Anda di halaman 1dari 24

JUDUL JURNAL:

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL


KRONIS DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

Novia Dwi Sagita || Mei 2019

Program Studi Pendidikan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan


Jurusan Keperawatan Prodi D-III Keperawatan Samarinda

KASUS

Tn.S berusia 49 tahun datang ke RS, pasien mengeluh sesak nafas. Pasien didiagnosa dengan
penyakit ginjal sejak tahun 2018 dan baru mulai cuci darah sejak 3 bulan yang lalu, rutin 2 kali
seminggu. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 31 Maret 2019 dengan keluhan sesak napas
tiba-tiba, tetapi tidak ada nyeri dada. Keluhan tambahan adalah kaki bengkak, batuk berdahak,
lemas, dan mual. Hasil pemeriksaan EKG tanggal 31 Maret 2019 adalah sinus rhythm serta
pemeriksaan foto toraks terdapat edema pulmonum. Pada saat dikaji, hasil pemeriksaan tekanan
darah 180/80 mmHg, frekuensi denyut nadi 60 kali permenit, frekuensi napas 24 kali permenit,
dan suhu tubuh 36,5℃ serta ditemukan edema pada kedua ekstremitas bawah. Posisi pasien semi-
fowler, pasien terpasang alat medis IV catheter, syringe pump, dan cairan infus. Kesadaran
compos mentis & GCS E4M6V5 .Tensi: 180/80 mmHg, Suhu: 36,5°C, Nadi: 60x/menit, RR:
24x/ menit, MAP: 113 mmHg.
PENGKAJIAN
1. Anamnesis
Nama : Tn. S
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
No RM : 01.00.98.62
Ruang : Flamboyan
Alamat rumah : Jalan Delima, Samarinda
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa (Indonesia)
Status pendidikan : SLTP
Pekerjaan klien : Tidak Bekerja
Keluhan utama : Pasien mengeluh sesak nafas.
Diagnose medis : CKD Stage V + anemia

a) Riwayat penyakit saat ini


Dulu pasien pernah bekerja sebagai tukang, saat bekerja pasien sering minum minuman
berenergi, juga apabila merasa nyeri sering minum obat asam mefenamat. Pasien didiagnosa
dengan penyakit ginjal sejak tahun 2018 dan baru mulai cuci darah sejak 3 bulan yang lalu,
rutin 2 kali seminggu. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 31 Maret 2019 dengan keluhan
sesak napas tiba-tiba, tetapi tidak ada nyeri dada. Keluhan tambahan adalah kaki bengkak,
batuk berdahak, lemas, dan mual. Hasil pemeriksaan EKG tanggal 31 Maret 2019 adalah
sinus rhythm serta pemeriksaan foto toraks terdapat edema pulmonum. Pada saat dikaji, hasil
pemeriksaan tekanan darah 180/80 mmHg, frekuensi denyut nadi 60 kali permenit, frekuensi
napas 24 kali permenit, dan suhu tubuh 36,5℃ serta ditemukan edema pada kedua ekstremitas
bawah.

b) Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah dirawat di rumah sakit tahun lalu dengan riwayat penyakit ginjal kronik dan
anemia. Obat yang rutin dikonsumsi Amlodipine 1x10mg, Candesartan x16 mg, CaCO3 2x1,
dan asam folat 2x1. Riwayat pemasangan double lumen (cimino) 3 bulan lalu, dan tidak ada
riwayat alergi. Pasien rutin hemodialisis dua kali seminggu.

c) Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan dari kakak pasien yang pertama menderita PGK juga dan kakak kedua
menderita kanker paru.

d) Riwayat Psikososial
Perasaan klien terhadap penyakitnya: -
Bagaimanacara mengatasinya penyakit: -
Bagaimana prilaku klien pada tindakan yang dilakukan terhadap dirinya: -

e) Pola Aktivitas Sehari-Hari

DI RUMAH

Makan: 2x sehari,komposisi nasi, sayur, lauk pauk

Minum: ±8 gelas sehari, air putih

Pola Eliminasi: BAB 1x sehari, pada pagi hari konsistensi lunak


BAK 5x sehari, warna kuning, jernih dan lancar

Pola Istirahat Dan Tidur: Siang ±2 jam.


