Anda di halaman 1dari 67

1.

2. Seorang anak usia 7 tahun.masuk ke rumah sakit dengan keluhan demam tinggi diikuti
dengan penurunan nafsu makan. Anak tersebut didiagnosa dokter demam tyfoid.
Berdasarkan diagnosa tersebut obat apa yg tepat untuk mengatasinya?
a. Streptomycin
b. Eritromicyn
c. Ciprofloxacin
d. Streptosazin
e. Tetrasiklin

Jawaban B :

Demam tifoid adalah demam enterik yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Onset
gejala bertahap. Gejala tidak spesifik yang umum terjadi adalah demam, sakit kepala,
malaise (perasaan yang tidak menentu berupa tubuh yang tidak nyaman dan lelah),
anoreksia (tidak ada atau kehilangan selera terhadap makanan), dan mialgia (nyeri pada
otot). Awalnya demam cenderung turun naik tetapi kemudian bertahap meningkat
selama minggu pertama ke temperatur yang sering menetap melebihi 40 oC. Gejala lain
yang sering ditemui adalah menggigil, mual, muntah, batuk, lemah, dan sakit
tenggorokan.

a. Streptomycin
Senyawa bakterisida yang diisolasi dari Streptomyces griseus.
 Indikasi : Digunakan untuk pengobatan Tuberculosis dan infeksi
lain seperti endokrditis, brucellosis dan plaque. Diberikan secara I.M. dalam
bentuk tunggal atau dikombinasi dengan isoniazid. Streptomisin dapat
meningkatkan efek obat antituberkulosis yang diberikan secara oral, seperti
ethambutol dan isoniazid.
 Mekanisme kerja : Aktif terhadap sejumlah besar bakteri Gram-positif dan
Gram-negatif.
 Efek samping : Pemberian obat dalam jangka panjang dengan dosis
besar dapat menimbulkan kerusakan saraf kranial ke 8 dan menyebabkan
ketulian.
 Dosis : Bila diberikan secara oral , ketersediaan
hayatinya kurang dari 1% karena absorpsi obat dalam saluran cerna kecil.
Pemberian secara I.M. senyawa diabsorpsi dengan cepat dan sempurna. Efek
tertinggi obat dicapai dalam 30-90 menit dan waktu paruh 2-3 jam.
Dosis I.M. : 20 mgkg bb 1 dd, selama 2-3 minggu, kemudian 1 g/hari tiap 2
hari dan akhirnya 1 g dua kali per minggu.

Tidak tepat untuk pertanyaan tersebut karena tidak sesuai indikasi.


b. Erithromycin
Erithromycin dihasilkan oleh Streptomyces sp.
Indikasi : Erithromycin memiliki spektrum antibakteri sama dengan
penisilin sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif penisilin. Indikasi
erithromycin mencakup infeksi saluran nafas, pertusis, penyakit yang disebabkan oleh
Legionella pneumonia dan anteritis karena kampilobakter. Erithromycin juga aktif
terhadap bakteri anaerob di usus dan digunakan juga bersama neomycin untuk
profilaksis sebelum operasi usus. Indikasi lainnya adalah sifilis, uretritis non
gonokokus, profilaksis difteri dan pertusis.
Efek samping : relatif rendah antara lain gangguan sal.cerna yang ringan (sakit kepala,
mual, pusing, dan diare) dan reaksi alergi.
Interaksi obat : penggunaan bersama Asetamizol atau terfenadin sebagai
antiaritmia.
Dosis : anak 2-7 tahun : 125 mg tiap 6 jam. Untuk infeksi berat
dapat digandakan.

Tepat untuk pertanyaan tersebut karena sesuai indikasi.

c. Ciprofloxacin
Ciprofloxacin termasuk antibiotik golongan kuinolon. Mekanisme kerja kuinolon
adalah dengan menghambat DNA gyrase sehingga sintesa DNA bakteri terhambat.
Indikasi : infeksi bakteri Gram positif dan Gram negatif, profilaksis
pada bedah saluran cerna.
Perhatian :
 Hindari alkalinisasi urin dan perlu minum yang cukup (resiko kristal uria.
 Tidak dianjurkan untuk anak-anak dan remaja dalam masa pertumbuhan.

