1. Pengawasan intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, pemantauan, evaluasi dan
kegiatan pengawasan lainnya berupa asistensi, sosialisasi dan konsultansi terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang
memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan
kepemerintahan yang baik. Definisi pengawasan intern tersebut menurut:
a American Accounting Association (AAA)
b Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
c Sawyer (2005:10)
d Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (halaman 5)
2. Jika organisasi belum menerapkan manajemen risiko secara formal, maka pendekatan
internal audit yang digunakan adalah:
a Memfasilitasi penyempurnaan manajemen risiko
b Audit memanfaatkan hasil penilaian risiko yang dilakukan manajemen
c Auditor melakukan penilaian risiko dengan keterlibatan manajemen (halaman 11)
d Penekanan audit pada proses manajemen risiko
3. Pada tahun 1990-an, peran auditor yang semula sebagai watchdog atau konsultan
berkembang menjadi katalis. Sehingga proses, fokus dan impact sebagai katalis menjadi
sebagai berikut:
a Audit Operasional, Penggunaan Sumber Daya, dan Jangka Menengah
b Assurance, Nilai dan Jangka Panjang (halaman 8)
c Audit Kepatuhan, Adanya variasi dan Jangka Pendek
d Assurance, Penggunaan Sumber Daya, Jangka Pendek
4. Lingkup penugasan audit internal yang disusun AAIPI adalah assurance dan consulting.
Berikut ini merupakan penugasan consulting adalah:
a Audit, reviu, pemantauan
b Audit Keuangan, Audit Kinerja dan Audit Tujuan Tertentu
c Advisory, Fasilitative dan Training (halaman 21)
d Reviu Laporan Keuangan, Audit Operasional dan Audit Investigatif
7. Secara umum penugasan konsultansi terdiri atas beberapa tahap sebagai berikut:
a Perencanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan (halaman 24)
b Pra Perencanaan (Survei), Perencanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan
c Perencanaan, Pelaksanaan, Pelaporan dan Evaluasi
d Perencanaan, Pelaksanaan, Pelaporan, Evaluasi dan Tindak Lanjut
10. Proses penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan penyajian laporan keuangan
kementerian/lembaga/pemerintah daerah (K/L/D) yang dilakukan oleh Aparat Pengawas
Intern Pemerintah (APIP) yang kompeten untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa
akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan sistem akuntansi dan telah disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintah merupakan:
a Audit Keuangan
b Audit Akuntansi
c Reviu Laporan Keuangan (halaman 29)
d Monitoring Laporan Keuangan
11. Rangkaian kegiatan yang bertujuan membandingkan hasil/prestasi suatu kegiatan dengan
standar, rencana atau norma disebut:
a Evaluasi (halaman 19)
b Reviu
c Pemantauan
d Perbandingan
14. Pernyataan risikonya adalah “spesifikasi teknis tidak sesuai kebutuhan” maka
pengendalian yang lemah antara lain adalah:
a Jumlah barang diatur dalam dokumen pengadaan
b Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) menerima barang dibandingkan dengan
kontrak (halaman 37)
c Kualifikasi penyedia diatur dalam dokumen lelang
d Jumlah barang dimuat dalam kontrak
15. Dalam merencanakan penugasan, auditor harus memahami auditii. Pemahaman tujuan
auditii secara umum dapat diperoleh auditor dari data:
a Rencana Strategis (halaman 32)
b Kebijakan
c Uraian Tugas masing-masing Pegawai
d Prosedur Baku
16. Mengurai nilai kontrak ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil merupakan contoh teknik
audit:
a Verifikasi
b Evaluasi
c Observasi
d Analisis (halaman 47)
AI 3000.0750
3
Bukti Buku Besar Laporan Keuangan
..........................................................................