Malam ±6 jam

Kebersihan Diri: Mandi 2x sehari

Gosok gigi 2x sehari


Keramas 2x seminggu
Potong kuku 1x seminggu
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Posisi pasien semi-fowler, pasien terpasang alat medis IV catheter, syringe pump,
dan cairan infus. Kesadaran compos mentis & GCS E4M6V5.

b. Tanda Vital dan Tingkat Kesadaran


- Tensi : 180/80 mmHg
- Suhu : 36,5°C
- Nadi : 60x/menit
- RR : 24x/ menit
- MAP : 113 mmHg

c.  Pemeriksaan kepala dan leher


Finger print di tengah frontal terhidrasi. Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe
dan tidak ada lesi.

d. Leher
Kelenjar getah bening tidak teraba, tiroid tidak teraba, posisi trakea di tengah, dan
tidak ada kelainan

e. Rambut
Penyebaran rambut merata berwarna hitam, tidak mudah patah, tidak bercabang,
dan tidak ada kelainan.

f. Mata
Mata lengkap, simetris kanan dan kiri, kornea mata jernih kanan dan kiri.
Konjungtiva anemis dan sklera tidak ikterik. Kelopak mata/palepebra tidak ada
pembengkakan. Adanya reflek cahaya pada pupil dan bentuk isokor kanan dan
kiri, iris kanan kiri berwarna hitam, tidak ada kelainan.

g. Hidung
Ada pernapasan cuping hidung, posisi septum nasal di tengah, lubang hidung
bersih, tidak ada sekret, tulang hidung dan septum nasi tidak ada pembengkakan
dan tidak ada polip.

h. Mulut dan Lidah


Keadaan mukosa bibir berwarna pucat, gigi geligi lengkap tanpa karies, lidah
berwarna merah muda, tonsil ukuran normal, dan uvula letak simetris di tengah.
i. Telinga
Pinna telinga elastis, kanalis bersih, membran timpani utuh dengan cahaya
politser (+), pasien dapat mendengar dengan baik.

j. Dada dan thorak


(Paru)
Pasien mengeluh sesak napas, batuk produktif dengan warna lendir kekuningan
dan konsistensi kental, tidak ada.

Inspeksi        :
- Bentuk dada simetris,
- frekuensi pernapasan 24 kali permenit,
- irama napas teratur,
- pola pernapasan dispneu,
- ada pernapasan cuping hidung,
-tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan,
- usaha napas dengan posisi setengah duduk,
- kadang-kadang pasien menggunakan nasal kanul 4 liter permenit
- Tidak terpasang WSD

Auskultasi    :
- Suara napas vesikuler, terdengar suara tambahan ronkhi.

Perkusi         :
- Perkusi paru sonor.

Palpasi          :
- Vokal fremitus normal teraba simeris,
- Ekspansi paru simetris di kedua sisi,
- Tidak ada kelainan

(Jantung)
Tidak ada keluhan nyeri dada.

Inspeksi        :
- Iktus kordis tidak tampak, toraks simetris, CRT 2,5 detik, tidak ada sianosis

Auskultasi    :
- Bunyi jantung I normal dan regular, bunyi jantung II normal dan regular, tidak
ada bunyi jantung tambahan
Perkusi         :
- Basic jantung berada di ICS II dari lateral ke media linea parasterna sinistra,
pinggang jantung berada di ICS III dari linea parasternal kiri, apeks jantung berada
di ICS V dari linea midklavikula sinistra.

