Anda di halaman 1dari 12

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Besaran Vektor dapat disajikan dengan menggunakan suatu bilangan

real, kemudian diikuti dengan sistem suatu yang sesuai. Secara geometri,

besaran vektor dapat disajikan dengan ruas garis berarah. Panjang ruas

garis menyatakan panjang atau besar vaktor, sedangkan arah anak panah

menunjukan arah vaktor.

Di dalam vektor terdapat berbagai bagian yang diantaranya aljabar

vektor, vektor di dalam bidang dua dimensi, vektor dalam bidang tiga

dimensi, perkalian skalar 2 vektor, pembagian ruas garis dalam perbandingan

bagian, tiga titik segaris (kolinier), tiga garis sebidang (koplanar), dan lain-

lain.

Di dalam makalah ini lebih ditekankan mengenai pembagian ruas garis

dalam perbandingan bagian, tiga titik segaris (kolinier), dan tiga garis

sebidang (koplanar).

1
B. Rumusan masalah

1. Bagaimanakah pembagian ruas garis dalam perbandingan bagian dii

dalam vector ?

2. Bagaimanakah tiga titik segaris (kolinier) itu ?

3. Bagaimanakah tiga garis sebidang (coplanar) itu ?

2
BAB II. ISI

A. Pembagian Ruas Garis dalam Perbandingan Bagian

Misalkan titik C terletak pada ruas garis AB, sehingga titik C membagi

ruas garis AB dengan perbandingan m : n, maka AC : CB = m : n atau AC :

AB = m : (m + n) seperti gambar di bawah ini.

• • n

A m C B

Dalam perbandingan AC : CB = m : n terdapat dua kasus yaitu :

a. Tititk C membagi AB di dalam

• • n

A m C B

AC : CB = m : n

b. Titik C membagi AB di luar

• • •C
A B n

AC : CB = m : -n

3
1. Perbandingan ruas garis dalam bentuk vektor

m
a

C
c
n
O B
b

Vektor posisi titik A dan B berturut-turut adalah a dan b. Titik C

pada ruas garis AB dengan perbandingan m : n atau AC : CB = m : n.

Jika vektor posisi titik C adalah c, maka vektor c ditentukan dengan cara :

AC
c = a +⃗

m ⃗
c=a+ AB
m+ n

m
c=a+ (b – a)
m+ n

ma+ n a+m b−ma


c=
m+n

mb+ n a
c=
m+ n

contoh :

Vektor posisi titik A dan titik B berturut-turut adalah a dan b. Pada

ruas garis AB, tandailah titik C sehingga AC : CB = 1 : 3, tentukan vektor

posisi titik C,?

4
Jawab :

1b  3a 1
  b  3a 
Misalkan vektor posisi titik C adalah c, maka c = 1  3 4

2. Perbandingan ruas garis dalam bentuk koordinat

Dari Perbandingan ruas garis dalam bentuk vektor didapatkan rumus

mb+ n a
untuk vektor posisi C adalah c = , maka dapat juga ditentukan
m+ n

rumus untuk vector posisi di R2 dan R3 sebagai berikut :

x2 x
 2
Jika A(x1, y1) dan B(x2, y2) di, R maka c =
m
{} {}
y2
+n 1
y1
m+n

m x 2+ n x 1 m y 2 +n y 1
Koordinat titik C adalah C { m+n
,
m+n }
x2 x1

 Jika A(x1, y1, z1) dan B(x2, y2, z2) di, R2 maka c =
z2 {} {}
m y 2 +n y 1
z1
m+n

m x 2+ n x 1 m y 2 +n y 1 m z 2+ n z 1
Koordinat titik C adalah C { m+n
,
m+n
,
m+ n }

5
Contoh :

1. Tentukanlah koordinat titik P yang terletak pada garis AB jika:

A(2, 0, 1), B(10, 4, 5), dan AP : PB = 3 : 1

Jawab :

P {3.10+1.2
3+1
,
3.4+1.0 3.5+1.1
3+1
,
3+1 }

P {324 , 124 , 164 }


Jadi titik p(8, 3, 4)

2. Tentukanlah koordinat titik P pada garis hubung A(2, 3, 4) dan

B(6, 7, 8) di dalam dan di luar dengan perbandingan 1 : 3.

Jawab :

 Untuk titik P membagi AB di dalam dengan perbandingan 1 : 3,

berlaku AP : PB 􀀠 1 : 3.

Koordinat titik P dapat kalian tentukan dengan cara berikut.

P ( 1.6+3.2
1+3
,
1.7+3.3 1.8+3.4
1+3
,
1+3 )

P ( 3,4,5 )

Jadi koordinat titik P ( 3,4,5 )

 Untuk titik P membagi AB di luar dengan perbandingan 1 : 3,

berlaku AP : PB = 1 : -3.

Koordinat titik P dapat kalian tentukan sebagai berikut :

P ( 1.6+(−3).2
1+(−3)
,
1.7+(−3).3 1.8+(−3) .4
1+(−3)
,
1+(−3) )

P ( 0,1,2 )

Jadi titik P ( 0,1,2 )

6
B. Tiga titik segaris (kolinier)

Definisi

Titik-titik segaris (kolinear) adalah titik-titik yang terletak pada satu garis

(titik-titik yang tidak terletak pada satu garis disebut titik-titik tak segaris (non-

kolinear)).

Sebuah titik dan sebuah garis dapat terjadi sebuah titik tersebut terletak

pada sebuah garis tersebut atau sebuah titik tersebut tidak terletak pada

sebuah garis tersebut. Jika sebuah titik terletak pada suatu garis, maka dapat

juga dikatakan garis tersebut melalui sebuah titik. Jika sebuah titik tidak

terletak pada suatu garis, maka dapat dikatakan sebuah titik di luar sebuah

garis.

Pada gambar di atas: titik K, titik L, titik P, dan titik R merupakan titik-titik

yang tidak terletak pada suatu garis. Keempat titik tersebut tidak terletak

pada garis g maupun garis h, atau dapat dikatakan keempat titik tersebut di

luar garis g maupun garis h. Namun titik M, titik O, dan titik Q, ketiganya

terletak pada garis g. Sedangkan titik S, titik O, dan titik N, ketiganya terletak

pada garis h. Tampak juga titik O terletak pada garis g maupun garis h.

7
Pada gambar tersebut, dapat dikatakan: titik M, titik O, dan titik Q

merupakan tiga buah titik yang kolinear, karena ketiganya terletak pada satu

garis; yaitu garis g. Demikian juga titik S, titik O, dan titik N,merupakan tiga

buah titik yang kolinear, karena ketiganya terletak pada satu garis; yaitu

garis h. Berdasarkan kondisi tersebut berarti titik M dan titik N merupakan

dua buah titik yang tidak kolinear (non-kolinear), karena masing-masing

terletak pada garis yang berbeda. Begitu pula pasangan titik M dan titik S,

titik N dan titik Q, titik S dan titik Q, merupakan pasangan-pasangan titik yang

tidak kolinear (non-kolinear).

C. Tiga garis sebidang (koplanar)

1. Titik yang coplanar

Titik-titik dikatakan koplanar (coplanar) atau sebidang jika dan

hanya jika ada suatu bidang yang memuat semua titik tersebut.

Pada gambar diatas, titik R, titik S, dan titik T merupakan tiga

buah titik yang non-kolinear, dan ketiganya terletak pada satu bidang,

yaitu bidang α . Dengan demikian, titik R, titik S, dan titik T dikatakan

sebagai tiga buah titik yang koplanar. Sedangkan titik V tidak terletak

8
pada bidang-. Oleh karena itu titik R, titik S, titik T, dan titik V, merupakan

empat buah titik yang non-koplanar.

