Contoh 1.2. Misalkan pada suatu lab komputer terdapat 32 unit komputer.
Masing-masing komputer memiliki 2 slot penyimpanan RAM, maka terdapat
total 32 × 2 slot penyimpanan RAM yang ada pada semua komputer di lab
komputer tersebut.
• f (3) dapat memilih satu dari tiga anggota di A karena f (1) dan f (2)
telah dipasangkan dengan anggota A.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka fungsi bijektif yang mungkin ada se-
banyak 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 5! = 120 kemungkinan fungsi bijektif f : A → A.
Diperoleh |B| = 120.
Contoh 1.4. Untuk Contoh 1.3, jika A himpunan dengan n unsur, maka
fungsi bijektif f : A → A yang mungkin ada sebanyak n!
1
Definisi 1.5 (Aturan Penjumlahan). Misalkan suatu pekerjaan dapat dis-
elesaikan dengan salah satu dari n1 cara penyelesaian atau salah satu dari
n2 cara penyelesaian dimana setiap cara pada n1 cara penyelesaian berbeda
dengan setiap cara pada n2 cara penyelesaian, maka tugas tersebut dapat dise-
lesaikan dengan n1 +n2 cara penyelesaian. Secara umum jika A1 , A2 merupakan
himpunan cara penyelesaian dimana A1 ∩ A2 = ∅, maka |A1 ∪ A2 | = |A1 | + |A2 |
Berikut diberikan contoh.
Contoh 1.6. Mahasiwa kelas B diberikan sebuah tugas kuliah pengantar kom-
puter. Terdapat tiga daftar tugas yang diberikan. Daftar pertama memuat
12 tugas, daftar kedua memuat 32 tugas, dan daftar ketiga memuat 29 tugas,
dimana setiap tugas pada masing-masing daftar berbeda-beda. Hal ini be-
rarti setiap mahasiswa dapat memilih satu dari 12 + 32 + 29 = 73 tugas yang
tersedia.
Definisi 1.7 (Aturan Pengurangan). Jika suatu pekerjaan dapat disele-
saikan dengan n1 atau n2 cara penyelesian, maka banyaknya cara penyelesaian
dari pekerjaan tersebut adalah n1 + n2 dikurang jumlah cara yang sama pada
n1 dan n2 cara penyelesaian. Secara umum jika A1 , A2 merupakan himpunan
cara penyelesaian, maka |A1 ∪ A2 | = |A1 | + |A2 | − |A1 ∩ A2 |
Berikut diberikan contoh.
Contoh 1.8. Peserta kuliah Matematika Diskrit sebanyak 67 orang. 40 orang
diantaranya suka main basket, 30 orang diantaranya suka main voli dan 20
orang lainnya suka keduanya. Berapa banyak siswa yang tidak suka keduanya?
Misalkan
• A1 := himpunan siswa yang suka basket
• |Ai | = d
|A|
untuk setiap i, j ∈ {1, 2, . . . , n} dan i 6= j , maka n = d
2
Berikut diberikan contoh.
Contoh 1.10. Misalkan terdapat empat orang yang akan duduk di meja bun-
dar dengan empat kursi. Berapa banyak cara duduk yang mungkin dimana
dua cara duduk dikatakan sama jika setiap orang memiliki tetangga kiri dan
kanan yang sama?
Misalkan keempat kursi diberi label 1 sampai 4. Perhatikan bahwa banyaknya
cara duduk yang mungkin adalah tedapat empat cara untuk memilih orang
duduk di kursi 1, tiga cara untuk memilih orang yang duduk di kursi 2, dua
cara untuk memilih orang yang duduk di kursi 3, dan satu cara untuk memilih
orang yang duduk di kursi 4. Diperoleh terdapat 4! = 4 × 3 × 2 × 1 = 24 cara.