Palpasi          :
- Iktus kordis teraba dan akral dingin

k.  Abdomen
Berat badan pasien 58 kg, tinggi badan 160 cm, IMT 22,7 kg/m2, kategori normal.
BAB 3 hari sekali, terakhir BAB 2 hari yang lalu, konsistensi keras, diet padat,
jenis diet nasi rendah protein (60 gram) rendah garam (RPRG), nafsu makan
menurun, porsi makan habis ¼ porsi (3 sendok makan).
a) Inspeksi: bentuk abdomen datar, tidak terlihat bayangan vena, tidak ada
benjolan/masa, tidak ada luka operasi, dan tidak ada drain.
b) Auskultasi : peristaltik usus 4 kali permenit.
c) Palpasi : abdomen tegang, tidak ada nyeri tekan, titik McBurney tidak ada
nyeri, tidak ada massa, hepar, lien, dan ginjal tidak teraba.
d) Perkusi : tidak ada asites, pada ginjal tidak ada nyeri ketuk.

l. Genetalia
- Tidak di kaji

m.  Ekstrimitas:
Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ekstermitas, tidak ada kelainan tulang
belakang, tidak ada fraktur, tidak menggunakan traksi, tidak ada kompartemen
syndrome, kulit kemerahan, turgor kulit kurang .
Kekuatan Otot :
Atas :        5        5
 Bawah :       5       5

Tidak afda luka.


Terdapat edema pada ektremitas bawah.
- RU : 0
- RL : +1
- LU : 0
- LL : +1
Penilaian resiko dekubitus rendah (skor 16)

3. Pemeriksaan Neurologis
Memori panjang, pasien dapat mengulang informasi yang disebutkan perawat, bahasa
baik, kognitif baik, orientasi baik (orang, tempat, dan waktu), saraf sensori baik (dapat
merasakan nyeri tusuk, perubahan suhu dan sentuhan). Terdapat refleks fisiologis patella,
achilles, bisep, trisep dan brachioradialis. Tidak ditemukan adanya refleks patologis
Babinsky, Brudzinsky, maupun Kernig. Pasien tidak memiliki keluhan pusing, istirahat /
tidur selama 7 jam perhari, dan tidak ada dirasakan gangguan tidur.
- Pemriksaan syaraf kranial :
a.) N I (olfaktorius): penciuman baik, dapat membedakan bau-bauan.
b.) N II (optikus): jarak pandang baik.
c.) NIII (okulomotorius): adanya reflek rangsangan pada pupil
d.) N IV (troklearis): bisa menggerakkan bola mata ke atas dan ke bawah
e.) N V (trigeminus): tidak ada kesulitan mengunyah
f.) N VI (abdusen): bisa menggerakan bola mata ke kanan dan ke kiri
g.) N VII (facialis): pengecapan terhadap rasa-rasa baik
h.) N VIII (vestibulo- troklearis): pendengaran baik.
i.) N IX (glosofaringeus): tidak ada nyeri telan.
J.) N X (vagus): bisa mengucap “ah” dan menelan saliva.
k.) N XI (assesorius): bisa mengangkat bahu dan menoleh dengan adanya
tahanan.
l.) NXII (hipoglosus): bisa menjulurkan, menggerakkan lidah ke kanan dan ke kiri

4. Pemeriksaan Sistem Perkemihan


Bersih, keluhan kencing saat SMRS oliguria, kemampuan berkemih spontan tanpa alat
bantu, produksi urin ±1250 ml/hari, warna kuning jernih, bau khas urine, tidak ada
pembesaran dan nyeri tekan pada kandung kemih, balance cairan -386 ml/hari

5. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak
ditemukan tanda trias DM, tidak ada kondisi kaki DM

6. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Laboratorium tanggal 1
April 2019:
Nilai normal:
1. Leukosit: 6,15
1. Leukosit: 4,8 - 10,8 103/µL 103/µL
2. Eritrosit: 4,7 - 6,1 106/µL 2. Eritrosit: 2,79 106/µL
3. Hemoglobin: 14 - 18 g/dL 3. Hemoglobin: 7,5
(pada pasien PGK 10 - 12 g/dL
g/dL)
4. Hematokrit: 22,1%
4. Hematokrit: 37 - 54 %
5. PLT: 155 103/µL
5. PLT: 150 - 450 103/µL
6. Ureum: 86,9 mg/dL
6. Glukosa sewaktu: 70 - 140
mg/dL 7. Creatinine: 9,1
mg/dL
7. Albumin: 3,5 - 4,5 mg/dL
8. Natrium: 147
8. Ureum: 19,3 - 49,2 mg/dL mmol/L
9. Creatinine: 0,7 - 1,3 mg/dL 9. Kalium: 3,6 mmol/L
10. Natrium: 135 - 155 mmol/L 10. Chloride: 106
mmol/L
11. Kalium: 3,6 - 5,5 mmol/L
12. Chloride: 98 - 108 mmol/L
            

