2. Kekuasaan pengelolaan keuangan negara yang dimiliki presiden meliputi kewenangan yang
bersifat umum dan kewenangan khusus yang bersifat khusus yang terdiri atas :
Select one:
a. Kewenangan yang bersifat khusus, meliputi kewenangan membuat keputusan/kebijakan
teknis terkait pengelolaan APBN.
b. Kewenangan yang bersifat umum, meliputi kewenangan untuk menetapkan Arah dan
Kebijakan Umum (AKU) dan menetapkan strategi dan prioritas dalam pengelolaan APBN.
c. Kewenangan yang bersifat khusus lainnya.
d. Kewenangan yang bersifat khusus, meliputi kewenangan membuat keputusan/kebijakan
teknis terkait pengelolaan APBN, antara lain menetapkan keputusan sidang kabinet di bidang
pengelolaan APBN, keputusan rincian APBN, keputusan dana perimbangan, dan penghapusan
aset dan piutang negara.
4. Fungsi APBN sebagaimana disebut dalam pasal 3 ayat (4) UU Nomor 17 memiliki fungsi
fungsi sebagai berikut :
Select one:
a. Perencanaan,otorisasi, alokasi,pengawasan,distribusi dan stabilisasi.
b. Perencanaan,alokasi,pengawasan,distribusi dan stabilisasi.
c. Perencanaan,,alokasi, otorisasi, pengawasan,distribusi dan stabilisasi.
d. Otorisasi, perencanaan,,alokasi,, pengawasan,distribusi dan stabilisasi.
7. Dana Otonomi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu yang bersumber dari:
Select one:
a. Sumber daya alam, terdiri atas minyak dan gas bumi, kehutanan, pertambangan umum,
perikanan, pertambangan panas bumi, dan hasil cukai.
b. Dana Insentif Daerah.
c. Dana Otonomi Khusus Aceh. Dana transfer ini dialokasikan berdasarkan UUNomor 11
Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.
d. Pajak, terdiri atas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan atas Hak Tanah
dan Bangunan (BPHTB), Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang
Pribadi Dalam Negeri, serta cukai hasil tembakau.
9. Ketentuan mengenai pemeriksaan atas laporan keuangan , dengan ketentuan transisi sebagai
berikut.
Select one:
a. Tata cara penyelesaian ganti kerugian negara selambatlambatnya satu tahun setelah
berlakunya UndangUndang Nomor 15 Tahun 2004.
b. Tata cara penyelesaian ganti kerugian negara selambatlambatnya satu tahun setelah
berlakunya UndangUndang Nomor 15 Tahun 2006.
c. Tata cara penyelesaian ganti kerugian negara/daerah yang sedang dilakukan oleh BPK
dan/atau Pemerintah pada saat UndangUndang Nomor 15 Tahun 2004 mulai berlaku dan belum
ditetapkannya tata cara penyelesaian ganti kerugian negara, dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan yang ada sebelum berlakunya UndangUndang Nomor
15 Tahun 2004.
d. Tata cara penyelesaian ganti kerugian negara selambatlambatnya satu tahun setelah
berlakunya UndangUndang Nomor 15 Tahun 2006 dan mulai berlaku mulai laporan Keuangan
tahun anggaran 2006.
10. Stuktur APBN adalah merupakan satu kesatuan yang terdiri atas:
Select one:
a. Pendapatan dan belanja.
b. Pendapatan dan pembiayaan.
c. Pendapatan, belanja dan pembiayaan.
d. Belanja dan pembiayaan.
11. Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu yang bersumber dari:
Select one:
a. Dana Otonomi Khusus Aceh. Dana transfer ini dialokasikan berdasarkan UU Nomor 11
Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.
b. Dana Otonomi Khusus Papua dan Papua Barat dan Dana Tambahan Infrastruktur dalam
rangka Otonomi Khusus Provinsi Papua dan Papua Barat. Dana transfer ini dialokasikan
berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Perpu Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Perubahan atas UU Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua
menjadi undangundang.
c. Pajak, terdiri atas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan atas Hak Tanah
dan Bangunan (BPHTB), Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang
Pribadi Dalam Negeri, serta cukai hasil tembakau.
d. Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi.
14. Dalam pengurusan umum terdapat dua pejabat atau subjek pengurusan, yang disebut :
Select one:
a. Otorisatot / Ordonator.
b. Otorisasi yang bersifat sempit /khusus.
c. Otorisasi yang bersifat luas/umum.
d. Otorisator dan Ordonator.
15. KPA dapat mengajukan TUP kepada Kepala KPPN dalam hal sisa UP pada bendahara
pengeluaran tidak cukup tersedia untuk membiayai kegiatan yang sifatnya mendesak/tidak
dapat ditunda, dengan ketentuan:
Select one:
a. dipertanggungjawabkan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan.
b. tidak dapat digunakan untuk kegiatan yang dilaksanakan dengan pembayaran LS.
c. digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran LS.
d. digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama satu bulan sejak tanggal SP2D
diterbitkan.