Namun, perhatikan bahwa untuk setiap empat cara memilih orang duduk di
kursi 1 akan menghasilkan urutan yang sama sebab syarat yang diberikan
adalah dua cara duduk dikatakan sama jika setiap orang memiliki tetangga
kiri dan kanan yang sama. (Contoh cara duduk 1 − 2 − 3 − 4, 2 − 3 − 4 − 1,
3 − 4 − 1 − 2 dan 4 − 1 − 2 − 3 merupakan cara yang sama sebab tetangga
kiri dan kanan setiap orang sama). Diperoleh cara duduk berdasarkan aturan
yang diberikan adalah 4!4 = 6.
Contoh 1.12. Tiga orang dikirim untuk mengikut seleksi pemilihan calon
ketua dan wakil ketua BEM Universitas X. Tentukan banyaknya pasangan
yang mungkin jika masng-masing orang hanya boleh memegang satu jabatan
saja. Gunakan Diagram Pohon.
3
2 Prinsip Sarang Burung Merpati
Teorema 2.1 (Prinsip Sarang Burung Merpati). Misalkan k suatu bi-
langan bulat positif. Jika terdapat k + 1 atau lebih objek hendak ditempatkan
pada k buah kotak, maka minimal terdapat satu kotak yang berisi dua objek
atau lebih.
Contoh 2.2. Jika pada suatu kelas terdapat 32 siswa, maka minimal terdapat
dua orang memiliki tanggal lahir yang sama.
N N
k(d e − 1) = (k(d e) − k)
k k
N
< k( + 1) − k
k
=N
Hal ini kontradiksi dengan premis yang menyatakan bahwa terdapat tepat N
objek. Pengandaian salah, maka terbukti bahwa paling sedikit terdapat satu
kotak yang memuat minimal d Nk e
Berikut diberikan teorema yang berkaitan dengan prinsip sarang burung
merpati.
Teorema 2.4. Setiap barisan bilangan yang terdiri dari n2 + 1 bilangan yang
berbeda memuat subbarisan dengan panjang n + 1 yang merupakan subbarisan
tepat naik atau tepat turun.
4
Contoh 2.5. Perhatikan bahwa barisan 2, 4, 12, 8, 5, 9, 11, 15, 3, 19 merupakan
barisan dengan 10 = 32 + 1 unsur berbeda. Perhatikan bahwa terdapat sub-
barisan yang tepat naik dengan panjang 3 + 1 = 4, yakni barisan 2, 4, 5, 9,
barisan 2, 5, 15, 19, dan lainnya. Kebetulan barisan ini juga memiliki sub-
barisan tepat turun dengan panjang 4, yakni 12, 8, 5, 3.
TUGAS:
5
3 Permutasi dan Kombinasi
Definisi 3.1. Permutasi dari suatu himpunan dengan objek yang berbeda
merupakan pengaturan suatu objek dengan memperhatikan urutan. Pengat-
uran r-unsur dari suatu himpunan dengan memperhatikan urutan dinamakan
permutasi-r.. Jika himpunan tersebut (namakan S) memiliki n unsur, maka
permutasi-r dinotasikan dengan P (n, r).
Contoh 3.2. Dalam berapa cara kita dapat memilih tiga dari lima orang siswa
untuk berdiri berjajar dan difoto?
Jawab: Misalkan tiga orang yang dipilig untuk berfoto terdiri dari satu oranng
di posisi kiri, satu orang di posisi tengah dan yang satu lagi di posisi kanan.
Nah, Misalkan kita menentukan orang pada posisi kiri terlebih dulu.
• Posisi Kiri. Perhatikan bahwa terdapat lima orang yang dapat dipilih
untuk menempati posisi tersebut.
• Posisi tengah. Karena satu orang sudah menempati posisi kiri, maka
kemungkinan terdapat empat orang yang dapat dipilih untuk menempati
posisi tersebut.
• Posisi kanan. Karena satu orang telah menempati posisi kiri dan satu
orang telah menempati posisi tengah, maka terdapat tiga orang yang
mungkin dapat dipilih untuk menempati posisi kanan
Perhatikan bahwa posisi yang penting disini sebab jika A, B dan C yang ter-
pilih, posisi berdiri A · · · B · · · C dan C · · · B · · · A berbeda. Diperoleh 5 × 4 ×
3 = 60 cara.
