Anda di halaman 1dari 8

Pentingnya Motivasi dalam Belajar Matematika

Oleh: Try Gunawan Zebua

Semua yang kita lakukan itu ada motif atau pendorongnya. Tidak asal-asal saja
kita dalam melakukan sesuatu (ada maksud dan tujuannya). Biarpun saat melakukannya
terkadang kita dengan asal-asalan atau sembrono. Ada yang karena spontanitas atau pun
karena berdasarkan suatu pertimbangan tertentu. Misalnya: kita makan, hal itu di
dorong karena keinginan kita supaya tidak lapar. Kita berjalan, hal tersebut didorong
supaya kita dapat mencapai tempat tertentu atau supaya kita memperoleh suatu hal
tertentu di tempat lain. Kita menangis atau mengeluarkan air mata, mungkin karena ada
suatu hal yang menyedihkan bagi kita atau ada suatu rasa terharu terhadap sesuatu hal
yang telah kita capai. Begitu juga yang lain atau dan lain-lain sebagainya.

Apakah itu motif?


Kata “Motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu (Sardiman, 2016:73). Kemudian, Sardiman (2016:73) juga
mengatakan bahwa: motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di
dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Bahkan motif (Sardiman, 2016:73) dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan).
Purwanto (2010:60) mengatakan bahwa motif ialah segala sesuatu yang
mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Sartain dalam Purwanto
(2010:60) mengatakan bahwa motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam
suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau
perangsang.

Menurut Fathurrohman dan Sulistyorini (2018:140) Motivasi berasal dari kata


motif. Ini berarti bahwa motivasi itu diambil dari sebuah kata yaitu kata motif. Sehingga
jika tidak ada kata motif, maka kata motivasi tidak akan ada.

Menurut Sardiman (2016:73) motif yang sudah aktif itu disebut sebagai
motivasi. Sehingga motif itu harus aktif dulu baru dikatakan sebagai suatu motivasi.
Dari pendapat Fathurrohman dan Sulistyorini serta Sardiman, terdapat
perbedaan dimana yang satu mengatakan asal kata motivasi adalah motif, sedangkan
yang lain mengatakan motivasi itu adalah motif yang aktif (syarat dikatakan suatu
motivasi).

Terkadang ada yang mengatakan bahwa jika tidak terlihat langsung atau karena lama,
maka motifnya itu tidak aktif.

Sebenarnya motivasi itu bukan perkara motifnya aktif atau tidak, kenapa?
Karena terkadang ada itu yang begitu kita berikan (motif) langsung kelihatan
atau bahkan bisa saja baru kelihatan setelah beberapa hari kemudian, beberapa bulan
kemudian, atau bahkan beberapa tahun kemudian (ada yang cepat dalam merespon dan
bahkan ada yang lama sekali dalam merespon sesuatu).
Siswa yang membuka buku sebelum atau saat guru masuk dalam kelas
terkadang dianggap oleh beberapa guru adalah siswa yang baik dan memiliki sebuah
motivasi. Padahal bisa saja buku dibuka, namun pemikiran siswa itu di rumah, misalnya
makan siang setelah pulang sekolah kata orangtuanya adalah ayam. Hal itu dapat
membuat siswa tersebut menjadi tidak fokus saat belajar di sekolah.
Bisa juga ada siswa pendiam, dimana harus disuruh terlebih dahulu. Namun dia
bisa mengerti semua apa yang telah kita jelaskan. Entah itu karena sebelumnya sudah
dia pelajari dari rumah atau dia mudah sekali menangkap sesuatu. Tapi sayangnya anak
itu tidak berani mengatakan atau melakukannya tanpa disuruh terlebih dahulu.
Sehingga motivasi itu bukan hanya perkara harus aktif atau terlihat dulu, namun
bisa jadi juga tidak terlalu kelihatan atau lama sekali kelihatan. Mungkin terlihat setelah
beberapa hari kemudian, beberapa bulan kemudian dan bahkan beberapa tahun
kemudian. Entah juga baru terlihat saat ujian tertulis atau saat kita langsung berbicara
dengan orang tersebut.