18. Yang dimaksud dengan gambar arah anak panah ke kanan adalah:
a Tracing (halaman 50)
b Scanning
c Cross Footing
d Vouching
19. Catatan yang dibuat oleh auditor mengenai bukti-bukti yang dikumpulkan, berbagi teknik
dan prosedur audit yang diterapkan, maka simpulan-simpulan yang dibuat selama audit
merupakan:
a Berita Acara Hasil Audit
b Bukti Audit
c Kertas Kerja Audit (halaman 57)
d Program Kerja Audit
20. Pernyataan yang benar mengenai Kertas Kerja Audit (KKA) antara lain:
a KKA merupakan penghubung antara auditor dan auditii
b KKA dapat digunakan oleh Pengendali Teknis sebagai sarana mengawasi , meneliti,
memonitor dan menilai kecukupan teknik dan prosedur audit (halaman 58)
c KKA yang baik hanya mencerminkan kegiatan pengujian substantif
d KKA adalah dokumentasi yang dibuat auditor, tidak termasuk fotocopy/salinan
(auditor’s copy) yang diperoleh auditor selama pemeriksaan
21. Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) lalai dalam melaksanakan tugasnya karena
menerima hasil pengadaan barang tanpa melalui proses pengujian.
Kalimat temuan tersebut di atas merupakan pernyataan:
a Kriteria
b Kondisi
c Rekomendasi
d Sebab (halaman 72)
22. Menurut Kontrak Nomor 13/III/Kontr/2014 tanggal 17 Maret 2014, spesifikasi komputer
adalah Intel Core i7 3770-3,4 Ghz, RAM 12 GB, HDD 2TB, DVD/RW, VGA AMD Rodeon-2GB,
Windows 8 Pro, Monitor 21,5”
Peratuaran Presiden Nomor 54 Tahun 2010 pasal 5 mengatur bahwa pengadaan barang
dan jasa menerapkan prinsip efektivitas. Efektif berarti pengadaan barang/jasa harus
sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya.
Kalimat temuan tersebut di atas merupakan pernyataan:
a Kondisi
b Sebab
c Kriteria (halaman 72)
d Akibat
23. Hasil audit pengadaan 300 set komputer senilai Rp3.000.000.000,00 pada Unit Kerja ABC,
diketahui dari 300 set komputer yang diterima, terdapat 100 set komputer yang spesifikasi
barang tidak sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak.
Spesifikasi 100 set komputer yang diterima adalah Intel Core i5 2310-2,9 Ghz, RAM 8 GB,
HDD 2TB, DVD/RW, VGA AMD Rodeon-2GB, Windows 8 Pro, Monitor 21,5”
Kalimat temuan tersebut diatas merupakan pernyataan:
a Kriteria
b Sebab
c Akibat
d Kondisi (halaman 71)
24. Laporan Hasil Penugasan hendaknya bermanfaat bagi auditii untuk membangun serta
membawa ke arah perbaikan, atau dengan kata lain laporan harus:
a Konstruktif (halaman 76)
b Objektif
c Akurat
d Jelas
25. Pernyataan yang benar terkait dengan monitoring tindak lanjut adalah:
a Pemantauan atas pelaksanaan tindak lanjut merupakan kewajiban manajemen
b Tanggapan auditii diterima dan dievaluasi setelah waktu audit berakhir
c Pemantauan tindak lanjut hasil harus dilakukan agar auditii memahami dan
memperbaiki kelemahan dan kesalahan yang ada sehingga mampu meningkatkan
kinerja organisasinya (halaman 78)
d Kewajiban untuk melaksanakan tindak lanjut berada pada pihak auditor
27. Dalam proses penugasan konsultansi, kegiatan evaluasi dessain pengendalian dikerjakan
pada tahap:
a Pra perencanaan
b Perencanaan (halaman 86)
c Pelaksanaan
d Pengumpulan dan evaluasi bukti
28. Contoh kegiatan konsultansi yang bersifat fasilitatif antara lain berlaku sebagai:
a Perantara (liaison) dalam isu-isu pengendalian antara manajemen dengan audit
ekstern, rekanan dan kontraktor (halaman 83)
b Post mortern analisis yaitu mencarikan pekerjaan yang dapat diambil dari satu
kegiatan setelah kegiatan tersebut dilaksanakan
AI 3000.0750
5
c Pelatihan manajemen risiko dan pengendalian 4intern
d Memberi saran dan rancangan pengendaalian
29. Lengkapi sistem akuntansi berbasis komputer di bawah ini: (jawaban halaman 92)
a.
Buku Besar
b.
c.