Contoh 3.3. Misalkan S = {1, 2, 3}, maka P (3, 2) ada sebanyak (1, 2), (1, 3),
(2, 3), (2, 1), (3, 1), (3, 2). Diperoleh P (3, 2) = 6
Teorema 3.4. Misalkan S suatu himpunan dengan |S| = n dan r suatu bi-
langan bulat dengan 1 ≤ r ≤ n, maka terdapat
P (n, r) = n × (n − 1) × (n − 2) × . . . × (n − r + 1)
• Untuk unsur pertama, kita dapat memilih satu dari n unsur yang ada.
• untuk unsur kedua, kita dapat memilih satu dari n − 1 unsur yang ada
karena satu unsur sudah menempati posisi pertama.
• jika metode ini berlanjut, maka untuk memilih unsur ke-r, kita dapat
memilih satu dari n − (r − 1) = n − r + 1 unsur yang tersedia
6
Berdasarkan teorema di atas, diperoleh akibat berikut.
Contoh 3.7. Berapa banyak cara memilih pengurus beranggotakan tiga orang
dari empat orang yang tersedia?
Jawab: Perhatikan bahwa pemilihan pengurus beranggotakan tiga orang tidak
memperhatikan urutan. Oleh karena itu, digunakan kombinasi. Karena him-
punan yang ada berkaitan dengan orang-orang yang berpartisipasi dalam pemil-
ihan pengurus, maka kardinalitas himpunannya berjumlah 4 orang. Misalkan
himpunannya adalah Z = {a, b, c, d}. Kemungkinan pemilihan pengurus be-
ranggotakan tiga orang adalah {a, b, c}, {a, b, d}, {a, c, d}, {b, c, d}. Diperoleh
C(4, 3) = 4.
7
batnya, dengan aturan perkalian diperoleh
4 Koefisien Binomial
Sebelum masuk pada teorema yang berkaitan dengan koefisien binomial, diberikan
contoh berikut.
Contoh 4.1. Berikan koefisien-koefisien dari (x + y)3 .
Jawab: Ekspansi dari (x + y)3 adalah
8
Teorema 4.2. Misalkan x dan y suatu variabel dan misalkan n suatu bilangan
bulat tak negatif, maka
n
n
X n n−i i n n n n−1 n n−1 n n
(x+y) = x y = x + x y+. . .+ xy + y
i=0
i 0 1 n−1 n
Bukti. Bukti dari teorema ini menggunakan mentode induksi.
• Untuk n = 1, perhatikan bahwa (x + y)1 = x + y = 10 x + 11 y, sehingga
terbukti untuk n = 1.
• Asumsikan berlaku untuk n = k, bahwa
k
k
X k k−i i
(x + y) = x y
i=0
i
9
Pn n
Berdasarkan hasil di atas, terbukti bahwa (x + y)n = i=0 i xn−i y i
Contoh 4.3. Tentukan koefisien dari x12 y 13 dari (x + y)25 .
Jawab: Koefisiennya adalah 25
13
= 5.200.300
Contoh 4.4. Tentukan koefisien dari x14 y 11 dari ekspansi (2x − 3y)25
Jawab: Berdasarkan Teorema 4.2, maka
25
25
X 25
(2x − 3y) = (2x)25−i (−3y)i
i=0
i
25
14 11
14
ketika
x y , maka i = 11, diperoleh koefisiennya adalah 11
2 (−3)11 =
25 14 11
− 11 2 3
Berikut diberikan akibat dari Teorema 4.2.
Akibat 4.4.1. Misalkan n suatu bilangan bulat tak negatif, maka
n
X n
= 2n
i=0
i
10
Teorema 4.6 (Kesamaan Vandermonde). Misalkan m, n, dan r bilangan bulat
tak negatif dengan r ≤ m, r ≤ n, maka
X r
m+n m n
=
r k=0
r−k k
• Cara mengambil r objek (dalam hal ini bola) dari m + n bola juga dapat
dilakukan dengan cara berbeda, yakni dengan meletakkan m bola merah
di kotak 1 dan n bola biru di kotak 2.
