Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

FACTORY FIRES

OLEH
ARISTO RIVANDY RIADA TAGUMARA
1706040062

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2020
BAB 1
LATAR BELAKANG
A. Pendahuluan

Kebakaran merupakan kejadian dimana api menyala cukup besar pada dan membakar
sutau benda, alam ataupun bangunan, situasi dan bisa terjadi diwaktu yang tidak kita duga dan
bisa disebabkan oleh berbagai kejadian. Kebakaran biasanya bersifat merugikan dan pada
umumnya sulit untuk dikendalikan. Kebakaran juga termasuk dalam salah satu kategori situasi
darurat di lingkungan Perusahaan/Pabrik baik dari luar maupun dalam lokasi tempat kerja.
Kebakaran juga merupakan suatu fenomena kecelakaan yang bisa di sengaja maupun tidak
disengaja. Umumnya kebakaran yang terjadi adalah karena ketidaksengajaan atau tanpa
penyebab yang pasti. Kebakaran biasa terjadi pada rumah-rumah maupun pabrik-pabrik.
Pada Pabrik secara umum penyebab terjadinya kebakaran adalah banyaknya aliran
listrik sehingga dapat memicu korsleting listrik. Penyebab lain yang bisa menjadi pemicuh
kebakaran juga misalnya bahan bakar seperti kayu, kertas, bensin, minyak tanah, dan acetilin.
Penyebab lain juga seperti kadar oksigen yang cukup besar sehingga ketika terjadi sedikit
percikan api maka akan menyebabkan kebakaran ataupun karena energi panas yang
berlebihan.
Proteksi kebakaran pabrik yang dapat diterapkan agar menjadi langkah awal saat
terjadi kebakaran seperti proteksi kebakaran aktif dan pasif yang merupakan system yang
sering menjadi landasan pabrik dalam lankah awal saat terjadi kebakaran pabrik dengan
proteksi utama nyawa manusia. Karena ada peristiwa-peristiwa pada kebakaran pabrik tidak
semuanya dapat dijelaskan, sehingga butuh sebuah model matematika untuk memahaminya,
dimana model matematika digunakan untuk merepresentasikan atau menggambarkan suatu
peristiwa nyata yang dibawa kedalam persamaan matematika sehingga dapat dipahami dan
diselesaikan. Oleh karena itu pada makalah ini dibahas bagaimana kebakaran pabrik dari sisi
matematika.
BAB 2

ISI

2.1. Model Matematika Kebakaran Pabrik

Pada model matematika kali ini, akan diambil suatu contoh kasus kebakaran
yang terjadi pada pabrik Chipboard. Di mana akan dikembangkan bagaimana
persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan kondisi tertentu pada kebakaran
yang spontan dapat terjadi dan mengarah pada kondisi kritis di mana persamaan belum
berbentuk dimensi parameter pembakaran yang belum dapat dievaluasi dari reaktivitas
maupun dari data transportasi termalnya. Sehingga hasilnya dapat kita ketahui
bagaimana kriteria penyimpanan pabrik yang aman bagi material yang mudah terbakar
sehingga bisa mengurangi resiko kebakaran spontan. Pada pabrik Chipboard telah
terjadi beberapa kebakaran yang tidak diketahui penyebabnya, dan terdapat pula
material yang mudah terbakar pada pabrik ini yaitu serbuk-serbuk hasil gergaji yang
kemudian menimbulkan kecurigaan bahwa mesin cetak panas yang menjadi alas dari
serbuk-serbuk itulah yang menjadi penyebab kebakaran, karena intensitas panas yang
dihasilkan cukup tinggi maka membuat serbuk-serbuk gergaji yang ada di atasnya
menjadi terbakar yang kemudian dapat merambat ke segalah arah. Untuk lebih jelasnya
dapat di lihat pada gambar di bawah ini.

Semakin banyak serbuk gergaji maka semakin besar kemungkinan terjadinya kebakaran
secara spontan, sehingga butuh pencegahan tertumpuknya serbuk gergaji di mana
kebakaran spontan terjadi. Reaksi kimia yang terjadi antara oksigen dan serbuk gergaji
pada mesin juga dapat memproduksi panas secara internal sehingga membuat intensitas
panas akan semakin tinggi. Tingkat panas yang dihasilkan akan bergantung pada reaksi
kimia dan suhu, semakin tinggi suhu maka panas yang dihasilkan akan semakin banyak.

Untuk menyelidiki masalah ini maka akan digunakan model aliran panas 1-D
untuk kasus serbuk gergaji dengan tinggi l. Seperti gambar di bawah ini.
Persamaan pembangun untuk kasus ini adalah persamaan panas dengan sumber panas
volumetric Q, untuk reaksi kimia. Persamaannya adalah sebagai berikut.