8. Terapi Obat

1. Amlodipine 1 x 10
mg / oral
2. Candesartan 1 x 16
mg / oral
3. CaCO3 2 x 1 gr / oral
4. Asam folat 2 x 1 /
oral
5. Ceftriaxone 2 x 1 gr /
IV
6. Furosemide 10 mg /
jam (syringe pump)

ANALISA DATA
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O
1 D S: Perubahan Membran Gangguan
- Pasien mengatakan ia merasa Alveolus-Kapiler Pertukaran Gas
sesak napas

DO:
- Frekuensi pernapasan 24 kali
permenit
- SpO2 92%
- Terdengar bunyi napas tambahan
ronkhi
- Terdapat pernapasan cuping
hidung
- Warna kulit pucat
- Hasil pemeriksaan foto toraks edema
pulmonum

2 DS: - Penurunan Perfusi Perifer Tidak


Konsentrasi Efektif
DO: Hemoglobin
- Nilai hemoglobin 7,5 g/dL
- Pengisian kapiler (CRT) 2,5 detik
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat

3 DS: Gangguan Hipervolemia


- Pasien mengatakan ia sesak nafas Mekanisme Regulasi
- Pasien mengatakan kakinya
bengkak
- Pasien mengatakan kencingnya
sedikit selama di rumah

DO:
- Terdapat edema pada bagian
ekstremitas bawah dengan nilai +1
- Frekuensi pernapasan 24 kali
permenit
- Terdengar bunyi napas tambahan
ronkhi
- Kadar hemoglobin dan
hematokrit menurun
- Hasil pemeriksaan foto toraks edema
pulmonum

4 DS: Ketidakcukupan Konstipasi


- Pasien mengatakan sudah tidak Asupan Serat,
BAB selama 3 hari terakhir Ketidakcukupan
- Pasien mengatakan BAB nya Asupan Cairan
memang sering tidak lancar (Fisiologis)
- Pasien mengatakan sering lama di
toilet karena BAB nya keras
- Pasien mengatakan mengejan
untuk BAB

DO:
- Peristaltik usus menurun (4 kali
permenit)
- Abdomen tegang

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Perubahan Membran Alveolus-Kapiler


2. Perfusi Perifer Tidak Efektif berhubungan dengan Penurunan Konsentrasi Hemoglobin
3. Hipervolemia berhubungan dengan Gangguan Mekanisme Regulasi
4. Konstipasi berhubungan dengan Ketidakcukupan Asupan Serat, Ketidakcukupan Asupan
Cairan
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. S Ruang : Flamboyan