• Untuk mengambil r bola dari m bola pada kotak 1 dan n bola pada
kotak 2, dapat dilakukan dengan cara mengambil (r − k, k) untuk k =
0, 1, 2, . . . , r
11
Berikut diberikan teorema terakhir pada subbab ini.
Teorema 4.7. Misalkan r, n bilangan bulat tak negatif dengan r ≤ n, maka
X n
n+1 j
=
r+1 j=r
r
Tugas:
• Selesaikan pembuktian yang diberikan kepada pembaca.
• Kerjakan soal no. 10 dan 26 subbab 6.4
• Kerjakan soal no. 14 dan 35 subbab 6.3
12
Contoh 5.4. Misalkan A = {INA, USA, GER, JPN, CHN }, B = {idr, usd, euro, ringgit, rupe
dan R merupakan relasi yang memuat (a, b) dengan a merupakan negara den-
gan mata uang b, maka (INA, idr) ∈ R, tetapi (USA, euro) ∈
/ R.
Perhatikan bahwa fungsi dari himpunan A ke himpunan B juga merupakan
suatu relasi ”khusus”. Dikatakan khusus karena dan persyaratan tambahan.
Definisi 5.5. Suatu relasi pada himpunan A merupakan subhimpunan dari
A × A.
Selanjutnya diberikan beberapa sifat-sifat relasi.
Definisi 5.6. Suatu relasi R pada himpunan A dikatakan refleksif jika (a, a) ∈
R untuk setiap a ∈ A.
Definisi 5.7. Suatu relasi R pada himpunan A yang mengakibatkan (b, a) ∈ R
bilamana (a, b) ∈ R dinamakan simetri. Suatu relasi R pada himpunan A
sehingga jika (a, b) ∈ R dan (b, a) ∈ R maka a = b, dinamakan antisimetri.
Definisi 5.8. Suatu relasi R pada himpunan A dikatakan transitif jika (a, b)
dan (b, c) anggota R, maka (a, c) juga anggota R untuk setiap a, b, c ∈ A.
Berikut diberikan definisi terkait mengkombinasikan dua relasi.
Definisi 5.9. Misalkan R suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B dan
S suatu relasi dari himpunan B ke C. Komposisi dari relasi R dan S,
dinotasikan dengan S ◦ R, merupakan suatu himpunan pasangan terurut (a, c)
dengan a ∈ A, c ∈ C jika (a, b) ∈ R dan (b, c) ∈ S.
Contoh 5.10. Misalkan R suatu relasi dari {1, 2, 3} ke {1, 2, 3, 4} dengan
R = {(1, 1), (1, 4), (2, 3), (3, 1), (3, 4)} dan S suatu relasi dari {1, 2, 3, 4} ke
{0, 1, 2} dengan S = {(1, 0), (2, 0), (3, 1), (3, 2), (4, 1)}, maka komposisi dari R
ke S, dinotasikan dengan S ◦ R merupakan relasi dari A ke C dengan S ◦ R =
{(1, 0), (1, 1), (2, 1), (2, 2), (3, 0), (3, 1)}
Definisi 5.11. Misalkan R suatu relasi pada himpunan A. Rn , untuk n =
1, 2, 3, . . . didefinisikan sebagai berikut.
R1 = R dan Rn+1 = Rn ◦ R
Contoh 5.12. Misalkan R = {(1, 1), (2, 1), (3, 2), (4, 3)}, tentukan R2 , R3 , dan
R4 .
Jawab:
• karena R2 = R ◦ R, maka R2 = {(1, 1), (2, 1), (3, 1), (4, 2)}
13
Berikut diberikan teorema terkait komposii antar relasi.
6 Relasi Ekuivalen
Definisi 6.1. Misalkan R suatu relasi pada himpunan A. R dikatakan relasi
ekuivalen jika R bersifat refleksif, simetri, dan transitif.
Contoh 6.3. Misalkan R suatu relasi pada bilangan riil sehingga aRb jika dan
hanya jika a − b ∈ Z. Buktikan bahwa R merupakan suatu relasi ekuivalen.
