ASUHAN KEPERAWATAN
HILD
Dx3 Tujuan: Respiratory status : Ventilation
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x Dx.4
24 jam, masalah gangguan pola nafas dapat dicegah Tujuan: Tissue Integrity : Skin and Mucous
dengan criteria: Membranes
1) Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien Dx 2 Tujuan: Nutritional Status : food and Fluid Intake Intervensi:
tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, 1. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara
diharapkan masala ketidakseimbangan ketidakseimbangan 2. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua
nafas abnormal) jam sekali
2) Tanda Tanda vital dalam rentang normal nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi dengan criteria:
3. Monitor kulit akan adanya kemerahan
(tekanan darah, nadi, pernafasan) Albumin serum 4. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Intervensi: Respiratory status : Ventilation
1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan Pre albumin serum 5. Monitor status nutrisi pasien
6. Kolaburasi ahli gizi pemberian diae TKTP,
ventilasi Hematokrit vitamin
2. Monitor respirasi dan status O2
3. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
Hemoglobin
oksigenasi Total iron binding capacity
4. Monitor vital sign Jumlah limfosit
5. Monitor pola nafas Intervensi: Nutritional Status : food and Fluid Intake
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
jam makan
Monitor turgor kulit
PENGERTIAN ETIOLOGI MANIFESTASI KLINIK
1. Penonjolan di daerah inguinal
Hernia Inguinalis adalah suatu Kelemahan otot dinding abdomen
penonjolan kandungan ruangan tubuh 1. Kelemahan jaringan, Adanya 2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi.
melalui dinding yang dalam keadaan daerah yang luas di ligament 3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah,
normal tertutup inguinal, Trauma nyeri abdomen seperti kram dan distensi
Peningkatan tekanan intra abdomen abdomen.
1. Obesitas, mengangkat benda berat, 4. Terdengar bising usus pada benjolan
mengejan, kehamilan, batuk 5. Kembung
kronik, hipertropi prostat
PENATALAKSANAAN 6. Perubahan pola eliminasi BAB
Kelainan kongenital
a. Konserfativ : 7. Gelisah
- Istirahat di TT dan 8. Dehidrasi
menaikkan bag. Kaki 9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area
- Antibiotic yang terkena pada saat pasien berdiri atau
HILD
- Diit cairan mendorong.
b. Pembedahan (operatif)
- Herniaplasti
- Herniatomi KOMPLIKASI
- Herniorraphy 1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong
KLASIFIKASI hernia
1. Hernia inguinalis indirect atau disebut juga 2. Terjadi penekanan pada cincin hernia
PEMERIKSAAN PENUNJANG 3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema
Sinar X abdomen menunjukkan hernia inguinalis lateralis yaitu hernia yang
sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan
abnormalnya kadar gas dalam terjadi melalui cincin inguinal dan terjadi nekrosis.
usus/obstruksi usus. 4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang
Hitung darah lengkap dan serum mengikuti saluran spermatik melalui kanalis
kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian
elektrolit dapat menunjukkan inguinalis. timbul nekrosis.
hemokonsentrasi (peningkatan 5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan
hemotokrit), peningkatan sel darah 2. Hernia inguinalis direct yang disebut juga
timbul perut kembung, muntah dan obstipasi.
putih (Leukosit : >10.000– hernia inguinalis medialis yaitu hernia yang 6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika
18.000/mm3) dan ketidak
seimbangan elektrolit. menonjol melalui dinding inguinal posterior pasien laki-laki,
7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
di area yang mengalami kelemahan otot
8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
melalui trigonum hesselbach bukan melalui 9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam,
kanalis, biasanya terjadi pada lanjut usia asidosis metabolik, abses.
pathPATHWAY
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, CL., 2010, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan), Bandung.
Brunner & Suddarth, 2007, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: WaluyoAgung.,
Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.madekaryasa, EGC, Jakarta.
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 2009, Rencana Asuhan Keperawatan untuk
perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M.,
Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
Mc Closkey& Bulechek, 2008, Nursing Outcome Classifications, Second edisi, By Mosby-Year book.
Inc, Newyork.
DISUSUN OLEH :
NOFIA PUTRI HANDAYANI
201510206085
Manajemen bedah
Persiapan fisik dan mental pasien dan pasien puasa dan dilavamen pada malam sebelum hari
pembedahan.
a. Hindari batuk, untuk peningkatan ekspansi paru, perawat mengajarkan nafas dalam.
b. Support scrotal dengan menggunakan kantong es untuk mencegah pembengkakan dan nyeri.
c. Ambulasi dini jika tidak ada kontraindikasi untuk meningkatkan kenyamanan dan
menurunkan resiko komplikasi post operasi.
d. Gunakan tehnik untuk merangsang pengosongan kandung kemih.
e. Monitoring intake dan output.
f. Palpasi abdomen dengan hati-hati.
g. Intake cairan > 2500 ml/hari (jika tidak ada kontraindikasi) untuk mencegah dehidrasi dan
mempertahankan fungsi perkemihan.
h. Bila pasien belum mampu BAK, dapat dipasang kateter karena kandung kemih yang distensi
dapat menekan insisi dan menyebabkan tidak nyaman.
i. Pemakaian celana suppensoar.
Diagnosa yang mungkin muncul :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional, rencana operasi
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan dengan kurangnya
informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi, terbatasnya kognitif pasien.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive, lika post pembedahan
5. Defisit / syndrom defisit self care berhubungan dengan kelamahan