Umur : 49 Tahun No RM: 01.00.98.62

No Hari/Tgl Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Rasional Paraf


1 03/04/2019 Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Monitor frekuensi, a. untuk Ns. Rika
09:00 WIB Pertukaran selama 3 x 24 jam, diharapkan pertukaran gas irama, kedalaman dari memantau
upaya napas
Gas meningkat dengan kriteria hasil: b. b. Monitor pola napas frekuensi,
Berhubungan - Frekuensi pernapasan 16-20 kali permenit c. Monitor kemampuan irama dan
Dengan - Bunyi napas tambahan berkurang batuk efektif kedalaman
Perubahan - Pusing berkurang d. d. Monitor adanya nafas pasien
Membran - Tidak ada pernapasan cuping hidung produksi sputum dalam rentan
Alveolus- - Frekuensi denyut nadi 60-100 kali e. Auskultasi bunyi normal
Kapiler permenit napas b. untuk
- Pola napas membaik f. Monitor hasil x-ray
toraks mengetahui
- Warna kulit sawo matang kedaan
g. g. Berikan oksigen
tambahan, jika perlu pasien dalam
keadaan
normal
c. untuk
mempermuda
h pasien
dalam
gangguan
pernafasan
d. agar pasien
bernafas
tanpa adanya
sumbatan di
jalan nafas
e. untuk
mengetahui
keadaan
normal
pasien
f. untuk
membantu
pasien dalam
bernafas.
2 03/04/2019 Perfusi Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Periksa sirkulas perifer a. Memeriksa Ns. Rika
09:30 WIB Perifer Tidak selama 3 x 24 jam, perfusi perifer meningkat b. Identifikasi kebiasaan sirkulas perifer
Efektif dengan kriteria hasil: pola makan b.Mengidentifikas
Berhubungan - Warna kulit sawo matang b. Identifikasi i kebiasaan pola
Dengan - Tidak terjadi edema perifer pemeriksaan makan
Penurunan - Tidak ada nyeri ekstremitas laboratorium yang b. Memantau hasil
Konsentrasi - Tidak ada kram otot diperlukan lab pasien dalam
Hemoglobin - Pengisian kapiler < 2 detik c. Identifikasi rencana keadaan normal
- Akral hangat transfuse c.
- Tekanan darah 90/60 mmHg - 160/100 d. Monitor hasil Mengidentifikasi
mmHg laboratorium yang rencana transfusi
- Nilai hemoglobin 10-12 g/dL (khusus pasien diperlukan d. Monitor hasil
PGK) e. Monitor tanda-tanda laboratorium
vital sebelum, selama, yang diperlukan
dan setelah transfuse e. Monitor
f. Monitor reaksi tanda-tanda vital
transfuse sebelum, selama,
g. Jelaskan tujuan dan setelah
kepatuhan diet terhadap transfuse
kesehatan f. Monitor reaksi
h. Berikan NaCl 0,9% transfuse
50-100 mL sebelum g. Agar pasien
transfuse paham terhadap
i. Jelaskan tujuan dan diet yang baik
prosedur transfuse h. Berikan NaCl
j. Jelaskan tanda dan 0,9% 50-100 mL
gejala reaksi transfusi sebelum
yang perlu dilaporkan transfuse
i. Agar pasien
paham
j. Agar supaya
pasien dan keluarga
paham tanda dan
gejala yang di alami
pasien jika
melakukan tranfusi
3 03/04/2019 Hipervolemia Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Periksa tanda dan a. Agar Ns. Rika
10:30 WIB Berhubungan selama 3 x 24 jam, keseimbangan cairan gejala hipervolemia mengetahui
tanda dan gejala
Dengan meningkat dengan kriteria hasil: b. Identifikasi penyebab pada
Gangguan - Edema berkurang hipervolemia hipervolemia
Mekanisme - Tekanan darah 90/60 mmHg - 160/100 c. Identifikasi tanda dan b. Untuk
Regulasi mmHg gejala serta kebutuhan mengetahui
- Turgor kulit membaik hemodialisis penyebab
- Berat badan membaik hipervolemia
d. Identifikasi kesiapan c. Untuk
hemodialisis mengetahui
e. Monitor intake dan kebutuhan
output cairan pasien yang di
f. Monitor tanda tanda butuhkan
d. Untuk
vital mengetahui
g. Monitor tanda tanda kesiapan pasien
vital pascahemodialis untuk transfusi
h. Batasi asupan cairan e. Untuk
dan garam mengetahui
balance cairan
i. Ajarkan cara mengukur
yang di
dan mencatat asupan butuhkan
dan haluaran cairan f. Untuk
j. Kolaborasi pemberian mengetahui
keadaan nrmal
diuretic pasien
g. Untuk
mengetahui
dampak dan
efek yang di
alami pasien
setelah transfusi
h. Agar pasien
dalam keadaan
normal
i. Agar supaya
pasien dan
keluarga
mandiri saat
berada di rumah
j. Untuk
menstabilkan
pasien
4 03/04/2019 Konstipasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Periksa tanda dan a. Untuk Ns. Rika
11:00 WIB Berhubungan selama 3 x 24 jam, eliminasi fekal membaik gejala konstipasi mengetahui
Dengan dengan kriteria hasil: b. Identifikasi factor tanda dan
Ketidakcuku - Keluhan defekasi lama dan sulit menurun risiko konstipasi gejala
pan Asupan - Tidak mengejan saat defekasi c. Anjurkan minum air b. Untuk
Serat, - Distensi abdomen menurun hangat mengetahui
Ketidakcuku - Konsistensi feses lunak d. Jelaskan jenis faktor resiko
pan Asupan - Frekuensi defekasi > 2 kali perminggu makanan yang pada pasien
Cairan - Peristaltik usus 5-30 kali permenit membantu c. Untuk
e. Mengatasi memberikan
konstipasi 4.5. sedikit
f. Kolaborasi kenyamanan
pemberian obat pada bagian
pencahar perut pasien
d. Agar suapaya
pasien paham
makanan
yang bergizi
e. Untuk
mengembaik
an angka
koonstipasi
pasien pada
rentan
normal
f. Agar pasien
bisa BAB
dengan
lancar

