Anda di halaman 1dari 11

NAMA : YOSUA ASDA

NIM : 1810312780
KELAS : AGROTEKNOLOGI B

TUMBUHAN KARNIVORA

Tumbuhan karnivora adalah tumbuhan yang mendapatkan sejumlah kecil atau sejumlah
besar nutrien mereka (namun bukan energi) dari menjebak dan menyantap hewan atau
protozoa, biasanya serangga dan artropoda lainnya. Tumbuhan karnivora beradaptasi untuk
tumbuh di tempat-tempat dimana tanah yang gersang atau kurang akan nutrien, seperti rawa
gambut yang mengandum asam

Tumbuhan karnivora atau yang disebut dengan tumbuhan pemakan serangga, adalah jenis
yang dapat menangkap dan memangsa serangga atau hewan lainnya melalui perangkap
cerdik. Karnivora pada tumbuhan telah berkembang dengan sendirinya di beberapa famili dan
ordo. Bahkan, terdapat 600 spesies tumbuhan karnivora yang telah teridentifikasi, di mana
berasal dari kelompok yang beragam. Dikutip dari Britannica, berikut beberapa fakta
tumbuhan pemangsa dalam menangkap dan mencerna.

Jenis perangkap dan pencernaan

Mekanisme perangkap biasanya terlihat mencolok dan merupakan daun yang


dimodifikasi. Terdapat berbagai macam mekanisme perangkap yang ditetapkan sebagai aktif
dan pasif. Hal itu berdasarkan apakah tumbuhan bergerak dalam menangkap mangsa.
Jebakan lubang pada kantung semar merupakan salah satu jenis perangkap yang umum.
Lubang itu adalah daun yang berisi cairan untuk mencerna mangsa secara pasif. Sementara
itu, perangkap pada tumbuhan kertas lalat dapat aktif atau pasif dengan mengandalkan lendir
yang lengket. Lendir menempel pada permukaan daun atau rambut ujung kelenjar.
'Jebakan jepret' yang terdapat pada perangkap tumbuhan penangkap lalat Venus (Dionaea
muscipula), mengandalkan gerakan daun yang cepat untuk secara aktif menjerat serangga.
Perangkap kandung kemih hanya terdapat pada tumbuhan bladderwort (genus Utricularia)
dan aktif menyedot organisme kecil menggunakan ruang hampa. Perangkap lobster-pot,
ditemukan pada tanaman pembuka botol (genus Genlisea), menggunakan bulu yang
mengarah ke bawah untuk memaksa mangsa masuk lebih dalam ke dalam perangkap.
Tumbuhan karnivora menggunakan enzim atau bakteri untuk mencerna mangsanya melalui
proses kimiawi. Nitrogen dan garam diserap oleh tanaman untuk memungkinkan
kelangsungan hidupnya di bawah kondisi lingkungan yang tidak bersahabat. Sebagian besar
spesies karnivora adalah tumbuhan hijau yang memproduksi makanan melalui fotosintesis
dari sinar matahari dan karbondioksida.

Ekologi
Tumbuhan karnivora pada dasarnya memiliki ekologi yang serupa. Spesies seperti
Sarracenia, Drosera, dan Pinguicula, sering ditemukan hidup hampir berdampingan.
Mayoritas habitat terletak pada lingkungan yang lembab, rawa-rawa, pantai berlumpur, atau
berpasir. Tumbuhan karnivora membutuhkan habitat yang menyediakan cukup air, atau
paling tidak bersifat musiman. Tetapi, satu spesies Drosophyllum lusitanicum, tumbuh di
bukit kering berkerikil di Portugal dan Maroko.
Secara keseluruhan, tumbuhan karnivora relatif kecil, tetapi variasi ukurannya bisa menjadi
berbeda bahkan dalam genus yang sama. Tanaman keras herba matoritas tumbuh dengan
tinggi kurang dari 30 cm, bahkan beberapa tidak lebih 15 cm. Spesies lain seperti Nepenthes
menjadi tanaman merambat semak besar. Sementara itu, spesies Drosera memiliki ukuran
bervariasi dari beberapa sentimeter hingga 1 meter.