Sehingga motivasi adalah motif yang aktif saat itu atau beberapa saat kemudian.
Bisa juga diartikan motivasi adalah motif yang langsung kelihatan maupun tidak.
Apakah pengaruh motivasi itu?
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar
(Djamarah, 2015:148).
Menurut Purwanto (2010:61) jika seseorang mendapat motivasi yang tepat,
maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tidak
terduga.
Motivasi itu sangat diperlukan karena dapat berpengaruh terhadap hasil dan
prestasi belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada Motivasi (Sardiman,
2016:84).
Motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, hal ini dibuktikan oleh
Suprijono (2014:162) sebagaimana sama dengan yang dikutip oleh Siregar dan Nara
(2014:51-52), yaitu:

Dalam studi yang dilakukan Fyans dan Maerh (1987), bahwa di antara tiga faktor, yaitu
latar belakang keluarga, kondisi atau konteks sekolah dan motivasi, maka faktor yang
terakhir merupakan prediktor yang paling baik untuk prestasi belajar. Walberg dkk.
(1983) menyimpulkan bahwa motivasi mempunyai kontribusi antara 11 sampai 20%
terhadap prestasi belajar. Studi yang dilakukan Suciati (1990) menyimpulkan bahwa
kontribusi motivasi sebesar 36%, sedangkan MC Clelland menunjukkan bahwa
motivasi berprestasi (achievement motivation) mempunyai kontribusi sampai 64%
terhadap prestasi belajar.

Apakah orang sudah sadar pentingnya motivasi atau sudah memberikan motivasi
kepada siswa, teman atau siapapun itu?
Ya, sudah. Menurut Soemanto (2012:200) …, ternyata kesadaran tentang
pentingnya motivasi bagi perubahan tingkah laku manusia telah dimiliki, baik oleh para
pendidik, para orang tua murid maupun masyarakat.
Hal ini bisa kita lihat misalnya di sekolah jika ada siswa yang berprestasi, guru
memberikan hadiah berupa cokelat, buku atau apapun yang lainnya. Begitu juga di
dunia kerja, misalnya bos memberikan bonus kepada karyawan jika berhasil mencapai
target tertentu.
Motivasi jika dikaitkan dengan belajar disebut sebagai Motivasi Belajar.

Motivasi Belajar adalah suatu daya, dorongan atau kekuatan, baik yang datang dari diri

sendiri maupun dari luar yang mendorong peserta didik untuk belajar (Lestari dan

Yudhanegara, 2017:93).

Menurut Widiasworo (2017:41) dalam bukunya masalah-masalah peserta didik

dalam kelas dan solusinya, menyatakan bahwa:

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri peserta didik
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh peserta didik dapat tercapai.

Dari beberapa pengertian Motivasi Belajar di atas, maka dapat diambilkan

kesimpulan bahwa Motivasi Belajar adalah penggerak atau pendorong dari siswa dalam

kegiatan belajar. Motivasi Belajar ini dapat terjadi sebelum belajar, saat belajar, maupun

sesudah belajar.

Sebelum belajar misalnya orangtua memberikan kata-kata indah dan penuh


makna kepada siswa, sehingga siswa menjadi semangat saat belajar di Sekolah. Saat
belajar misalnya guru memberikan hadiah jika ada siswa yang bisa menjawab
pertanyaannya saat itu. Sedangkan sesudah belajar misalnya orangtua membelikan buku
baru sebagai bahan belajar bagi siswa, sehingga besoknya di sekolah bertambah lagi
semangat belajar siswa.

Motivasi belajar dalam bidang matematika disebut sebagai motivasi belajar


matematika, atau bisa juga dikatakan motivasi dalam belajar matematika disebut
sebagai motivasi belajar matematika.
Dalam belajar matematika, terkadang bisa kita temukan siswa memiliki motivasi
belajar yang rendah. Misalnya dalam belajar matematika (saat ujian) ada siswa yang
menyontek dan kerjasama, saat kegiatan belajar matematika di sekolah bisa kita
temukan ada siswa yang keluar masuk kelas, ada juga siswa begitu semangat saat
kegiatan belajar matematika selesai, dan lain-lain sebagainya.
Motivasi itu berpengaruh terhadap prestasi dan hasil belajar matematika,
sehingga motivasi itu sangat penting dimiliki oleh siswa. Guru dituntut supaya bisa
memberikan motivasi bagi siswa, begitu juga orangtua di rumah, sahabat, teman, dan
lain-lain sebagainya.