Jurnal
Buku Transaksi
d. Neraca Saldo
30. Program Aplikasi Audit Command Language (ACL) dan Interactiva Data Extraction and
Analysis (IDEA) dapat membantu auditor antara lain dalam hal:
a Menyusun laporan
b Mencari transaksi sejenis
c Penginputan data, pemprosesan data, dan analisa data
d Mencari transaksi sesuai kriteria yang ditentukan dari ribuan transaksi yang ada
(halaman 94)
Kode Soal 541440 MARET 2016
1. Positif assurance diberikan oleh auditor internal untuk meyakinkan bahwa informasi yang di
audit telah sesuai dengan ketentuan, Berikut ini adalah contoh dari Positif assurance, yaitu :
a. Dari hasil audit yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa pelaksanaan tugas dari fungsi
SKPD “ Mega Mendung” telah dilaksanakan dengan efektif dalam mencari tujuan
organisasi. (halaman 20)
b. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, tidak ditemukan bukti bahwa pelaksanaan tugas
dan fungsi SKPD “Mega Mendung” dilaksanakan dengan tidak efektif
c. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, tidak ditemukan bukti bahwa pelaksanaan tugas
dan fungsi SKPD “Mega Mendung” dilaksanakan dengan tidak efisien
d. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, tidak ditemukan bukti bahwa pelaksanaan tugas
dan fungsi SKPD “Mega Mendung” dilaksanakan dengan tidak ekonomis
3. “ Pengembangan temuan dan rekomendasi” adalah salah satu kegiatan assurance pada
setiap tahap :
a Perencanaan
b Pelaksanaan (halaman 23)
c Pelaporan
d Monitoring
4. “Evaluasi desain pengendalian” adalah salah satu kegiatan konsultasi pada tahap :
a Perencanaan (halaman 23)
b Pelaksanaan
c Pelaporan
d Monitoring
5. Penilaian objektif yang dilakukan auditor internal atas bukti untuk memberikan pendapat
independen mengenai tata kelola, manajemen resiko dan proses pengendalian,merupakan :
a. Kegiatan Konsultasi
b. Kegiatan assurance (halaman 25)
c. Kegiatan audit
d. Kegiatan evaluasi
6. Evaluasi AKIP diatur dengan Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (Juklak Evaluasi AKIP) yang setiap bulan di terbitkan oleh :
a. Menteri Dalam Negeri
b. Menteri Keuangan
c. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Revormasi Birokrasi (halaman 26)
d. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
AI 3000.0750
7
7. Aktifitas analisis yang sistematis, pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan
permasalahan, serta pemberian solusi atas masalah yang ditemukan untuk tujuan
peningkatan kinerja dan akuntabilitas instansi/ unit kerja pemerintah, disebut :
a. Monitoring AKIP
b. Evaluasi AKIP (hal. 26)
c. Reviu AKIP
d. Tindak lanjut AKIP
8. Metodologi yang digunakan untuk melakukan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi akan
menggunakan teknik :
a. Criteria reverenced survey (hal. 26)
b. Normatif reverenced survey
c. Assurance reverenced survey
d. Observace reverenced survey
9. Kriteria evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah ditentukan berdasarkan pada salah satu hal
dibawah ini :
a. Kebenaran normatif yang bersumber pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
b. Kebenaran mutlak sebagaimana yang ditetapkan dalam pedoman penyusunan laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah
c. Kebenaran normatif yang bersumber pada berbagai praktik manajemen srategis,
manajemen kinerja dan sistem akuntabilitas yang baik (hal. 26)
d. Kebenaran mutlak sebagaimana yang ditetapkan dalam Perencanaan Srategis
10.Penilaian yang ditujukan untuk mengetahui apakah suatu instansi telah memenuhi suatu
kriteria evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah, harus didasarkan pada :
a. Fakta objektif dan fakta subjektif dari para evaluator
b. Fakta objektif dan professional judgement dari para evaluator (hal. 27)
c. Fakta independensi dan fakta objektif dari para evaluator
d. Fakta integritas dan fakta independensi dari para evaluator
14. Salah satu tahapan audit investigatif adalah pengumpulan dan evaluasi bukti. Pelaksanaan
kegiatan ini harus difokuskan pada upaya pengujian hipotesis untuk mengungkapkan fakta-
