MXMMX PDF
MXMMX PDF
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema : Peningkatan Peran Iptek Nuklir
PTNBR – BATAN Bandung, 3 Juni 2009 untuk Kesejahteraan Masyarakat
Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri-BATAN, Jl. Tamansari no. 71, Bandung 40132 Email :
intan24@telkom.net, poppyintan24@yahoo.com
ABSTRAK
ABSTRACT
370
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema : Peningkatan Peran Iptek Nuklir
PTNBR – BATAN Bandung, 3 Juni 2009 untuk Kesejahteraan Masyarakat
using five methods, called A, B, C, D, E method, then counted using LSC. The counting results showed
that the tritium on urine samples measured directly and the samples prepared using A and B method
could not detected by LSC instrument, both for sammples containing 0,5 and 1 Bq/mL tritium. The
tritium on the urine samples prepared using C, D, E method could be detected by LSC instrument with
method eficiency of 5% - 45% and 18% - 65% for tritium concentration of 0,5 dan 1 Bq/mL,
respectively. The highest method eficiency was found for E method, which apply the filtration,
distillation using KMnO4 and active charcoal, and destruction of organic matter contaminating the
distilate using acid solution. From this research it was concluded that among the methods applied in the
samples preparation, the E method is the best for tritium measurement of 0,5 and 1 Bq/mL, therefore, it
is hoped can be used for tritium bioassay in human.
371
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema : Peningkatan Peran Iptek Nuklir
PTNBR – BATAN Bandung, 3 Juni 2009 untuk Kesejahteraan Masyarakat
372
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema : Peningkatan Peran Iptek Nuklir
PTNBR – BATAN Bandung, 3 Juni 2009 untuk Kesejahteraan Masyarakat
Gambar 2. Skema preparasi sampel urin dengan Gambar 4. Skema preparasi sampel urin dengan
metode B metode D
Gambar 3. Skema preparasi sampel urin dengan Gambar 5. Skema preparasi sampel urin dengan
metode C metode E
373
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema : Peningkatan Peran Iptek Nuklir
PTNBR – BATAN Bandung, 3 Juni 2009 untuk Kesejahteraan Masyarakat
2.5. Analisis dan evaluasi data rata-rata background sehingga diperoleh cacah
netto, yang kemudian dibandingkan dengan nilai
Data yang diperoleh dari pengukuran hasil pengukuran standar tritium dengan aktivitas
dengan LSC berupa laju cacah kemudian 2,4 Bq, sehingga diperoleh aktivitas radionuklida
dihitung untuk memperoleh aktivitas tritium tritium yang ada dalam sampel urin dalam satuan
dalam urin. Aktivitas tritium dalam urin hasil Bq. Aktivitas tritium dalam sampel urin dengan
pengukuran dibandingkan dengan aktivitas konsentrasi 0,5 Bq/mL dapat dilihat pada Tabel
tritium yang ditambahkan dalam sampel urin 1, sedang untuk sampel urin dengan konsentrasi 1
dikalikan seratus persen sehingga diperoleh Bq/mL dapat dilihat pada Tabel 2.
nilai efisiensi masing-masing metode.
900
890
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
880
870
Counts/15 min
Uji unjuk kerja metode pengukuran 860
radionuklida tritium pada sampel urin baik 850
secara langsung maupun dengan perlakuan 840
Sampel 1
dilakukan secara triplo. Hasil pengukuran 830 Sampel 2
sampel urin dengan LSC selama 15 menit 820 Sampel 3
Cacah Latar
diperlihatkan pada Gambar 6 dan 7. Dapat 810
800
dilihat bahwa laju cacah meningkat berturut-
0 2 4 6 8
turut dari metode langsung, A, B, C, D, dan E. Metode
Dengan metode langsung, metode A dan B,
laju cacah sampel sama dengan latar
(background) yaitu 803 - 850, sedang untuk Gambar 6. Laju cacah tritium 0,5 Bq/mL dalam
metode C, D, dan E laju cacahnya lebih tinggi urin yang dipreparasi dengan metode langsung (1),
dari background. Hal ini disebabkan sampel L, A (2), B (3), C (4), D (5), E (6).