Sesuai indikasi penggunaan tepat untuk demam tifoid namun pasien berusia 7 tahun
sehingga penggunaan ciprofloxacin tidak dianjurkan karena dapat menghambat
pertumbuhan.

d. Streptosazin
Tidak terdapat nama obat ini.
e. Tetrasiklin
Tetrasiklin merupakan antibiotik spektrum luas.
Indikasi : eksaserbasi bronkhitis kronis, bruselosis, klamidia,
mikroplasma dan riketsia, efusi pleura karena kegagalan atau sirosis, acne vulgaris

Efek samping : tetrasiklin di deposit di jaringan tulang dan gigi yang


sedang tumbuh (terikat pada kalsium membentuk khelat) menyebabkan pewarnaan
dan kadang hipoplasia gigi. Oleh karena itu, tidak boleh diberikan pada anak dibawah
12 tahun, ibu hamil dan menyusui.

Tidak sesuai dengan indikasi dan penggunaan tidak boleh untuk anak 7 tahun.

3. Suatu perusahaan swasta (UMOT) usaha mikro obat tradisional membuat obat batuk
herbal dengan komposisi ekstrak jahe. Ekstrak jeruk nipis madu. Kalimat yang cocok
untuk di tulis pada kemasan adalah…
a. Untuk mengobati batuk
b. Untuk menekan dahak
c. Untuk mengobati batuk kering
d. Untuk meredakan batuk

Jawaban D :

Opsi pilihan lain kurang tepat, karena :

Jawaban A & C : penggunaan kata ‘mengobati’ dirasa kurang tepat dan berlebihan,
karena dalam peraturan BPOM khasiat yang dicantumkan pada kemasan obat tradisonal
harus sama dengan sertifikat yang diberikan oleh BPOM, tidak boleh dilebih-lebihkan.

Jawaban B : penggunaan kata menekan batuk kurang tepat, karena kerja obat batuk yang
bekerja menekan adalah antitusif (untuk batuk kering) sehingga penggunaan kata
menekan kurang sesuai, sedangkan manfaat jahe, jeruk nipis dan madu lebih baik untuk
batuk berdahak, dan kerja obat batuk berdahak merangsang pengeluaran dahak dengan
mengencerkan viskositas dahak.

4. Seorang apoteker yang bertanggung jawab diapotek membeli tablet dari distributor
1000/tablet sudah termasuk PPN. Dan apotek menjual dengan harga 1250/tablet. Berapa
keuntungan yang diperoleh?
a. 10 %
b. 20 %
c. 30 %
d. 40 %
e. 50 %

Jawabannya : B

Diketahui :

 Apotek membeli tablet dari distributor 1000/tablet sudah termasuk PPN.


 Apotek menjual dengan harga 1250/tablet.
 Keuntungan apotik setelah membeli dari distibutor ialah 250/tabletnya.

Ditanya : Berapa keuntungan apotik yang diperoleh dalam %.?

Jawab :

Harga jual apotek 1250/tablet dibagi dengan % dari tiap jawaban, pada jawaban

a. 10 %, maka keuntungan yang diperoleh 125/tablet


b. 20 %, maka keuntungan yang diperoleh 250/tablet
c. 30 %, maka keuntungan yang diperoleh 375/tablet
d. 40 %, maka keuntungan yang diperoleh 500/tablet
e. 50 %, maka keuntungan yang diperoleh 625/tablet

Kesimpulan :
Pada jawaban B. 20%, keuntungan yang diperoleh ialah 250/tablet, maka sesuai dengan
keuntungan yg apotek peroleh setelah pembelian dari distributor ialah 250/tablet.

5. Ada seorang laki – laki berumur 50 tahun masuk IGD dengan keluhan nyeri dada yang
menjalar ke bahu sampai lengan kiri, punya riwayat hiperkolesterol sejak 5 tahun yang
lalu dan oleh dokter di diagnosis terkena angina. Obat apa yang tepat diberikan untuk
pasien ini ?

a. Isosorbit dinitrat
b. Bisoprolol
c. Nikardipin
d. Clopidogrel
e. Veramil

Jawaban : A. ISOSORBIT DINITRAT (ISDN)

Alasan terlebih dahulu pasien tersebut dianalisis ( metode SOAP ) keluhan nyeri dada
yang menjalar kebahu sampai lengan kiri dan hiperkolesterol. Didiagnosis oleh dokter
terkena Angina.