Daftar Tumbuhan Karnivora

1. Venus Flytrap (Dionaea Muscipula)

Venus flytrap atau yang awam dikenal dengan Penangkap Lalat Venus, merupakan salah satu
jenis tumbuhan karnivora yang paling banyak dikenal. Ia mendapatkan nutrisi dari gas di
udara dan juga nutrisi di dalam tanah. Namun karena tanaman ini paling banyak ditemukan di
tempat dengan kondisi tanah yang buruk, ia mencari sumber nutrisi lain yaitu serangga.
Venus Flytrap memiliki habitat hidup di daerah dengan tanah yang berlumpur dan lembab. Ia
banyak ditemukan di daerah Carolina Utara dan Selatan.

Karena banyak masyarakat yang tertarik dengan tumbuhan ini, ia banyak diambil dari
habitatnya untuk dikoleksi. Sehingga kini menjadikannya sebagai tumbuhan yang hampir
punah. Kini mereka lebih banyak dibudidayakan di dalam rumah kaca.

Daun dari venus flytrap biasanya berada dalam posisi terbuka saat tidak sedang mencerna
mangsanya. Di sisi dalam daun tersebut terdapat rambut halus yang sensitif terhadap
pergerakan. Sehingga saat ada yang menyentuh rambut tersebut, daun akan menutup dengan
cepat dan menjebak apapun yang ada di dalamnya. Jika objek yang terperangkap bukan
dianggap makanan bagi tumbuhan ini, daunnya akan terbuka dalam 12 jam lalu objek
tersebut akan ‘dimuntahkan’.

Saat daunnya tertutup, daun tersebut akan membuat bagian dalamnya kedap udara untuk
mencegah cairan pencernaan keluar dan mencegah bakteri dari luar untuk masuk. Karena jika
daun tidak menutup sempurna saat proses mencerna makanan, bakteri dan lumut akan
menyebar sehingga venus flytrap akan membusuk dan mati.

Setelah tumbuhan ini mencerna makanannya, ia akan membuka kembali daunnya. Namun
waktu yang dibutuhkan untuk membuka daun tersebut bervariasi, tergantung dari ukuran
serangga yang ia cerna, suhu, umur tumbuhan, dan berapa kali tumbuhan tersebut telah
memangsa serangga.

2. Marsh Pitcher (Heliamphora Chimantensis)

Marsh pitcher, atau yang lebih sering kita kenal dengan tumbuhan Kantong Rawa ini
merupakan salah satu tumbuhan endemik daerah Chimantá Massif di Venezuela. Genus
Heliamphora sendiri terdiri dari 24 spesies tumbuhan lain yang biasa ditemukan di hutan
hujan daerah pegunungan Amerika Latin.

Ia memiliki kemiripan dengan kantong semar, namun terdapat perbedaan pada bentuk
daunnya. Ia menarik perhatian mangsanya dengan nektar yang terdapat pada bagian dalam
daunnya. Rambut yang terdapat di bagian dalam daunnya mengarah ke bagian dalam
sehingga membuat serangga sulit untuk merayap keluar.

3. California Pitcher Plant (Darlingtonia Californica)

Darlingtonia Californica, atau yang biasa disebut dengan California Pitcher Plant atau Lili
Kobra, biasa tumbuh di daerah California Utara dan Oregon Barat. Tumbuhan ini tahan untuk
tumbuh di tanah yang tercemar dengan bahan kimia beracun.

Daun tanaman ini berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat banyak rambut halus. Sama
dengan tumbuhan karnivora kebanyakan, ia akan mengeluarkan cairan nektar yang mampu
menarik perhatian serangga.

Serangga yang masuk ke dalamnya akan mengalami disorientasi yang diakibatkan oleh daun
dari tumbuhan ini yang translucent. Serangga tersebut akan merasa kebingungan untuk
mencari jalan keluar dan pada akhirnya terperangkap. Ia pun akan terperosok turun ke dasar
daun di mana ia akan dicerna oleh tumbuhan ini.

4. Cape Sundew (Drosera Capensis)

Ada sekitar 194 spesies tumbuhan dari genus Sundew yang tersebar merata di seluruh benua
di dunia, kecuali Antartika. Spesies Cape sundew sendiri merupakan tumbuhan yang berasal
dari Cape town di Afrika Selatan. Ia akan berbunga pada musim panas, antara bulan
Desember hingga Januari jika di habitatnya, Afrika Selatan.