A, dan B berwarna agak kekuningan
dibandingkan dengan sampel C, D, E. Warna
kuning pada sampel hasil preparasi dengan 900
metode L, A, dan B disebabkan masih adanya 890
metabolit dalam urin. Kondisi sampel yang 880
baik untuk pengukuran menggunakan LSC 870
Counts / 15 m in
374
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema : Peningkatan Peran Iptek Nuklir
PTNBR – BATAN Bandung, 3 Juni 2009 untuk Kesejahteraan Masyarakat
Tabel 1. Konsentrasi tritium dan efisiensi metode spektrometer. Pada fraksi ke tiga, yaitu pada saat
preparasi sampel urin dengan konsentrasi 0,5 sampel yang didistilasi hampir kering, pada
Bq/mL menggunakan metode L, A, B, C, D, E distilatnya dijumpai kontaminan senyawa organik
yang dapat mengganggu hasil pengukuran
Konsentrasi Tritium
Metode
dalam urin (Bq/mL)
Efisiensi metode (%) dengan LSC. Keadaan ini tidak dapat dihindari,
1 2 3 1 2 3 karena pada proses analisis tirtium diperlukan
L 0 0 0 0 0 0 distilasi sempurna, yaitu sampai sampel kering
A 0 0 0 0 0 0 untuk mencegah fraksinasi isotopik, yang artinya
B 0 0 0 0 0 0 tritium akan tertinggal dalam residu karena
C 0,024 0,048 0,111 4,768 9,536 22,252
menguap lebih lambat dibandingkan isotop
D 0,087 0,095 0,138 17,483 19,073 27,550
E 0,111 0,228 0,175 22,252 45,563 34,967 hidrogen dan deuterium.
70
Tabel 2. Konsentrasi tritium dan efisiensi metode Sampel 1
60 Sampel 2
preparasi sampel urin dengan konsentrasi 1 Sampel 3
Bq/mL menggunakan metode L, A, B, C, D, E 50
Efisiensi (% )
40
Konsentrasi Tritium
Metode Efisiensi metode (%)
dalam urin (Bq/mL) 30
1 2 3 1 2 3
L 0 0 0 0 0 0 20
A 0 0 0 0 0 0 10
B 0 0 0 0 0 0
C 0,180 0,381 0,273 18,013 38,146 27,285 0
0 1 2 3 4 5 6 7
D 0,503 0,636 0,562 50,331 63,576 56,159
E 0,525 0,652 0,580 52,450 65,166 58,013 Metode
Dari dua pengukuran sampel urin dengan Gambar 9. Kenaikan efisiensi metode preparasi
konsentrasi masing-masing 0,5 dan 1 Bq/mL sampel urin dengan konsentrasi 1 Bq/mL. (1 =
diketahui bahwa nilai efisiensi metode metode L; 2 = metode A; 3 = metode B; 4 = metode
meningkat dengan semakin jernihnya sampel C; 5 = metode D; 6 = metode E)
urin (berturut-turut sampel C, D, E). Dari
metode analisis radionuklida tritium dalam
sampel urin diketahui bahwa dengan preparasi 70
menggunakan metode L, A dan B, Sampel 1
Sampel 2
60
radionuklida dalam sampel urin tidak dapat Sampel 3
40
sampel urin dapat dideteksi dengan nilai
efisiensi mencapai lebih dari 50% untuk 30
375
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir Tema : Peningkatan Peran Iptek Nuklir
PTNBR – BATAN Bandung, 3 Juni 2009 untuk Kesejahteraan Masyarakat
distilat D. Dari hasil reaksi tampak timbulnya ruang reaktor TRIGA 2000, Prosiding
gelembung yang menandakan dibebaskannya Seminar Sains dan Teknik Nuklir, P3TkN,
gas CO2 hasil reaksi senyawa organik dengan BATAN, Bandung, 2005, 245-250.
