Anda di halaman 1dari 2

“Optimasi pemakaian PLTS dengan menggunakan STS sebagai transfer switch”

Progres PA1
Azmil Anil Yamin Fajrus Sodiq
1310171004

Perencanaan Fuzzy Logic Controller (Metode Sugeno)

Pada tahap perancanaan kontroler fuzzy terdapat beberapa tahap yaitu penentuan fungsi keanggotaan,
penentuan bentuk fungsi keanggotaan, dan menentukan fungsi keanggotaan output. Secara umum bagian dari fuzzy
ditunjukkan pada Gambar dibawah

Gambar Blok diagram fuzzy

Kontroler fuzzy pada sistem MPPT ini berfungsi untuk menentukan daya maksimum dengan output nya
adalah duty cycle yang akan menjadi set point. Terdapat 2 variabel input pada fuzzy, yaitu error E(k) dan delta error
(dE).

𝑃(𝑘) − 𝑃(𝑘 − 1)
𝐸(𝑘) =
𝑉(𝑘) − 𝑉(𝑘 − 1)
𝑑𝐸(𝑘) = 𝐸(𝑘) − 𝐸(𝑘 − 1)

Rule Base

Output dari kontroler fuzzy adalah duty cycle yang akan menjadi set point. maka rule base dapat ditentukan
dengan melihat nilai error dan delta error yang digunakan sebagai variabel input fuzzy.
Rule base digunakan untuk menentukan aksi kontrol yang diinginkan sesuai dengan plant yang direncanakan
penulis. Dalam hal ini aturan fuzzy yang digunakan dalam bentuk pernyataan IF-THEN. Rule base yang dibuat pada
kontroler fuzzy disajikan pada Tabel

Tabel Rule base fuzzy


E \ dE NB NS Z PS PB

NB Z Z PB PB PB

NS Z Z PS PS PS

Z PS Z Z Z NS

PS NS NS NS Z Z

PB NB NB NB Z Z

Pada Tabel diatas dijelaskan untuk membership function error, delta error dan output, NB
merepresentasikan Negative Big, NS merepresentasikan Negative Small, Z merepresentasikan Zero, PS
merepresentasikan Positive Small, dan PB merepresentasikan Positive Big. Respon 25 aturan rule base tertera pada
daftar dibawah ini :
a. R1 : error dan delta error bernilai NB. Letak titik operasi dikanan MPP dan arah tracking juga kekanan. Respon
yang diberikan adalah Z untuk mencegah agar titik operasi tidak semakin menjauhi MPP.
b. R2 : error NS dan delta error NB, pada kondisi ini respon tetap Z untuk mencegah titik operasi semakin menjauh.
c. R3 : error Z dan delta error NB. Titik operasi berada pada MPP namun arah tracking ke kanan. Agar tidak keluar
dari MPP maka respon yang diberikan adalah PS.
d. R4 : error PS dan delta error NB. Titik operasi berada dikiri MPP dan arah tracking kekanan, maka respon yang
diberikan adalah PS.
e. R5 : error PB dan delta error NB. Maka, untuk mencapai MPP respon yang diberikan adalah NB.
f. R6 : error NB dan delta error NS. Letak titik operasi dikanan MPP dan arah tracking juga kekanan. Respon yang
diberikan adalah Z untuk mencegah agar titik operasi tidak semakin menjauhi MPP.
g. R7 : error NS dan delta error NS, pada kondisi ini respon tetap Z untuk mencegah titik operasi semakin menjauh.
h. R8 : error Z dan delta error NS. Titik operasi berada pada MPP namun arah tracking sedikit ke kanan. Respon
adalah Z karena pengaruhnya sangat kecil.
i. R9 : error PS dan delta error NS. Titik operasi berada dikiri MPP dana arah tracking sedikit kekanan, maka respon
yang diberikan adalah NS untuk mencapai MPP.
j. R10 : error PB dan delta error NS. Maka, untuk mencapai MPP respon yang diberikan adalah NB.
k. R11 : error NB dan delta error Z. Letak titik operasi dikanan MPP dan arah tracking tidak bergerak. Respon yang
diberikan adalah PB untuk mencapai MPP.
l. R12 : error NS dan delta error Z, pada kondisi ini responnya adalah PS untuk mencapai MPP.
m. R13 : error Z dan delta error Z. Titik operasi berada pada MP sehingga respon adalah Z.
n. R14 : error PS dan delta error Z. Titik operasi berada dikiri MPP dan arah tracking sedikit kekanan, maka respon
yang diberikan adalah NS untuk mencapai MPP.
o. R15 : error PB dan delta error Z. Maka, untuk mencapai MPP respon yang diberikan adalah NB.
p. R16 : error NB dan delta error PS. Letak titik operasi dikanan MPP dan arah tracking kekiri. Respon yang
diberikan adalah PB untuk mencapai MPP.
q. R17 : error NS dan delta error PS, pada kondisi ini respon PS untuk mencapai MPP.
r. R18 : error Z dan delta error PS. Titik operasi berada pada MPP namun arah tracking sedikit ke kiri. Respon
adalah Z karena pengaruhnya sangat kecil.
s. R19 : error PS dan delta error PS. Titik operasi berada dikiri MPP dana arah tracking sedikit kekiri, maka respon
yang diberikan adalah Z untuk mencegah titik operasi semakin menjauh dari MPP.
t. R20 : error PB dan delta error PS. Maka, respon yang diberikan adalah Z agar tidak menjauhi MPP.
u. R21 : error NB dan delta error PB. Letak titik operasi dikanan MPP dan arah tracking kekiri. Respon yang
diberikan adalah PB untuk mencapai MPP.
v. R22 : error NS dan delta error PB, pada kondisi ini responnya adalah PS untuk mencapai MPP.
w. R23 : error Z dan delta error PB. Titik operasi berada pada MPP namun arah tracking kekiri. Respon adalah NS
agar titik operasi tetap pada MPP.
x. R24 : error PS dan delta error PB. Titik operasi berada dikiri MPP dan arah tracking kekanan, maka respon yang
diberikan adalah Z.
y. R25 : error PB dan delta error PB. Maka, untuk mencapai MPP respon yang diberikan adalah Z.

Fungsi Keanggotaan

Pada tahap awal harus ditentukan fungsi keanggotaan untuk input pada fuzzy. Karena pada sistem MPPT
fuzzy ini, input fungsi keanggotaan merepresentasikan besarnya nilai error dan delta error. Berdasarkan spesifikasi
panel surya yang digunakan pada proyek akhir ini, daya maksimal panel surya adalah 186 watt. Sehingga nilai error
nya antara -180 hingga 180. Begitu pula dengan range delta error, yaitu bernilai antara -180 hingga 180. Sedangkan
nilai singleton output fuzzy ditentukan dari -1 hingga 1. Membership function (MF) dari error, delta error, dan
singleton output fuzzy ditunjukkan pada Gambar dibawah

Anda mungkin juga menyukai