Daun pada sundew inilah yang berguna untuk menangkap serangga. Pada permukaan atas
daun terdapat tentakel kecil lengket yang dapat mengeluarkan aroma sehingga mampu
memikat serangga.

Begitu serangga datang dan menempel pada salah satu tentakel, maka tentakel akan bergerak
memutar dan melipat tubuh serangga hingga ia terjebak. Hal ini dimaksudkan untuk membuat
tubuh mangsa lebih dekat dan dapat dicapai oleh kelenjar pencernaan. Kemudian tumbuhan
ini akan menghisap nutrisi di dalam tubuhnya secara perlahan hingga serangga mati. Proses
pencernaan akan memakan waktu lebih dari 6 jam.

5. Pinguicula Conzattii

Pinguicula conzattii merupakan salah satu spesies tanaman insektivora dari genus Pinguicula.
Habitat tumbuhan ini adalah wilayah Oaxaca, Meksiko. Nama tumbuhan ini terinspirasi dari
seorang ilmuwan tumbuhan asal Italia yang semasa hidupnya meneliti tumbuhan di Meksiko
bernama Cassiano Conzattii.

Saat musim dingin dan tidak terdapat serangga yang dapat dimangsa, ia akan memanfaatkan
bagian daunnya yang bukan difungsikan untuk memangsa serangga lalu mengubahnya
menjadi rosettes. Hal ini berguna untuk mengurangi hilangnya energi.
6. Australian Pitcher Plant (Cephalotus Follicularis)

Australian Pitcher Plant merupakan salah satu spesies dari keluarga pitcher plant. Layaknya
kobra lili, australian pitcher plant merupakan satu-satunya spesies dari genusnya. Namun
begitu, ditemukan beberapa variasi berbeda pada ukuran dan warnanya.

Dari segi bentuk, ia mirip sekali dengan kantong semar karena memang sesama pitcher plant.
Yang membedakan adalah pada tumbuhan ini, ia memiliki warna yang lebih mencolok yaitu
merah terang, hijau, putih dan ungu. Karena penampilannya tersebut, ia banyak digemari para
kolektor tanaman karnivora.

Layaknya tanaman karnivora berbentuk kantong lainnya, australian pitcher plant menarik
perhatian serangga menggunakan cairan nektar hingga ia masuk dan terperangkap di
kantongnya. Enzim di dalam kantongnya tersebut lalu akan mencerna sang mangsa.

Terdapat penutup di atas kantongnya yang dapat melindungi bagian dalam kantong dari
hujan. Ia juga berfungsi melindungi cairan pencernaan agar tidak menguap.

7. Kantong Semar (Nepenthes)

Nepenthes, atau yang lebih dikenal dengan kantong semar (tropical pitcher plant),
merupakan satu-satunya genus tumbuhan dari famili Nepenthaceae. Terdapat sekitar 140
spesies kantong semar yang tersebar di daerah Madagascar, Asia tenggara dan Australia.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak spesies kantong semar. Karena
hutan tropis yang masih tersebar luas di Sumatera dan Kalimantan, mereka menjadi salah satu
habitat alami dari tumbuhan ini.

Kantong semar merupakan jenis tanaman perennial dan biasa tumbuh di tanah yang
mengandung kadar asam tinggi, meskipun beberapa ada yang epifit. Ia akan mengeluarkan
nektar di bagian pinggir kantongnya agar serangga tertarik dan masuk ke dalamnya. Mangsa
tersebut lalu akan terperosok jatuh ke dasar kantong yang berisi cairan. Rambut dan dinding
kantong yang licin membuat mangsa akan sulit untuk keluar.

8. Butterwort (Pinguicula)

Butterwort, atau yang biasa dikenal dengan Pinguicula, merupakan tanaman kecil yang
biasanya tidak dikenali hingga ia benar-benar tumbuh menjadi tanaman dewasa. Daunnya
berwarna hijau muda, kekuningan dan bertekstur seperti butter. Inilah mengapa ia disebut
butterwort.

Ia mekar pada musim semi dan mengeluarkan bunga berwarna putih, kuning, merah jambu
atau ungu. Beberapa jenis dari tanaman ini tidak menjadi karnivora pada saat musim dingin,
tapi akan kembali jadi tumbuhan pemangsa serangga jika musim panas datang.

Butterwort menyukai tanah alkaline dimana tidak terdapat banyak nutrisi di dalamnya.
Daunnya dilapisi oleh lapisan yang mampu menjebak serangga yang hinggap. Kelenjar pada
daunnya mengandung enzim yang mampu menghancurkan serangga dan tumbuhan akan
dengan sangat mudah menyerap nutrisinya.
UNSUR HARA MIKRO

Unsur-unsur hara mikro bukanlah merupakan unsur-unsur pembangun tubuh tanaman, namun
peranannya penting dalam proses metabolisme tanaman. Unsur mikro ini sebagian besar
berupa mineral dan logam yang tersedia secara alamiah di tanah. Namun pada lahan-lahan
pertanian intensif yang ditanami bertahun-tahun ketersediaan unsur-unsur mikro ini menjadi
semakin terbatas bahkan punah.

1.  Besi / Ferrum (Fe)

a. Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion Fe3- dan Fe2-


b. Rerata ditemukan 0,01 % dari bobot kering tanaman
c. Tidak mobile dalam tubuh tanaman maupun di tanah.
d. Fungsi fisiologis :
o Penunjang proses assimilasi dan sebagai katalisator pembentukan klorofil.
o Aktivator enzim katalase, peroksidase, prinodic hidrogenase, dan sitokrom
oksidase.
o Sebagai pembawa elektron pada proses fotosintetis dan respirasi.
e. Pengaruh pada tanaman :
o Meningkatkan bobot kering hasil panen.
o Meningkatkan hijau daun, warna daun tampak lebih awet hijau.
o Meningkatkan daya simpan hasil panen.
f. Sumbernya dari Ferro sulfat (FeSO4), Fe-EDTA, FeDTPA, dan beberapa produk
pupuk daun, MICRONSEL.
g. Gejala defisiensi :
o Mirip defisiensi Mg yaitu klorosis dengan urat daun tetap hijau, tapi lebih
merata dan meluas hingga ke daun-daun tua. Biasanya dimulai dari pangkal
daun dekat tangkai.
o Rendahnya produktivitas dan daya simpan hasil panen.
o Gejala defisiensi jarang ditemukan pada tanah cenderung masam kecuali
adanya hambatan penyerapan karena pengaruh reaksi dengan unsur lain.
h. Dampak kelebihan :
o Daun berwarna oranye atau perunggu (bronzing), kadang diawali bercak-
bercak cokelat terutapa terlihat jelas pada padi-padian.
o Pembungaan terhambat, tanaman menjadi kerdil.
o Terjadinya hambatan penyerapan unsur hara lain

Keterangan :  Unsur Fe tidak mudah bergerak di tanah maupun dalam jaringan tanaman,


sehingga bila terjadi defisiensi sebaiknya diberikan pupuk yang mengandung Fe melalui daun
agar langsung menuju sasaran dan menghasilkan efek yang lebih cepat. Fe bersifat
bertentangan dengan unsur mikro lain. Oleh karenanya unsur Fe sebaiknya diberikan dalam
bentuk "terbungkus" dengan senyawa organik yang disebut kelat (chelate) seperti EDTA
(Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). Dengan demikian sifat antagonis Fe pada pH tinggi
berkurang jauh. Fe-EDTA terdapat dalam produk MICRONSEL.