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari/Tgl Implementasi Respon Paraf


1 03/04/201 1. Menghitung frekuensi, irama, kedalaman dari upaya nafas. (1) 1. RR: 24x/menit Ns. Rika
9 2. Melihat pla nafas (1) Irama reguler, keadaan noormal
3. Menanyakan apakah pasien ada batuk berdahak (1) 2. Pola nafas pasien dispneu
4. Menanyakan apakah pasien bisa batuk (1) 3. Pasien mengatakan ia sudah batuk
5. Mengauskultasi bunyi nafas (1) berdahak beberapa hari terakhir, dengan
6. Melihat hasil foto toraks pasien (1) konstitensi kental
7. Memberikan pasien oksigen dengan nasal kanul flow 4L/m (1) 4. Pasien mengatakan ia bisa batuk tapi
8. Memeriksa sirkulasi perifer (2) merasa kurang tuntas karen sebentar sajja
9. Menanyakan kebiasaan pola makan pasien (2) pasti ada dahak lagi
10. Memeriksakan tanda dan gejala hipervolemia (3) 5. Terdapat bunyi nafas tambahan ronkhi di
11. Mengidentifikasi penyebab hipervolemia (3) kedua lobus
12. Memeriksa tanda dan gejala konstipasi (4) 6. Hasilfooto toraks pada tanggal 31 Maret
13. Memeriksa hasil pemeriksaan laboratorium hemoglobin terbaru 2019 terdapat kesan edema pulmonum
(2) 7. Pasien mau menggunakan nasal kanul
14. Memeriksa apakah transfusi memeiliki rencana transfusi darah 8. CRT> 2 detik, akral dingin, kulit pasien
(2) pucat, knjungtiva anemis
15. Memasang NaCl 0,9% 50-100Ml sebelum transfusi (2) 9. Pasien mengatakan ia hanya
16. Menjellaskan tujuan dan prosedur transfusi (2) menghabiskan 3sendok makan dari porsi
17. Memantau tanda tanda vital sebelum transfusi (2) makan yang diberikan
18. Menjelaskan tanda dan gejala reaksi transfusi yang perlu di 10. Pada pemeriksaan fisik, ekstremitas
laporkan (2) bawah pasien pitting edema dengan nilai
19. Memantau reaksi transfusi (2) +1, dan pada hasi CT-scan ditemukan
20. Memantau tanda-tanda vital selama transfusi (2) edema pulmonum
21. Mengaarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluaran 11. Kemungkinan penyebab hipervolemia
cairan (3) pasien adalah intake cairan yang terlau
22. Memberikan diuretik furosemide melalui syiringe pump (3) banyak
23. Memantau tanda tanda vital setelah transfusi (2) 12. Pasien mengatakan sudah 3 hari tidak
BAB, bising usus 4x/menit
13. Hemooglobin 7,5g/Dl
14. Pasien ada rencana transfusi 2 kantng
darah PRC hari ini.
15. Telah terpasanag IV catheter dan IVFD
NaCl 0,9% tpm
16. Pasien dan keluarga mengerti
17. TD: 180/80 mmHg
RR: 24x/menit
N: 60x/menit
S: 36,5˚C
18. Pasien dan keluarga mengerti