fakta dan proses kejadian, pihak yang diduga terlibat atas kerugian keuangan negara/
daerah, serta :
a. Sebab dan dampak penyimpangan (HAL. 28)
b. Akibat dari proses kejadian
c. Modus operandi kejadian
d. Tindak lanjut dari kerugian keuangan negara/ daerah
16. Kegiatan akuntansi dan assurance independen yang dirancang untuk memberikan nilai
tambah dan perbaikan operasi organisasi, disebut :
a. Audit operasional
b. Internal audit (HAL. 6)
c. Audit kinerja
d. Audit tujuan tertentu
17.Hasil penelitian tingkat risk maturity dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan pendekatan audit yang akan digunakan oleh auditor internal. Dari hasil
peniaian risk maturity dapat diperoleh :
a. Daftar risiko (HAL. 12)
b. Peta audit
c. Risk owner
d. Risk score
18.Daftar semua kemungkinan audit yang dapat dilakukan dan dimanfaatkan untuk
perencanaan audit jangka panjang, menyususn srategi audit, dan aktifitas audit lainnya,
disebut :
a. Daftar risiko
b. Audit universe (HAL. 12)
c. Risk owner
d. Risk score
AI 3000.0750
9
19.Peran audit internal menurut Standar Audit APIP dan IIA dapat dibagi dalam dua kelompok,
yaitu assurance dan konsultasi. Persamaan kedua peran ini adalah :
a. Memberikan penilaian independen dengan lingkup dan sifat kegiatan yang ditentukan
oleh auditor
b. Meningkatkan governance, risk managemen and kontrol (GRC) organiasi (HAL. 14)
c. Memberikan saran, pelatihan dan fasilitasi
d. Memberikan saran terkait aktifitas organisasi
24.Rangkaian kegiatan membandingkan hasil/ prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana
atau norma yang telah ditetapkan dan menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan, disebut :
a. Audit
b. Reviu
c. Evaluasi (HAL. 19)
d. Pemantauan
Kode Soal : 351440, periode Agustus 2015
1. Penelaahan ulang bukti – bukti atas suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan
tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana atau norma yang
telah ditetapkan, merupakan :
a. Pemantauan
b. Evaluasi
c. Reviu hal. 19
d. Audit
2. Menurut standar audit APIP, seluruh proses kegiatan audit, reviu, pemantauan, evaluasi dan
pengawasan lainnya berupa asistensi, sosialisasi dan konsultasi terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik,
merupakan definisi :
a. Audit internal hal. Hal. 5
b. Audit eksternal
c. Assurance
d. Audit operasional
3. Suatu kondisi dimana seorang auditor internal terbebas dari segala kondisi yang
mengancam kemampuannya dalam bertindak obyektif / tidak bias adalah
a. Mandiri
b. Merdeka
c. Memihak
d. Independen hal. 7
5. Jika auditor melakukan audit kepatuhan dan menghasilkan rekomendasi yang mempunyai
dampak jangka pendek, maka auditor tersebut berperan sebagai :
a. Konsultan
b. Watchdog hal. 8
c. Auditor
d. Mitra Kerja
6. Jika organisasi telah mengintegrasikan manajemen risiko dan internal control, maka
organisasi tersebut berada pada tingkat maturity berikut :
a. Risk naïve
b. Risk devined
c. Risk enabled hal. 11
d. Risk managed
AI 3000.0750
11
7. Evaluasi bukti dan pengambilan simpulan dalam penugasan assurance berada pada tahap :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan hal. 23
c. Pelaporan
d. Monitoring
8. Audit yang bertujuan untuk menilai ketaatan terhadap peraturan tertentu adalah :
a. Audit keuangan
b. Audit kinerja
c. Compliance audit hal. 17
d. Audit investigasi
9. Risiko yang murni ada tanpa memperhitungkan pengendalian yang sudah ada merupakan :
a. Risiko sisa
b. Risiko bawaan hal. 40
c. Respon risiko
d. Dampak risiko
12.Metode yang digunakan untuk pengukuran dampak risiko dan kemungkinan terjadinya
risiko adalah:
a. Preventive dan mitigative
b. Inherent risk dan residual risk
c. Kualitatif, kuantitatif dan campuran Hal. 38
d. Metode tunggal dan campuran
14.Audit yang bertujuan mengungkapkan terjadi atau tidak suatu perbuatan yang melawan
hukum merupakan :
a. Audit kinerja
b. Compliance audit
c. Audit Keuangan
d. Audit Investigasi Hal. 17
15.Pengadaan computer pada Dinas Penduduk dan Catatan Sipil Provinsi ABC tahun 2014.