Diberikan Isosorbit dinitrat karena pasien ini masih berada di IGD dan terkena Angina
Awal, dimana indikasi obat ini salah satunya adalah gagal jantung kiri dan dilihat dari
manfaatnya isosorbit dinitrat ( bersifat Vasodilator ) dapat menncegah serangan angina
dalam bentuk long acting. ISDN adalah obat angina golongan nitrat yang merupakan
terapi yang utama dan karna kebanyakan pasien dengan cepat merespon obat tersebut.

Penjelasan :

Bisoprol adalah golongan penghambat adrenoresoptor beta ( B- Bloker ) pada


pengobatan Angina dengan komplikasi hipertensi stadium lanjut.

Nikardipin adalah golongan antagonis kalsium (golongan dihidropiridin ) yang bekerja


memperlebar pembuluh darah, yang membuat jantung lebih mudah memompa dan
mengurangi beban kerjanya.

Klopidogrel digunakan untuk mencegah dan mengurangi agregasi trombosit, dengan


demikian aliran darah tidak semakin terhambat.

Veramil adalah golongan obat penghambat saluran kalsium bekerja dengan mengurangi
kalsium yang masuk kedalam sel otot pada dinding arteri dan jantung sehingga
membuatnya lebih rileks. ( obat ini biasaya diberikan pada pasien yang sebelumnya telah
menderita serangan jantung

6. Seorang bapak berusia 60 tahun menderita penyakit hiperurisemia dan sedang


mendapatkan terapi menggunakan probenesid. Selain itu dia juga mempunyai penyakit
infeksi dan menggunakan sefalosporin. Penggunaan kedua obat tersebut di pantau karena
efek samping dari sefalosporin dapat meningkat. Bagaimana mekanisme interaksi obat
tersebut ?
Jawaban :
Sefalosporin termasuk golongan antibiotika Betalaktam. Mekanisme kerja
antimikroba Sefalosporin dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang
dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan
dinding sel.Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif maupun garam negatif, tetapi
spektrum masing-masing derivat bervariasi.

Antibioik sefalosporin terbagi menjadi 3 generasi, yang pertama adalah cephalothin dan
cephaloridine yang sudah tidak banyak digunakan. Generasi kedua (antara lain:
cefuroxime, cefaclor, cefadroxil, cefoxitin, dll.) digunakan secara luas untuk mengatasi
infeksi berat dan beberapa di antaranya memiliki aktivitas melawan bakteri anaerob.
Generasi ketiga dari sefalosporin (di antaranya: ceftazidime, cefotetan, latamoxef,
cefotetan, dll.) dibuat pada tahun 1980-an untuk mengatasi infeksi sistemik berat karena
bakteri gram negatif-basil.

Sangat tinggi ditemukan dalam urin, tetapi mereka menembus buruk menjadi jaringan
prostat dan aqueous humor. Tingkat Empedu dapat mencapai konsentrasi terapi dengan
beberapa agen selama obstruksi empedu tidak ada.

Probenesid merupakan obat urikosurik yang berefek untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan sendi serta pembentukan tofi pada penyakit gout, tidak efektif untuk
mengatasi serangan akut. Probenesid berguna untuk pengobatan hiperuricemia sekunder,
untuk mengobati asam urat atau encok arthritis kronis.

Interaksi obat : obat-obat yang bersifat nefrotoksik dapat meningkatkan toksisitas


sefalosporin terhadap ginjal. Probenesid menghambat sekresi sefalosforin sehingga
memperpanjang dan meningkatkan konsentrasi obat dalam tubuh.

7. Seorang pasien laki-laki 50 tahun, tinggi badan 160 cm, berat badan 50 kg, serum
kreatinin 5 mg/dL, BUN 50 mg/dL, tekanan darah 160 mmHg. Obat Hipertensi yang
tepat adalah ?
a. Kaptopril
b. Diltiazem
c. Propranolol
d. Verapamil
e. Furosemid

Jawaban : E

a. KAPTROPIL

Captopril termasuk dalam golongan obat penghambat enzim pengubah angiotensin.


Fungsi utama obat ini adalah untuk mengobati hipertensi dan gagal jantung. Tetapi
captopril juga berguna untuk melindungi jantung setelah terjadi serangan jantung serta
menangani penyakit ginjal akibat diabetes atau nefropati diabetes.