Dengan K : konditivitas panas,


P : kepadatan
C : panas dari serbuk gergaji.

Batas 𝑥 = 0sesuai dengan tempat serbuk gergaji di atas mesin cetak panas. Kondisi
batas yang sesuai untuk menentukan suhu serbuk gergaji agar sama dengan suhu mesin
cetak panas adalah di 𝑢1 = 200 ℃. Sehingga kita dapat menulis persamaannya menjadi

𝑢(0, 𝑡) = 𝑢1

Pada permukaan atas serbuk gergaji terkena udara. Sehingga dapat kita asumsikan
bahwa pada permukaan serbuk kehilangan panas menurut hokum pendinginan Newton
( Hukum pendinginan newton memberikan fluktuasi panas untuk perbedaan suhu
antara permukaan dan sekitarnya). Sehingga dapat ditulis:

dimana k adalah konduktivitas dari serbuk gergaji, h adalah koefisien pendingin Newton
dan 𝑢𝑠 adalah suhu udara. Akan digunakan beberapa suhu udara yang berbeda yakni
𝑢𝑎 = 200 𝐶 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 400 𝐶
2.2. Solusi Penyelesaian kasus kebakaran pabrik

Suhu 𝑢(𝑥, 𝑡)adalah suhu persamaan panas dengan sumber panas spekulatif
karena reaksi oksidasi dengan serbuk gergaji. Berikut persamaan diferensialnya yang
telah dikombinasikan dengan aproximasi Frank-Kamenetskii yang mendekati
persamaan Arrhenius untuk laju produksi panas

Dimana 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝛾 adalah konstanta positif, dengan :

𝜕𝑢
Selanjutnya untuk titik kesetimbangannya atur = 0 didapat:
𝜕𝑡

Pada permukaan logam 𝑥 = 0 kita mempunyai suhu 𝑢1 = 2000 𝐶 an masukan


pendingin Newton pada permukaan atas 𝑥 = 𝑙2 Sehingga ,

Dimana 𝑢𝑠 = 300 𝐶 adalah suhu lingkungan, 𝑘 adalah konduktivitas dan h adalah


koefisien pendingin Newton. Selanjutnya, akan dibahas solusi untuk suhu yang ada,
dimana asumsikan suhu maksimum terjadi pada titik 𝑥 = 𝑥𝑚 sehingga dapat kita
tentukan suhu maksimum 𝑢𝑚 yang kita miliki
Setelah dicari titik kesetimbangannya maka diperoleh,

Di mana 𝜎 adalah konstanta positif dengan,

𝑏𝛾
𝜎=√
2𝑘

solusi ini memiliki dua konstanta yang tidak diketahui, yang perlu ditentukan dengan
menerapkan kondisi batas pada 𝑥 = 0 dan 𝑥 = 𝑙. Dengan kondisi batas 𝑢 = 𝑢1 di 𝑥 = 0,
menghasilkan,

Dari sini kita akan mendapatkan persamaan untuk 𝑢𝑚 dan untuk kondisi batas
pendingin Newton untuk 𝑥 = 𝑙, maka diperoleh:

Dua persamaan di atas dapat diketahui 𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝑥𝑚 yang keduanya bergantung pada
parameter 𝑙
BAB 3
KESIMPULAN

Solusi yang diperoleh selanjutnya akan dilakukan simulasi untuk melihat dinamika dari
parameter yang telah kita dapatkan persamaannya. Pada simulasi ini sudah menggunakan teknik
bifurkasi dan di dapat :

Dua gambar di atas diperoleh dari hasil simulasi menggunakan software maple untuk 𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝑥𝑚
pada berbagai nilai 𝑙. Pada gambar bagian kiri, kita mencari untuk suhu 473 𝐾 = 200℃ 𝑘𝑒 573 𝐾
= 300℃. Sementara pada gambar bagian kanan dicari dengan suhu yang lebih rendah. Sehingga
nilai kritis yang diperoleh adalah 𝑙𝑐𝑟 ≃ 0,378 dari gambar sebelah kanan sebagai nilai 𝑙 dimana
kurva mulai kembali ke sumbu vertikal

Nilai kritis dari 𝑙, dimana titik kesetimbangan berhenti, diperkirakan terjadi sekitar titik : 𝑙𝑐𝑟 ≃
0,38
Dapat disimpulkan bahwa untuk nilai parameter yang digunakan di sini, kebakaran akan
terjadi ketika ketinggian serbuk gergaji melebihi 38 cm, sehingga yang perlu diperhatikan agar
tidak terjadi kebakaran pada pabrik Chipboard itu adalah ketinggian dari serbuk gergaji di atas
mesin cetak panas.

Anda mungkin juga menyukai