2.  Tembaga / Cuprum (Cu)

a. Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion ion Cu2+ atau Cu-


b. Rerata ditemukan 0,0006 % dari bobot kering tanaman
c. Tidak mobile dalam tubuh tanaman maupun di tanah.
d. Fungsi fisiologis :
o Pembentuk enzim ascorbik-oksidase, sitokrom-oksidase, butirat-fenolase,
lactase, invertase dan katalase.
o Membentuk protein yang berperan dalam proses oksidasi dan reduksi.
o Menunjang transpor elektron dalam fotosintesis.
o Pembentukan klorofil dan lignin (jaringan kayu).
e. Pengaruh pada tanaman :
o Menunjang pertumbuhan vegetatif dan generatif.
o Menunjang pembentukan jaringan kayu (lignin).
o Meningkatkan kadar ascorbic acid pada tanaman yang menghasilkan vitamin
C seperti jeruk.
f. Sumbernya dari pupuk mikro dalam bentuk Cu-EDTA atau garam CuSO4.5H2O dan
beberapa produk pupuk daun, MICRONSEL.
g. Gejala defisiensi :
o Daun muda berwarna hijau gelap atau kebiruan dan menggulung.
o Ujung daun lemas dan terkulai
o Pada tanaman jeruk terjadi klorosis daun dan mati pucuk.
o Titik-titik pertumbuhan macet dan tanaman kerdil.
h. Dampak kelebihan :
o Terjadinya hambatan penyerapan Fe.
o Akar pendek, kaku, tebal dan berwarna gelap.
o Daun bercak-bercak dan mengering

Keterangan :  Sebagaimana Fe unsur Cu tidak mudah bergerak di tanah maupun dalam


jaringan tanaman, sehingga bila terjadi defisiensi sebaiknya dikoreksi dengan aplikasi pupuk
yang mengandung Cu-EDTA melalui daun agar langsung menuju sasaran dan menghasilkan
efek yang lebih cepat. Cu-EDTA terdapat dalam produk MICRONSEL.

3.  Seng / Zinc (Zn)

a. Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion ion Zn2+


b. Rerata ditemukan 0,002 %  dari bobot kering tanaman
c. Tidak mobile dalam tubuh tanaman maupun di tanah.
d. Fungsi fisiologis :
o Berperan dalam pembentukan hormon tumbuh IAA (auksin) alami.
o Mengaktifkan enzim-enzim pembentuk protein dan karbohidrat.
o Berperan dalam konversi karbohidrat menjadi gula sederhana.
e. Pengaruh pada tanaman :
o Pemanjangan batang dan percabangan.
o Menjaga kestabilan pertumbuhan tanaman di tengah perubahan suhu
lingkungan.
o Mempertahankan pembentukan klorofil pada daun-daun tua.
f. Sumbernya dari pupuk mikro dalam bentuk Zn-EDTA atau garam ZnSO 4 dan
beberapa produk pupuk daun, MICRONSEL.
g. Gejala defisiensi :
o Tanaman kerdil dan ruas percabangan pendek. Jika tanaman mampu tumbuh
tetap akan terlambat.
o Klorosis maupun bercak-bercak interveinal ( antara pembuluh vena).
o Distorsi daun, nekrosis berwarna perunggu (bronzing) dengan urat daun tetap
hijau.
h. Dampak kelebihan :
o Bentuk daun mengecil dan kaku
o Klorosis dan nekrosis
o Toksisitas Zn jarang terjadi karena unsur ini kalah bersaing terserapnya oleh
unsur P, Fe, Mn dan Cu.

Keterangan:  Karena Zn juga tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan harus
segera dicukupi melalui aplikasi daun. Jika terjadi defisiensi sebaiknya dikoreksi dengan
aplikasi pupuk yang mengandung Zn melalui daun. MICRONSEL merupakan solusi paling
tepat karena unsur Zn yang terkandung berupa Zn-EDTA yang aman dan tidak mudah rusak
oleh reaksi dengan unsur logam lainnya.

4.  Manganese (Mn)

a. Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk ion Mn2+


b. Rerata ditemukan 0,005 % dari bobot kering tanaman
c. Tidak mobile dalam tubuh tanaman, mobile di tanah.
d. Fungsi fisiologis :
o Mengaktifkan fungsi berbagai enzim.
o Sebagai unsur pembentuk protein dan vitamin terutama vitamin C.
o Pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
o Mengaktifkan enzim feroksidase dan macam-macam enzim lainnya.
o Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
e. Pengaruh pada tanaman :
o Mempertahankan zat hijau daun terutama pada daun-daun tua.
o Meningkatkan kadar vitamin C pada tanaman yang berasa asam.
o Mempertahankan pembentukan klorofil pada daun-daun tua.
f. Sumbernya dari pupuk mikro dalam bentuk Mn-EDTA atau garam MnSO 4 dan
beberapa produk pupuk daun, MICRONSEL.
g. Gejala defisiensi :
o Gejala awal berupa bintik-bintik pucat pada daun muda. Pada daun tua bintik
berwarna abu-abu atau kecokelatan.
o Klorosis maupun bercak-bercak interveinal ( antara pembuluh vena).
o Buah yang dihasilkan berasa tawar atau hambar, pada buah-buahan manis
akan berkurang kadar gulanya.
h. Dampak kelebihan :
o Tanaman tumbuh kerdil.
o Percabangan terbatas.
o Pembentukan akar terhambat.
o Akar menebal dan berwarna gelap.