H2SO4. Gas CO2 yang muncul kemudian 3. PUHAKAINEN, M. and HEIKKINEN,
dikeluarkan dengan cara mengalirkan gas T., Tritium in the urine in Finnish people,
nitrogen ke dalam distilat sampel. Radiat. Prot. Dos. Advance Access, 2007,
1-4.
4. TRIVEDI, A., GALERIU, D., and
4. KESIMPULAN LAMOTH, E. S., Dose contribution from
metabolized organically bound tritium after
Dari hasil penelitian diketahui bahwa : chronic tritiated water intakes in human,
Tritium dalam urin dengan konsentrasi 0,5 dan Health Phys., 78, 2000, 2-7.
1 Bq/mL tidak dapat diukur oleh alat LSC 5. RUSCONI, R., FORETE, M.,
secara langsung. Dengan preparasi sampel CARESANA, M., BELLINZONA, S.,
berupa distilasi disertai dengan penambahan CAZZANIGA, M. T., and SGORBATI,
KMnO4 dan arang aktif sebelum pengukuran G., The evaluation of uncertainty in low-
dengan LSC adanya tritium dalam urin dapat level LSC measurement of water samples.
dideteksi. Appl. Radiat. and Isot., 64, 2006, 1124-
Dari lima metode preparasi yang 1129.
dipelajari diperoleh tiga metode preparasi yang 6. GRONING, K/ R. M., Quantifying
dapat digunakan untuk mengukur kandungan uncertainties of Carbon-14 assay in water
tritium sebesar 1 Bq/mL atau lebih dalam samples using benzene synthesis and liquid
sampel urin (metode C, D, dan E) dengan scintillation spectrometry, www.iaea.or.at/
efisiensi metode kurang dari 50% untuk metode programmes/ rial/ pci/ isotopehydrology/
C dan lebih dari 50 % untuk metode D dan E. docs/intercomparison/ vienna/ 30-04-2004.
Untuk kandungan tritium dalam urin sebesar 7. MOMOSHIMA, N., NAGASATO, Y.,
0,5 Bq/mL dengan preparasi sampel and TAKASHIMA, Y., A sensitive
menggunakan metode C, D, dan E nilai method for the determination of tritium in
efisiensi deteksi kurang dari 50%. urine, Environmental Tritium Measurement,
Metode terbaik untuk menentukan Kyushu University, Fukuoka, 1986, 78 –
konsentrasi tritium dalam urin dengan 84.
konsentrasi 1 Bq/mL untuk keperluan bioassay 8. US ENVIRONMENTAL PROTECTION
adalah metode E dengan efisiensi mencapai AGENCY (EPA). National Interim
lebih kurang 56%. Drinking Water Regulations, EPA-5709-76-
003, Washington DC, 1976.
9. BHATT, A. R., GREENHALGH, R., and
5. DAFTAR PUSTAKA ORTEL, C. P., Determination of tritium in
urine samples and validity of results, Idaho
1. SUKMABUANA, P., Fluktuasi National Engineering and Environmental
konsentrasi tritium dalam air tangki Laboratory, 2002, 1-5.
reaktor TRIGA 2000 pasca peningkatan 10. HARIHARAN, C. and MISHRA, A. K.,
daya, J. Sains dan Teknologi Nuklir Quenching of liquid scintillator
Indonesia 6 (1), 2005, 13 - 24. fluorescence by chloroalkanes and
2. SUKMABUANA, P., TJAHAJA, P. I., chloroalkenes, Radiat. measurement, 32,
RUKMINI, E., dan, OETAMI, R. H., 2000, 113-121.
Distribusi konsentrasi tritium di udara
Ke DAFTAR ISI
376