19. Tidak ada reaksi alergi selama transfusi
20. TD: 180/80 mmHg
RR: 22x/menit
N: 64x/menit
S: 36,7˚C
21. Pasien mengerti dan mau melakukannya
22. Obat masuk dengan lancar dengan dosis
10mg/jam
23. TD: 170/80 mmHg
RR: 22x/menit
N: 60x/menit
24. S: 36,7˚C
2 04/04/201 1. Menghitung frekuensi, irama, kedalaman dari upaya nafas (1) 1. Pasien mengatakan sudah tidak sesak Ns. Rika
9 2. Moonitor intake dan output (3) lagi, RR: 20x/menit, irama reguler,
3. Mengukur tanda tanda vital (3) keadaan normal
4. Monitor adanya produksi sputume (1) 2. Pasien berkata ia hanya minum air putih
5. Melihat tanda dan gejala serta kebutuhan hemodialisis (3) 600ml, tidak ada cairan infus terpasang, 2
6. Memeriksa kesiapan hemdialisis di ruang rawat inap (3) kolf PRC 400ml, syiringe pump
7. Memonitor tanda-tanda vital pascahemdialisis (3) furosemid 24ml, dan makanan 50ml.
8. Menjelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan untuk Untuk haluaran urinnya sebanyak 800l,
mempertahankan nutrisi yang adekuat (2) IWL 580ml
9. Membatasi asupan cairan dan gram (3) Intake : 1052ml
Output: 1380ml
BC: -328ml
3. TD: 160/80 mmHg
RR: 20x/menit
N: 72x/menit
S: 36,7˚C
4. Pasien mengatakan batuknya berkurang
5. Kaki pasien bengkak, edema pulmonum,
nilai ureum 86,9mg/dL dan creatinine
9,1mg/dL
6. Tanda tanda vital telah diukur, berat 58kg
7. TD: 170/80 mmHg
RR: 20x/menit
N: 64x/menit
S: 36,8˚C
8. Pasien mengatakan tidak suka makanan
Rumah Sakit tetapiakan mencoba untuk
menghabiskannya
9. Pasien mengatakan hanya minum 600mL
air sehari dan makan-makanan dari
Rumah Sakit saja
3 05/04/201 1. Menanyakan intake dan output cairan (3) 1. Pasien berkata ia minum air putih 600Ml, Ns. Rika
9 2. Mengukur tanda-tanda vital (3) tidak ada cairan infus terpasang, syiringe
3. Menganjurkan minum air hangat untuk melancarkan pump furosemide 24ml, dan dari
pengeluaran feses (4) makanan 105ml. Untuk haluaran
4. Menjelaskan jenis makanan yang membantu mengatasi urinenya sebnayak 450ml,
koonstipasi dan tidak berbahaya untuk PGK (4) IWL 580ml, intake 729ml, output
5. Kolaborasi pemberian obat pencahar (4) 1030ml, BC -301ml
2. TD: 160/90 mmHg
RR: 20x/menit
N: 68x/menit
S: 36,5˚C
3. Pasien mengerti dan mau melakukannya
4. Pasien berkata ia aakan makan buah-
buahan dan sayuran yang
diperbolehkanuntuk melancarkan
BABnya
5. Pasien dibantu oleh istrinya dalam
pemberian obat suppositoria dulclax,
tidak lama kemudian pasien BAB dengan
warna hitam dan konsistensi lunak
EVALUASI KEPERAWATAN