Keterangan: Meski bersifat mudah bergerak di tanah, Mn sulit tersedia pada tanah berpasir,
tanah yang basah, dan tanah-tanah alkalin. Defisiensi Mn lebih sering terjadi pada tanaman
berbuah seperti jeruk, strawberry, tomat, apel. Jika terjadi defisiensi sebaiknya dikoreksi
dengan aplikasi pupuk yang mengandung Mn-EDTA melalui daun, yaitu MICRONSEL.

5. Boron (B)

a. Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk H3BO3 atau BO32-


b. Rerata ditemukan 0,002 %   dari bobot kering tanaman
c. Tidak mobile dalam tubuh tanaman, mudah mobile di tanah.
d. Fungsi fisiologis :
o Berperan dalam pengangkutan zat gula dalam tubuh tanaman.
o Menunjang metabolisme K dan Ca
o Berperan dalam sintesis asam nukleat
o Berperan dalam pembentukan sel-sel tunas, tepung sari, bunga dan akar.
o Berperan dalam pembentukan lignin, selulosa, hemiselulosa, dan pektin.
e. Pengaruh pada tanaman :
o Peningkatan bobot dan kualitas panen, serta kadar gula.
o Menunjang perkembangan tunas-tunas apikal atau titik-titik pertumbuhan.
o Menunjang proses pembentukan putik sari dan penyerbukan bunga.
o Stabilitas dinding sel tanaman sehingga kokoh dan tidak mudah rebah.
f. Sumbernya dari pupuk borat, FOCUS-K.
g. Gejala defisiensi :
o Pucuk-pucuk / tunas apikal mengkerut, tidak mampu berkembang.
o Pada tanaman buah berakibat kulit tipis, keriput dan mudah busuk.
Kadangkala terjadi penggabusan pada buah.
o Pada tanaman serealia (padi dan gandum) mengakibatkan bulir hampa.
o Tepung sari hanya terbentuk sedikit sehingga proses pembuahan kurang.
h. Dampak kelebihan :
o Gejala keracunan boron yang paling sering terjadi adalah penuaan dini hingga
kematian sel-sel yang didahului dengan klorosis mulai dari daun muda.
o Hasil panen berasa agak pahit.
o Kadang terjadi keluarnya getah pada tanaman yang keracunan boron.

Keterangan: Boron banyak dibutuhkan pada masa generatif dan pada tanaman serealia (padi,
gandum, jagung), dan juga tanaman yang menghasilkan rasa manis. Unsur B ini lebih
bersinergi jika diberikan bersama dengan unsur K untuk menghasilkan kualitas dan bobot
serta kuantitas panen yang prima.  FOCUS-K merupakan produk yang mempunyai
spesialisasi untuk hal tersebut.  

6. Molibdenum (Mo)

a. Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk MoO42-


b. Rerata ditemukan 0,00001 %  dari bobot kering tanaman
c. Tidak mobile dalam tubuh tanaman, sedikit mobile di tanah.
d. Fungsi fisiologis :
o Menunjang pengikatan unsure N dari udara oleh bakteri bintil akar terutama
pada tanaman legum.
o Sebagai katalisator yang mereduksi unsure N sehingga mudah diserap
tanaman.
e. Pengaruh pada tanaman :
o Dibutuhkan oleh tanaman-tanaman yang berbintil akar / legum dan tanaman
sayuran.
o Perkembangan bakteri rhizobium sebagai penambat N lebih optimal sehinggan
menghemat pupuk N anorganik
f. Sumbernya dari pupuk amonium molibdat dan beberapa produk pupuk daun,
MICRONSEL.
g. Gejala defisiensi :
o Pada tanaman legum pembentukan bintil akar terhambat sehingga
menimbulkan kekahatan unsure N.
o Terjadinya mati pucuk (die back) pada tanaman sayuran.
o Pertumbuhan tanaman tidak normal.
h. Dampak kelebihan :
o Warna daun memucat kemudian menguning diikuti kematian sel-sel dari sel-
sel muda.

Keterangan: Unsur Mo ini sangat sedikit dibutuhkan oleh tanaman, namun pada beberapa
tanaman legum dan sayuran cukup penting. Pada tanaman hidroponik defisiensi unsur Mo ini
lebih jelas terlihat dibanding tanaman di lahan konvensional. Ketersediaannya dipengaruhi
oleh pH media, dimana pada media / tanah yang asam akan membatasi ketersediaan Mo.

7. Klorin (Cl)

a. Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk Cl -


b. Rerata ditemukan 0,01 %  dari bobot kering tanaman
c. Mobile dalam tubuh tanaman maupun di tanah.
d. Fungsi fisiologis :
o Mengatur tekanan osmosis dalam tubuh tanaman, dan pembukaan penutupan
stomata.
o Bahan pembentuk asam 4-kloroindolasetat yang merupakan hormon auksin
alami.
o Memacu pemecahan molekul air (H2O) dalam proses fotosintesis.
e. Pengaruh pada tanaman :
o Menjaga kadar air dalam tubuh tanaman.
o Meningkatkan pembentukan klorofil.
f. Sumbernya dari pupuk KCl dan Kalsium klorida, klorida terlarut pada tanah terutama
di sekitar pantai, hujan asam yang mengandung asam klorida.
g. Gejala defisiensi :
o Kelayuan tanaman
o Klorosis atau warna daun seperti tembaga.
o Nekrosis
h. Dampak kelebihan :
o Jika Cl bersenyawa dengan kation membentuk kristal garam maka akan
menjadi higroskopis. Pada cuaca kering menyebabkan plasmolisis pada
tanaman.
o Terlalu tingginya kadar air sel-sel tanaman sehingga mudah bocor.
o Hasil panen mudah menyusut.
o Penyerapan larutan pupuk berkurang

Keterangan: Keracunan unsur Cl lebih sering terjadi daripada kekahatan. Unsur klor


dibutuhkan terutama oleh tanaman yang mengandung serat seperti kapas dan rosela.

8. Silikon (Si)

a. Dimanfaatkan tanaman dalam bentuk Si(OH)4


b. Lebih diperlukan untuk tanaman padi-padian /  monokotil.
c. Sedikit mobile dalam tubuh tanaman, tidak mobile di tanah.
d. Fungsi fisiologis :
o Merupakan salah satu komponen dinding sel tanaman monokotil / gramineae
(padi-padian)
e. Pengaruh pada tanaman :
o Memperkuat dinding sel tanaman sehingga lebih kokoh dan tidak mudak
terserang patogen.
o Membentuk lapisan film pada permukaan tanaman untuk menghambat sinar
UV berlebihan.
f. Sumbernya dari Sisa abu vulkanik dan sisa-sisa tanaman yang mengalami proses
alkalinasi. Dalam bentuk larutan tersedia pada produk SILOCELL
g. Gejala defisiensi :
o Gejala defisiensi hanya bisa ditemukan pada tanaman gramineae / padi-padian
atau monokotil. Tanaman mudah rebah, lemas, tidak tahan cuaca panas dan
mudah terserang patogen.
o Pada tanaman dikotil tidak ditemui adanya gejala defisiensi Si.
h. Dampak kelebihan :
o Pemberian pupuk silika larut air yang melebihi dosis menyebabkan tanaman
terlalu kaku dan kadang terjadi plasmolisis jika cuaca terlalu terik

Keterangan:  Silika tersedia melimpah pada tanah dalam bentuk mineral karena Si


merupakan bahan mayor pembentuk kerak bumi. Pada banyak tanaman dikotil unsur Si
tidaklah esensial, namun pemberian tambahan Si pada tanaman mempunyai manfaat
sebagaimana tersebut di atas.

Dengan memahami jenis-jenis unsur hara yang penting bagi tanaman berikut karakteristiknya
semoga para rekan petani dapat lebih efisien dan efektif dalam pemberian pupuk, serta lebih
akurat mengenali gejala defisiensi maupun toksisitas yang terjadi pada tanaman.

 
.

Anda mungkin juga menyukai