Anda di halaman 1dari 1

Farrell Putra Z /15 – Fidela Jovita K /16

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan


Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)  merupakan salah
satu pemberontakan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1948-1963. Salah satunya
terjadi di Kalimantan Selatan, tepatnya pada bulan Oktober 1950. Pemberontakan
DI/TII Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hajar yang hendak mendirikan negara
dengan dasar syariat Islam di Indonesia, yang disebut dengan Negara Islam
Indonesia.

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipicu oleh kegagalan para


mantan pejuang kemerdekaan asal Kalimantan Selatan untuk diterima di tentara
Indonesia saat itu, yaitu APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat).
Kebanyakan bekas pejuang ini tidak bisa masuk tentara karena tidak bisa baca tulis,
termasuk Ibnu Hadjar sendiri. Mereka juga kecewa dengan adanya bekas tentara
KNIL (Tentara Hindia Belanda) di APRIS.  Akhir tahun 1950, Ibnu Hajar memilih untuk
bergabung dengan pemerintahan DI/TII Kartosuwiryo di Jawa Barat, yang
menawarkan padanya jabatan dalam pemerintahan DI/TII sekaligus Panglima TII di
Kalimantan.

Pada bulan Oktober 1950 Ibnu Hajar  memberontak dan menyatakan bahwa


gerakannya merupakan bagian dari DI/TII Kartosuwiryo. Ia memimpin pasukan yang
diberi nama "Kesatuan Rakyat Yang Tertindas." Mereka menyerang pos-pos kesatuan
TNI di Kalimantan Selatan dan melakukan tindakan-tindakan pengacauan.

Mula-mula, pemerintah memberi kesempatan kepada Ibnu Hajar untuk


menyerah dan akan diterima kembali menjadi anggota TNI melalui jalur damai. Ia
pun menyerah dan diterima menjadi anggota TNI lagi. Tetapi setelah mendapat
perlengkapan senjata, Ibnu Hajar melarikan diri  dan  melanjutkan  pemberontakan.

Akhirnya, pemerintah mengerahkan Pasukan TNI untuk menyerang


gerombolan Ibnu Hajar. Seluruh anggota gerombolan berhasil dikalahkan pada 1963
dan Ibnu Hadjar menyerah pada Maret 1965, serta kemudian dijatuhi Hukuman
Mati.

Anda mungkin juga menyukai