Pernyataan tersebut diatas merupakan contoh :
a. Tujuan Audit
b. Lingkup Audit Hal. 32
c. Prosedur Audit
d. Teknik Audit
17.Mengurai nilai kontrak pengadaan barang kedalam unsur – unsur yang lebih kecil sehingga
dapat diketahui pola hubungan antar unsur atau unsur penting yang tersembunyi
merupakan salah satu teknik audit, yaitu :
a. Observasi
b. Analisis Hal. 47
c. Verifikasi
d. Evaluasi
AI 3000.0750
13
b. Sebab
c. Akibat Hal. 70
d. saran
20.Langkah – langkah kerja dalam Program Kerja Audit (PKA) yang telah dilaksanakan
menghasilkan data beserta penarikan simpulan hasil audit dan didokumentasikan sebagai :
a. Prosedur Audit
b. Simpulan Hasil Audit
c. Temuan Hasil Audit
d. Kertas Kerja Audit Hal. 57
23.Pengembangan temuan dan rekomendasi dalam penugasan assurance berada pada tahap:
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan Hal. 73
c. Pelaporan
d. Tindak lanjut temuan
24.Laporan hasil penugasan harus memenuhi syarat kualitas komunikasi yang baik, yaitu :
a. Akurat, obyektif, jelas, ringkas, konstruksi, lengkap dan tepat waktu Hal. 75
b. Akurat, obyektif, relevan, ringkas, konstruktif, lengkap dan tepat waktu
c. Akurat, obyektif, jelas, konstruktif, lengkap dan tepat waktu
d. Akurat, obyektif, relevan, konstruktif, lengkap dan tepat waktu
26.Kegiatan konsultasi yang termasuk dalam kegiatan pelatihan, antara lain adalah:
a. Berlaku sebagai perantara (liaison) dalam isu-isu pengendalian antara manajemen
dengan auditor ekstern, rekanan dan kontraktor
b. Post mortem analysis Hal. 82
c. Memberi saran atas rancangan prosedur pengendalian
d. Memfasilitasi proses penilaian risiko organisasi
27.Langkah – langkah komunikasi dalam penugasan assurance maupun konsultasi, antara lain :
a. Komunikasi hanya dilakukan di awal dan akhir penugasan
b. Kegiatan pemantauan dan tindaklanjut dalam jasa konsultasi hanya dilakukan selama
proses penugasan
c. Komunikasi akhir penugasan konsultasi disampaikan kepada pihak eksternal
d. Melakukan pembahasan saran dengan manajemen Hal. 82
28.Pembahasan saran dengan manajemen dalam penugasan konsultasi berada pada tahap :
a. Pra Perencanaan
b. Perencanaan
c. Pelaksanaan
d. Pelaporan Hal. 84
29.Perbedaan karakteristik pemrosesan secara manual dan computer, antara lain adalah :
a. Pemrosesan computer menempatkan transaksi sejenis pada instruksi pemrosesan yang
sama
b. Jejak – jejak transaksi pemrosesan manual berbeda dengan pemrosesan computer
c. Kesalahan proses computer akan mengakibatkan kesalahan seragam pada transaksi
yang sama Hal. 92
d. Pemrosesan computer menghilangkan terjadinya kesalahan tulis yang biasa terjadi pada
proses manual
30.Alasan mengapa auditor internal harus memberi perhatian lebih pada pemanfaatan
teknologi informasi organisasi, antara lain adalah :
a. Tidak adanya kesalahan proses
b. Pengambilan keputusan yang akurat
c. Nilai investasi TI yang murah
d. Adanya risiko kehilangan dan kebocoran data. Hal. 93