No Hari/tgl Diagnosa Evaluasi Paraf


1. Rabu Gangguan Pertukaran Gas S: Ns. Rika
03/04/201 Berhubungan Dengan - Pasien mengatakan sesaknya berkurang
9 Perubahan Membran O:
09:00 WIB Alveolus-Kapiler - RR: 20x/menit
- Masih terdengar bunyi nafas tambahan ronkhi
A: Masalah gangguan pertukaran gas teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dari upaya nafas
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Auskultasi bunyi nafas
Perfusi Perifer Tidak S: -
Efektif Berhubungan O:
Dengan Penurunan - Nilai hemoglobin terbaru 8,4g/dL
Konsentrasi Hemoglobin - CRT> 2detik
- Warna kulit pucat
A: Masalah perfusi perifer tidak efektif teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan
Hipervolemia Berhubungan S:
Dengan Gangguan - Pasien mengatakan kakinya masih bengkak
Mekanisme Regulasi - Pasien mengatakan sesaknya berkurang
O:
- Edema ektremitas bawah +1
- RR: 20x/menit
- Tidak terdengar ronkhi
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor TTV
- Batasi asupan cairan dan garam
- Kolaborasi pemberian diuretik
Konstipasi Berhubungan S:
Dengan Ketidakcukupan - Pasien mnegatakan belum bisa BAB
Asupan Serat, O:
Ketidakcukupan Asupan - Peristaltik usus 3x/menit
Cairan - Abdomen tegang
A: Masalah konstipasi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Anjurkan minum air hangat
- Jelaskan jenis makanan yang membantu mengatasi konstipasi
- Kolaborasi pemberian obat pencahar
5. Kamis Gangguan Pertukaran Gas S: Ns. Rika
04/04/201 Berhubungan Dengan - Pasien mengatakan tidak sesak lagi
9 Perubahan Membran O:
09:30 WIB Alveolus-Kapiler - RR: 20x/menit
- Tidak terdengar bunyi nafas tambahan roonkhi
A: Masalah ganggan pertukaran gas teratasi
P: Hentikan Intervensi

Perfusi Perifer Tidak S: -


Efektif Berhubungan O:
Dengan Penurunan - Nilai hemoglobin terbaru 8,4g/dl
Konsentrasi Hemoglobin - CRT> 2detik
- Warna kulit pucat
A: Masalah perfusi perifer tidak efektif teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Anjurkan mematuhi diet yang telah diberikan
Hipervolemia Berhubungan S:
Dengan Gangguan - Pasien mengatakan bengkak kakinya berkurang
Mekanisme Regulasi O:
- Edema ekstremitas bawah +1
A: Masalah hipervolemia teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor TTV
- Kolaborasi pemberian diuretik
Konstipasi Berhubungan S:
Dengan Ketidakcukupan - Pasien mengatakan masih belum bisa BAB
Asupan Serat, O:
Ketidakcukupan Asupan - Peristaltik usus 4x/menit
Cairan - Abdomen tegang
A: Masalah Konstipasi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
- Anjurkan minum air hangat
- Jelaskan jenis makanan yang membantu mengatasi koonstipasi
- Kolaborasi pemberian obat pencahar
9. Jumat Perfusi Perifer Tidak S: - Ns. Rika
05/04/201 Efektif Berhubungan O:
9 Dengan Penurunan - CRT > 2 detik
10:30 WIB Konsentrasi Hemoglobin - Warna kulit pucat
A: Masalah Perfusi Perifer Tidak Efektif teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
- Anjurkan mematuhi diet yang telah diberikan
Hipervolemia Berhubungan S:
Dengan Gangguan - Pasien mengatakan sudah tidak sesak lagi
Mekanisme Regulasi O:
- RR: 20x/menit
- Tidak terdengar suara ronkhi
A: Masalah Hipervoolemia teratasi
P: Hentikan Intervensi
Konstipasi Berhubungan S:
Dengan Ketidakcukupan - Pasien mengatakan sudah BAB setelah diberi obat pencahar
Asupan Serat, - Pasien mengatakan BABnya berwarna gelap dengan konsistensi keras
Ketidakcukupan Asupan O:
Cairan - Peristaltik usus 10x/menit
A: Masalah Konstipasi teratasi
P : Hentikan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai