Anda di halaman 1dari 73

PEDOMAN TUGAS AKHIR

PENCIPTAAN
KARYA SENI RUPA
• Seminar Penciptaan Karya Seni Rupa
• Penciptaan Karya Seni Rupa

JURUSAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2011
Pedoman Tugas Akhir
Penciptaan Karya Seni Rupa

Tim Penyusun:
Cut Kamaril Wardhani
Sem C. Bangun
Eddy Fauzi Effendy
Indro M. Purwodo
Ataswarin OS
Caecilia Tridjata
Mudjiati
I Wayan Djana

Penyunting dan Perwajahan: Indro M. Purwodo


Perancang Sampul: Endra SS

Edisi pertama, 1998


Edisi kedua, 2005
Edisi ketiga, 2011

Diterbitkan oleh:
Jurusan Seni Rupa
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta
Gedung F, UNJ kampus A
Jl. Rawamangun Muka, Jakarta 13220

ii PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


KATA P ENG A NTA R

Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri


Jakarta menyediakan dua pilihan jalur tugas akhir sebagai salah
satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni
Rupa. Mahasiswa wajib memilih salah satu dari dua jalur: skripsi
atau penciptaan karya seni rupa. Kedua jalur memiliki kualifikasi
setara.
Proses studi penciptaan karya seni rupa menuntut kemampuan
komprehensif dari sejumlah mata kuliah terdahulu yang terkait
dengan pilihan topik. Di dalamnya mencakup tahapan kajian
teoretik, magang, penyusunan konsep penciptaan, dan visualisasi
karya. Hasil kompetensi tugas akhir jalur ini berupa keahlian spesifik
dalam pemecahan masalah penciptaan karya seni rupa dengan
pendekatan ilmiah.
Pedoman Tugas Akhir edisi ketiga ini merupakan
operasionalisasi Panduan Kegiatan Pedoman Penulisan Tugas
Akhir yang diterbitkan Fakultas Bahasa dan Seni UNJ 2009 sesuai
karakteristik Jurusan Seni Rupa. Sistematika penulisan laporan
direvisi menjadi lebih sederhana dari edisi kedua. Pedoman ini wajib
digunakan mahasiswa, Dosen Koordinator, Dosen Pembimbing,
Dosen Penguji dan perangkat administrasi agar proses dan hasil
studi dapat tercapai maksimum. Masukan tentang kekeliruan dan
kekurangan yang mungkin terdapat dalam pedoman ini mohon
disampaikan kepada kami sebagai bahan perbaikan edisi berikutnya.
Selamat berkarya.

Jakarta, Januari 2011


Ketua Jurusan
Muhamad Enong

KATA PENGANTAR iii


D A F TA R I S I

KATA PENGANTAR ________________________________ iii


DAFTAR ISI _______________________________________ iv
DAFTAR LAMPIRAN _______________________________ vi
DAFTAR TABEL ___________________________________ vi
I. DESKRIPSI ___________________________________ 1
A. Kompetensi ________________________________ 1
B. Cabang Seni Rupa ___________________________ 2
C. Prasyarat __________________________________ 5
D. HAKI ____________________________________ 5
II. PROSEDUR PENDAFTARAN
DAN PELAKSANAAN PENCIPTAAN _____________ 6
A. Prosedur Pendaftaran Mata Kuliah ______________ 7
1. Seminar Penciptaan Karya Seni Rupa _________ 7
2. Penciptaan Karya Seni Rupa ________________ 7
B. Kerangka Proposal __________________________ 8
C. Pelaksanaan Penciptaan _______________________ 12
1. Seminar Penciptaan Karya Seni Rupa ________ 12
a. Bimbingan ____________________________ 12
b. Magang _______________________________ 14
c. Seminar ______________________________ 14
d. Penilaian _____________________________ 15
e. Jadwal Kegiatan ________________________ 16
2. Penciptaan Karya Seni Rupa ________________ 16
a. Bimbingan ____________________________ 16
b. Pameran ______________________________ 17
c. Sidang _______________________________ 19
d. Penilaian _____________________________ 20
e. Jadwal Kegiatan ________________________ 21

iv PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


III. SUSUNAN LAPORAN __________________________ 22
A. Bagian Awal ________________________________ 22
B. Bagian Inti _________________________________ 24
C. Bagian Akhir _______________________________ 25
IV. URAIAN LAPORAN BAGIAN INTI _______________ 26
A. Pendahuluan ________________________________ 26
B. Studi Pustaka _______________________________ 26
C. Profil Magang _______________________________ 26
D. Konsep Penciptaan ___________________________ 26
1. Seni Rupa Murni _________________________ 28
2. Desain _________________________________ 32
3. Kriya __________________________________ 34
E. Visualisasi dan Deskripsi Karya ________________ 36
F. Penutup ___________________________________ 37
1. Kesimpulan _____________________________ 38
2. Saran __________________________________ 38
V. TEKNIK PENULISAN LAPORAN _________________ 39
A. Format Pengetikan ___________________________ 39
B. Penulisan Kutipan, Sumber, dan Daftar Pustaka ____ 40
C. Gaya Bahasa dan Ortografi ____________________ 46

DAFTAR ISI v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Seminar _______________ 50
Lampiran 2. Lembar Pengesahan Seminar _______________ 51
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Sidang ________________ 52
Lampiran 4. Lembar Pengesahan Tugas Akhir ___________ 53
Lampiran 5. Halaman Sampul ________________________ 54
Lampiran 6. Punggung Sampul _______________________ 55
Lampiran 7. Halaman Logo___________________________ 56
Lampiran 8. Halaman Judul __________________________ 57
Lampiran 9. Pernyataan Orisinalitas ___________________ 58
Lampiran 10. Pernyataan Persetujuan Publikasi ___________ 59
Lampiran 11. Berita Acara Seminar _____________________ 60
Lampiran 12. Lembar Penilaian SPKSR__________________ 61
Lampiran 13. Lembar Rekapitulasi Penilaian SPKSR_______ 63
Lampiran 14. Berita Acara Sidang______________________ 64
Lampiran 15. Lembar Penilaian PKSR___________________ 65
Lampiran 16. Lembar Rekapitulasi Penilaian PKSR________ 67

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis-jenis Seni Rupa Murni ___________________ 2
Tabel 2. Jenis-jenis Desain ___________________________ 2
Tabel 3. Jenis-jenis Kriya ____________________________ 3
Tabel 4. Daftar Jumlah Karya _________________________ 4
Tabel 5. Spesialisasi Dosen Pembimbing ________________ 13
Tabel 6. Susunan Acara Seminar ______________________ 15
Tabel 7. Jadwal Kegiatan SPKS _______________________ 16
Tabel 8. Susunan Acara Sidang ________________________ 20
Tabel 9. Jadwal Kegiatan PKS__________________________ 21
Tabel 10. Sistematika Penciptaan Seni Rupa Murni,
Desain, dan Kriya _____________________________ 27
Tabel 11. Kerangka Konsep Penciptaan Seni Rupa Murni____ 31
Tabel 12. Kerangka Konsep Penciptaan Desain ___________ 33
Tabel 13. Kerangka Konsep Penciptaan Kriya _____________ 35

vi PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


I DESKRIPSI

A. Kompetensi
Kompetensi tugas akhir penciptaan karya seni rupa adalah keahlian
dalam menciptakan karya seni rupa berdasarkan kajian teoretik, pengalaman
empirik dan keahlian profesional, baik sebagai media ekspresi maupun untuk
mengatasi suatu permasalahan kesenirupaan dan pendidikan seni rupa yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi ini merupakan salah satu
syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa. Tugas akhir jalur
penciptaan karya seni rupa terdiri dari dua mata kuliah yang harus ditempuh
selama dua semester secara berurutan: 1) Seminar Penciptaan Karya Seni
Rupa, dan 2) Penciptaan Karya Seni Rupa.
1. Seminar Persiapan Karya Seni Rupa (SPKSR)
Mata kuliah SPKSR berisi pendalaman pengalaman melalui magang
dalam dunia profesional, dan penyusunan konsep penciptaan. Proses studi
terdiri dari tahap pengajuan usulan (proposal), magang, perumusan konsep
penciptaan, dan pembuatan contoh karya. Seluruh tahap ditulis berdasarkan
kaidah penulisan ilmiah menjadi dokumen akademik yang disebut Laporan
Penciptaan Karya Seni Rupa. Laporan ini merupakan hasil akhir dari mata
kuliah SPKSR yang harus diseminarkan pada akhir semester berjalan.
Mahasiswa yang menempuh SPKSR dibimbing oleh 1 (satu) Dosen
Pembimbing. Mata kuliah ini dikelola oleh seorang Dosen Koordinator,
dan memiliki bobot sebesar 4 (empat) SKS.
2. Penciptaan Karya Seni Rupa (PKSR)
Mata kuliah PKSR berisi kegiatan penciptaan karya seni rupa
berdasarkan konsep penciptaan yang telah dirumuskan dalam mata kuliah
SPKSR. Proses studi meliputi tahap pengajuan Laporan Penciptaan Karya
Seni Rupa yang telah direvisi sesuai hasil seminar, berkarya, pendeskripsian
karya, penyempurnaan laporan, pameran, dan sidang pada akhir semester
berjalan. Dosen Pembimbing dan Penguji PKSR sama dengan SPKSR. Mata
kuliah ini memiliki bobot sebesar 6 (enam) SKS, dan dikelola oleh seorang
Dosen Koordinator.

I. Deskripsi 1
B. Cabang Seni Rupa dalam PKSR
1. Seni Rupa Murni
Seni rupa murni merupakan aktivitas penciptaan karya seni visual
dengan motif untuk mengungkapkan pemikiran, perasaan dan pengalaman
artistik. Termasuk dalam katagori seni rupa murni adalah: seni lukis,
seni patung, seni grafis, seni fotografi, seni keramik, seni serat, seni rupa
eksperimental. Beberapa jenis seni visual yang tergolong cabang seni rupa
murni dinyatakan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Jenis-jenis Seni Rupa Murni
Seni Lukis lukisan di atas kanvas, kertas, papan, kaca, dinding
Seni Patung relief, fresco, totem, monumen, patung
Seni Grafis cetak tinggi, cetak saring, etsa, litografi, monoprint,
drypoint, serigraph
Fotografi fotografi sebagai media ekspresi
Seni Keramik keramik sebagai media ekspresi
Seni Serat bahan serat sebagai media ekspresi
Seni Eksperimental seni lingkungan, seni kejadian, seni pertunjukan, seni
instalasi, seni rupa multimedia
2. Desain
Desain merupakan aktivitas penciptaan karya seni rupa yang bertujuan
untuk memecahkan masalah wujud-wujud fungsional untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat melalui metode berpikir rasional dan pragmatik,
dengan penekanan pada aspek perencanaan. Cabang-cabang desain yang
dapat dipilih sebagai studi PKSR antara lain: desain tekstil, desain produk,
desain komunikasi visual, desain multimedia. Beberapa jenis desain disusun
dalam tabel berikut:
Tabel 2. Jenis-jenis Desain
Desain Tekstil • Pelengkap interior: tekstil untuk pembatas ruang, tirai,
karpet; albostry (kain penutup mebel), perlengkapan
ruang tidur
• Busana: tekstil untuk busana resmi, busana harian,
pakaian seragam, busana remaja, anak, bayi
• Tekstil yang dihasilkan dari eksplorasi serat (alam dan
atau sintesis) dan pewarnaan

2 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Desain Produk • Desain produk: mebel, komponen arsitektur, alat rumah
tangga, alat perkantoran, alat peraga pendidikan, alat
permainan
• Desain alat lingkungan: alat lalulintas, mebel taman,
alat rekreasi, sarana kaki lima, sarana umum
Desain • Desain publikasi: buku, koran, majalah, tabloid
Komunikasi Visual • Desain identitas perusahaan: logo, stationery, profil
perusahaan, laporan tahunan
• Desain material program kampanye komersial dan non
komersial: brosur, leaflet, banner, kalender
• Desain kemasan: bahan kebutuhan rumah tangga,
makanan, minuman, bahan kosmetik, alat pendidikan,
alat permainan
• Desain rambu (signage): sarana umum, sarana
perkantoran, sarana lalulintas
• Desain media pembelajaran: modul, handout, bahan
ajar, bahan presentasi
• Desain multimedia (interaktif atau statis): profil
perusahaan, situs, media pembelajaran, program
permainan
• Fotografi, ilustrasi, komik
3. Kriya
Kriya merupakan aktivitas penciptaan karya seni rupa yang bertujuan
untuk memproduksi benda-benda fungsional maupun benda hias dengan
penekanan pada kualitas artistik dan ketrampilan tangan. Pilihan dalam
katagori kriya antara lain: kriya kayu, kriya bambu, kriya rotan, kriya
keramik, kriya logam, kriya kulit, kriya tekstil/mode, kriya serat. Tabel
jenis-jenis kriya di bawah ini dapat digunakan sebagai pilihan.
Tabel 3. Jenis-jenis Karya Kriya
Kriya Kayu • Mebel, komponen arsitektur, aksesoris interior, alat
rumah tangga, alat perkantoran, mainan anak, alat
Kriya Rotan peraga pendidikan, perhiasan
• Sepatu: sepatu dewasa, remaja, anak, bayi
Kriya Keramik • Tas dan aksesoris: tas kerja, tas belanja, tas bepergian,
Kriya Logam dompet, ikat pinggang
Kriya Kulit • Benda suvenir

I. Deskripsi 3
Kriya Tekstil/mode • Pelengkap interior: elemen interior (langit-langit, hiasan
Kriya Serat dinding, pembatas ruang, tirai, karpet); perlengkapan
meja makan; perlengkapan ruang tidur, pelengkap
kamar mandi
• Busana: busana resmi, busana harian, pakaian
seragam, busana remaja, anak, bayi, pelengkap busana
(selendang, jilbab)
• Produk tas dan aksesoris: tas kerja, tas belanja, tas
bepergian, tas suvenir, dompet, ikat pinggang
Terbuka kemungkinan bagi mahasiswa untuk memilih jenis karya seni
rupa yang tidak tercantum dalam tabel-tabel tersebut, asalkan landasan
teorinya tetap mengacu pada salah satu dari tiga cabang seni rupa yang telah
ditetapkan.
Jumlah karya PKSR ditentukan berdasarkan jenis seni rupa yang dipilih.
Mengingat bentuk dan ukuran dalam karya seni rupa sangat bervariasi,
penentuan ukuran dan jumlah karya didasarkan pada ukuran minimum, dan
jumlah karya dibedakan antara dua dan tiga dimensi.
Tabel 4. Daftar Jumlah Karya PKSR
BENTUK SENI RUPA UKURAN JUMLAH KETERANGAN
Seni Rupa Murni:
- Seni Lukis 60 x 60 cm 12 karya ukuran minimum
- Seni Patung 30x30x30 cm 8 karya ukuran minimum
- Seni Grafis 40 x 40 cm 12 karya ukuran minimum
- Seni Fotografi 60 x 60 cm 12 karya ukuran minimum
- Seni Keramik 30x30x30 cm 8 karya ukuran minimum
- Seni Serat 50 x 100 cm 8 karya ukuran minimum
- Seni Eksperimental sesuai kesepakatan
Desain:
Desain tekstil, desain produk, desain komunikasi visual, dalam jumlah setara
dengan 8 karya dan ukuran karya sesuai kebutuhan.
Kriya:
Kriya kayu, kriya bambu, kriya rotan, kriya keramik, kriya logam, kriya kulit,
kriya tekstil/mode, kriya serat, dalam jumlah setara dengan 8 karya dan ukuran
karya sesuai kebutuhan.
Visualisasi karya dalam SPKSR ditetapkan minimal dua karya,
selain karya-karya hasil eksplorasi. Seluruh karya hasil SPKSR tidak bisa
dimasukkan ke dalam jumlah karya PKSR.

4 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


C. Prasyarat
Prasyarat untuk menempuh SPKSR, mahasiswa harus sudah lulus
minimal 120 (seratus dua puluh) SKS. Nilai mata kuliah utama sesuai
pilihan jenis seni rupa minimal B. Seluruh mata kuliah pendukung pilihan
jenis seni rupa dan penelitian sudah harus lulus. Pada saat menempuh PKSR
mahasiswa harus sudah lulus mata kuliah SPKSR dan minimal 134 (seratus
tiga puluh empat) SKS dengan IPK ≥ 2.5.
D. Hak Kekayaan Intelektual
Dalam karya maupun tulisan laporan PKSR melekat hak cipta bagi
mahasiswa dan hak bebas royalti bagi institusi Universitas Negeri Jakarta,
khusus untuk kepentingan akademik. Hak cipta karya dan laporan PKSR
merupakan milik mahasiswa yang berlaku untuk semua jenis kepentingan.
Hak bebas royalti mahasiswa memberikan hak kepada institusi untuk
menyimpan, menggandakan, mengalihmediakan, mendistribusikan, dan
mempublikasikan karya dan laporan PKSR untuk kepentingan akademik,
tanpa royalti dan tanpa membutuhkan izin. Pelimpahan hak bebas royalti
dinyatakan dan ditandatangani oleh mahasiswa dalam lembar pernyataan
publikasi yang wajib dilampirkan dalam laporan PKSR (lampiran 10).
Dalam hal karya maupun laporan PKSR dikembangkan untuk
kepentingan komersil, apabila mahasiswa yang mengembangkan,
maka hak royalti dimiliki oleh mahasiswa. Dosen Pembimbing wajib
dicantumkan sebagai penasehat penciptaan. Apabila Dosen Pembimbing
yang mengembangkan, maka hak royalti harus disepakati terlebih dahulu
antara pihak Dosen Pembimbing dengan mahasiswa. Nama mahasiswa wajib
dicantumkan sebagai pemilik hak cipta.
Tata cara penulisan nama pengarang untuk kepentingan publikasi, nama
mahasiswa dicantumkan sebagai pemilik hak cipta. Apabila mahasiswa yang
mempublikasikan, maka nama mahasiswa dicantumkan sebagai pengarang
pertama, Dosen Pembimbing sebagai pengarang kedua. Apabila Dosen
Pembimbing yang mempublikasikan, maka nama mahasiswa dicantumkan
sebagai pengarang kedua.

I. Deskripsi 5
II PROSEDUR PENDAFTARAN
DAN
PELAKSANAAN PENCIPTAAN

Alur prosedur pendaftaran dan pelaksanaan penciptaan:

Proposal

Mahasiswa mendaftar ke Dosen Koordinator SPKSR

Paparan proposal

Surat Pengantar dan berkas proposal diserahkan oleh mahasiswa


kepada Dosen Pembimbing

Bimbingan
Seminar Penciptaan Karya Seni Rupa

Magang (surat pengantar magang dari BAAK)

Laporan Kemajuan I

Penulisan laporan

Produksi contoh karya

Laporan Kemajuan II

Seminar

Perbaikan laporan dan karya

Penyerahan perbaikan kepada Dosen Koordinator

Nilai

Penyerahan laporan dan nilai seminar oleh Dosen Koordinator SPKSR


kepada Dosen Koordinator PKSR

6 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Mahasiswa mendaftar ke Dosen Koordinator PKSR

Mahasiswa menerima berkas laporan hasil seminar


dari Dosen Koordinator

Surat Pengantar dan berkas laporan diserahkan oleh mahasiswa


kepada Dosen Pembimbing
Penciptaan Karya Seni Rupa

Bimbingan proses berkarya dan penulisan deskripsi karya

Laporan Kemajuan III

Pameran dan Sidang

Perbaikan laporan dan karya

Laporan perbaikan kepada Dosen Koordinator

Nilai

Penyerahan dokumen laporan kepada FBS,


CD laporan dan karya pertinggal kepada Ketua Jurusan

A. Prosedur Pendaftaran Mata Kuliah


1. Seminar Penciptaan Karya Seni Rupa
Mahasiswa mendaftarkan diri kepada Dosen Koordinator SPKSR
dengan menyerahkan proposal sebanyak satu eksemplar (kerangka proposal
lihat bagian B), dan melampirkan:
a. KRS semester berjalan.
b. Fotokopi pratranskrip sebagai bukti pemenuhan prasyarat mata kuliah
yang telah ditempuh minimal 120 SKS.
c. Blanko Kartu Bimbingan Tugas Akhir sebanyak 2 (dua) set yang
disediakan di Bagian Akademik FBS. Setiap set akan diserahkan kepada
Dosen Pembimbing dan narasumber.
d. Tanda bukti telah mengikuti seminar PKSR minimal 4 kali.
2. Penciptaan Karya Seni Rupa
Mahasiswa mendaftarkan diri kepada Dosen Koordinator PKSR dengan
menyerahkan Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa sebanyak 2 (dua)
eksemplar, dan melampirkan:

II. Prosedur Pendaftaran & Pelaksanaan 7


a. KRS semester berjalan.
b. Fotokopi pratranskrip sebagai bukti pemenuhan prasyarat mata kuliah
yang telah ditempuh minimal 134 SKS.
c. Blanko Kartu Bimbingan Tugas Akhir sebanyak 1 (satu) set yang
disediakan di Bagian Akademik FBS untuk diserahkan kepada Dosen
Pembimbing.
B. Kerangka Proposal
Sebelum melakukan pendaftaran mata kuliah SPKSR, mahasiswa harus
mempersiapkan proposal terlebih dahulu. Proposal harus dipaparkan di
hadapan Dosen Koordinator dan seluruh mahasiswa peserta SPKSR pada
awal semester berjalan. Penulisan proposal PKSR dibatasi antara 10 - 15
halaman menggunakan kerangka sebagai berikut:
Judul
Redaksi judul singkat, spesifik dan menyatakan ide dalam jenis seni
rupa yang dipilih.
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Penciptaan
Uraian latar belakang berisi hasil pengamatan pribadi tentang
kesenjangan yang ada antara kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari (das sein) dengan yang seharusnya terjadi (das
sollen). Dalam perspektif seni rupa, murni maupun terapan, kesenjangan
tersebut melahirkan berbagai ide penciptaan. Untuk itu kenyataan-
kenyataan yang diamati dan apa yang seharusnya terjadi harus spesifik
dan berkaitan langsung dengan topik PKSR. Urutan pembahasan dapat
dimulai dari ungkapan kenyataan terlebih dahulu kemudian pemikiran
yang seharusnya terjadi (induktif) atau sebaliknya (deduktif). Uraian
latar belakang yang baik menjadi dasar yang kokoh bagi konstruksi
seluruh komponen dalam konsep penciptaan.
B. Perkembangan Ide Penciptaan
Ide penciptaan muncul dalam upaya untuk memperkecil kesenjangan
antara das sein dengan das sollen. Pada awalnya akan muncul beraneka
ragam ide. Kemunculan ide pada tahap ini berupa gagasan-gagasan
umum, belum berwujud nyata. Selanjutnya ide diseleksi dengan
pertimbangan logika, spesialisasi kemampuan, dan keterbatasan.
Minimal lima urutan terseleksi dituliskan ke dalam bagian ini.
C. Fokus Penciptaan
Gagasan-gagasan umum yang terdapat dalam perkembangan ide
penciptaan selanjutnya difokuskan menuju tiga aspek penciptaan,

8 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


yaitu: konseptual, visual, dan operasional. Beberapa faktor yang
harus digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
fokus penciptaan antara lain: faktor kualitas ide, manfaat, kemampuan
akademik, ketersediaan sumber pustaka, jaringan narasumber,
keterbatasan teknis, waktu dan biaya. Fokus penciptaan dirumuskan
dengan kalimat pernyataan yang singkat dan jelas.
D. Tujuan Penciptaan
Uraian tujuan merupakan pernyataan target-target yang akan dicapai,
selama maupun setelah ide selesai diciptakan. Tujuan penciptaan dapat
berkenaan dengan upaya perbaikan kualitas, pengembangan disain atau
peningkatan kreativitas. Bertolak dari tujuan-tujuan inilah akan diukur
tingkat pencapaian PKSR.
E. Manfaat Karya
Pernyataan alasan pentingnya karya yang telah dihasilkan bagi dunia
pendidikan formal, nonformal dan informal, serta pihak-pihak tertentu,
antara lain pihak: mahasiswa yang bersangkutan, segmen masyarakat
tertentu, institusi pendidikan, pemerintah.
II. Studi Pustaka
Bagian ini berfungsi sangat penting karena dua hal: 1) kedudukan
topik PKSR dalam hubungan dengan karya-karya lain yang sejenis
dapat diperlihatkan, sehingga otentisitas topik PKSR dapat dipastikan,
2) terurainya pemahaman teori-teori yang digunakan dalam penyusunan
konsep penciptaan. Studi pustaka berisi ulasan singkat kedua hal
tersebut dari sumber-sumber pustaka.
Aneka ragam sumber informasi pada dasarnya merupakan sumber
pustaka yang dapat dibagi dua jenis: literatur dan referensi. Literatur
merupakan semua jenis pendapat yang telah dipublikasikan oleh
penerbit resmi, termasuk karya seni yang telah dipamerkan/dipentaskan.
Bentuk literatur dapat berupa buku teks, biografi, kumpulan karangan
(bunga rampai), jurnal, majalah, koran, katalog, film dokumenter,
film cerita, karya seni visual dan karya-karya seni lain. Referensi
merupakan jenis sumber pustaka yang sama dengan literatur, bedanya
belum atau tidak dipublikasikan. Bentuknya antara lain: makalah,
laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, manuskrip, artefak, catatan
pribadi, buku harian, arsip surat resmi, hasil wawancara, SMS, blog,
email, gambar, foto, film, dan berbagai bentuk karya seni. Semua
bentuk referensi berubah menjadi literatur jika telah dipublikasikan,
dipamerkan atau dipentaskan.

II. Prosedur Pendaftaran & Pelaksanaan 9


Perkembangan teknologi informasi melahirkan berbagai sumber
pustaka dengan bobot yang beraneka ragam. Bobot suatu sumber
pustaka ditentukan oleh tingkat kedalaman isi pernyataan dan
kompetensi pihak yang menyatakan. Penting dilakukan seleksi sumber
pustaka karena akan mempengaruhi bobot keseluruhan hasil penciptaan.
Tingkat kompetensi sumber pustaka ditentukan oleh pengalaman kerja,
latar belakang pendidikan, prestasi kerja, dan pengakuan masyarakat.
Tingkat-tingkat kedalaman dan kompetensi ini harus mendasari
pertimbangan mahasiswa dalam memilih sumber-sumber pustaka
(termasuk narasumber). Penulisan Studi Pustaka dalam proposal PKSR
terdiri dari tiga bagian:
A. Tinjauan Pustaka
Bagian ini merupakan rujukan hasil penelitian atau karya terdahulu,
berisi ulasan singkat aspek-aspek dari beberapa hasil penelitian atau
karya terdahulu yang relevan dengan pilihan topik PKSR. Selain
itu juga diulas persamaan dan perbedaannya dengan ide penciptaan
yang telah dirumuskan. Setelah dipastikan perbedaan-perbedaannya,
tinjauan pustaka diakhiri dengan pernyataan keaslian (otentisitas) ide
penciptaan. Sumber pustaka dari penelitian atau karya yang dibahas
harus dicantumkan secara lengkap (judul buku/karya, pengarang/
pencipta, tahun terbit/pameran).
B. Kerangka Teori
Berisi pernyataan singkat teori-teori dan pendapat pakar yang
digunakan dalam membangun konsep penciptaan, sesuai kebutuhan
variabel yang terkandung dalam topik PKSR. Perlu ditekankan
penulisan teori pada proposal bagian ini hanya berupa kerangka. saja.
Uraian teori secara terperinci ditempatkan di bagian Kajian Pustaka
pada laporan PKSR. Cara penulisan sumber pustaka diatur dalam Bab
V B.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pada keyakinan ide yang telah dipilih dan pemahaman
teoretik, pada bagian ini ditulisakan alur pikir secara logis bagaimana
ide akan distrukturkan menjadi konsep penciptaan, dan diwujudkan
menjadi karya seni rupa, serta difungsikan (kaitkan dengan tujuan
penciptaan dan manfaat karya). Selain diuraikan secara naratif, alur
pikir juga disusun ke dalam bentuk diagram.
III. Perencanaan Magang
Dalam proses SPKSR mahasiswa wajib mengikuti magang. Pada
prinsipnya tugas mahasiswa selama magang adalah mendalami

10 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


pengalaman artistik bersama narasumber. Mahasiswa bekerja bersama
dan di tempat kerja narasumber dalam periode waktu tertentu untuk
melakukan pengamatan dan pencatatan seluruh aspek dari aktivitas
artistik, serta penyimpulan konsep kesenirupaan narasumber. Implikasi
dari kesimpulan tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penyusunan konsep penciptaan.
Terdapat tiga pertanyaan kunci yang bersifat umum untuk
mendalami pengalaman artistik: apa konsep berkesenian narasumber?
bagaimana bentuk-bentuk visual dalam karya dapat menampung konsep
itu? bagaimana proses merealisasikan konsep ke dalam bentuk visual?
Ketiga pertanyaan umum ini harus dikhususkan sesuai topik PKSR.
Jawabannya tidak cukup jika hanya berdasarkan keterangan lisan dari
narasumber, tetapi juga digali melalui interaksi pengalaman artistik
secara langsung. Dengan cara ini akan diperoleh jawaban meyakinkan
terhadap tiga pertanyaan kunci sebagai kesimpulan magang. Selain
itu akan dihasilkan produk eksplorasi yang sangat berguna dalam
penyusunan konsep penciptaan. Perencanaan Magang dalam proposal
berisi keterangan rencana magang, terdiri dari:
A. Deskripsi Narasumber
Bagian ini berisi deskripsi singkat calon narasumber dan alasan
pemilihannya. Narasumber adalah pelaku seni rupa secara perorangan,
kelompok maupun institusi dari cabang seni yang sama dengan topik
PKSR. Kriteria utama narasumber adalah telah melaksanakan aktivitas
profesional sekurang-kurangnya 3 tahun atau telah mendapatkan
pengakuan publik yang ditandai dengan pemuatan karya narasumber
di media massa nasional.
B. Kegiatan, Lokasi dan Waktu Magang
Bagian ini berisi penjelasan bentuk-bentuk kegiatan yang akan
dilakukan bersama narasumber selama magang, termasuk lokasi atau
tempat dan waktu pelaksanaannya.
C. Jadwal Kegiatan
Banyak jenis kegiatan yang terkandung dalam SPKSR, sedangkan
waktu pelaksanaan ditetapkan satu semester. Diperlukan perencanaan
kerja yang efisien dan pelaksanaan yang disiplin agar SPKSR dapat
selesai pada waktunya. Kegiatan dalam SPKSR antara lain: melakukan
tinjauan pustaka, menyusun kerangka teori, magang, menyusun konsep
penciptaan, memproduksi contoh karya, menulis laporan, menyiapkan
presentasi seminar, melaksanakan seminar, dan melakukan perbaikan
laporan sesuai hasil seminar. Kegiatan-kegiatan tersebut disusun ke

II. Prosedur Pendaftaran & Pelaksanaan 11


dalam tabel dan ditentukan waktunya secara mingguan agar seluruh
pekerjaan terprediksi selesai dalam jangka waktu satu semester.
Daftar Pustaka
Seluruh sumber pustaka yang digunakan dalam penulisan proposal
dimasukkan ke dalam daftar pustaka (tatacara penulisan daftar pustaka
lihat Bab V B).
C. Pelaksanaan Penciptaan
1. Seminar Penciptaan Karya Seni Rupa
a. Bimbingan
Bimbingan merupakan panduan dari Dosen Pembimbing kepada
mahasiwa dalam proses pelaksanaan SPKSR. Bimbingan meliputi aspek
penciptaan karya dan penulisan laporan. Tujuan utama bimbingan ialah
untuk membantu mahasiswa dalam proses penemuan konsep penciptaan atau
identitas karya seni yang menunjukkan gaya atau ciri pribadi secara efisien
dan efektif sesuai target kemampuan dan batas waktu yang telah ditetapkan,
serta membantu mahasiswa dalam memenuhi standar penulisan ilmiah.
Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, pembimbing berperan sebagai
motivator dan fasilitator bagi mahasiswa dalam seluruh rangkaian kegiatan
SPKSR. Bimbingan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) D osen Pembimbing ditentukan oleh Dosen Koordinator SPKSR.
Mahasiswa dapat mengusulkan calon Dosen Pembimbing kepada Dosen
Koordinator.
2) M ahasiswa menyampaikan proposal SPKSR dan surat pengantar
bimbingan yang telah ditandatangani Ketua Jurusan dan Dosen
Koordinator kepada calon Dosen Pembimbing.
3) Lembar kesediaan yang telah ditandatangani Dosen Pembimbing wajib
diserahkan oleh mahasiswa kepada Dosen Koordinator.
4) Setiap mahasiswa dibimbing oleh seorang Dosen Pembimbing dengan
ruanglingkup bimbingan karya maupun penulisan. Bimbingan karya
meliputi panduan penemuan ide, pengembangan ketrampilan teknis,
pengembangan kepekaan artistik dan semua unsur yang berkenaan
dengan penciptaan karya seni. Beberapa indikator yang dapat digunakan
untuk memantau kualitas bimbingan karya antara lain: jumlah asistensi,
kemampuan merealisasikan saran dosen pembimbing, intensitas magang,
relevansi konsep dengan visualisasi karya, derajat pencapaian artistik
atau tujuan disain dan manfaat estetik. Adapun ruanglingkup bimbingan
penulisan mencakup ketepatan prosedur dan standar penulisan ilmiah
dalam penyusunan laporan. Indikator kualitas bimbingan penulisan

12 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


antara lain: jumlah asistensi, kemampuan merealisasikan saran dosen
pembimbing, sistematika penulisan, jumlah, bobot dan kemutakhiran
sumber pustaka serta ketaatan terhadap standar penulisan ilmiah. Dosen
Pembimbing menetapkan kualitas bimbingan menggunakan indikator-
indikator tersebut sebagai bahan untuk merekomendasikan pelaksanaan
kegiatan PKSR tahap berikutnya. Penugasan Dosen Pembimbing
diberikan oleh Dekan.
5) Jumlah bimbingan minimal 8 (delapan) kali dalam 1 semester.
6) Seluruh komunikasi antara mahasiswa dengan Dosen Pembimbing dicatat
dalam Lembar Bimbingan.
7) Waktu pelaksanaan bimbingan dipilih dan disepakati oleh masing-masing
Dosen Pembimbing dan mahasiswa.
Tabel 5. Spesialisasi Dosen Pembimbing
No Nama Dosen S. Murni Desain Kriya
1 Drs. M. Enong • •
2 Dr. Cut Kamaril W Surono • •
3 Drs. Eddy Fauzi Effendy, MSn. • •
4 Drs. Sem Cornelyoes Bangun, MSn. • •
5 Drs. Sarnadi Adam, MSn. • •
6 Drs. R. Achmad Sopandi, MEd, PhD. • •
7 Drs. I Wayan Djana, MSn. • •
8 Drs. Panji Kurnia • •
9 Dra. Mujiati, MPd. • •
10 Drs. Indro Moerdisuroso, MSn. • •
11 Drs. Endra SS • •
12 Dra. Ataswarin OS, MPd. • •
13 Dra. Caecilia Tridjata, MSn. • •
14 Rizky Taufik Rahman, SSn, MKom. • •
15 Ramah Handoko, SSn. • •
16 I Made Bambang Oka Sudira, MSn. • •
17 MC. Wara Candra Sari, SSn. • •
18 Aprina Murwanti, SSn. • •
19 Zaitun YA Kherid, SPd. • •
Catatan: Spesialisasi Dosen Pembimbing bagi Dosen Tidak Tetap disesuaikan
dengan mata kuliah yang diampu

II. Prosedur Pendaftaran & Pelaksanaan 13


b. Magang
1) Narasumber diusulkan oleh mahasiswa dan dikonsultasikan kepada Dosen
Koordinator.
2) Mahasiswa harus menyampaikan surat pengantar magang dari BAAK
UNJ dan proposal SPKSR kepada narasumber yang telah disetujui.
3) Jangka waktu magang sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) hari kerja.
4) Kegiatan dalam magang dicatat pada kartu bimbingan dan ditandatangani
oleh narasumber sesuai jumlah kehadiran magang.
5) Data hasil magang wajib dilampirkan dalam laporan.
6) Proses magang wajib dipaparkan kepada Dosen Koordinator dalam forum
Laporan Kemajuan I yang dihadiri oleh seluruh peserta SPKSR.
7) Proses penulisan laporan wajib dipaparkan kepada Dosen Koordinator
dalam forum Laporan Kemajuan II yang dihadiri oleh seluruh peserta
SPKSR.
c. Seminar
1) Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa siap diseminarkan atas dasar
rekomendasi Dosen Pembimbing yang dinyatakan dalam lembar
persetujuan seminar (lihat lampiran 1).
2) Mahasiswa yang telah menyelesaikan Laporan Penciptaan Karya Seni
Rupa harus mendaftarkan diri kepada Dosen Koordinator.
3) Seminar dihadiri oleh Dosen Koordinator, Dosen Pembimbing, Dosen
Ahli, dan seluruh mahasiswa peserta SPKSR.
4) Dosen Ahli ditentukan oleh Dosen Koordinator. Mahasiswa dapat
mengusulkan Dosen Ahli kepada Dosen Koordinator.
5) Jadwal seminar ditetapkan oleh Dosen Koordinator berdasarkan usulan
mahasiswa yang telah disepakati Dosen Pembimbing dan Dosen Ahli.
6) Undangan seminar yang ditujukan kepada Dosen Pembimbing dan
Dosen Ahli diterbitkan oleh Dosen Koordinator.
7) Undangan seminar dan naskah Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa
harus sudah diterima Dosen Pembimbing dan Dosen Ahli selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari sebelum hari pelaksanaan seminar.
8) Undangan seminar yang ditujukan kepada seluruh mahasiswa peserta
SPKSR diterbitkan oleh mahasiswa penyaji seminar.
9) Seminar dipimpin moderator dan didampingi notulis yang keduanya
dilaksanakan oleh mahasiswa peserta mata kuliah PKSR (telah lulus
SPKSR).
10) Durasi seminar antara 60 - 90 menit.
11) Rekomendasi hasil seminar dicatat dalam Berita Acara SPKSR oleh
Dosen Koordinator dan ditandatangani oleh Dosen Pembimbing, Dosen

14 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Ahli, Dosen Koordinator, Moderator, dan mahasiswa bersangkutan
(lihat lampiran 11).
12) Naskah Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa harus diperbaiki sesuai
rekomendasi hasil seminar dan disahkan oleh Dosen Pembimbing, Dosen
Ahli dan Dosen Koordinator (lembar pengesahan lihat lampiran 2).
13) Dokumen Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa yang sah diserahkan
kepada Dosen Koordinator sebanyak dua eksemplar sesuai batas waktu
yang ditetapkan dalam seminar.
14) Susunan acara seminar mengacu pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Susunan Acara Seminar
No Acara Oleh Durasi (+)
1 Pembukaan Moderator 3 menit
2 Paparan Penyaji 15 menit
3 Laporan bimbingan Dosen Pembimbing 5 menit
4 Tanya-jawab I audiens 20 menit
5 Tanya-jawab II Dosen Ahli 20 menit
6 Ulasan Dosen Koordinator SPKSR 10 menit
7 Rapat penilaian Dosen Ahli, Dosen Pembimbing, 5 menit
Dosen Koordinator
8 Pengumuman Dosen Koordinator 5 menit
9 Penutup Moderator 2 menit
d. Penilaian
Penilaian SPKSR merupakan pengukuran akumulatif hasil studi yang
dilaksanakan pada saat seminar. Ketentuan penilaian diatur sebagai berikut:
1) Komponen penilaian SPKSR meliputi: naskah laporan, kualitas karya,
dan ketrampilan pemaparan konsep karya.
2) Bobot penilaian laporan 60%, karya 20%, paparan 20%.
3) Indikator, deskriptor dan cara penilaian ditetapkan dalam lembar penilaian
(lihat lampiran 12).
4) Seluruh nilai dari tim penilai dicatat oleh Dosen Koordinator dalam
lembar rekapitulasi nilai (lihat lampiran 13).
5) Tim penilai terdiri dari: Dosen Pembimbing, Dosen Ahli, dan Dosen
Koordinator.
6) Nilai SPKSR diberikan kepada mahasiswa setelah penyerahan perbaikan.
7) Daftar nilai SPKSR dan dua eksemplar dokumen Laporan Penciptaan
Karya Seni Rupa yang sah dari seluruh mahasiswa yang telah seminar
diserahkan oleh Dosen Koordinator SPKSR kepada Dosen Koordinator
PKSR sebagai bahan verifikasi pendaftaran mata kuliah PKSR.

II. Prosedur Pendaftaran & Pelaksanaan 15


e. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan perkuliahan SPKSR diatur secara garis besar berdasarkan
jadwal kegiatan satu semester sebagai berikut:
Tabel 7. Jadwal Kegiatan SPKSR
MINGGU KE
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Pendaftaran
2 Penjelasan isi pedoman
3 Paparan proposal
4 Bimbingan
5 Magang
6 Laporan Kemajuan I
7 Penulisan laporan
8 Visualisasi karya
9 Laporan Kemajuan II
10 Seminar Laporan PKSR
11 Perbaikan
12 Nilai SPKSR

2. Penciptaan Karya Seni Rupa


a. Bimbingan
1) Dosen Pembimbing PKSR sama dengan Dosen Pembimbing SPKSR.
2) Dosen Koordinator PKSR menerima berkas hasil seminar dari Dosen
Koordinator SPKSR.
3) D osen Koordinator PKSR memverifikasi pendaftaran mahasiswa
berdasarkan berkas hasil seminar.
4) Mahasiswa menerima surat pengantar bimbingan dan dokumen Laporan
Penciptaan Karya Seni Rupa dari Dosen Koordinator untuk disampaikan
kepada Dosen Pembimbing.
5) L embar kesediaan bimbingan yang telah ditandatangani Dosen
Pembimbing wajib diserahkan oleh mahasiswa kepada Dosen
Koordinator.
6) Jumlah bimbingan minimal 8 (delapan) kali dalam 1 semester.
7) Seluruh komunikasi antara mahasiswa dengan Dosen Pembimbing dicatat
dalam Lembar Bimbingan.
8) Waktu pelaksanaan bimbingan dipilih dan disepakati oleh Dosen
Pembimbing dan mahasiswa.
9) Proses berkarya dan penulisan deskripsi wajib dipaparkan kepada Dosen

16 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Koordinator dalam forum Laporan Kemajuan III yang dihadiri oleh
seluruh peserta PKSR.
10)Hasil Laporan Kemajuan III merupakan bahan informasi bagi Dosen
Koordinator untuk menyusun jadwal pameran dan sidang PKSR.
b. Pameran
Kegiatan pameran merupakan salah satu komponen utama dari proses
studi PKSR. Setiap mahasiswa wajib melaksanakan pameran secara bersama
antar peserta PKSR. Pameran harus dilaksanakan sebelum atau bersamaan
dengan sidang. Dengan kata lain, sidang tidak dapat dilaksanakan sebelum
pameran. Karya yang dipamerkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut: 1) Jumlah karya yang dipamerkan minimal 80% (delapan puluh
persen) dari keseluruhan karya yang telah disepakati Dosen Pembimbing, 2)
Karya yang dipamerkan bukan hasil SPKSR, 3) Kuratorial harus melibatkan
Dosen Pembimbing.
Pameran merupakan forum yang dirancang untuk mempertemukaan
karya seni rupa dengan masyarakat pengamat seni rupa, termasuk forum bagi
mahasiswa untuk menyampaikan konsep karya seni rupa yang dianutnya.
Melalui pameran, mahasiswa memperoleh masukan dan umpan balik yang
sangat berharga bagi peningkatan kualitas karya seni yang akan diciptakan
selanjutnya di kemudian hari. Sedemikian pentingnya kegiatan pameran
sehingga eksistensi seorang perupa dapat diukur dari frekuensi pameran.
Untuk itu diperlukan pengaturan seksama agar seluruh proses PKSR dapat
diselesaikan dalam satu semester.
1) Persiapan Pameran
a) Rencana pameran disusun dalam proposal pameran yang dibuat sejak awal
semester. Dalam rencana pameran bersama, penyusunan kepengurusan
panitia pameran dikonsultasikan kepada Dosen Pembimbing I dan Dosen
Koordinator PKSR. Susunan panitia pameran sekurang-kurangnya terdiri
dari: ketua, sekretaris, bendahara, seksi karya dan penataan, seksi publikasi,
seksi acara & protokoler. Proposal pameran harus mencakup bentuk pameran
yang akan ditampilkan, tempat dan waktu pameran, bentuk publikasi,
susunan acara pameran, anggaran biaya pelaksanaan, susunan panitia
pelaksana dan tim kurator.
b) Tempat pameran dapat dipilih di dalam atau di luar kampus. Pilihan
tempat di luar kampus mempunyai bobot yang lebih tinggi dibanding di
dalam kampus. Adapun syarat tempat pameran yang baik, antara lain: alamat
jelas (sudah dikenal masyarakat), mudah dijangkau alat transportasi, ukuran
ruang memadai untuk jumlah karya yang dipamerkan. Penentuan waktu

II. Prosedur Pendaftaran & Pelaksanaan 17


pameran dilakukan sedini mungkin terutama jika tempat pameran di luar
kampus, karena umumnya pengelola tempat pameran menyusun jadwal
pameran dalam periode tahunan.
c) Jumlah undangan secara umum tidak dibatasi, tetapi secara khusus pada
acara pembukaan dan diskusi dibatasi. Pembatasan ini terutama berkaitan
dengan kapasitas ruang dan konsumsi. Undangan dalam acara pembukaan
dan diskusi dianjurkan dibatasi hanya di lingkungan akademisi atau pelajar
dalam jumlah lebih/kurang 50 orang. Figur pembuka pameran dapat dipilih
dari pejabat yang secara struktural memiliki jabatan tertinggi, atau figur lain
yang mempunyai pengaruh paling luas dalam komunitas masyarakat yang
relevan dengan bidang kajian PKSR. Figur pembuka pameran dapat dipilih
dari unsur lain, sepanjang dapat dipertanggungjawabkan.
d) Publikasi dilaksanakan selambat-lambatnya 2 minggu sebelum pembukaan
pameran. Bentuk publikasi yang wajib digunakan adalah: 1) panduk ukuran
6 x 0.90 m sebanyak 2 buah, masing-masing dipasang di atas pintu masuk
ruang pameran dan di sekitar pintu gerbang lokasi pameran; 2) poster
ukuran 40 x 60 cm sebanyak 10 lembar, dipasang di lingkungan masyarakat
pemerhati kesenian, misalnya di pusat-pusat kebudayaan, kampus perguruan
tinggi seni rupa; 3) katalog sebanyak 500 lembar dengan bentuk dan disain
bebas, dibagikan kepada pengunjung pameran.
e) Dokumentasi dimulai dari persiapan pameran. Bentuk dokumentasi berupa
foto dan atau video beserta keterangan-keterangan tertulis lain.
f) Acara pameran disusun secara garis besar sebagai berikut: pengantar oleh
Pembawa Acara, sambutan oleh wakil peserta pameran, sambutan oleh
Ketua Jurusan Seni Rupa, sambutan dan pembukaan pameran oleh figur
yang ditunjuk, peninjauan karya.
2) Pelaksanaan Pameran
Dalam pelaksanaan pameran yang perlu diperhatikan adalah: ruang pameran,
pemasangan media publikasi, ruang penerima tamu, penataan karya dan
pengaturan cahaya.
a) Dalam ruang pameran yang perlu diperhatikan antara lain luas minimum
yang diperlukan, sistim penerangan (lighting) dan sarana pendukung lain.
Ruang pameran harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: ruang pameran
minimal ukuran 7 x 12 m, tata cahaya cukup, sarana lain yang dibutuhkan,
seperti sketsel/panel, palet, ruang lobi dengan perlengkapannya (meja, kursi
dan tempat arsip), arus/sirkulasi pengunjung pameran, sirkulasi udara di
dalam ruang pameran

18 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


b) Ruang penerima tamu, biasanya berupa teras/halaman depan dari gedung
pameran yang luasnya cukup untuk menampung tamu sekitar 50 orang.
Ruang penerima tamu juga berfungsi sebagai tempat acara pembukaan
pameran dan ruang lobi. Semua kegiatan di ruang penerima tamu diatur oleh
panitia pameran, sehingga ruang tersebut dapat berfungsi secara optimal.
c) Untuk mengatur letak karya seni rupa dan menempatkan cahaya
penerangan harus melibatkan perupa sendiri, karena estetika yang ada dalam
unsur karya seni dan unsur ruang pameran secara integral memberikan
gambaran konsepsi seni yang dianut. Di bawah ini beberapa batasan yang
dapat digunakan sebagai pedoman untuk mempermudah penataan karya
dan pengaturan cahaya:
• Penempatan karya mempertimbangkan identifikasi jenis karya
• Jumlah karya disesuaikan dengan kapasitas ruang
• Jarak antar karya kira-kira setengah dari lebar setiap karya
• Setiap karya wajib diberi data publikasi (judul karya, nama pencipta,
tahun pembuatan, media, ukuran) pada lembar terpisah yang diletakkan
di dekat setiap karya.
• Setiap karya memiliki jarak pandang antara 1 - 2 m.
• Untuk bentuk-bentuk karya yang khusus penataannya disesuaikan dengan
konsep karya dan ruang yang digunakannya, seperti karya happening art,
seni instalasi.
c. Sidang
Sidang PKSR merupakan forum ujian lisan mahasiswa di hadapan
Dewan Penguji Jurusan Seni Rupa FBS Universitas Jakarta yang bersifat
terbuka untuk mahasiswa secara umum. Pelaksanaan sidang diatur sebagai
berikut:
1) Sidang dilaksanakan bersamaan dengan pameran.
2) Jadwal sidang ditetapkan oleh Dosen Koordinator berdasarkan usulan
kesepakatan antara kandidat dengan Dosen Pembimbing dan Dosen
Penguji.
3) Kandidat mengambil undangan dari Kasubag Akademik FBS dan
menyampaikan kepada Dewan Penguji paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
hari ujian, dilampiri naskah laporan yang telah disetujui untuk diuji oleh
Dosen Pembimbing (lembar persetujuan lihat lampiran 3).
4) Sidang dilaksanakan oleh Dewan Penguji, terdiri dari: Ketua Jurusan
sebagai ketua, Dosen Koordinator sebagai sekretaris, Dosen Pembimbing,
Dosen Penguji.
5) Kandidat dan ruang sidang sudah harus siap 15 menit sebelum sidang
dimulai.

II. Prosedur Pendaftaran & Pelaksanaan 19


6) Durasi sidang antara 80 - 100 menit, dengan susunan acara sebagai
berikut:
Tabel 8. Susunan Acara Sidang
No Acara Oleh Durasi (+)
1 Pembukaan Ketua 5 menit
2 Paparan Kandidat 15 menit
3 Laporan bimbingan Dosen Pembimbing 10 menit
4 Pengujian Dosen Penguji, Ketua, 40 menit
Sekretaris
5 Rapat penilaian Dewan Penguji 5 menit
6 Pengumuman hasil ujian Ketua 5 menit
7) Rekomendasi hasil sidang dicatat dalam Berita Acara PKSR dan
ditandatangani oleh Dewan Penguji (lihat lampiran 14).
8) Pengumuman hasil ujian berisi pernyataan kelulusan, pembacaan
rekomendasi hasil sidang, penetapan batas waktu perbaikan, dan
penentuan karya pertinggal. Nilai akhir tidak dinyatakan dalam
pengumuman hasil ujian, tetapi setelah penyerahan perbaikan.
9) Naskah Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa harus diperbaiki sesuai
rekomendasi hasil sidang, digandakan sesuai jumlah yang ditentukan
Bagian Akademik FBS dan disahkan oleh Dewan Penguji dan Dekan
(lembar pengesahan lihat lampiran 4).
10) Dokumen Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa yang sah diserahkan
kepada Bagian Akademik FBS bersamaan dengan berkas-berkas lain
sesuai persyaratan wisuda.
11) Dokumen Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa dalam format CD
sebanyak 1 (satu) keping harus diserahkan kepada perpustakaan Jurusan
Seni Rupa, dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Isi laporan secara utuh disimpan dalam format pdf dan doc
b) Data foto, diagram, ilustrasi, diberi nomor dan nama file yang sama
dengan laporan dan disimpan di dalam folder tersendiri
c) Halaman pengesahan harus berupa hasil pindai (scan) dari halaman
yang telah ditandatangani
d) Sampul dan label CD ditulis judul laporan, tahun lulus, nama
mahasiswa dan nomor registrasi.
d. Penilaian
Komponen PKSR yang dinilai terdiri dari empat: karya seni, naskah
laporan PKSR, pameran dan ujian. Penekanan penilaian PKSR terletak pada
karya seni, sementara dalam SPKSR pada penulisan konsep penciptaan.

20 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Penilaian PKSR diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Bobot penilaian karya seni 60%, laporan 10%, pameran 15%, sidang
15% (lembar penilaian PKSR lihat lampiran 14).
2) Naskah laporan pada dasarnya telah dinilai dalam SPKSR, kecuali
terhadap aspek deskripsi seluruh karya. Oleh karena itu penilaian laporan
difokuskan pada kualitas deskripsi karya.
3) Pameran PKSR merupakan pameran bersama, sehingga nilai pameran
PKSR merupakan nilai kelompok.
4) Nilai PKSR diberikan oleh Dewan Penguji, mencakup nilai keempat
komponen PKSR.
5) Indikator, deskriptor dan cara penilaian ditetapkan dalam lembar penilaian
(lihat lampiran 15).
6) Nilai akhir dihitung oleh Sekretaris dalam lembar rekapitulasi nilai (lihat
lampiran 16). Apabila nilai akhir mencapai A atau B, berarti mahasiswa
yang bersangkutan dapat mengikuti wisuda, setelah menyelesaikan
perbaikan dan seluruh persyaratan wisuda. Adapun apabila nilai akhir
Belum Lulus, berarti mahasiswa yang bersangkutan harus melaksanakan
kegiatan ulangan, terbatas pada komponen yang nilainya rendah.
7) Nilai perbaikan diberikan oleh seluruh anggota tim penilai dan dihitung
menggunakan prosedur yang sama.
e. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan PKSR diatur secara garis besar
berdasarkan jadwal kegiatan satu semester dalam tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 9. Jadwal Kegiatan PKSR
MINGGU KE
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Pendaftaran
2 Bimbingan
3 Proses berkarya
4 Penulisan Deskripsi Karya
5 Persiapan Pameran
6 Laporan Kemajuan III
7 Pameran
8 Sidang
9 Perbaikan
10 Nilai

III. Susunan Laporan 21


III SUSUNAN LAPORAN

A. Bagian Awal
Atribut bagian awal ditandai penggunaan nomor halaman dengan huruf
Romawi kecil (contoh: i, ii, iii). Bagian awal dalam Laporan Penciptaan
Karya Seni Rupa mengacu pada Panduan Kegiatan Pedoman Penulisan
Tugas Akhir Fakultas Bahasa dan Seni UNJ 2009, terdiri dari:
1. Halaman Sampul
Halaman sampul bagian atas diisi kalimat judul dengan huruf kapital
bold dan ukuran huruf antara 18 - 24 poin, diserasikan dengan panjang
judul. Di bawah judul dicantumkan logo UNJ berdiameter 4 cm. Di bawah
logo ditulis nama mahasiswa dan nomor registrasi dengan huruf kapital.
Di bawahnya ditulis “Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa yang diajukan
kepada Universitas Negeri Jakarta untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa”. Bagian paling
bawah ditulis Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta, nama
bulan dan tahun, dengan huruf kapital. Ukuran semua huruf pada halaman
sampul sebesar 14 poin, kecuali judul. Pengaturan baris menggunakan center
alignment (lihat lampiran 5). Bahan sampul laporan SPKSR menggunakan
kertas putih dilapis plastik, sedangkan laporan PKSR memakai karton
(hardcover) berwarna merah jambu sesuai standar FBS.
Khusus untuk laporan PKSR, penulisan punggung sampul diatur
dengan membagi bidang punggung sampul menjadi empat kolom, dan sisi
atas berada pada lipatan sampul depan. Kolom pertama diisi logo UNJ dan
tahun lulus, dengan posisi bagian atas searah dengan buku dalam posisi
berdiri. Kolom kedua diisi judul (maksimal tiga baris), kolom ketiga diisi
nama dan nomor registrasi dalam dua baris, dan kolom keempat ditulis
“Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa” dalam dua baris. Huruf untuk judul
berukuran terbesar dari tulisan lain dengan ukuran yang serasi, disesuaikan
dengan lebar punggung sampul (lihat lampiran 6).
2. Halaman logo (halaman ini hanya untuk laporan PKSR).
Diameter logo 8 cm di kertas berwarna merah muda. Standar logo
mengacu pada lampiran 7.

22 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


3. Halaman Judul (halaman ini hanya untuk laporan PKSR)
Halaman judul terdiri dari dua halaman. Halaman pertama berisi naskah
yang sama dengan halaman sampul. Halaman kedua memuat naskah judul
laporan PKSR, di bawahnya ditulis “Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa
yang diajukan kepada Universitas Negeri Jakarta untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa”,
di bawahnya ditulis nama mahasiswa dan nomor registrasi, serta teks
Universitas Negeri Jakarta Fakultas Bahasa dan Seni Jurusan Seni Rupa,
bulan dan tahun lulus ujian (lihat lampiran 8).
4. Lembar Persetujuan dan Pengesahan
Lembar Persetujuan digunakan untuk naskah yang akan diuji, dan
Lembar Pengesahan untuk dokumen yang telah diperbaiki. Dua istilah ini
berlaku bagi SPKSR maupun PKSR. Pada Lembar Persetujuan SPKSR, baris
pertama halaman ini ditulis teks “Lembar Persetujuan Seminar” dengan huruf
kapital. Baris kedua ditulis kalimat “Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa
berjudul ....... ini telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan”, tanggal
penandatanganan, nama lengkap dan NIP Dosen Pembimbing. Setelah diuji,
Lembar Persetujuan diganti dengan Lembar Pengesahan (lihat lampiran 1
dan 2). Demikian pula dengan Lembar Persetujuan dan Lembar Pengesahan
PKSR (lihat lampiran 3 dan 4).
5. Lembar Pernyataan Orisinalitas (hanya untuk laporan PKSR, lihat
lampiran 9)
6. Kata Pengantar
Bagian ini berisi pernyataan pengalaman pribadi penulis selama proses
pelaksanaan PKSR yang diungkapkan secara singkat. Beberapa hal yang
perlu diungkapkan dalam kata pengantar antara lain: pengalaman yang paling
mengesankan dalam proses pelaksanaan PKSR, terutama berkaitan dengan
nara sumber, ucapan terimakasih dan permohonan maaf jika dipandang perlu,
serta himbauan kritik dan saran. Pada bagian identitas penulis dinyatakan
inisial nama penulis. Jarak baris kata pengantar sebesar satu spasi.
7. Daftar Isi
Daftar isi hanya memuat bagian dan sub-sub bagian utama. Secara
spesifik daftar isi dibatasi hanya berisi maksimal empat tingkatan (I - A - 1
- a, pelajari bagian V A Format Pengetikan). Panjang judul yang melebihi
satu baris diketik satu spasi. Jarak baris antar judul dua spasi. Pencantuman
nomor halaman sejajar dengan tepi kanan, dengan menerapkan deretan titik
untuk mengisi jarak antara kata terakhir dengan nomor halaman.
8. Daftar Gambar dan Daftar Tabel
Bagian ini memuat nomor dan nama foto, gambar, grafik atau tabel yang

III. Susunan Laporan 23


sama dengan nomor dan nama di dalam naskah. Apabila jumlah foto, gambar,
grafik dan tabel kurang dari lima, semua disebut gambar. Cara penulisan
judul gambar seperti contoh berikut: Gambar 5. Proses eksplorasi....; Gambar
6. Tabel ......; Gambar 7. Grafik ...... Cara penulisan daftar gambar sama
dengan daftar isi. Penomoran gambar diurut mulai dari bagian pertama
sampai bagian terakhir.
9. Daftar Lampiran
Daftar lampiran terdiri dari nomor dan judul lampiran, serta nomor
halaman. Cara penulisan sama dengan daftar isi.
10. Abstrak
Bagian ini hanya untuk Laporan PKSR, ditulis dalam bentuk esei
berjarak satu spasi dengan panjang halaman maksimum satu halaman.
Abstrak merupakan ringkasan yang memberikan gambaran menyeluruh
tentang PKSR, antara lain berisi tujuan penciptaan, teori yang digunakan,
narasumber magang, konsep penciptaan, dan kesimpulan.
B. Bagian Inti
1. Seminar Persiapan Karya Seni Rupa
Penyusunan bagian inti tanpa menuliskan kata bab. Penomoran halaman
dengan angka latin (contoh: 1, 2, 3). Dalam laporan SPKSR bagian inti
terdiri (bandingkan dengan kerangka proposal; uraian setiap bagian lihat
bab IV):
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Penciptaan
B. Perkembangan Ide Penciptaan
C. Fokus Penciptaan
D. Tujuan Penciptaan
E. Manfaat Karya
II. Studi Pustaka
A. Tinjauan Pustaka
B. Kajian Teori
C. Kerangka Berpikir
III. Profil Magang
A. Deskripsi Narasumber
B. Kegiatan, Lokasi dan Waktu
C. Pengalaman yang Diperoleh
D. Implikasi
IV. Konsep Penciptaan (kerangka sesuai cabang seni yang dipilih)
V. Visualisasi dan Deskripsi Karya

24 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


VI. Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
2. Penciptaan Karya Seni Rupa
Laporan PKSR merupakan naskah yang telah diseminarkan dalam
SPKSR. Tugas mahasiswa berikutnya dalam PKSR, selain menciptakan
karya hanya menyusun visualisasi dan deskripsi setiap karya untuk seluruh
karya, serta menyempurnakan kesimpulan dan saran. Uraian deskriptif
setiap karya dilakukan dengan cara yang sama seperti deskripsi karya
dalam laporan SPKSR.
C. Bagian Akhir
1. Daftar Pustaka
Kode etik standar penulisan ilmiah mengatur secara baku cara penulisan
daftar pustaka. Seluruh sumber pustaka yang digunakan di dalam tubuh
laporan harus ditulis secara lengkap dalam daftar pustaka di bagian akhir
tulisan. Sumber pustaka yang tidak digunakan dalam tubuh laporan tidak
ditulis dalam daftar pustaka. Tatacara penulisan sumber dan daftar pustaka
diatur pada Bab V B.
2. Lampiran
Dalam laporan SPKSR dilampirkan:
a) Izin Magang
b) Lembar konsultasi Narasumber dan Dosen Pembimbing
d) Foto kegiatan magang
e) Dokumen-dokumen uji coba (khusus Desain)
f) Absensi Seminar
Dalam laporan PKSR lampiran ditambah dengan:
g) Riwayat Hidup Penulis
h) Lembar konsultasi Dosen Pembimbing
i) Foto kegiatan berkarya
j) Dokumentasi pameran (katalog, undangan, foto kegiatan)
k) Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi

III. Susunan Laporan 25


IV URAIAN LAPORAN
BAGIAN INTI

Laporan PKSR bagian inti dimulai dari pendahuluan sampai dengan


penutup. Uraian setiap bagian menggunakan pedoman berikut ini:
A. Pendahuluan (sama dengan proposal)
B. Studi Pustaka
1. Tinjauan Pustaka (sama dengan proposal)
2. Kajian Teori (uraian kerangka teori dari proposal ditambah tinjauan
historis).
3. Kerangka Berpikir (sama dengan proposal)
C. Profil Magang
1. Deskripsi Narasumber (rincian biodata dan portfolio narasumber)
2. Kegiatan, Lokasi dan Waktu (diuraikan sesuai pelaksanaan)
3. Pengalaman yang Diperoleh (rincian aspek-aspek pengalaman yang
dihasilkan dari kegiatan-kegiatan selama proses magang)
4. Implikasi (aspek-aspek dari pengalaman yang digunakan dalam
perumusan konsep penciptaan)
D. Konsep Penciptaan
Antara seni rupa murni, desain, dan kriya terdapat perbedaan
landasan, tujuan dan prosedur penciptaan. Oleh karena itu sistematika
konsep penciptaan ketiga cabang seni rupa tersebut dibedakan. Mahasiswa
dipersilahkan mengikuti sistematika proses penciptaan salah satu cabang
seni sesuai pilihannya. Perbedaan sistematika konsep penciptaan dari ketiga
cabang seni tersebut dalam keseluruhan kerangka penulisan digambarkan
pada tabel 10.

26 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Tabel 10. Sistematika Penciptaan Seni Rupa Murni, Desain, dan Kriya
TAHAPAN SENI RUPA MURNI DESAIN KRIYA
KONSEP A. Aspek Konseptual: sumber A. Studi Pendahuluan: studi trend A. Studi Pendahuluan: studi trend
PENCIPTAAN inspirasi, interes seni, in- produk yang dipasarkan, profil produk yang dipasarkan, profil
teres bentuk, prinsip estetika pasar dan segmen konsumen, pasar dan segmen konsumen,
B. Aspek Visual: subject mat- kekuatan dan kelemahan produk kekuatan dan kelemahan produk
ter, struktur visual, gaya pesaing, rancangan awal dan pesaing, eksplorasi bahan dan
pribadi. mock-up, uji coba, analisis dan teknik, contoh produk, analisis
C. Aspek Operasional: bahan, evaluasi dan evaluasi kualitas produk.
alat, teknik, dan tahap-tahap B. Spesifikasi Penciptaan: definisi
pelaksanaan visualisasi produk, sasaran kegunaan,
karya faktor kelayakan fungsi, faktor
visual dan pemaknaannya, faktor
teknis, faktor produk, faktor
pengemasan, gambar kerja.
VISUALISASI B. Rancangan Detail: definisi
DAN rancangan, sasaran kegunaan,
DESKRIPSI faktor kelayakan fungsi, faktor
KARYA visual dan pemaknaannya, faktor
Reproduksi karya dan deskripsi
teknis, faktor produk, faktor Reproduksi karya dan deskripsi
(artist’s statement)
pengemasan, gambar rancangan
detail dan prototype 1:1

IV. URAIAN LAPORAN BAGIAN INTI


C. Standar Prosedur Produksi:
petunjuk pelaksanaan produksi

27
1. Konsep Penciptaan Seni Rupa Murni
Penciptaan seni rupa murni merupakan kegiatan pengorganisasian
pikiran, perasaaan dan pengalaman menjadi suatu wujud visual dilandasi
kepekaan artistik. Dalam kepekaan artistik mengandung kemampuan
mengelola elemen-elemen visual untuk memberi wujud pada pikiran,
perasaaan dan pengalaman secara nyata sebagaimana yang diniatkan si
perupa.
Aspek-aspek pokok yang diuraikan dalam Konsep Penciptaan antara
lain deskripsi tentang pikiran, perasaaan dan pengalaman perupa, spesifikasi
wujud visual yang ditampilkan, dan proses mewujudkannya menjadi karya
seni rupa. Uraian seluruh aspek didasarkan pada pengalaman magang dan
rujukan teori-teori seni yang sahih. Pengalaman magang dianalisis lebih
tajam untuk menemukan esensinya. Bila perlu data yang terkumpul dalam
bentuk rekaman kaset, foto atau buku catatan dipelajari dan disimpulkan.
Opini seni narasumber dideskripsi dengan cermat, ringkas, jelas dan
informatif, selanjutnya disimpulkan secara komprehensif. Kesimpulan
hasil magang digunakan sebagai pendukung dalam penyusunan konsep
penciptaan, yang aspek-aspeknya terdiri dari:
a. Aspek Konseptual
Suatu pikiran, perasaaan dan pengalaman tersalurkan menjadi karya
seni melalui tahap pemikiran konseptual yang mencakup:
1) Penemuan Sumber Inspirasi. Titik tolak penciptaan karya seni murni secara
akademik adalah penemuan ide. Perupa harus memiliki ide yang jelas dalam
mengekspresikan pengalaman artistiknya. Sumber inspirasi penemuan ide
pada hakekatnya diklasifikasi menjadi 2 jenis: a) berasal dari realitas internal,
perambahan kehidupan spiritual (psikologis) perupa sendiri. Misalnya
harapan, cita-cita, emosi, nalar, intuisi, gairah, kepribadian dan pengalaman-
pengalaman kejiwaan lain yang kadangkala belum teridentifikasi dengan
kata-kata, fenomena kejiwaan yang dikaji dalam parapsikologi, b) berasal
dari realitas eksternal, yaitu hubungan pribadi perupa denga kehidupan di
luar dirinya (kontekstualis). Misalnya penghayatan dan respons terhadap
kebesaran Tuhan (religius), kebenaran (logika), baik dan buruk (etika,
moral), keadilan di tengah masyarakat (sosial), perjuangan keyakinan seperti
humanisme, kapitalisme, nasionalisme, dan lain-lain (ideologi), nilai-nilai
keindahan (estetika). Pilihan salah satu alternatif sumber inspirasi dinyatakan
sebagai tema umum penciptaan karya seni, yang selanjutnya akan diturunkan
menjadi tema-tema khusus dalam setiap karya.
2) Penentuan Interes Seni. Seorang perupa akademis harus dapat menentukan
interes seni yang ada pada dirinya, sehingga dapat memilih pendekatan yang

28 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


tepat untuk menghasilkan karya secara optimal. Pada dasarnya terdapat tiga
interes seni: a) interes pragmatis, b) interes reflektif, c) interes estetis. Interes
pragmatis menempatkan seni sebagai instrumen pencapaian tertentu. Interes
reflektif menempatkan seni sebagai pencerminan realitas aktual dan realitas
khayali. Interes estetis berupaya melepaskan seni dari nilai-nilai pragmatis
dan instrumentalis. Jadi interes estetis mengeksplorasi nilai-nilai estetik
secara mandiri (seni untuk seni). Pilihan salah satu interes seni dinyatakan
sebagai tujuan artistik.
3) Penentuan Interes Bentuk. Untuk mengekspresikan penghayatan nilai-nilai
internal dan eksternal dengan tuntas, mahasiswa perlu mempertimbangkan
kecenderungan umum bentuk karya-karya yang diciptakannya selama studi.
Kecenderungan ini selanjutnya diramu dengan referensi teoretik dan hasil
eksplorasi. Dalam mempertimbangkan kecenderungan bentuk, terdapat
3 alternatif, yakni: 1) figuratif, 2) semi figuratif, 3) nonfiguratif. Pilihan
kecenderungan bentuk adalah pernyataan konsep bentuk untuk mewujudkan
tema, sehingga diperlukan argumentasi dan spesifikasi yang lengkap.
4) Penentuan Prinsip Estetik. Sebuah karya seni murni pada umumnya
menganut prinsip estetika tertentu. Mahasiswa harus dapat mengidentifikasi
cita rasa keindahan yang melekat pada karya-karyanya, atau karya-karya
orang lain. Pada tahap ini, mahasiswa menetapkan prinsip estetika yang
paling sesuai untuk mengungkapkan pengalaman artistiknya. Alternatif
prinsip estetika yang dapat dipilih ialah: a) pramodern, b) modern, c)
postmodern. Pilihan prinsip estetik menyatakan penggunaan kaidah-kaidah
secara konsisten dalam keseluruhan karya seni.
b. Aspek Visual
Bagian ini berisi uraian penuangan aspek konseptual menjadi wujud
visual.Uraian ditujukan pada spesifikasi subject matter dan struktur visual.
1) Spesifikasi subject matter. Bahan utama yang diuraikan dalam bagian ini
berasal dari sumber inspirasi, yaitu topik-topik/pokok-pokok permasalahan
yang diturunkan dari tema umum, yang diungkapkan ke dalam karya-karya
seni rupa. Selanjutnya diterangkan objek-objek yang dipilih untuk digunakan
dalam visualisasi setiap topik. Uraian subject matter diakhiri dengan
penjelasan arti dari penggambaran objek-objek tersebut secara umum.
2) Spesifikasi struktur visual. Objek dapat divisualisasikan dengan berbagai
cara. Setiap seniman berusaha menemukan cara-cara yang khas dalam
mewujudkan objek. Bagian ini berisi uraian karakterisasi perwujudan objek,
mencakup:
a) Seleksi unsur-unsur rupa. Objek-objek diwujudkan oleh garis, bidang,
bentuk, sosok, tekstur, ruang, warna, dan unsur rupa lain, yang seluruhnya

IV. URAIAN LAPORAN BAGIAN INTI 29


memiliki jenis beraneka ragam. Keanekaragaman unsur rupa tersebut harus
diseleksi berdasarkan batasan sumber interes seni, interes bentuk dan prinsip
estetika yang telah ditetapkan dalam aspek konseptual. Unsur rupa tertentu
yang diperlakukan lebih khusus dari unsur lain harus diuraikan terperinci.
b) Komposisi. Hasil seleksi unsur-unsur rupa harus dikelola dengan prinsip-
prinsip tertentu, baik terhadap setiap unsur secara tersendiri maupun dalam
hubungannya dengan unsur lain. Misalnya pengelolaan garis sebagai garis
dan hubungannya dengan bentuk atau warna. Unsur-unsur rupa tersebut
dikelola berdasarkan empat prinsip pokok dalam komposisi, yaitu: proporsi,
keseimbangan, irama, dan kesatuan.
c) Gaya pribadi. Setiap perupa memiliki cara-cara yang khas dalam
mengorganisir struktur visual, sehingga berbeda dengan perupa lain. Pada
bagian ini dikemukakan cara-cara yang khas tersebut, bisa berkenaan dengan
seleksi unsur visual, komposisi, dan teknik perwujudannya.
c. Aspek Operasional
Langkah-langkah kerja dalam keseluruhan proses perwujudan karya
diuraikan pada bagian ini. Dimulai dari penetapan bahan, peralatan utama
dan pendukung, serta teknik-teknik dalam memperlakukan bahan dengan
peralatannya, termasuk penjelasan berbagai pihak yang terlibat secara
langsung dalam mewujudkan karya, sampai dengan karya siap dipamerkan.
Seluruh proses dikelompokkan ke dalam tiga tahap: persiapan, pelaksanaan,
dan tahap akhir.
1) Tahap Persiapan. Bagian ini berisi uraian pengadaan dan pengolahan
bahan utama, bahan pendukung, dan pengadaan peralatan, baik utama
maupun pendukung. Untuk jenis-jenis karya seni rupa yang dikerjakan
secara individual menggunakan bahan dan peralatan standar industri, bagian
ini hanya berisi pernyataan bahan dan peralatan standar serta cara-cara
mendapatkannya. Uraian lebih spesifik diperlukan untuk jenis-jenis karya
seni rupa yang harus dibuat dengan bahan dan peralatan khusus, serta bantuan
pihak lain. Apalagi jika bahan dan peralatannya spesial atau inovatif. Hal-
hal yang perlu diuraikan antara lain: formulasi unsur-unsur bahan utama
dan pendukung, tempat yang menyediakan, proses pembuatan bahan, pihak
yang membantu pembuatan bahan. Demikian pula perihal peralatan yang
harus diadakan secara khusus. Penjelasan tahap persiapan dibatasi sampai
dengan bahan dan peralatan siap digunakan untuk berkarya.
2) Tahap Pelaksanaan. Bagian ini berkenaan dengan pengalaman artistik,
yaitu uraian seluruh aktivitas yang menghasilkan perwujudan karya seni
rupa secara langsung. Penjelasan diarahkan pada langkah-langkah perlakuan
bahan menggunakan peralatan tertentu mengikuti tahap-tahap terwujudnya

30 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


suatu karya seni rupa, yang berawal dari bidang atau ruang kosong dan
berakhir pada wujud karya seni rupa secara utuh.
3) Tahap Akhir. Sebuah karya seni rupa setelah selesai diciptakan masih
dibutuhkan tindakan-tindakan khusus supaya siap dipamerkan. Jenis karya
seni rupa tertentu memerlukan pembersihan menyeluruh, lapisan pengawet
(coating), atau lembaran kaca dan bingkai. Jenis lain membutuhkan palet.
Bahkan mungkin ada jenis karya yang harus dibongkar dahulu dan dirakit
kembali di ruang pamer. Berbagai contoh tindakan tersebut diuraikan pada
bagian tahap akhir.
Tabel 11. Kerangka Konsep Penciptaan Seni Rupa Murni
Aspek Konseptual Penemuan Sumber Inspirasi
Internal Eksternal

Penentuan Interes Seni


Instrumentalistik Reflektif Estetik

Penentuan Interes Bentuk


Figuratif Semi Figuratif Nonfiguratif

Penentuan Prinsip Estetika


Pramodern Modern Postmodern

Aspek Visual Spesifikasi Subject Matter


• Deskripsi Objek
• Ungkapan Arti

Spesifikasi Struktur Visual


• Seleksi Unsur Rupa
• Komposisi

Aspek Operasional Persiapan


Pelaksanaan
Tahap Akhir

IV. URAIAN LAPORAN BAGIAN INTI 31


2. Konsep Penciptaan Desain
Konsep penciptaan desain berisi uraian proses perancangan suatu produk
fungsional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berdasarkan metode
desain. Dalam metode desain tercakup tahap-tahap: studi kemungkinan,
rancangan awal, dan rencana detail. Penulisan konsep penciptaan desain
dalam PKSR pada dasarnya merupakan uraian tahap-tahap tersebut,
namun telah disederhanakan. Konsep penciptaan desain terdiri dari: studi
pendahuluan, rancangan detail dan standar pelaksanaan produksi.
a. Studi Pendahuluan, terdiri dari:
1) Studi Trend Produk Sejenis, dengan membandingkan aspek: bahan dan
teknik, struktur visual, gaya, fungsi, harga.
2) Profil Pasar dan Segmen Konsumen. Terdapat dua pengertian pasar dan
konsumen dalam konteks desain didasarkan faktor pemesan. Pertama,
tanpa pemesan, yaitu desain yang hasil akhirnya akan ditawarkan
langsung kepada masyarakat pengguna. Kedua, atas pesanan, yaitu desain
yang dibuat berdasarkan pesanan oleh pihak tertentu. Dalam pengertian
pertama, profil pasar dan segmen konsumen berisi uraian pemetaan
produsen dengan karakteristik produknya dan spesifikasi konsumen
masing-masing. Melalui pemetaan ini dapat ditelusuri peluang kebutuhan
konsumen terhadap suatu produk dengan karakteristik tertentu yang akan
digunakan sebagai landasan perancangan. Desain produk dan kriya
cenderung dekat dengan pengertian ini. Dalam pengertian kedua, bagian
ini berisi uraian profil pemesan dan spesifikasi konsumennya. Desain
komunikasi visual umumnya memakai pengertian ini.
3) Kekuatan dan Kelemahan Produk Pesaing. Minat konsumen terhadap
suatu produk ditentukan oleh keunggulannya dibanding produk sejenis.
Analisis kekuatan dan kelemahan rancangan produk pesaing sangat
dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan dalam perancangan, agar
dihasilkan tingkat keunggulan tinggi.
4) Alternatif Rancangan Awal berisi: (1) dasar-dasar penetapan pradisain
berupa gabungan unsur lain, disain baru atau modifikasi; (2) pertimbangan-
pertimbangan dalam menetapkan alternatif disain, dengan menguraikan
secara rinci kriteria pemilihan alternatif yang meliputi unsur: sesuai
fungsi yang dibutuhkan, memenuhi persyaratan estetis, tidak bertentangan
dengan lingkungan, mempertimbangkan akibat-akibat dari penggunaan
disain tersebut secara fisik maupun mental, (3) mock-up semua alternatif
rancangan.
5) Uji Coba Rancangan Awal. Hakekat masalah dalam uji coba ini adalah:
“apakah rancangan awal telah memenuhi kriteria disain?” Semakin

32 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


tinggi bobot rancangan awal dalam memenuhi kriteria disain, berarti
semakin baik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap benda
yang sedang dalam proses disain tersebut. Tujuan uji coba adalah untuk
mengumpulkan data pendapat-pendapat konsumen mengenai seluruh
unsur kriteria disain. Dalam memberikan pendapat, konsumen atau
responden memakai model yang telah disiapkan mahasiswa. Instrumen
uji coba dapat berupa kuisioner/angket, wawancara dan check-list atau
instrumen lain yang sesuai.
6) Analisis dan evaluasi rancangan awal, berisi pembahasan hasil uji coba
dan tindakan perbaikannya.
Konsep penciptaan desain dalam SPKSR dibatasi hanya tahap studi
pendahuluan. Tahap berikutnya dilaksanakan dalam perkuliahan PKSR dan
dilaporkan dalam bagian Deskripsi Karya.
Tabel 12. Kerangka Konsep Penciptaan Desain
A. Studi Pendahuluan
1. Studi Trend Produk Sejenis
2. Profil Pasar dan Segmen Konsumen
3. Kekuatan dan Kelemahan Produk Pesaing
4. Alternatif Rancangan Awal
5. Uji coba Rancangan Awal
6. Analisis dan Evaluasi Rancangan Awal
B. Rancangan Detail
1. Definisi Rancangan
2. Spesifikasi Pengguna
3. Spesifikasi visual dan pemaknaannya
4. Spesifikasi Fungsi
5. Spesifikasi Teknis
6. Prosedur Pemakaian Produk
7. Spesifikasi Produksi
8. Spesifikasi Pengemasan
9. Perkiraan Biaya Produksi
10. Gambar Rancangan Detail + Model/prototype
C. Standar Prosedur Produksi
1. Tahap Praproduksi
2. Tahap Produksi
3. Tahap Pascaproduksi

IV. URAIAN LAPORAN BAGIAN INTI 33


3. Konsep Penciptaan Kriya
Pada mulanya karya kriya diproduksi secara konvensional manual
hanya didasarkan pertimbangan praktis. Dalam perkembangannya, karya
kriya mengunggulkan nilai inovasi melalui integrasi antara konsep dan
ketrampilan kriyawan. Konsep berkarya dituangkan dalam pola produksi
yang pendekatannya lebih berdasarkan pada intuisi pribadi dan keahlian
teknis sampai menjadi produk akhir. Perbedaan antara kriya dengan desain
produk adalah bahwa perhatian dalam disain produk lebih diutamakan pada
rancangan, sedangkan dalam kriya adalah hasil akhir.
Pembagian kriya berorientasi pada bahan, antara lain: kriya kayu, kriya
bambu, kriya rotan, kriya keramik, kriya logam, kriya kulit, kriya tekstil, kriya
serat. Benda-benda yang dapat dibuat berdasarkan bidang-bidang tersebut
dikelompokkan sebagai berikut: mebel, komponen arsitektur (interior dan
eksterior), pelengkap alat rumah tangga, pelengkap alat pendidikan dan
dunia usaha, pelengkap (accessories) mode/fashion. Apabila barang yang
dihasilkan terbuat dari beberapa bahan, maka bahan yang menjadi struktur
utama ditetapkan sebagai bidang kajian. Dalam perumusan ide penciptaan,
harus dinyatakan benda/produk dan perlakuan artistiknya. Misalnya kriya
logam untuk furniture, jika bermaksud membuat seperangkat meja-kursi
dari bahan logam dikombinasikan dengan ukiran kayu motif etnik Asmat
sebagai aksen estetik, rumusan ide penciptaan menjadi: Ukiran Kayu Motif
Etnik Asmat sebagai Aksentuasi pada Meja-Kursi dari Bahan logam.
Dalam uraian konsep penciptaan harus mencakup:
a. Studi Pendahuluan, terdiri dari:
1) Studi Trend Produk Sejenis (lihat pada bagian Desain)
2) Profil Pasar dan Segmen Konsumen (lihat pada bagian Desain)
3) Kekuatan dan Kelemahan Produk Pesaing (lihat pada bagian Desain)
4) Eksplorasi bahan dan pembuatan contoh produk
5) Analisis dan Evaluasi contoh produk, merujuk pada kriteria kriya.
b. Spesifikasi Penciptaan, mencakup:
1) Definisi Produk.
2) Spesifikasi Pengguna: rentang usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
tingkat ekonomi, wilayah geografis.
3) Spesifikasi Visual dan Pemaknaannya, meliputi: struktur visual (bentuk,
warna, tekstur, ornamen dan pemaknaannya), gaya, uraian bagian-bagian
bentuk dan fungsinya.
4) Spesifikasi Fungsi: kegunaan bagi konsumen, , kehandalan, kenyamanan,
kepraktisan dalam penggunaan, pemeliharaan dan perbaikan, keselamatan
dan kelayakan (dikaitkan dengan peraturan-peraturan khusus yang ada).

34 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


5) Spesifikasi teknis: uraian jenis, ukuran, struktur dan komposisi bahan
utama dan bahan pendukung; uraian peralatan utama dan pendukung.
6) Prosedur pemakaian produk: benda-benda tertentu memerlukan
keterangan cara perakitan, pemasangan, atau penggunaannya.
7) Spesifikasi produksi: pengadaan bahan, peralatan/permesinan yang
digunakan, sumber penyedia bahan, peralatan (utama dan pendukung),
tenaga kerja pembantu, kapasitas produksi, tahap-tahap produksi, sistem
pengendalian kualitas.
8) Spesifikasi pengemasan: perencanaan pengemasan dengan pertimbangan
praktis dan estetik dalam kaitan dengan: penggudangan, penyimpanan di
dalam sarana angkutan, display di tempat penjualan, pengangkutan oleh
pihak konsumen, pembongkaran kemasan, pemasangan produk (apabila
produk harus diuraikan/dilepas dalam kemasan, petunjuk perangkaian),
perlakuan bekas kemasan.
9) Perkiraan biaya produksi: bahan utama, bahan pendukung, peralatan,
biaya lain-lain.
10) Gambar kerja, terdiri dari: gambar proyeksi, perspektif, pola, lengkap
dengan ukuran dan skala, serta teknik konstruksi.
Kerangka penyusunan konsep penciptaan kriya digambarkan dalam
tabel berikut:
Tabel 13. Kerangka Konsep Penciptaan Kriya
a. Studi Pendahuluan
1) Studi Trend Produk Sejenis
2) Studi Profil Pasar dan Segmen Konsumen
3) Kekuatan dan Kelemahan Rancangan Produk Pesaing
4) Eksplorasi Bahan dan Pembuatan Contoh Produk
5) Analisis dan Evaluasi Contoh Produk
b. Spesifikasi Penciptaan
1) Definisi Produk
2) Spesifikasi Pengguna
3) Spesifikasi Visual dan Pemaknaannya
4) Spesifikasi Fungsi
5) Spesifikasi Teknis
6) Prosedur Pemakaian Produk
7) Spesifikasi Produksi
8) Spesifikasi Pengemasan
9) Perkiraan Biaya Produksi
10) Gambar Kerja

IV. URAIAN LAPORAN BAGIAN INTI 35


E. Visualisasi dan Deskripsi Karya
Pada dasarnya deskripsi karya merupakan keterangan ringkas dan
spesifik tentang aspek-aspek yang terkandung dalam setiap karya. Oleh
karena itu visualisasi berupa foto atau reproduksi setiap karya harus
dicantumkan. Dengan demikian dapat disusun satu karya satu deskripsi.
Sebagaimana dalam bagian Konsep Penciptaan, sehubungan dengan
perbedaan karakteristik cabang seni rupa, deskripsi karya antara seni rupa
murni, desain dan kriya juga dibedakan.
1. Seni Rupa Murni
Deskripsi karya seni rupa murni merupakan pernyataan mahasiswa
pembuat karya (artist’s statement), utamanya tentang aspek konseptual
dari setiap karya. Aspek konseptual yang terdiri dari sumber ilham, interes
seni, interes bentuk, dan prinsip estetika dalam bagian ini isinya berbeda
dengan bagian Konsep Penciptaan. Penjelasan aspek konseptual dalam
deskripsi karya harus spesifik, hanya berlaku pada karya bersangkutan.
Tujuan pembuatan deskripsi ini sebagai pengantar apresiasi bagi pengamat.
2. Desain
Berbeda dengan seni rupa murni, deskripsi karya dalam desain
merupakan tahap lanjutan dari metode desain yang sebagian telah
dilaksananakan dalam SPKSR. Deskripsi karya desain terdiri dari:
a. Rancangan Detail
1) Definisi Rancangan.
2) Spesifikasi pengguna: rentang usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
tingkat ekonomi, wilayah geografis.
3) Spesifikasi bentuk dan pemaknaannya, meliputi: tren dan gaya jaman,
struktur visual dan pemaknaannya, uraian bagian-bagian bentuk.
4) Spesifikasi fungsi: kegunaan bagi konsumen, fungsi bagian-bagian
bentuk, kehandalan, kenyamanan, kepraktisan dalam penggunaan,
pemeliharaan dan perbaikan, keselamatan dan kelayakan (dikaitkan
dengan peraturan-peraturan khusus yang ada).
5) Spesifikasi teknis: uraian jenis, ukuran, struktur dan komposisi bahan
utama dan bahan pendukung; uraian peralatan utama dan pendukung.
6) Prosedur pemakaian produk: benda-benda tertentu memerlukan
keterangan cara perakitan, pemasangan, atau penggunaannya.
7) Spesifikasi produksi: pengadaan bahan, peralatan/permesinan yang
digunakan, kapasitas produksi, tahap-tahap produksi, kualifikasi pekerja,
sistim pengendalian kualitas.
8) Spesifikasi pengemasan: perencanaan pengemasan dengan pertimbangan
praktis dan estetik dalam kaitan dengan: penggudangan, penyimpanan di

36 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


dalam sarana angkutan, display di tempat penjualan, pengangkutan oleh
pihak konsumen, pembongkaran kemasan, pemasangan produk (apabila
produk harus diuraikan/dilepas dalam kemasan, petunjuk perangkaian),
perlakuan bekas kemasan.
9) Perkiraan biaya produksi: bahan utama, bahan pendukung, peralatan,
tenaga kerja, biaya lain-lain.
10) Gambar rancangan detail + model atau prototype.
b. Standar Prosedur Produksi
Pada bagian ini diuraikan petunjuk teknis pelaksanaan produksi. Hal ini
diperlukan karena batas kerja desain adalah perencanaan. Aspek pelaksanaan
dijalankan oleh pihak lain. Oleh sebab itu kelengkapan hasil kerja desain
tidak hanya rancangan produk, tetapi termasuk rambu-rambu yang tidak
tercakup dalam rancangan, sebagai petunjuk kerja bagi pihak pelaksana.
Standar prosedur produksi terdiri dari:
1) Tahap praproduksi. Bagian ini berisi penjelasan tentang berbagai
persyaratan yang dibutuhkan dan langkah-langkah yang harus dilakukan
sebagai persiapan produksi. Tanpa persyaratan dan langkah-langkah ini,
produksi tidak dapat dimulai.
2) Tahap produksi. Bagian ini berisi penjelasan tentang berbagai persyaratan
yang dibutuhkan dan langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat
produksi sedang berlangsung. Tanpa persyaratan dan langkah-langkah ini,
produksi tidak maksimum.
3) Tahap pascaproduksi. Bagian ini berisi penjelasan tentang berbagai
persyaratan yang dibutuhkan dan langkah-langkah yang harus dilakukan
setelah produksi dilaksanakan. Tanpa persyaratan dan langkah-langkah
ini, kualitas produksi yang sampai di tangan konsumen tidak maksimum.
3. Kriya
Deskripsi karya kriya berisi aspek-aspek yang terdapat dalam spesifikasi
penciptaan. Berbeda dengan spesifikasi penciptaan dalam bagian Konsep
Penciptaan yang bersifat umum, spesifikasi penciptaan pada bagian Deskripsi
Karya harus merupakan penjelasan yang bersifat khusus, hanya berlaku pada
karya bersangkutan. Oleh karena itu foto atau reproduksi setiap karya harus
dicantumkan.
F. Penutup
Penyusunan bagian ini tidak kalah penting karena dituntut kemampuan
berpikir sintesis dan implementatif. Bagian penutup mencerminkan
gambaran menyeluruh dari proses dan hasil PKSR serta pemanfaatannya

IV. URAIAN LAPORAN BAGIAN INTI 37


dalam dunia pendidikan dan bagi pihak-pihak tertentu. Bagian penutup
terdiri dari:
1. Kesimpulan
Isi kesimpulan bukan ringkasan, tetapi jawaban ringkas dari tujuan
penciptaan yang ditemukan setelah seluruh proses penciptaan diselesaikan.
2. Saran
Isi saran didasarkan pada manfaat karya yang telah dinyatakan dalam
pendahuluan, dengan menyatakan pihak-pihak tertentu yang secara khusus
mendapatkan manfaat dari hasil penciptaan PKSR.

38 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


V TEKNIK PENULISAN LAPORAN

Teknik penulisan laporan ilmiah memiliki sistem yang bervariasi. Dari


keseluruhan sistem pada hakekatnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga,
yakni: (1) sistem yang menggunakan catatan kaki (misalnya University of
Chicago Press), (2) sistem yang tidak menggunakan catatan kaki (misalnya
American Psychological Association, Modern Language Association), (3)
sistem yang menggabungkan ke dua sistem tersebut (misalnya Harvard
University). Untuk keseragaman penulisan laporan PKSR di Jurusan Seni
Rupa FBS UNJ menggunakan sistem tanpa catatan kaki. Teknik penulisan
laporan terdiri dari: format pengetikan; penulisan kutipan, sumber dan daftar
pustaka; gaya bahasa dan ortografi.
A. Format Pengetikan
1. Jenis kertas HVS ukuran kuarto 21 x 28 cm ketebalan 80 gram.
2. Margin atas 4 cm, margin kiri, kanan dan bawah 3 cm.
3. Seluruh tulisan diketik hanya dengan satu jenis huruf Time News Roman.
Ukuran huruf pada seluruh tulisan 12 poin, kecuali catatan kaki, isi tabel,
keterangan gambar dan tabel sebesar 10 poin.
4. Jarak baris seluruh tulisan 2 spasi, kecuali penulisan abstrak, kutipan
langsung, catatan kaki, riwayat hidup dan daftar pustaka dengan jarak
baris 1 spasi.
5. Penempatan nomor halaman di bagian bawah kanan untuk seluruh
halaman, dengan jarak 20 mm dari tepi bawah kertas.
6. Penulisan tingkatan bab memakai angka Romawi besar (contoh: I, II
III), sub bab dengan abjad latin besar (contoh: A, B, C), anak sub bab
dengan angka latin (contoh: 1, 2, 3), dan turunan selanjutnya dengan
abjad latin kecil (contoh: a, b, c). Turunan berikutnya berturut-turut
dengan angka latin dan kurung tutup tanpa titik {contoh: 1), 2), 3)},
abjad latin kecil dan kurung tutup tanpa titik {contoh: a), b), c)}, angka
latin di dalam kurung tanpa titik {contoh: (a), (b), (c), dan (1), (2), (3)}.
Urutan tingkatan menjadi: I - A - 1 - a - 1) - a) - (1) - (a).

V. TEKNIK PENULISAN LAPORAN 39


7. Kata “bab” tidak dituliskan pada judul bab, tetapi langsung dinyatakan
dengan angka Romawi sebaris dengan judul. Seluruh huruf judul bab
ditulis dengan huruf besar tebal (bold uppercase) dengan ukuran huruf
12 poin pada posisi di tengah kertas (justified), dan tidak diakhiri tanda
titik. Contoh: II. KAJIAN TEORI
8. Setiap awal kata pada judul sub bab dan anak sub bab ditulis dengan
huruf besar (title case), kecuali kata sambung. Posisi judul di tepi kiri
marjin dan tidak diakhiri tanda titik. Ukuran huruf judul sebesar 12 poin
tidak tebal (regular). Contoh: A. Latar Belakang Penciptaan
9. Kalimat pertama dengan baris baru dibatasi hanya pada empat turunan
sub bab, misal: I - A - 1 - a). Kalimat pada turunan berikutnya ditulis
tanpa baris baru.
10. Baris pertama setiap paragraf masuk 12 mm dari marjin kiri. Jarak baris
antar paragraf dua spasi, kecuali pada sub bab baru sebesar tiga spasi.
11. Huruf tebal (bold) hanya digunakan pada judul bab. Huruf miring (italic)
digunakan untuk istilah asing (kata yang tidak termasuk ke dalam bahasa
Indonesia), judul buku dan karya seni yang telah dipublikasi. Garis bawah
tidak digunakan dalam keseluruhan tulisan, kecuali sebagai tanda nama
pengarang yang sama pada penulisan daftar pustaka.
B. Penulisan Kutipan, Sumber dan Daftar Pustaka
1. Penulisan Kutipan
Mengapa suatu pernyataan dikutip? Bagaimana tata cara penulisan
sumber kutipan? Kutipan merupakan pernyataan lisan atau tertulis dari
seseorang yang diulas dan digunakan sebagai penopang argumentasi penulis.
Ciri utama tulisan ilmiah terbaca dari adanya kutipan dan pencantuman
sumber pustaka ini. Beberapa persyaratan berikut ini dapat dipakai sebagai
pedoman dalam pengutipan pernyataan: (1) Pernyataan merupakan pendapat
bernilai dan penting untuk mendukung argumentasi. (2) Kutipan harus
bersumber dari pernyataan pakar dalam bidang kesenirupaan atau bidang lain
yang mempunyai kaitan langsung dengan topik PKSR. Narasumber dalam
kegiatan eksplorasi termasuk katagori pakar sehingga pendapat-pendapatnya
dapat dikutip. Pernyataan yang dikutip harus bersifat spesifik dan unik,
misalnya berhubungan dengan gagasan, bahan, teknik dan standar penilaian
yang berisi wawasan baru untuk memperkuat argumentasi. (3) Pernyataan
dari dalam buku, ensiklopedi, jurnal, katalog, majalah, surat kabar, laporan,
skripsi, tesis dan disertasi merupakan sumber pustaka paling layak untuk
dikutip, selain pernyataan langsung. Buku-buku pelajaran sekolah dan
kamus umum tidak dijadikan sebagai sumber kutipan. Terdapat dua jenis
kutipan, yaitu kutipan langsung dan tidak langsung.

40 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


a. Kutipan Langsung. Kutipan ini merupakan pernyataan seorang pakar (lisan
atau tulisan) yang ditulis sesuai susunan kalimat aslinya. Dalam penulisan
kutipan langsung kualitas ilmiah bersifat reproduktif, artinya pernyataan
dikopi persis sama dengan apa yang diucapkan atau ditulis oleh pakar yang
bersangkutan. Karakteristik kutipan langsung biasanya lebih mengutamakan
hal-hal yang bersifat definitif atau opini dengan gaya bahasa yang otentik.
Jadi kalau sumbernya ditulis dalam bahasa asing, maka kutipan juga harus
dalam bahasa asing, kemudian terjemahannya dicantumkan di bawah kutipan
tersebut. Panjang kutipan langsung direkomendasikan 5 baris, diketik 1 spasi
dan seluruh baris masuk 12 mm dari marjin kiri. Agar pemahaman penulis
terhadap pengertian yang terkandung dalam kutipan dapat ditunjukkan
secara nyata, dianjurkan agar kutipan langsung sebisa mungkin dihindari,
kecuali kutipan yang berisi opini otentik. Pernyataan S. Soedjojono berikut
ini contoh kutipan langsung yang berisi opini dengan gaya bahasa otentik:
“....Dia membuat lukisan bertitel Indonesie. Saya tengok lukisan apa
itu. Rupanya gambar biasa dengan gunung biru di belakang. Dia
tidak mengerti sama sekali rupanya pada hidup masyarakat kita.
Dia tidak mengerti bahwa pada perkataan Indonesie itu terletak arti
bersatu, bangun, bekerja, jatuh, berkorban dan berjuang bersama
terus. Buat dia perkataan tadi tidak berarti. Disangkanya perkataan
Indonesie menggambarkan fantasi syahdu. Di sinilah kita tahu betapa
dangkalnya Basuki Abdullah itu. Semua gambarnya mempunyai
geest demikian.” (Soedjojono, 2000).
Contoh pernyatan lain yang layak diangkat ke dalam kutipan langsung
adalah opini dan gaya otentik Hendra Gunawan (dalam Sudarmaji, 1981:
66-67) berikut ini:
“....Dirikan akademi sekarang juga. Soal kesenian adalah soal rasa.
Karya seni ialah ungkapan rasa. Keluaran akademi kesenian manakah
nenek moyang kita yang mendirikan Borobudur dan Prambanan?
Mengapa seluruh dunia kagum kepada seni rupa kita itu, padahal
mereka tahu tidak ada senimannya yang lepasan akademi. Modal
kita ialah kepekaan. Modal kita adalah warisan budaya yang tinggi.
Sedang jalan yang kita tempuh adalah jalan kita sendiri.”
b. Kutipan Tidak Langsung. Jenis kutipan ini merupakan pernyataan pakar
yang telah disimpulkan dan ditulis dalam kalimat penulis sendiri, diketik
terintegrasi dengan tubuh tulisan dengan panjang maksimal 3 baris. Perlu
ditekankan, meskipun ditulis dalam bahasa sendiri, isi kutipan tidak langsung
harus sepenuhnya mewakili pendapat pakar yang dikutip. Penulisan kutipan
tidak langsung hanya ditulis dalam bahasa Indonesia.

V. TEKNIK PENULISAN LAPORAN 41


2. Penulisan Sumber Pustaka
Sumber pustaka berisi data identitas pihak yang pernyataannya
dikutip. Sumber pustaka yang dinyatakan terdiri dari tiga komponen: nama
keluarga, tahun terbit (jika sumber terjemahan, yang dituliskan tahun terbit
sumber aslinya), dan nomor halaman asal pernyataan. Nama lengkap, gelar,
judul pustaka tidak dicantumkan. Dalam sistem tanpa catatan kaki, ketiga
komponen sumber pustaka tersebut harus disebutkan di dalam tubuh tulisan,
baik sebelum maupun sesudah penyebutan kutipan.
Cara penulisan sumber pustaka banyak variasi, namun mengandung
persamaan ciri, yakni unsur-unsur sumber pustaka diapit tanda kurung,
khususnya unsur tahun dan nomor halaman. Unsur nama pengarang dapat
ditulis di luar tanda kurung. Dua contoh penulisan kutipan langsung pada
halaman terdahulu menunjukkan variasi penyebutan sumber pustaka di
akhir dan awal kutipan. Berikut ini dua variasi penulisan sumber pustaka
dalam kutipan tidak langsung: 1) ......jenis kritik ini bersifat terbuka dan
siap dikoreksi oleh siapa saja.Menurut Bangun (1997: 8) jenis kritik ini di
Indonesia belum begitu berkembang, karena di kampus-kampus, lembaga
penelitian masih memiliki dana yang terbatas, di samping masih belum
begitu banyak peneliti ahli di bidang seni, yang memiliki strategi penelitian
yang berbeda dengan peneliti lain; 2) .......bahwa elemem-elemen rupa serta
susunannya sendiri, lepas dari obyek apa yang digambarkannya, dapat
membangkitkan ...pengalaman kesenian yang berharga (Yuliman, 1976: 29).
Dalam penulisan ilmiah sering kali diperlukan sejenis kutipan yang
tidak berupa tulisan, tetapi representasi grafis (foto, ilustrasi, tabel, diagram).
Apabila berupa karya seni rupa, sumber pustaka yang harus ditulis terdiri
dari: judul karya, tahun pembuatan, perupa, bahan dan ukuran, kolektor
atau tempat keberadaan karya, sumber gambar. Jika berupa data (tabel,
diagram), harus dicantumkan nama dan sumber data. Keterangan sumber
pustaka tersebut dicantumkan di bagian bawah gambar.
3. Penulisan Daftar Pustaka
Data lengkap seluruh sumber pustaka yang digunakan di dalam tubuh
tulisan harus disusun dalam suatu daftar yang disebut daftar pustaka. Dalam
penulisan daftar pustaka terdapat banyak variasi. Namun demikian, demi
kemudahan penulisan dan sistem penilaiannya, penulisan daftar pustaka
untuk Laporan PKSR di Jurusan Seni Rupa FBS UNJ ditentukan secara
baku sebagai berikut:
a. Ketentuan Umum
1) Daftar pustaka disusun berdasarkan abjad nama belakang pengarang.
2) Penulisan nama pengarang diawali nama belakang. Jika nama belakang

42 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


disingkat, maka dianggap menyatu dengan nama depan. Jika lebih dari
satu pengarang, nama pengarang kedua dan berikutnya ditulis nama
depan terlebih dahulu.
3) Penulisan sumber pustaka secara berurutan : nama keluarga - koma - nama
depan - titik - tahun terbit (dalam kurung) - koma - judul buku - koma -
nama penerbit - koma - kota penerbit - titik.
4) Jika pengetikan satu sumber pustaka panjangnya lebih dari satu baris,
maka baris kedua dan selanjutnya masuk 12 mm dari tepi kiri dengan
jarak baris satu spasi.
5) Jarak baris antara sumber pustaka sebesar dua spasi.
6) Huruf pertama pada setiap kata dalam penulisan sumber pustaka
menggunakan huruf besar, kecuali untuk kata sambung.
7) Cetak miring (italic) digunakan pada penulisan judul buku yang telah
dipublikasi atau nama sumber pustaka (cermati cara penulisan contoh
pada ketentuan khusus).
8) Singkatan-singkatan yang digunakan dalam penulisan daftar pustaka:
ed (editor), et.all (dan kawan-kawan), n.d. (tanpa tanggal), n.p. (tanpa
penerbit dan tanpa tempat).
b. Ketentuan Khusus
Penulisan daftar pustaka secara khusus dibedakan berdasarkan jenis sumber
pustaka, yaitu:
1) Buku yang ditulis langsung oleh pengarang (satu pengarang). Contoh:
Bangun, Sem C. (2001), Kritik Seni Rupa, Penerbit ITB, Bandung.
Soedarso Sp. (1992), Seni Patung Indonesia, BP ISI Yogyakarta,
Yogyakarta.
Buku yang ditulis langsung oleh lebih dari satu pengarang (maksimal 5
pengarang), semua nama pengarang ditulis lengkap.
Buku yang ditulis langsung oleh lebih dari lima pengarang, hanya
dicantumkan nama pengarang pertama dan singkatan et all.
2) Beberapa artikel yang ditulis oleh pengarang yang sama, nama pengarang
pada sumber pustaka kedua tidak ditulis, tetapi diganti dengan garis.
Urutan penulisan didasarkan pada tahun terbit. Contoh:
Soedharsono, RM. (9 Oktober 1985), “Peranan Seni dan Budaya Dalam
Sejarah Kehidupan Manusia, Kontinuitas dan Perubahannya”,
Pidato Ilmiah, Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas
Sastra Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
__________. (26 Juli 1986), “Dampak Pariwisata Terhadap Perkembangan
Seni di Indonesia”, Pidato Ilmiah, Dies Natalis II ISI Yogyakarta.

V. TEKNIK PENULISAN LAPORAN 43


3) Buku terjemahan. Jika ada, judul dan tahun terbit buku asli maupun buku
terjemahkan dinyatakan. Penulisan kedua judul buku dicetak miring.
Contoh:
Capra, Fritjof. (2000), The Tao of Physics: An Exploration of the
Parallels between Modern Physics and Eastern Mysticism atau
The Tao of Physics, Menyingkap Paralelisme Fisika Modern
dan Mistisisme Timur, terjemahan Aufiya Ilhamal Hafish. (n.d),
Jalasutra, Yogyakarta.
Lawson, Bryan. (1980), How Designers Think atau Bagaimana Cara
Berpikir Designer, terjemahan Harfiyah Widiawati (2007),
Jalasutra, Yogyakarta.
4) Artikel dalam buku kumpulan karangan. Judul artikel ditulis dalam tanda
petik ganda. Judul buku dicetak miring. Contoh:
Hardiati, Endang Sri. (2006), “Perhiasan”, dalam Majapahit Trowulan,
Indonesian Heritage Society, Jakarta.
Wilson, Brent G. (1971). “Evaluation of Learning in Art Education”,
dalam Benyamin S Bloom, Thomas J Hasting, George F Madaus,
Handbook on Formative and Summative Evaluation of Student
Learning, MacGraw Hill Book, USA.
5) Buku kumpulan karangan, singkatan ed. dalam tanda kurung dicantumkan
di belakang nama editor. Contoh:
Wallis, B., (ed.). (1984), Art After Modernism: Rethinking Representation.
New York: The New Museum of Contemporary Art.
6) Artikel dalam jurnal. Judul artikel dalam tanda petik ganda. Judul jurnal
dicetak miring. Contoh:
Sumartono. (1992), “Orisinalitas Karya Seni Rupa dan Pengakuan
Internasional”. Seni, Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni. II
(02). ISI Yogyakarta.
7) Artikel Katalog. Judul artikel dalam tanda petik ganda. Judul katalog
dicetak miring. Contoh:
Yuliman, Sanento. (1985), “Citra dan Cita Karya A.D. Pirous 1960-1985”.
Pameran Retrospektif A.D. Pirous. Jakarta: Taman Ismail Marzuki,
23 - 29 Oktober.
8) Artikel Surat Kabar dan Majalah. Judul artikel dalam tanda petik ganda.
Nama surat kabar dan majalah dicetak miring. Contoh:
Dermawan T, Agus. (1994), “Lukisan Hindia Belanda Masih Diburu”.
Republika, 24 Maret.

44 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Redana, Bre. (2011), “ Wacana Seni Rupa Indonesia”. Kompas, 22
Januari.
9) Skripsi, Tesis dan Disertasi. Judul karangan dalam tanda petik ganda.
Nama dokumen (skripsi, tesis, disertasi) dicetak miring. Contoh:
Yuliman, S. (1968), “Beberapa Masalah Dalam Kritik Seni Lukis
Indonesia”. Skripsi. FSRD - ITB, Bandung.
Purwodo, Indro M. (2010), “Ikonografi Wayang Kulit Purwa Batara
Kala”, Tesis. ISI Yogyakarta, Yogyakarta.
Wilson, Brent G. (1966), “The Development and Testing of an Instrument
to Measure Aspective Perception of Paintings”, Dissertation, Ohio
State University, Ohio.
10) Laporan Ilmiah. Judul laporan dalam tanda petik ganda. Nama dokumen
(laporan penelitian, laporan penciptaan) dicetak miring. Contoh:
Soedarso Sp. (1989). “Wanda, Suatu Studi tentang Resep Pembuatan
Wanda-wanda Wayang Kulit Purwa dan Hubungannya dengan
Presentasi Realistik”, Laporan Penelitian, Proyek Penelitian
dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi), Direktorat
Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sabdakir, Ludzfi. (2008), “Aplikasi Sign-system di Lingkungan Kampus
Universitas Negeri Jakarta,” Makalah Karya Inovatif, Universitas
Negeri Jakarta, Jakarta.
11) Sumber pustaka online, tanggal akses dicantumkan pada bagian akhir
kalimat. Contoh:
Dwija, Bhagawan. (n.d.), “Alam Semesta Menurut Hindu”, http://bali.
stitidharma.org, 20 Mei 2010.
The Metropolitan Museum of Art New York, (n.d.), “Egyptian Art”,
http://www.metmuseum.org, 20-23 Mei 2010.
McKenna, Susan E., (1999), “Theory and Practice: Critical Paedagogy
in Studio Art Education”, College Art Association, The Gale Group
and LookSmart, (n.p.), http://www.findarticles.com, 15 Januari
2011.
12) Sumber pustaka dari media elektronik, nama format media ditulis dalam
tanda kurung siku. Contoh:
Sunaryo, Aryo. (2010), Ornamen Nusantara, Aneka Ragam Foto dan
Gambar, [CD data], Dahaprize, Semarang.
Smithsonian Institution. (1996), National Museum of American Art,
[CD interaktif], Macmillan Digital, New York.

V. TEKNIK PENULISAN LAPORAN 45


Brownell, W.C., (1892), French Art: Classic and Contemporary Painting
and Sculpture, [Ebook], The Project Gutenberg Ebook of French
Art (2005), (n.p).
Coyle, Daniel. (2009), The Talent Code: Unlocking the Secret of Skill
in Sports, Art, Music, Math, and Just About Anything, narator John
Farrell, [Audiobook], High Bridge Audio Company, USA.
Campbell, Joseph, Bill Moyers. (2001), “The Message of The Myth,”
dalam The Power of Myth: Program 2, narator Joseph Campbell dan
Bill Moyers, [program TV], High Bridge Audio Company, USA.
Purwodo, Indro M. (Produser), (2007), “Tandak Ludruk”, [CD Video],
Visindo Gemilang, Jakarta.
Neuland + Herzer GmbH. (ed.), (2008), The Urban Art Guide. [Aplikasi],
Adidas AG World of Sport, Herzogenaurach.
C. Gaya Bahasa dan Ortografi
1. Gaya Bahasa
Penggunaan gaya bahasa mengacu pada penggunaan bahasa ilmiah.
Bahasa komunikasi ilmiah ialah penyampaian informasi atau pesan secara
jelas, tepat, reproduktif dan impersonal, sehingga pihak ketiga sebagai
penerima pesan mengerti isi pesan tersebut persis sama seperti apa yang
ingin disampaikan oleh pengguna bahasa. Jelas berarti tepat dalam pemilihan
kata dan penggunaan tata bahasa untuk mengekspresikan logika berpikir.
Dalam sebuah kalimat harus dapat diidentifikasi unsur subyek, predikat
serta keterangan pelengkap. Reproduktif berarti pihak penerima pesan
mengartikan informasi atau pesan yang disampaikan tanpa penafsiran
lain selain isi yang dikandung oleh pesan tersebut. Sedangkan impersonal
berarti tidak menggunakan kata ganti perorangan seperti ‘saya’, melainkan
penulis, peneliti dan sejenisnya. Agar terhindar dari penggunaan kata ganti
perorangan, bahasa ilmiah umumnya menggunakan kalimat pasif.
Karakteristik lain dari komunikasi ilmiah ialah tidak menggunakan
kata-kata atau kalimat yang berkonotasi emosional. Namun demikian
komunikasi ilmiah tidak harus steril dari jamahan estetik. Penulis-penulis
ilmiah yang baik sangat memperhatikan sekali faktor estetika ini sebagai
gaya pribadi. Gaya penulisan esei dalam penulisan laporan PKSR memberi
kemungkinan bagi seseorang untuk menggunakan gaya bahasanya yang
khas, sepanjang gaya tersebut masih tetap berada pada tatanan dan kaidah
penulisan ilmiah. Kosa kata Bahasa Indonesia baku dapat dirujuk dalam

46 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://www.kbbi.org) atau kamus istilah
yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Kementerian Pendidikan Nasional.
2. Ortografi
Ortografi merupakan ketentuan dalam sistem ejaan bahasa, misalnya
cara penulisan istilah, singkatan, tanda baca, dan lambang bilangan. Berikut
ini hal-hal penting dari ortografi dalam tulisan ilmiah.
a. Kata asing, singkatan dan tanda baca
1) Kata asing. Istilah atau kata yang dieja sesuai dangan bahasa sumbernya
diketik dengan huruf miring. Aturan ini tidak berlaku untuk nama lembaga,
dan merek dagang.
2) Singkatan dan angka 2 untuk tanda pengulangan kata tidak boleh dipakai.
Contoh:
Benar Salah
dan lain-lain dll
tersebut tsb
bulan bln
bersenang-senang ber-senang2
kura-kura kura2
Singkatan dipakai dalam hal:
a) Singkatan dari bahasa latin sebagai standar bahasa dalam ilmu
pengetahuan. Contoh:
et all. (et alii = dan kawan-kawan)
i.e. (id est =yakni, yaitu)
e.g. (exampli gratia = sebagai contoh)
etc. (et cetera = dan lain-lain)
b) Singkatan satuan dan lambang. Contoh:
mm = milimeter m = meter m2 = meter persegi m3= meter kubik
c) Singkatan nama lembaga yang disebut dalam tubuh tulisan lebih dari satu
kali, kepanjanganya harus ditulis lengkap pada penulisan pertama kali.
3) Tanda baca. Arti dari suatu kalimat sangat dipengaruhi tanda baca.
Kesalahan pemakaian tanda baca berakibat kesalahan pengertian kalimat.
Berikut ini penjelasan tanda baca yang sering digunakan dalam tulisan.
a) Tanda titik (.). Suatu kalimat hanya berakhir jika ditandai dengan titik,
tanda tanya (?) dan tanda seru (!) Titik merupakan tanda berakhirnya
suatu kalimat. Selain itu titik digunakan sebagai pemisah notasi huruf
atau angkat pada judul karangan, pemisah angka jam dan menit, serta
bilangan ribuan. Tanda titik tidak digunakan untuk singkatan nama negara

V. TEKNIK PENULISAN LAPORAN 47


dan lembaga (USA, RI, BNI, UNJ, PDI). Akhir judul bab, makalah, atau
buku; judul gambar tabel, atau lampiran; satuan, lambang, atau unsur
kimia juga tidak diakhiri titik.
b) Tanda koma (,). Dalam kalimat, tanda koma dipakai sebagai pemisah
kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya. Setelah
koma lazimnya didahului kata tetapi, melainkan, sedangkan. Tanda koma
juga dipakai sebagai pemisah unsur-unsur dalam satu perincian, misal:
bahan-bahan untuk melukis antara lain: pensil warna, krayon, cat minyak.
c) Tanda titik koma (;). Tanda ini digunakan sebagai pemisah unsur-unsur
perincian yang panjang atau di dalamnya sudah mengandung tanda koma.
d) Tanda titik dua (:). Suatu pernyataan yang mengarah pada adanya
perincian harus diakhiri dengan tanda titik dua.
e) Tanda petik ganda (“). Tanda petik ganda digunakan untuk mengapit
kutipan langsung atau suatu dialog tertulis. Cara penulisan tanda petik
ganda diketik rapat dengan huruf pertama yang mengikutinya dan huruf
terakhir yang mendahuluinya. Tanda ini dipakai juga sebagai pengapit
judul tulisan yang belum atau tidak dipublikasikan (reference), dan judul
tulisan yang terdapat dalam buku kumpulan karangan, jurnal, koran,
majalah dan sumber sejenis. Tanda ini juga digunakan sebagai pengapit
huruf atau kata yang mengandung penekanan khusus, misal: huruf “Y”
pada kata “Yang”.
f) Tanda petik tunggal (‘). Tanda baca ini dipakai sebagai pengapit istilah
yang belum dikenal secara umum dan kata yang tidak mengandung arti
sebenarnya, misal: persoalan dalam seni kadangkala dikaitkan dengan
urusan ‘surga’ dan ‘neraka’.
g) Tanda hubung (-). Suku-suku kata yang terputus karena pergantian baris
(hyphenation) dan kata ulang disambung dengan tanda hubung. Selain
itu, tanda hubung dipakai untuk (1) merangkai se- dengan nama wilayah,
misal: se-Jakarta, se-dunia; (2) merangkai ke- dengan bilangan, misal:
juara ke-1, urutan ke-3; (3) merangkai bilangan dengan –an, misal: umur
40-an, tahun 80-an; (4) menghubungkan dua unsur yang berarti dari -
sampai, misal: minggu 1 - 3, tahun 2000 - 2005, sepanjang Anyer - Jakarta.
h) Tanda kurung ( ). Tanda baca ini digunakan sebagai pengapit keterangan
tambahan, angka dan huruf dari suatu rangkaian keterangan serta notasi
anak sub judul.
i) Tanda garis miring(/). Tanda baca ini dipakai untuk penomoran surat

48 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


dinas dan nomor alamat. Tanda ini dalam kalimat dipakai sebagai
pengganti kata “dan”, “atau “, dan “per”. Penggantian kata dengan tanda
garis miring dalam kalimat ilmiah tidak diperbolehkan.
b. Lambang bilangan
Lambang bilangan atau nomor dinyatakan dengan angka. Jenis angka
yang digunakan dalam tulisan ilmiah secara umum adalah angka Arab (0,
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9), dan angka Romawi (I, II, III,IV, V, VI, VII, VIII,
IX, X, C, M). Lambang bilangan ditulis dengan huruf sebagai berikut:
1) Bilangan utuh, contoh:
12 dua belas
22 dua puluh dua
222 dua ratus dua puluh dua
2) Bilangan pecahan, contoh:
1/2 setengah
3/4 tiga perempat
2/3 dua pertiga
1/16 seperenam belas
1/100 seperseratus, bukan satu perseratus
2% dua persen, bukan dua prosen
1,6 satu enam persepuluh, bukan satu koma enam
3) Kalimat tidak boleh diawali lambang bilangan, tetapi harus dinyatakan
dengan huruf dan ditulis dengan benar, misal:
Benar Salah
Satu liter resin..... 1 liter resin
Tiga perempat arah.. 3/4 arah...
4) Bila lambang menyatakan jumlah yang besar, maka susunan kalimat
diubah sedemikian rupa agar lambang bilangan tidak tampil di awal
kalimat, contoh:
Benar Salah
Harga lukisan ini 525 juta Lima ratus dua puluh lima juta....
5) Desimal dinyatakan dengan tanda koma (contoh: 1,6 bukan 1.6).
6) Jumlah ribuan dan jutaan dipisah dengan tanda titik (contoh: 1.200 m;
3.500 buah). Kombinasi angka dan huruf diperbolehkan untuk penulisan
bilangan jumlah besar (misal: 50 juta; 2,2 milyar).

V. TEKNIK PENULISAN LAPORAN 49


Lampiran 1. Lembar Persetujuan Seminar

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR

Laporan Penciptaan Penciptaan Karya Seni Rupa ini diajukan oleh:

Nama : Jamilah Surya


No. Reg. : 2415051330
Program Studi : Pendidikan Seni Rupa
Jurusan : Seni Rupa
Fakultas : Fakultas Bahasa dan Seni
Judul : Komik Sebagai Media Pembelajaran Matematika
SMP Kelas VII

Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan.


Jakarta, .................................
Dosen Pembimbing,

(nama)
NIP

50 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Lampiran 2. Lembar Pengesahan Laporan SPKSR

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa ini diajukan oleh:

Nama : Jamilah Surya


No. Reg. : 2415051330
Program Studi : Pendidikan Seni Rupa
Jurusan : Seni Rupa
Fakultas : Fakultas Bahasa dan Seni
Judul : Komik Sebagai Media Pembelajaran Matematika
SMP Kelas VII

Telah diseminarkan dan diterima sebagai prasyarat pelaksanaan


penciptaan karya seni rupa dalam tugas akhir Penciptaan Karya Seni
Rupa di Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Jakarta.

Jakarta, .........

Dosen Pembimbing Dosen Ahli

(nama) (nama)
NIP NIP

Dosen Koodinator,

(nama)
NIP

LAMPIRAN 51
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Sidang

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG

Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa ini diajukan oleh:

Nama : Jamilah Surya


No. Reg. : 2415051330
Program Studi : Pendidikan Seni Rupa
Jurusan : Seni Rupa
Fakultas : Fakultas Bahasa dan Seni
Judul : Komik Sebagai Media Pembelajaran Matematika
SMP Kelas VII

Telah diperiksa dan disetujui untuk disidangkan di hadapan Dewan


Penguji.


Jakarta, .........
Dosen Pembimbing

(nama)
NIP

52 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Lampiran 4. Lembar Pengesahan Laporan PKSR

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa ini diajukan oleh:


Nama : Jamilah Surya
No. Reg. : 2415051330
Program Studi : Pendidikan Seni Rupa
Jurusan : Seni Rupa
Fakultas : Fakultas Bahasa dan Seni
Judul : Komik Sebagai Media Pembelajaran Matematika
SMP Kelas VII
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji, dan diterima
sebagai bagian dari persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta

Dewan Penguji:
Dosen Pembimbing Dosen Penguji

(nama) (nama)
NIP NIP

Ketua, Sekretaris,

(nama) (nama)
NIP NIP

Jakarta,... (tanggal setelah perbaikan laporan)


Dekan,

(nama)
NIP

LAMPIRAN 53
Lampiran 5. Halaman Sampul

KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN


MATEMATIKA SMP KELAS VII

Jamilah Surya
2415051330

Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa yang diajukan kepada


Universitas Negeri Jakarta untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa

JURUSAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Mei 2010

54 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


55
LAMPIRAN
Halaman Sampul
KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Jamilah Surya Laporan Penciptaan
2010

MATEMATIKA SMP KELAS VII 2415051330 Karya Seni Rupa


Lampiran 6. Punggung Sampul
Lampiran 7. Halaman Logo

56 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Lampiran 8. Halaman Judul
(Terdiri dua lembar: lembar pertama sama dengan halaman sampul,
lampiran ini hanya berisi lembar kedua)

Laporan Penciptaan Karya Seni Rupa yang diajukan kepada Universitas


Negeri Jakarta untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa

Jamilah Surya
2415051330

JURUSAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Mei 2010

LAMPIRAN 57
Lampiran 9. Pernyataan Orisinalitas

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Jamilah Surya
No. Reg. : 2415051330
Program Studi : Pendidikan Seni Rupa
Jurusan : Seni Rupa
Fakultas : Fakultas Bahasa dan Seni
Judul : Komik Sebagai Media Pembelajaran Matematika
SMP Kelas VII

Menyatakan bahwa benar naskah laporan dan karya seni rupa hasil Tugas
Akhir Penciptaan Karya Seni Rupa adalah hasil karya saya sendiri. Apabila
saya mengutip dari karya orang lain, maka saya mencantumkan sumbernya
sesuai ketentuan yang berlaku. Saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta apabila terbukti saya melakukan
tindakan plagiat.
Demikian saya buat pernyataan ini dengan sebenarnya.

Jakarta, ......

(materai Rp. 6.000,-)

Nama mahasiswa
No. Reg

58 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Lampiran 10. Pernyataan Persetujuan Publikasi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Negeri Jakarta, saya yang


bertandatangan di bawah ini:
Nama : Jamilah Surya
No. Reg. : 2415051330
Program Studi : Pendidikan Seni Rupa
Jurusan : Seni Rupa
Fakultas : Fakultas Bahasa dan Seni
Judul : Komik Sebagai Media Pembelajaran Matematika
SMP Kelas VII

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan


kepada Universitas Negeri Jakarta Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-
exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya. Dengan Hak Bebas
Royalti Non-eksklusif ini, Universitas Negeri Jakarta berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), mendistribusikan, dan menampilkan/mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta
ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagi penulis/pencipta
dan sebagai pemilik Hak Cipta. Segala bentuk tuntutan hukum yang timbul
atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah ini menjadi tanggungjawab
saya pribadi.
Demikian saya buat pernyataan ini dengan sebenarnya.

Dibuat di:
Pada tanggal:
Yang menyatakan,

Nama mahasiswa
No. Reg.

LAMPIRAN 59
Lampiran 11. Berita Acara Seminar

BERITA ACARA SEMINAR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA

Pada hari ini, tanggal ....bulan.........tahun......... telah dilaksanakan


seminar Penciptaan Karya Seni Rupa oleh:

Nama :
No. Reg:
Judul :

dinyatakan dapat/tidak dapat*) melanjutkan ke tahap Penciptaan Karya


Seni Rupa, dengan nilai: ..........

Rekomendasi seminar:
1.
2.
3.
4.
5.

Batas waktu perbaikan tanggal.........

NAMA TANDA TANGAN


Dosen Koordinator .............................. ........................
Dosen Pembimbing .............................. ........................
Dosen Ahli .............................. ........................
Moderator .............................. ........................
Mahasiswa .............................. ........................

60 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Lampiran 12. Lembar Penilaian SPKSR

LEMBAR PENILAIAN
SEMINAR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA

Nama :
No Reg :
Judul :

KOMPONEN NO INDIKATOR**) BOBOT SKOR*)


A. Laporan 1. Kualitas Ide 3 ..........
2. Manfaat karya 3 ..........
3. Kualitas studi pustaka 3 ..........
4. Intensitas magang 3 ..........
5. Spesifikasi konsep penciptaan 5 ..........
6. Visualisasi dan deskripsi karya 1
7. Kaidah penulisan ilmiah 1 ..........
8. Kualitas sumber pustaka 1 ..........
Jumlah A = 20 ..........
B. Karya 1. Keterwujudan konsep 1 ..........
2. Ketrampilan teknik 1 ..........
3. Kualitas struktur visual 3 ..........
4. Gaya Pribadi 5 ..........
5. Kreativitas perwujudan objek 3 ..........
6. Akselerasi pesan 2 ..........
7. Fungsionalitas 5 ..........
Jumlah B = 20 ..........
C. Paparan 1. Kualitas penyajian 1 ..........
2. Penguasaan konsep 3 ..........
3. Ketrampilan verbal 1 ..........
Jumlah C = 5 ..........

Nilai = (Jumlah A x 0,6) + (Jumlah B x 0,2) + (Jumlah C x 0,2) = ..........


20 20 5

Penilai,

*) baik sekali = 80 - 100
Nama
baik = 70 - 79
cukup = 60 - 69
kurang = 55 - 59
**) deskripsi lihat halaman berikut

LAMPIRAN 61
Deskripsi Indikator Penilaian SPKSR
A. Laporan 3. Kualitas struktur visual: tingkat konsistensi pe-
1. Kualitas Ide: tingkat keunikan, kebaruan, atau milihan unsur visual, kejelasan prinsip desain/
kegunaan ide yang tercermin dalam rumusan komposisi, daya tahan
judul 4. Gaya pribadi: daya pembeda (discriminat-
2. Manfaat karya: tingkat kegunaan karya bagi ing power) dalam pengolahan struktur visual
pendidikan dan pihak-pihak tertentu yang ter- dibandingkan karya perupa lain
baca dalam rumusan manfaat karya 5. Kreativitas perwujudan objek
3. Kualitas studi pustaka: tingkat kedalaman tin- • Seni Rupa Murni: tingkat keunikan penggam-
jauan pustaka, kajian teori dan kerangka ber- baran unsur-unsur objek sesuai tema
pikir • Desain: tingkat keunikan bentuk rancangan
4. Intensitas magang: tingkat kedalaman pengala- sesuai karakteristik bahan, fungsi, dan segmen
man magang dilihat dari uraian pengalaman pengguna
dan kesimpulan magang, serta lembar kon- • Kriya: tingkat keunikan bentuk produk sesuai
sultasi narasumber karakteristik bahan, fungsi, dan segmen peng-
5. Spesifikasi konsep penciptaan guna
• Seni Rupa Murni: tingkat penggunaan teori, 6. Akselerasi pesan
kelengkapan, kejelasan, dan keterkaitan aspek • Seni Rupa Murni: tingkat keterbacaan unsur-
konseptual, visual serta operasional unsur objek sesuai tema
• Desain: tingkat penggunaan teori, keleng- • Desain: tingkat keterbacaan bentuk rancangan
kapan, kejelasan, ketaatan metodologis, dan sesuai karakteristik bahan, fungsi, dan segmen
keterkaitan aspek dalam studi pendahuluan pengguna, serta karakteristik lain sebagaimana
• Kriya: tingkat penggunaan teori, kelengkapan, ditetapkan dalam konsep penciptaan
kejelasan, dan keterkaitan aspek studi penda- • Kriya: tingkat keterbacaan bentuk produk ses-
huluan dengan spesifikasi penciptaan uai karakteristik bahan, fungsi, dan segmen
6. Visualisasi dan deskripsi karya pengguna, serta karakteristik lain sebagaimana
• Seni Rupa Murni: tingkat keringkasan, kejela- ditetapkan dalam konsep penciptaan
san, dan kekhususan pernyataan konseptual, 7. Fungsionalitas
visual, dan operasional untuk setiap karya • Seni Rupa Murni: tingkat ketepatan karya se-
• Desain: tingkat penggunaan teori, keleng- bagai pemenuhan fungsi personal, sosial dan
kapan, kejelasan, ketaatan metodologis, dan fisik
keterkaitan aspek dalam Rancangan Detail dan • Desain: tingkat ketepatan kegunaan rancangan
Standar Prosedur Produksi dikaitkan dengan aspek desain, antara lain:
• Kriya: tingkat keringkasan, kejelasan, dan kepraktisan penggunaan, pemeliharaan dan
kekhususan pernyataan spesifikasi penciptaan penyimpanan, ergonomi, ekonomi, keamanan,
untuk setiap karya sesuai karakteristik pengguna
7. Kaidah penulisan ilmiah: tingkat ketaatan • Kriya: tingkat ketepatan kegunaan produk
penggunaan tata bahasa, ortografi, penggunaan dikaitkan dengan, antara lain: kepraktisan
dan penulisan kutipan, serta sumber pustaka penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan,
8. Kualitas sumber pustaka: tingkat kompetensi, ergonomi, ekonomi, keamanan, sesuai karak-
jenis, kebaruan, dan jumlah sumber pustaka (< teristik pengguna
5; 6-10; > 10 sumber) C. Paparan
B. Karya 1. Kualitas penyajian: tingkat ketepatan peng-
1. Keterwujudan konsep: tingkat keterkaitan an- gunaan media paparan, pengaturan karya dan
tara wujud karya dengan spesifikasi konsep ruang sidang, pencahayaan, tata suara, dan sa-
dalam yang telah dtulis dalam laporan rana pendukung penyajian lain
2. Ketrampilan teknis: 2. Penguasaan konsep: tingkat kedalaman jawa-
• Seni Rupa Murni: tingkat ketepatan dalam pen- ban yang mencerminkan aplikasi teori, kelua-
gelolaan interaksi alat dan bahan san dan kebaruan wawasan sesuai topik pilihan
• Desain: tingkat ketepatan gambar kerja dan 3. Ketrampilan verbal: tingkat kelancaran berbi-
mock-up cara, tata bahasa, dan daya komunikasi lisan
• Kriya: tingkat ketepatan gambar kerja, dan
pengelolaan interaksi alat dan bahan

62 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Lampiran 13. Lembar Rekapitulasi Penilaian SPKSR

LEMBAR REKAPITULASI PENILAIAN


SEMINAR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA

Nama :
No Reg :
Judul :

PENILAI NAMA NILAI

Dosen Pembimbing ............................................ ............

Dosen Ahli ............................................ ............

Dosen Koordinator ............................................ ............

Jumlah ............

Nilai Akhir = Jumlah = ............


3
Huruf = ............
Jakarta, ...............
Dosen Koordinator,

Nama
NIP.

LAMPIRAN 63
Lampiran 14. Berita Acara Sidang Penciptaan Karya Seni Rupa

BERITA ACARA SIDANG PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA

Pada hari ini, tanggal ....bulan.........tahun......... telah dilaksanakan


sidang Penciptaan Karya Seni Rupa oleh:

Nama :
No. Reg:
Judul :

dinyatakan lulus/tidak lulus*) dalam menempuh tugas akhir Penciptaan


Karya Seni Rupa, dengan nilai: ..........

Rekomendasi sidang:
1.
2.
3.
4.
5.

Batas waktu perbaikan tanggal.........

NAMA TANDA TANGAN


Ketua .............................. ........................

Sekretaris .............................. ........................

Dosen Pembimbing .............................. ........................

Dosen Penguji .............................. ........................

Kandidat .............................. ........................

64 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Lampiran 15. Lembar Penilaian PKSR

LEMBAR PENILAIAN
PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA

Nama :
No Reg :
Judul :

KOMPONEN NO INDIKATOR BOBOT SKOR*)


A. Laporan 1. Visualisasi dan deskripsi karya 6 ..........
2. Rumusan kesimpulan 3 ..........
3. Kaidah penggunaan bahasa 1 ..........
Jumlah A = 10 ..........
B. Karya 1. Keterwujudan konsep 1 ..........
2. Ketrampilan teknik 1 ..........
3. Kualitas struktur visual 3 ..........
4. Gaya pribadi 5 ..........
5. Kreativitas perwujudan objek 3 ..........
6. Akselerasi pesan 2 ..........
7. Fungsionalitas 5 ..........
Jumlah B = 20 ..........
C. Paparan 1. Kualitas penyajian 1 ..........
2. Penguasaan konsep 3 ..........
3. Ketrampilan verbal 1 ..........
Jumlah C = 5 ..........
D. Pameran 1. Pemilihan lokasi 3 ..........
2. Pengaturan koleksi 1 ..........
3. Kelengkapan pameran 1 ..........
4. Kualitas penyelenggaraan 3 ..........
Jumlah D = 8 ..........

Nilai = (Jumlah A x 0,1)+(Jumlah B x 0,6)+(Jumlah C x 0,15)+(Jumlah D x 0,15) =.......


10 20 5 8

Penilai,
*) baik sekali = 80 - 100
baik = 70 - 79
cukup = 60 - 69 Nama
kurang = 55 - 59
**) deskripsi lihat halaman berikut

LAMPIRAN 65
Deskripsi Indikator Penilaian PKSR

A. Laporan • Desain: tingkat keterbacaan bentuk rancangan


1. Visualisasi dan deskripsi karya sesuai karakteristik bahan, fungsi, dan segmen
• Seni Rupa Murni: tingkat keringkasan, kejela- pengguna, serta karakteristik lain sebagaimana
san, dan kekhususan pernyataan konseptual, ditetapkan dalam konsep penciptaan
visual, dan operasional untuk setiap karya • Kriya: tingkat keterbacaan bentuk produk ses-
• Desain: tingkat penggunaan teori, keleng- uai karakteristik bahan, fungsi, dan segmen
kapan, kejelasan, ketaatan metodologis, dan pengguna, serta karakteristik lain sebagaimana
keterkaitan aspek dalam Rancangan Detail dan ditetapkan dalam konsep penciptaan
Standar Prosedur Produksi 7. Fungsionalitas
• Kriya: tingkat keringkasan, kejelasan, dan • Seni Rupa Murni: tingkat ketepatan karya se-
kekhususan pernyataan spesifikasi penciptaan bagai pemenuhan fungsi personal, sosial dan
untuk setiap karya fisik
2. Rumusan kesimpulan • Desain: tingkat ketepatan kegunaan rancangan
3. Tata bahasa: tingkat ketaatan penggunaan tata dikaitkan dengan aspek desain, antara lain:
bahasa dan ortografi kepraktisan penggunaan, pemeliharaan dan
B. Karya penyimpanan, ergonomi, ekonomi, keamanan,
1. Keterwujudan konsep: tingkat keterkaitan an- sesuai karakteristik pengguna
tara wujud karya dengan spesifikasi konsep • Kriya: tingkat ketepatan kegunaan produk
yang telah dtetapkan dalam laporan dikaitkan dengan, antara lain: kepraktisan
2. Ketrampilan teknis: penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan,
• Seni Rupa Murni: tingkat ketepatan dalam pen- ergonomi, ekonomi, keamanan, sesuai karak-
gelolaan interaksi alat dan bahan teristik pengguna
• Desain: tingkat ketepatan gambar kerja dan C. Paparan
mock-up 1. Kualitas penyajian: tingkat ketepatan peng-
• Kriya: tingkat ketepatan gambar kerja, dan gunaan media paparan, pengaturan karya dan
pengelolaan interaksi alat dan bahan ruang sidang, dan sarana pendukung penyajian
3. Kualitas struktur visual: tingkat konsistensi lain
pemilihan unsur visual, kejelasan komposisi, 2. Penguasaan konsep: tingkat kedalaman jawa-
daya tahan ban yang mencerminkan aplikasi teori, kelua-
4. Gaya pribadi: daya pembeda (discriminat- san dan kebaruan wawasan sesuai topik pilihan
ing power) dalam pengolahan struktur visual 3. Ketrampilan verbal: tingkat kelancaran berbi-
dibandingkan karya perupa lain cara, tata bahasa, dan daya komunikasi lisan
5. Kreativitas perwujudan objek D. Pameran
• Seni Rupa Murni: tingkat keunikan penggam- 1. Pemilihan lokasi: tingkat kunjungan publik
baran unsur-unsur objek sesuai tema seni secara umum
• Desain: tingkat keunikan bentuk rancangan 2. Pengaturan koleksi: klasifikasi karya, keteran-
sesuai karakteristik bahan, fungsi, dan segmen gan karya, standar pemasangan, sirkulasi pen-
pengguna gunjung, tata cahaya
• Kriya: tingkat keunikan bentuk produk sesuai 3. Kelengkapan pameran: spanduk, katalog, buku
karakteristik bahan, fungsi, dan segmen peng- tamu
guna 4. Kualitas penyelenggaraan: tingkat kerjasama
6. Akselerasi pesan panitia, figur pembuka pameran, penerimaan
• Seni Rupa Murni: tingkat keterbacaan unsur- tamu, acara pendukung
unsur objek sesuai tema

66 PEDOMAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA/FBS UNJ


Lampiran 16. Lembar Rekapitulasi Penilaian PKSR

LEMBAR REKAPITULASI PENILAIAN


PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA

Nama :
No Reg :
Judul :

DEWAN PENGUJI NAMA NILAI

Ketua .................................................. ............

Sekretaris .................................................. ............

Dosen Pembimbing .................................................. ............

Dosen Penguji .................................................. ............

Jumlah ............

Nilai Akhir = Jumlah = ............


4
Huruf = ............

Jakarta, ...............
Ketua Dewan Penguji,

Nama
NIP

LAMPIRAN 67

Anda mungkin juga menyukai