Cara kerja captopril adalah dengan menghambat produksi hormon angiotensin 2.


Hasilnya akan membuat dinding pembuluh darah lebih rileks sehingga dapat
menurunkan tekanan darah, sekaligus meningkatkan suplai darah dan oksigen ke jantung.
Obat ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat antihipertensi
lainnya.

Dalam pasien gagal jantung, captopril mengurangi kadar cairan yang berlebihan dalam
tubuh sehingga meringankan beban jantung dan memperlambat perkembangan gagal
jantung.

Peringatan:

 Wanita yang sedang merencanakan kehamilan, sedang hamil, dan menyusui,


dilarang mengonsumsi captopril.
 Jika mengonsumsi captopril, sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan
alat berat. Obat ini dapat menyebabkan pusing, khususnya pada awal penggunaan
atau jika ada perubahan dosis.
 Tanyakan pada dokter sebelum menggunakan analgesik atau obat gangguan
pencernaan selama mengonsumsi captopril.
 Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal, gangguan hati,
ketidakseimbangan cairan tubuh (misalnya dehidrasi atau diare), aterosklerosis,
penyakit vaskular perifer, lupus, skleroderma, kardiomiopati, stenosis aorta, dan
angioedema.
 Harap waspada jika mengonsumsi bahan pengganti garam yang mengandung
potasium, menjalani proses desensitisasi untuk alergi, dan pengobatan dialisis.
 Jika menggunakan captopril, beri tahu dokter sebelum menjalani penanganan
medis apapun. Obat ini dapat memicu tekanan darah yang terlalu rendah jika
digunakan bersamaan dengan obat bius.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Captopril:

Penentuan dosis captopril tergantung kepada kondisi pasien, tingkat keparahan


kondisinya, serta respons tubuh pasien terhadap obat. Dosis maksimal obat ini adalah
150 mg per hari. Berikut takaran umum penggunaan captopril yang diresepkan oleh
dokter.

Dosis
Jenis Penyakit Frekuensi Harian
(miligram)
Hipertensi 12,5-25 2 kali
Gagal jantung 6,25-12,5 2-3 kali
Pasca serangan 6,25-12,5 1 kali
jantung
Nefropati diabetes 75-100 1 kali

Untuk pengidap hipertensi, gagal jantung, dan serangan jantung, dokter akan
meningkatkan dosis captopril secara bertahap hingga 150 mg per hari.

Efek Samping dan Bahaya Captopril

Beberapa efek samping yang umum terjadi saat mengonsumsi obat ini adalah:

 Pusing atau limbung, terutama saat bangkit berdiri.


 Batuk kering.
 Mual dan muntah.
 Gangguan pencernaan.
 Konstipasi atau diare.
 Rambut rontok.
 Sulit tidur.
 Mulut kering.

b. DILTIAZEM

Diltiazem adalah obat penghambat kanal kalsium atau antagonis kalsium. Obat ini
berfungsi menangani hipertensi dan mencegah angina. Dokter dapat menganjurkan
penggunaannya tanpa atau dengan kombinasi obat-obat lain.

Cara kerja diltiazem adalah dengan melebarkan dinding pembuluh darah sehingga aliran
darah dan oksigen ke jantung dapat meningkat. Proses ini akan menurunkan tekanan
darah dan detak jantung, sekaligus mengurangi beban kerja jantung.

Diltiazem hanya akan membantu Anda untuk mengontrol dan bukan untuk
menyembuhkan hipertensi. Manfaat obat ini akan makin efektif jika disertai dengan
penerapan gaya hidup yang sehat. Misalnya dengan menjaga berat badan yang sehat,
menjauhi makanan yang tinggi garam, serta berolahraga secara teratur.

Peringatan

 Wanita yang merencanakan kehamilan, sedang hamil, dan menyusui sebaiknya


menghindari penggunaan diltiazem.
 Jika mengonsumsi diltiazem, sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan
alat berat karena obat ini dapat menyebabkan pusing, khususnya pada masa awal
penggunaan.
 Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal, gangguan hati, gagal jantung,
detak jantung abnormal, porfiria, hipotensi, gangguan paru-paru, serta pernah
mengalami serangan jantung belum lama ini.
 Pastikan Anda menggunakan diltiazem dengan merek dan dosis yang sama, kecuali
ada anjuran dokter untuk menggantinya
 Selama mengonsumsi diltiazem, beri tahu dokter sebelum menjalani prosedur
medis apa pun karena obat ini dapat memengaruhi kinerja obat bius.
 Jangan menghentikan penggunaan diltiazem secara tiba-tiba dan tanpa konsultasi
dengan dokter.
 Hindari konsumsi minuman keras selama menggunakan diltiazem.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Diltiazem

Dosis penggunaan diltiazem untuk tiap pasien berbeda-beda. Penentuannya tergantung


kepada kondisi kesehatan, tingkat keparahan penyakit, serta respons tubuh pasien
terhadap obat.