AI 3000.0750
15
Kode : 161440
1. Tahapan kegiatan dalam audit investigasi adalah sebagai berikut : hal 28
a. Perencanaan, Pelaksanaan dan Pelaporan
b. Perencanaan, Pelaksanaan, Pelaporan, dan Monitoring Tindak Lanjut
c. Pra-perencanaan, Perencanaan, Pengumpulan dan Evaluasi Bukti, Pelaporan dan
Monitoring Tindak Lanjut
d. Pra-perencanaan, Perencanaan, Pengumpulan dan Evaluasi Bukti dan Pelaporan √
2. Mendorong unit akuntansi untuk segera memperbaiki laporan keuangan berdasarkan hasil
pemeriksaan BPK adalah kegiatan reviu Laporan Keuangan pada tahapan : hal 30
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pelaporan
d. Pendampingan selama pemeriksaan √
3. Lingkup penugasan adalah batasan hal-hal yang akan diuji. Batasan tersebut dapat berupa
proses tertentu, tingkatan tertentu, periode waktu dan atau wilayah tertentu. Keputusan
dari pimpinan instansi dalam menentukan lingkup penugasan memerlukan : hal 31
a. Kebijakan tertulis
b. Kebijakan lisan
c. Profesional Judgement √
d. Risk Maturity
4. Dalam kondisi organisasi berada pada level risk aware dan risk naïve, maka auditor dalam
proses pemahaman dan penerapan manajemen risiko bagi organisasi bertindak sebagai :
hal 35
a. Auditor
b. Konsultan √
c. Evaluator
d. Quality Assurance
5. Auditor harus melibatkan manajemen dalam proses identifikasi dan penilaian risiko. Hal ini
dilakukan untuk : hal 35
a. Meminta masukan manajemen dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari.
b. Melihat business process yang dilaksanakan oleh manajemen.
c. Memberikan pemahaman kepada manajemen bahwa manajemen risiko sangat
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
d. Menghindari kesalahpahaman pihak manajemen yang menganggap bahwa auditor
internal yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan (manajemen) risiko organisasi.
6. Proses menetapkan apa, dimana, kapan, mengapa dan bagaimana sesuatu risiko dpat
terjadi sebelum risiko timbul dan berdampak negative terhadap pencapaian tujuan disebut:
a. Identifikasi risiko √ ( hal 36 )
b. Analisis risiko
c. Pengendalian risiko
d. Penetapan risiko
7. Berdasarkan identifikasi risiko terdapat pernyataan risiko “Penyedia barang tidak sanggup
melaksanakan pengadaan”. Maka pengendalian yang harus ada untuk meminimalkan risiko
adalah : ( hal 37 )
a. Spesifikasi teknis menjadi bagian dokuken pengadaan
b. Spesifikasi teknis dimuat dalam kontrak
c. Pejabat pembuat komitmen membuat spesifikasi teknis
d. Kualifikasi penyedia diatur dalam dokumen lelang
8. Berdasarkan identifikasi risiko trerdapat pernyataan risiko “Spesifikasi teknis tidak sesuai
kebutuhan” maka pengendalian yang harus ada untuk meminimalkan risiko adalah:( hal 37 )
a. Jumlah barang diatur dalam dokumen pengadaan
b. Spesifikasi teknis menjadi bagian dokumen pengadaan
c. Jumlah barang dimuat dalam kontrak
d. Kualifikasi penyedia diatur dalam dokumen lelang.