Jawab:
• Ambil sebarang a, b suatu bilangan riil dengan aRb atau dengan kata
lain a − b ∈ Z. Misalkan a − b = n ∈ Z. Perhatikan bahwa b − a =
−(a − b) = −n ∈ Z. Diperoleh bRa atau dengan kata lain R suatu relasi
yang simetri.
• Ambil sebarang a, b, c bilangan riil dengan aRb dan bRc atau dengan
kata lain a − b ∈ Z dan b − c ∈ Z. Misalkan a − b = n dan b − c = m
dengan m, n ∈ Z. a − c = (a − b) + (b − c) = n + m ∈ Z. Diperoleh aRc
atau dengan kata lain R merupakan suatu relasi yang transitif.
Karena R relasi yang refleksif, simetri dan transitif, maka R merupakan suatu
relasi ekuivalen
14
Teorema 6.5. Misalkan R suatu relasi ekuivalen pada himpunan A. Peny-
ataan berikut bersifat ekuivalen.
(i) aRb (ii) [a]R = [b]R (iii) [a]R ∩ [b]R 6= ∅
Bukti. Untuk membuktikan pernyataan diatas bersifat ekuivalen, maka yang
perlu dibuktikan adalah
• Jika (i) maka (ii)
Berikut dibuktikan pernyataan jika aRb maka [a]R = [b]R .
[a]R dan [b]R merupakan suatu himpunan, maka untuk menunjukkan
kesamaan, cukup ditunjukkan [a]r j [b]R dan [b]R j [a]R .
– [a]R ⊆ [b]R .
Ambil sebarang x ∈ [a]R , maka (a, x) ∈ R atau aRx. diketahui
aRb. karena R relasi simetri, maka xRa. Diketahui xRa dan aRb,
maka xRb dengan memanfaatkan sifat transitif. Diperoleh x ∈ [b]R .
Karena ini berlaku untuk sebarang x ∈ [a]R , diperoleh [a]R ⊆ [b]R .
– [b]R ⊆ [a]R
Ambil sebarang y ∈ [b]R , maka (b, y) ∈ R atau bRy. Diketahui
aRb. Karena R relasi yang simetri, maka bRa dan yRb. yRb dan
bRa, maka dengan menggunakan sifat transitif dari R, maka yRa.
Dipeorleh y ∈ [a]R . Karena ini berlaku untuk sebarang y ∈ [b]R ,
maka [b]R ⊆ [a]R .
Berdasarkan fakta nii, diperoleh [a]R = [b]R
• Jika (ii) maka (iii)
Berikut dibuktikan pernyataan jika [a]R = [b]R , maka [a]R ∩ [b]R 6= ∅
Untuk pernyataan ini sangat jelas karena [a]R 6= ∅ karena a ∈ [a]R .
• Jika (iii) maka (i)
Berikut dibuktikan bahwa jika [a]R ∩ [b]R 6= ∅, maka aRb.
Misalkan c ∈ [a]R ∩ [b]r , maka c ∈ [a]R dan c ∈ [b]R . Akibatnya, aRc
dan bRc. Karena R relasi simetri, maka cRb. Diketahui aRc dan cRb.
Dengan sifat transitif pada R, diperoleh aRb
15
S
– S ⊆ a∈S [a]R
Ambil sebarang x ∈ S. Karena R suatu relasi ekuivalen, maka
S x) ∈ R atau xRx danSx ∈ [x]R . Karena x ∈ [x]R , maka x ∈
(x,
a∈S [a]R . Diperoleh S ⊆ a∈S [a]R
S
– a∈S [a]R ⊆ S S
Ambil sebarang x ∈ a∈S [a]R , maka x ∈ [x]R . Karena
S [x]R ⊆ S,
maka
S x ∈ S. karena ini berlaku untuk sebarang x ∈ a∈S [a]R , maka
a∈S [a]R
f : V ∪ E → {1, 2, . . . , |V | + |E|}
16
Gambar 2: Pelabelan Total Sisi Ajaib Super pada Graf C5
17
Gambar 4: Graf C6
Diperoleh
18