Dalam kegiatan memotivasi siswa dalam belajar matematika, dapat dilakukan


dengan melihat sejarah dari matematika. Dengan kata lain melihat bagaimana tokoh-
tokoh dari matematika itu.

Pada tulisan ini kita akan membahas tokoh matematika Pythagoras dengan dalilnya
pythagoras yang sangat terkenal pada segitiga siku-siku.

Siapkah itu Pythagoras

Foto: Pythagoras
(Sumber: http://info-biografi.blogspot.com/2012/09/biografi-pythagoras.html).

Pythagoras lahir di pulau Samos, Yunani Selatan, pada sekira tahun 580 SM. Ayahnya
bernama Mnesarchus, seorang pedagang yang berasal dari Tyre. Pythagoras sendiri
sering mengadakan perjalanan ke Babilonia, Mesir, bahkan India. Di Babilonia, dia
menjalin hubungan dengan para ahli Matematika.
Apakah pengaruh atau apakah yang ditemukan oleh seorang Pythagoras?

(Sumber: https://www.ilmupelajaran.com/pengertian-teorema-pythagoras-rumus-dalil-
contoh-soal-dan-jawaban/).

a2 + b2 = c2

Sebenarnya rumus a2 + b2 = c2 di atas bukan merupakan sesuatu yang harus


diingat selalu, itu disebabkan karena jika berbeda bentuk segitiga dan letak a, b, dan c,
maka bisa berubah rumusnya. Namun yang terpenting itu adalah:
(Sumber: https://www.yuksinau.id/teorema-phytagoras/).

Sisi miring disebut juga sebagai hipotenusa atau ada juga yang menyebut sebagai
hipotemusa.

Kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat
dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya), entah itu sisi tegak maupun sisi alasnya.

Dengan kata lain,


(Hipotenusa)2 = (Sisi Tegak)2 + (Sisi Alas)2

Daftar Pustaka

Djamarah, Syaiful Bahri, 2015, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Fathurrohman, Muhammad dan Sulistyorini, 2018, Belajar dan Pembelajaran,


Kalimedia, Yogyakarta.
Lestari, Karunia Eka dan Yudhanegara, Mokhammad Ridwan, 2017, Penelitian
Pendidikan Matematika, Refika Aditama, Bandung.
Purwanto, M. Ngalim, 2010, Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sardiman, A. M., 2016, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Rajawali Pers,
Jakarta.
Siregar, Eveline dan Nara, Hartini, 2014, Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit
Ghalia Indonesia, Bogor.
Soemanto, Wasty, 2012, Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpim
Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Suprijono, Agus, 2014, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Widiasworo, Erwin, 2017, Masalah-Masalah Peserta Didik dalam Kelas dan Solusinya.
Araska, Yogyakarta.

Sumber internet:
http://info-biografi.blogspot.com/2012/09/biografi-pythagoras.html
https://www.ilmupelajaran.com/pengertian-teorema-pythagoras-rumus-dalil-contoh-
soal-dan-jawaban/
https://www.yuksinau.id/teorema-phytagoras/

Profil Penulis
Try Gunawan Zebua dilahirkan di Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara,
pada tanggal 11 Juli 1994, Anak ke-3 dari 3 orang bersaudara, dari pasangan Ayah
(Alm) Constantin Theodali Zebua dan Ibu Rosmawati Telaumbanua.

Penulis aktif dalam berbagai kegiatan menulis, baik secara individu maupun bersama-
sama. Buku karangan individu pertama berjudul Mencegah dan Mengatasi Stress dalam
Belajar Matematika (Arieffka Media, 2020), dimana buku pertama ini telah diterbitkan
untuk kedua kalinya oleh Anara Publishing House (2020) akibat dari penerbit pertama
yang tidak mau melakukan cetak untuk yang kedua kalinya. Buku kedua berjudul
Masalah-Masalah dalam Belajar Matematika (Guepedia, 2020). Penulis dapat dihubungi
melalui WA: 081360781116 atau melalui e-mail: trygunawan@rocketmail.com.

Anda mungkin juga menyukai