9. Sejumlah risiko dalam entitas yang akan diterima dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi disebut : ( hal 40 )
a. Risk respons
b. Inherent Risk
c. Risk appetite
d. Residual Risk
10.Urutan langkah yang ditempuh oleh auditor dalam rangka memperoleh bukti dengan
menggunakan berbagai teknik audit disebut : ( hal 47 )
a. Langkah audit
b. Program audit
c. Cara audit
d. Prosedur audit
11.Pengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran, ketelitian perhitungan, kesahihan,
pembukuan, pemilikan dan eksistensi suatu dokumen disebut : ( hal 48 )
a. Cek
b. Uji/tes
c. Verifikasi
d. Evaluasi
13.Pengendalian kunci yang dilakukan panitia penerima hasil pekerjaan menerima dan menguji
barang yang diterima pada risiko yang ada berupa ‘spesifikasi tidak sesuai kebutuhan,”
maka untuk meminimalkan risiko ini harus dilaksanakan prosedur pengujian berupa :
a. Lakukan evaluasi apakah spesifikasi yang disusun oleh PPK sesuai dengan yang
dibutuhkan
AI 3000.0750
17
b. Lakukan wawancara dengan petugas ULP tentang evaluasi teknis yang dilakukan ULP
c. Bandingkan antara barang yang diterima dengan spesifikasi teknis ( hal 52 )
d. Lakukan wawancara dengan PPK apakah spesifikasi teknis yang disusun telah sesuai
ketentuan
14.Penyusunan KKA memungkinkan dilakukannya review oleh rekan sejawat (peerreview) atau
lembaga yang berwenang juga sebagai pertanggungjawaban auditor bahwa audit telah
dilaksanakan sesuai dengan : ( hal 59 )
a. Ketentuan yang berlaku
b. Program kerja audit yang telah disusun
c. Prosedur audit
d. Standar audit
15.Rekomendasi adalah usulan rencana perbaikan yang diberikan oleh auditor internal untuk
menutup gap antara kondisi dan criteria. Materi rekomendasi harus dirancang guna:( hal 70
)
a. Memperbaiki konsi sesuai dengan criteria
b. Memperbaiki kelemahaan (menghilangkan penyebab)
c. Melaksanakan tindak lanjut / rekomendasi yang dibuat
d. Meminimalkan kondisi yang tidak sesuai dengan criteria
17.Laporan hasil penugasan hendaknya bermanfaat bagi auditi serta membawa kea rah
perbaikan, berarti laporan ini telah memenuhi syarat, kualitas komunikasi yang baik yaitu :
a. Objektif
b. Konstruktif ( hal 76 )
c. Lengkap
d. Jelas
18.Proses penugasan assurance tidak berakhir saat penugasan selesai. Setiap institusi auditor
internal harus mengembangkan : ( hal 78 )
a. System pengelolaan PKA untuk penugasan berikutnya
b. Sitem pengelolaan KKA atas penugasan assurance
c. Sitem monitoring tindak lanjut hasil penugasan
d. System monitoring hasil penugasan assurance
19.Beberapa alasan mengapa auditor internal harus member perhatian lebih pada
pemanfaatan teknologi informasi organisasi salah 1 diantaranya adalah ( hal 93 )
a. Pengambilan keputusan dengan data yang ada
b. Penggunaan computer yang efektif
c. Adanya resiko kehilangan dan kebocoran data
d. Murahnya nilai infestasi teknologi informasi
20.Evaluasi efisiensi pengendalian yang ada adalah salah satu prosedur yang dilaksanakan
dalam ( hal 87 )
a. Perencanaan penugasan konsultasi
b. Pelaksanaan penugasan konsultasi
c. Komunikasi dan tindak lanjut
d. Pelaporan penugasan konsultasi
21.Layanan konsultasi betujuan untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan tatakeloala
menejemen risiko dan: ( hal 14 )
a. Pengelolaan keuangan
b. Pengelolaan asaet daerah
c. Pengendalian organisasi
d. Pengamanan harta perusahaan
22.Peran auditor internal sebagai konsulatan diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
nasehat (advice) dalam pengeloaan sumber daya (resources)organisasi sehingga dapat
membantu tugas para pimpinan pada tingkat : ( hal 8 )
a. Top manajemen
b. Middle manajemen
c. Pelaksana
d. Oprasional
24.Tingkatan sejau mana manjemen risiko telah diadopsi dan diterapkan diseluruh organisasi
untuk mengindentifikasi, menganalisis, menetukan respon risiko dan melaporkan
peluang/ancaman yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi disebut (hal 10)
a Risk navie level
b Risk maturity level
c Risk managed level
d Risk anable level
25.Kegiatan monitoring tindaklanjut adalah salah satu kegiatan essurance pada tahapan:
a Perencanaan
b Pelaksanaan
c Pelaporan ( hal 23 )
d Tindak lanjut
26.Aktivitas analisis yang sistemmatis, pemberian nilai, atribut, apresiasi, dan pengenalan
permasalahan serta pemberian solusi atas masalah yang ditemukan untuk tujuan
peningkatan kinerja dan akuntabilitas instansi/unit kerja pemerintah disebut
a Review laporan keuangan
b Evaluasi AKIP ( hal 26 )
c Audit kinerja
d Review KKA
AI 3000.0750
19