Berikut adalah dosis umum penggunaan diltiazem yang diresepkan oleh dokter.

Jenis Penyakit Dosis (miligram)


Hipertensi 120, dua kali sehari
Angina 90-180, dua kali sehari

Dosis diltiazem yang diberikan bagi pasien lansia dan gangguan fungsi hati atau ginjal
biasanya lebih rendah, yaitu 60-120 mg dua kali sehari untuk menangani hipertensi dan
60 mg dua kali sehari untuk mencegah angina.

Efek Samping dan Bahaya Diltiazem

Diltiazem berpotensi menyebabkan efek samping, sama halnya dengan obat-obat lain.
Beberapa efek samping yang umumnya terjadi saat mengonsumsi obat ini adalah:

 Pusing atau limbung, terutama saat duduk atau bangkit berdiri.


 Sakit kepala.
 Mual.
 Sakit perut.
 Lelah.
 Kulit memerah.
 Konstipasi.
 Pembengkakan pada pergelangan kaki.

c. PROPRANOLOL

Propranolol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi sejumlah masalah pada
jantung. Obat ini dapat membantu mencegah ritme jantung yang tidak normal pada
penderita aritmia, melindungi jantung dari serangan jantung, meredakan nyeri dada
pada penderita angina, dan menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Propranolol masuk ke dalam kelompok obat penghambat beta. Obat ini memiliki efek
pada pembuluh darah dan jantung. Propranolol dapat menurunkan aktivitas otot
jantung sehingga detak dan tekanan jantung akan menjadi lebih rendah.
Propranolol juga bisa digunakan untuk mencegah serangan migrain. Selain itu, obat
ini juga dapat meredakan gejala menggigil dan detak jantung cepat pada penderita
gangguan tiroid dan gangguan kecemasan.

Peringatan:
 Bagi wanita yang sedang hamil, sesuaikan dosis dengan anjuran dokter.
Sedangkan bagi wanita yang sedang menyusui, tidak disarankan untuk
mengonsumsi propranolol.
 Harap berhati-hati jika Anda menderita hipotensi atau tekanan darah rendah,
psoriasis, diabetes, asma atau gangguan pernapasan lainnya, gangguan
sirkulasi, gangguan ginjal, serta gangguan hati.
 Anda juga diharapkan berhati-hati jika terdiagnosis menderita nyeri dada yang
disebut Prinzmetal’s angina, menderita myasthenia gravis, dan juga
terdiagnosis memiliki detak jantung yang lambat.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Propranolol

Berikut ini beberapa takaran dosis propranolol dalam bentuk tablet sesuai dengan kondisi
yang diderita.
Kondisi Dosis
Gangguan kecemasan 40 mg per hari dan pada kasus tertentu dosis dapat
dinaikkan hingga 120 mg per hari.
Angina dan migrain 80 mg per hari dan pada kasus tertentu dosis dapat
dinaikkan hingga 240 mg per hari.
Hipertensi 160 hingga 320 mg per hari tergantung respons
pasien.
Serangan jantung akut 120-160 mg per hari.
Aritmia, tirotoksikosis, 30 hingga 160 mg per hari.
takikardia akibat
kecemasan

Efek Samping dan Bahaya Propranolol

Sama seperti obat-obat lain, propranolol juga berpotensi menyebabkan efek samping.
Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi propranolol adalah:

 Detak jantung melambat.


 Gangguan tidur.
 Tubuh terasa lelah.
 Sesak napas.
 Tangan dan kaki terasa dingin.
 Batuk basah atau batuk yang disertai lendir.

d. VERAPAMIL

Verapamil merupakan obat yang digunakan untuk mengobati angina atau angin duduk,
aritmia atau detak jantung yang terganggu, dan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Verapamil masuk ke dalam golongan obat penghambat saluran kalsium. Obat ini bekerja
dengan cara mengurangi kalsium yang masuk ke dalam sel-sel otot pada dinding arteri
dan jantung sehingga membuatnya lebih relaks.

