Anda di halaman 1dari 4

Apa ciri khusus tumbuhan pemakan serangga?

ciri khusus tumbuhan pemakan serangga maka ada beberapa hal yang dimilikinya, seperti

1. Keberadaan Nektar

Unsur ini merupakan salah satu unsur yang sangat wajib untuk dimiliki oleh setiap tumbuhan
insektivora. Nektar yang merupakan salah satu bahan untuk pembuatan madu ini akan
menarik serangga untuk datang.

2. Warna Mencolok

Pada beberapa jenis tumbuhan insektivora akan dapat kita temukan memiliki warna yang
cukup mencolok. Warna ini akan sangat membantu untuk menarik kedatangan dari beberapa
jenis serangga yang ada. Biasanya beberapa tumbuhan insektivora yang ada di alam bebas,
akan memiliki warna yang lebih mencolok dari sekitarnya.

3. Mengeluarkan aroma tertentu

Aroma adalah salah satu hal yang dapat menarik kedatangan para serangga. Salah satu aroma
yang cukup sering dimiliki oleh tumbuhan jenis ini adalah aroma busuk yang sangat
menyengat. Bagi beberapa jenis serangga aroma ini adalah penanda terdapatnya sumber
makanan di tempat tersebut.

4. Adanya cairan pencernaan

Keberadaan cairan ini merupakan salah satu hal yang sangat penting. Setiap hewan yang
termasuk kedalam jenis tumbuhan ini akan memiliki cairan khusus yang berfungsi untuk
mencerna hewan atau serangga yang sudah tertangkap. Biasanya cairan ini akan berfungsi
dengan melarutkan tumbuhan tersebut. Setelah bagian tumbuhan itu larut, maka akan dapat
dicerna secara langsung oleh tumbuhan.

5. Adanya bagian perangkap

Bentuk dari bagian yang bertugas untuk sebagai jebakan atau perangkap ini memang sangat
berbeda-beda. Biasanya hal ini akan berhubungan dengan jenis serangga yang bisanya
mereka tangkap dan pola kehidupan dari tumbuhan itu sendiri.
5 Tumbuhan Pemakan Serangga Di Dunia
1. Venus Fly Trap, Dionea muscipula

Venus Fly Trap, atau dalam bahasa latin disebut Dionea muscipula, merupakan tumbuhan karnivora
berukuran kecil dan tumbuh dengan cara merambat, yang memiliki 4-7 daun yang tumbuh di setiap
batang pendeknya yang berada di bawah tanah.

Venus Fly Trap memiliki daun yang membentuk sepasang lobus berengsel sebegai perangkap untuk
mangsanya. Permukaan bagian dalam dari lobus ini mengandung pigmen yang menghasilkan warna
merah dan setiap ujung daunnya mengeluarkan lendir yang digunakannya untuk menarik perhatian
mangsanya, seperti serangga. Lobus pada daun Venus Fly Trap akan tertutup dalam waktu tidak
sampai 1 detik. Tonjolan-tonjolan seperti duri yang berada di setiap sisi-sisi daunnya berfungsi
mengunci mangsa di dalam lobus tersebut dan tidak akan bisa keluar lagi. Semakin mangsanya
melakukan gerakan, maka lobus tersebut akan terus menekan sampai mangsanya mati. Kemudian,
mangsanya dicerna untuk diambil nitrogennya.
2. Kantong Semar, Nephentes

Kantong semar, atau dalam bahasa latin disebut dengan Nepenthes, merupakan tumbuhan karnivora
yang hidup di daerah yang miskin dengan nitrogen, seperti halnya di Indonesia, Cina bagian Selatan,
Malaysia, Filipina, Madagaskar, Australia, India, dan Sri Langka. Habitat di mana kantong semar
hidup paling banyak dan sering ditemui adalah di Indonesia, tepatnya di Pulau Kalimantan dan Pulau
Sumatera.

