruh dominan terhadap
dibanding pesaingnya. Adapun affective image purchase intention adalah reputation image.
selalu berkaitan dengan atribut produk karena Hal ini karena Toyota Avanza merupakan salah
untuk memberikan kepuasan kepada konsumen satu merek terbaik di dalam bidang otomotif
dan konsumen bereaksi terhadap atribut produk dan diterima dengan baik dalam pasar otomotif
yang dibelinya. di Indonesia.

Pengaruh Reputation image Terhadap Saran


Purchase intention 1. Hendaknya pihak produsen mampu
Variabel reputation image berpengaruh mempertahankan atau bahkan meningkatkan
signifikan terhadap purchase intention dan reputation image yang sudah terbentuk di
merupakan variabel yang berpengaruh dominan masyarakat guna terciptanya loyalitas
terhadap purchase intention, ditunjukkan dengan konsumen pada merek tersebut. Di samping
nilai signifikansi t lebih kecil dari  = 0,5 (0,000< itu produsen/perusahaan selalu mengikuti
0,05). Pengaruh tersebut adalah pengaruh yang trend perkembangan selera dan kebutuhan
positif, artinya semakin tinggi variabel reputation konsumen terhadap kendaraan roda empat dan
image akan menyebabkan semakin tingginya inovatif dalam membuat desain atau model
purchase intention. Sebaliknya, semakin rendah tampilan kendaraan roda empat tanpa
variabel reputation image akan menyebabkan mengesampingkan mutu serta atribut-atribut
semakin rendahnya purchase intention. Hal ini lainnya.
dibuktikan dari jawaban responden yaitu 2. Hendaknya perusahaan tetap menjaga
menyatakan bahwa Toyota Avanza merupakan kepercayaan yang diberikan masyarakat
salah satu merek terbaik dalam bidang otomotif terhadap Toyota Avanza, dan dapat
dan dapat diterima dengan baik dalam pasar meningkatkan kualitas pada desain yang
otomotif di Indonesia. Sesungguhnya persaingan menarik, inovatif, kualitas mesin yang awet,
yang terjadi antara perusahaan-perusahaan adalah irit bahan bakar, harga jual kembali tinggi,
pertarungan persepsi dan bukan sekedar ketersediaan suku cadang.
pertarungan produk. Produk hanyalah sesuatu 3. Disarankan kepada peneliti lain yang mengkaji
yang dihasilkan pabrik. Sedangkan merek dan meneliti tentang purchase intention,
merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila hendaknya memasukkan variabel lain atau
produk bisa dengan mudah ditiru pesaing, maka mengembangkan variabel yang sudah diteliti,
merek selalu memiliki keunikan yang relatif sukar sehingga diharapkan akan diperoleh suatu
untuk ditiru (Tjiptono, 2005:105). Hal ini penyempurnaan penelitian.
menunjukkan bhawa reputation imagemenjadi
sangat penting bagi perusahaan apapun, karena DAFTAR PUSTAKA
reputation dipandang sebagai keberhasilan Aaker DA, Keller KL., 1990, Consumer
kegiatan pemasaran. evaluations of brand extentions. J Mark.
Dodds, W.B., Monroe K.B., Grewal, D., 1991.
Effect of price, brand, and store information

8
on buyers product evaluation. Journal of
Marketing Research 28 (3), 307-319.
Eva Martinez Salinas, Jose Miguel Pina Perez,
2008, Modeling the brand extentions’
influence on brand image, Journal of
Bussines Research.
Fishbein, M., Ajzen, I., 1975. Belief, attitude,
intentiton, and behavior: an introduction to
theory and research. Addison-Wesley
Publishing Company, MA.
Imam Ghozali. 2006, Aplikasi Analisis Multivariat
Dengan Progam SPSS, Cetakan keempat.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Kotler, Phillip, 2002, Manajemen Pemasaran Jilid
kedua. PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta.
Kotler, Phillip. 2005, Manaemen Pemasaran, Jilid
kedua. Edisi Kesebelas. PT Indeks, Jakarta.
Martin GS, Brown TJ., 1990, In Search of brand
equity: the conceptualization and
measurement of the brand impression
construct. In : Childers ML, et al, editor.
Marketing Theory and application, vol 2.
Chicago, American Marketing Assosiation.
Rangkuti, Fredy, 2004, The Power of Brand, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Simamora, Bilson, 2002, Aura Merek, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Schiffman, L.G., Kanuk, LL, 2007. Consumer
Behaviour, ninth ed. Prentice-Hall Inc, NJ.
Sugiono, 2006, Metode Penelitian Administrasi,
Alfabeta, Bandung
Tjiptono, Fandy. 2005, Brand Management &
Strategy. Andi, Yogyakarta.
Weiss AM, Anderson E, MacInnis DJ. Reputation
management as a motivation for sales
structure decisions. J Mark.

Anda mungkin juga menyukai