Dengan rileksnya sel-sel otot arteri dan jantung, tekanan darah berkurang, aliran darah
lebih lancar, dan detak jantung menjadi lebih lambat.

Selain mengatasi aritmia, angina, dan tekanan darah tinggi, verapamil juga dapat
digunakan untuk mencegah serangan jantung pada orang-orang yang pernah terkena
serangan tersebut sebelumnya, serta dapat digunakan untuk mengobati beberapa jenis
sakit kepala.

Peringatan:

 Bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui, sesuaikan dengan anjuran dokter.

 Tanyakan dosis verapamil untuk anak-anak kepada dokter.

 Harap berhati-hati bagi penderita hipotensi atau tekanan darah rendah, gagal
jantung, porphyria atau gangguan darah, dan penderita gangguan hati.

 Jangan mengonsumsi jus grapefruit ketika sedang menggunakan verapamil.

 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Verapamil

Berikut ini adalah dosis umum verapamil pada orang dewasa:

 Untuk hipertensi atau tekanan darah tinggi, dosis diberikan sebanyak 240-320 mg
perhari yang dibagi menjadi tiga dosis konsumsi.
 Untuk aritmia atau detak jantung cepat, dosis diberikan sebanyak 120-360 mg
sehari yang dibagi menjadi tiga dosis konsumsi.
 Untuk angina atau nyeri dada, dosis diberikan sebanyak 240-360 mg sehari yang
dibagi menjadi tiga dosis konsumsi.
 Dosis diberikan sesuai dengan tingkat keparahan penyakit, kondisi kesehatan
pasien, dan responsnya terhadap verapamil. Untuk dosis anak-anak, tanyakan
kepada dokter. Penggunaan verapamil pada pasien anak-anak dilakukan dengan
pengawasan ketat dari dokter.
Efek Samping dan Bahaya Verapamil

Sama seperti obat-obat lain, verapamil juga berpotensi menyebabkan efek samping.
Beberapa efek samping yang kadang terjadi setelah mengonsumsi penghambat saluran
kalsium ini adalah:

 Konstipasi
 Lelah
 Pusing
 Sakit kepala
 Mual
 Pergelangan kaki bengkak

e. FUROSEMID

Furosemide merupakan obat yang digunakan untuk membuang cairan berlebih di dalam
tubuh. Cairan berlebih yang menumpuk di dalam tubuh dapat menyebabkan sesak napas,
lelah, kaki dan pergelangan kaki membengkak. Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan
edema dan bisa disebabkan oleh penyakit gagal jantung, penyakit hati dan penyakit
ginjal.
Purosemide juga digunakan untuk tekanan darah tinggi saat obat diuretik lainnya tidak
bisa mengatasinya lagi. Obat ini bisa digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat
diuretik lainnya, seperti triamteneatau spironolactone. Kadang-kadang obat ini juga
diberi bersama dengan mineral kalium.
Peringatan:
Bagi wanita hamil, sesuaikan dengan anjuran dokter tentang pemakaian obat ini.
Furosemide sebaiknya tidak dikonsumsi ketika sedang menyusui karena dapat
berdampak pada bayi.
 Harap berhati-hati bagi penderita penyakit ginjal, prostat, hati, rematik asam urat
dan diabetes.
 Harap waspada bagi yang mengalami dehidrasi, sulit buang air kecil, memiliki
tingkat natrium dan kalium rendah dalam darah.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Furosemide

Dosis akan disesuaikan dengan kondisi yang ingin ditangani, kondisi kesehatan pasien
dan kemudian direvisi menurut respons tubuh pasien terhadap obat. Dosis yang umum
diresepkan dokter adalah antara 20-80 mg per hari. Sedangkan bagi anak-anak,
konsultasikan dosis terlebih dahulu kepada dokter.

Efek Samping dan Bahaya Furosemide

Sama seperti obat-obatan lainnya, furosemide berpotensi menyebabkan efek samping.