Kantong semar dapat tumbuh hingga tinggi mencapai 15-20 meter, tetapi menumpang pada tumbuhan
yang lainnya. Jadi, kantong semar adalah tumbuhan yang hidup sebagai parasit di tubuh tumbuhan
lainnya.

Daun kantong semar telah berevolusi menjadi kantong yang digunakannya sebagai alat untuk
bertahan hidup dengan mencari makanan, seperti halnya serangga dan hewan-hewan kecil lainnya.
Pada ujung daun kantong semar terdapat sulur yang termodifikasi membentuk kantong. Cara kantong
semar menggunakan kantongnya yaitu dengan menarik perhatian serangga dengan aroma dari dalam
kantongnya yang harum. Setelah mereka hinggap di tepi-tepi lubang kantong semar, maka serangga
tersebut akan terpeleset jatuh ke dalam kantong. Dalam kantong, terdapat cairan khusus yang
digunakan untuk mencerna serangga dan mengambil nutrisi-nutrisinya.
3. Sarracenia

Sarracenia merupakan salah satu tumbuhan karnivora yang tumbuh dan berhabitat di pesisir Timur
Amerika Serikat, Texas, Great Lake, dan Kanada bagian Tenggara.

Daun Sarracenia telah berevolusi menjadi seperti corong, dengan tudung yang dapat menutup lubang
di daunnya untuk mencegah masuknya air hujan dan mengecerkan cairan pencernaannya.

Teknik tumbuhan ini mendapatkan mangsanya sama seperti kantong semar, yaitu dengan menarik
mangsanya ke dalam lubang daunnya tersebut dengan cara memancingnya dengan warna yang
mencolok pada daunnya, bau yang harum dan memikat, dan cairan yang ada di tepi-tepi bagian
lubang daun yang licin agar serangga terpeleset dan masuk ke dalam lubang tersebut. Kemudian,
mangsanya akan dicerna oleh Sarracenia dengan enzim yang dinamakan enzim protease.
4. Sundews, Drosera

Drosera, atau umumnya dikenal dengan nama "sundews" atau "embun matahari", adalah tumbuhan
karnivora yang terdiri dari 194 spesies yang tersebar hampir di seluruh dunia, kecuali di Antartika.

Drosera (tergantung pada spesiesnya), dapat berbentuk mawar yang bersujud atau tegak, dengan
tinggi berkisar antara 1 cm sampai 1 meter, dan dapat bertahan hidup selama 50 tahun. Ciri khas yang
mencolok dari tumbuhan karnivora ini adalah memiliki kelenjar tentakel yang dapat bergerak. Di
setiap kelenjar tentakelnya, terdapat cairan yang bersifat manis juga lengket, untuk menarik perhatian
mangsanya, yaitu serangga. Ketika seekor serangga hinggap pada kelenjar tentakelnya, otomatis
kelenjar tentakel yang lain segera bergerak ke arah serangga agar serangga yang merupakan
mangsanya tersebut terus menempel dan tidak bisa lepas dari genggamannya. Kemudian, setelah
tertangkap, kelenjar tentakelnya akan menyerap nutrisi-nutrisi dari mangsanya.
5. Butterwort, Pinguicula

Pinguicula, atau biasa dikenal dengan nama "butterwort", merupakan tumbuhan karnivora yang
menggunakan zat lengket dan kelenjar daun untuk mengikat, menjebak, dan mencerna serangga yang
merupakan mangsanya. Pinguicula terdiri atas 80 spesies yang tersebar di seluruh kawasan Amerika
Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Asia.

Daun-daunnya yang berwarna hijau cerah dan tampak segar, memikat perhatian serangga. Setelah
serangga tersebut hingga ke daun butterwort, serangga tersebut tidak akan bisa lepas dari zat lengket
yang dihasilkan oleh satu dari dua jenis sel yang terdapat di daun butterwort. Setelah terperangkap
dan menempel di daunnya, butterwort kemudian akan menggunakan sel-sel lainnya yang ada di
daunnya untuk membantu mencerna mangsanya.

Anda mungkin juga menyukai