2. Garis yang coplanar

Dua buah garis dapat terjadi keduanya sebidang atau tak-

sebidang. Jika dua garis sebidang, maka dapat terjadi keduanya

berpotongan atau sejajar. Jika dua buah garis tak-sebidang, maka

keduanya dikatakan bersilangan.

Dua buah garis berbeda dikatakan saling sejajar jika dan hanya

jika keduanya koplanar dan tidak berpotongan.

Dua buah garis berbeda dikatakan saling bersilangan jika dan

hanya jika keduanya non-koplanar.

Pada Gambar di atas: garis k, garis h, dan garis m, ketiganya

dikatakan coplanar, karena ketiganya terletak pada satu bidang, yaitu

pada bidangα . Garis h dan garis k saling sejajar dan keduanya terletak

pada satu bidang. Garis k dan garis m berpotongan di titik Q dan

keduanya terletak pada satu bidang. Begitu juga garis h dan garis m

9
berpotongan di titik P dan keduanya terletak pada satu bidang. Garis n

tidak terletak pada bidangα , sehingga dapat dikatakan garis n di luar

bidangα . Garis g memotong/ menembus bidangα tepat di satu titik, yaitu

titik R. Hal tersebut dikatakan garis g juga tidak terletak pada bidangα .

Garis g tidak terletak pada bidangα , tetapi garis m terletak pada

bidangα . Oleh karena itu dikatakan garis g dan garis m bersilangan. Garis

g tidak terletak pada bidangα , tetapi garis k terletak pada bidangα . Oleh

karena itu dikatakan garis g dan garis k bersilangan. Garis g tidak terletak

pada bidangα , tetapi garis h terletak pada bidangα . Oleh karena itu

dikatakan garis g dan garis h bersilangan. Demikian pula untuk garis n

dan garis m, garis n dan garis h, garis n dan garis k, masing-masing

merupakan pasangan garis yang bersilangan, karena masing-masing

tidak terletak pada bidang yang sama.

10
BAB III. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari isi makalah yg telah dibuat dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Misalkan titik C terletak pada ruas garis AB, sehingga titik C membagi

ruas garis AB dengan perbandingan m : n, maka AC : CB = m : n atau AC

: AB = m : (m + n),

Dalam perbandingan AC : CB = m : n terdapat dua kasus yaitu :

c. Tititk C membagi AB di dalam

AC : CB = m : n

d. Titik C membagi AB di luar

AC : CB = m : -n

2. Vektor posisi titik A dan B berturut-turut adalah a dan b. Titik C pada ruas

garis AB dengan perbandingan m : n atau AC : CB = m : n. Jika vektor

posisi titik C adalah c, maka vektor c ditentukan dengan rumus

mb+ n a
c=
m+ n

x2 x
3. Jika A(x1, y1) dan B(x2, y2) di, R2 maka c =
m
{} {}
y2
+n 1
y1
m+n

m x 2+ n x 1 m y 2 +n y 1
Koordinat titik C adalah C { m+n
,
m+n }
x2 x1

4. Jika A(x1, y1, z1) dan B(x2, y2, z2) di, R2 maka c =
z2 {} {}
m y 2 +n y 1
z1
m+n

11
m x 2+ n x 1 m y 2 +n y 1 m z 2+ n z 1
Koordinat titik C adalah C { m+n
,
m+n
,
m+ n }
5. Titik-titik segaris (kolinear) adalah titik-titik yang terletak pada satu garis

(titik-titik yang tidak terletak pada satu garis disebut titik-titik tak segaris

(non-kolinear)).

6. Titik-titik dikatakan koplanar (coplanar) atau sebidang jika dan hanya jika

ada suatu bidang yang memuat semua titik tersebut.

7. Suatu garis dikatakan coplanar, jika garis itu terletak pada satu bidang.

12

Anda mungkin juga menyukai