Lap. Pemeriksaan Pelvis
Lap. Pemeriksaan Pelvis
PENDAHULUAN
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Tulang kokse
masing-masing tulang kokse mempunyai tiga bagian, yaitu;
tulang ilium, tulang iskhium dan tulang pubis. Ketiga bagian tulang
ini pada orang dewasa manyatu di asetabulum, yang merupakan
suatu mangkok setengah bola yang dalam, bagianm luarnya
manghadap ke lateral dan sedikit ke arah inferior dan anterior.
Asetabulum merupakan mangkok sendi antara tulang kokse dan
kaput femur membentuk sendi hip (Bajpai, 1991).
Gambar proyeksi AP
2.4.2. Proyelsi AP Axial “Outlet”
Posisi Pasien
Posisi pasien tidur supine, tangan diletakkan disamping
tubuh.
Posisi Obyek
Mid sagital plane (MSP) tubuh sejajar meja pemeriksaan,
pelvis diposisikan sehingga tidak ada rotasi dengan jarak antara
garis tengah meja dengan masing-masing spina iliaka anterior
superior (SIAS) antara sama.
Arah Sumbu Sinar
Arah sinar menyudut kearah cephalad 200-350 untuk pria
dan 300-450 untuk wanita (hal ini sesuai dengan bentuk pelvis pria
dan wanita), titik tengah pada 3-5 cm distal simpisis pubis atau
setinggi trokanter mayor, SID 100 cm, kollimasi meliputi seluruh
pelvis. Eksposi pada saat pasien tahan nafas.
Kriteria Radiografi
Tampak superior dan inferior ramus pubis, korpus serta
ramus iskhium.
Foramen obturatorium dan kedua iskhium sama bentuknya.
Simpisis pubis tampak di pertengahan film.
Trabekular tulang pubis dan iskhium terlihat jelas.
3.4. Pembahasan
Pada pemeriksaan pelvis di RS Mardi Rahayu sudah sesuai
dengan teori-teori yang ada, yaitu cukup dengan proyeksi AP sebagai
foto pendahuluan untuk melhat keseluruhan pelvis. Untuk proyeksi
tambahannya belum pernah penulis temui, menurut radiographer,
lalasannya selain untuk mengurangi radiasi terhadap pasien, juga aspek
ekonomi dengan menurunnya biaya pemeriksaan sinar-X. Selain itu
adalah sesuai permintaan foto dari dokter dan hasil radiograf sudah
menunjukkan kelainan, yaitu fraktur comminuted tertutup. Untuk
pencucian filmnya menggunakkan manual, karena mesin pencuciannya
sedang diperbaiki.
Setelah melihat kriteria radiografi pada proyeksi AP Axial
“Outlet” dan AP Axial “Inlet”, maka jelas terlihat proyeksi tambahan
yang bisa mendukung proyeksi AP adalah proyeksi AP Axial “Outlet”.
Alasannya karena radiograf yang dihasilkan dapat memperjelas dan
memperlebar gambaran ramus superior dan inferior dari tulang pelvis,
sehingga mendukung ketelitian dalam menentukan fraktur yang terjadi.
Sedangkan pada proyeksi AP Axial “Inlet” terdapat superposisi antara
ramus superior tulang pubis dengan ramus iskhium, sehingga dapat
mengaburkan adanya fraktur.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Pemeriksaan pelvis pada kasus fraktur ramus pubis cukup dengan
proyeksi Ap dengan menggunakan bucky untuk menyerap radiasi hambur
yang tidak berguna.
2. Kondisi pasien mempengaruhi jalannya pemeriksaan dan hasil scanning.
3. Tidak ada proyeksi tambahan dikarenakan radiograf yang dihasilkan
telah memuaskan dan untuk mengurangi radiasi yang diterima oleh
pasien serta meringankan biaya pemeriksaan sinar-x.
4. Proyeksi tambahan yang dapat mendukung proyeksi AP adalah proyeksi
AP Axial “Outlet”.
4.2. Saran
1. Untuk proyeksi tambahan pada kasus fraktur tulang pubis dan tulang
iskhium, sebaiknya menggunakan proyeksi AP Axial “Outlet”.
2. Untuk mengurangi radiasi yang diterima oleh pasien dapat menggunakan
pencucian otomatis, karena faktor eksposi yang diperlukan lebih kecil
dibandingkan pencucian secara manual.
3. Pada saat ekspose pasien diperintahkan untuk menahan nafas, kollimasi
secukupnya dan selalu menggunakan grip karena faktor eksposi yang
digunakan relatif besar.
DAFTAR PUSTAKA
Bontrager, K.L. MA.RT. LRJ, 2001. Tekt Book Of Radiographic Positioning and
Related Anatomy, Fifth Edition. Mosby Inc: Toronto.
Syaifudin, B. AC. 1996. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Buku Kedokteran
EGC: Jakarta