Tapi seiring dengan penyesuaian tubuh dengan obat, efek samping akan berkurang dan
mereda. Efek samping yang umum terjadi akibat mengonsumsi obat ini adalah:

 Mulut terasa kering


 Sensitif terhadap cahaya matahari
 Pusing
 Sakit kepala
 Sakit perut
 Penglihatan buram, merasa lelah
8. Seorang bapak 5 tahun yang lalu didiagnosa memiliki hipertensi dan DM tipe 2. Satu
bulan yang lalu bapak pergi ke dokter dan dokter memberikan HCT 1 x 12,5 mg. Dan
bapak terebut pergi ke puskesmas mengecek tekanan darah nya ternyata 150/90 mmHg.
Pasien mengaku teratur minum obat. Saran terapi apa yang diberikan ?
a. Mengganti HCT dengan Furosemide 1 x 20 mg
b. Mengganti HCT dengan Amlodipine 1 x 10 mg
c. Menambahkan HCT dengan bisoprolol 1 x 5 mg
d. Menambahkan HCT dengan Valsartan
e. Menambahkan HCT dengan Propanolol

Jawaban : A

Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa menurut JNC VII

Klasifikasi tekanan Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik


darah (mmHg) (mmHg)

Normal < 120 Dan < 80

Prahipertensi 120-139 Atau 80-89

Hipertensi stage 1 140-159 90-99

Hipertensi stage 2 ≥ 160 Atau ≥ 100

Furosemid merupakan obat yang digunakan untuk membuang cairan berlebih di dalam
tubuh. Cairan berlebih yang menumpuk didalam tubuh menyebabkan sesak nafas, lelah,
kaki dan pergelangan kaki membengkak. Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan edema
dan bisa disebabkan oleh penyakit gagal jantung, penyakit hati dan penyakit ginjal.

Furosemide digunakan untuk tekanan darah tinggi saat obat diuretik lainnya tidak bisa
mengatasi lagi. Obat ini bisa digunakan sendiri atau dikombinasi dengan obat diuretik
lainnya,

Amlodipine adalah inhibitor influks kalium (Slow channel blocker atau antagonis ion
kalsium), yaitu menghambat influks ion-ion kalsium transmembran kedalam jantung dan
otot polos . Mekanisme kerja antihipertensi amlodipine dikarenakan adanya efek
relaksasi secara langsung pada otot polos vaskular.

Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan hipertensi dan digunakan dalam bentuk


tunggal untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar penderita-penderita yang
tidak cukup terkontrol bila hanya menggunakan obat antihipertensi tunggal, dapat lebih
menguntungkan bila pemberian amlodipine dikombinasi dengan diuretik tiazid, inhibitor
adrenoreceptor, atau inhibitor angiotensin-converting enzym.

Bisoprolol adalah cardioselective pada dosis rendah dan mengikat lebih kuat pada
reseptor β1 dari pada reseptor β2 . sebagai hasil, agen-agen ini lebih jarang menyebabkan
bronkospasma dan vasokontriksi dan bisa lebih aman dari betabloker non selective pada
pasien dengan asma,diabetes dan penyakit vascular verifer.

Hidroklorotiazid merupakan diuretik golongan thiazid yakni diuretik dengan potensi


sedang, yang bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada bagian tubulus
distal.

Propanolol adalah suatu obat penghambat beta-adrenoreseptor yang terutama digunakan


untuk terapi takiaritma dan antiangina. Propanolol memiliki khasiat menghambat
kecepatan konduksi impuls dan mendepresi pembentukan fokus aktopik.

Valsartan berfungsi menghambat efek dari senyawa kimia yang disebut angiotensin II.
Angiotensin II memiliki efek mempersempit pembuluh darah, jadi dengan menghambat
efek senyawa ini, valsartan akan mengendurkan dan melebarkan pembuluh darah.
Akibatnya, tekanan darah akan menurun dan jantung lebih mudah memompa darah
keseluruh tubuh, serta meningkatkan pasokan darah dan oksigen ke jantung.

9. Laki-laki 11 Tahun mengeluh 4 Hari demam dan muka sembab urin coklat kemerahan
dan tidak mengeluh apapun lagi
A. Amoksisilin dan amlodipin
B. Amoksisilin dan HCT
C. Amoksisilin
D. Tetrasiklin dan KCl
E. Tetrasiklin dan amlodipin

Jawaban : C

Amoksisilin digunakan untuk saluran genitor urinaria, kulit dan jaringan lunak. Muka
sembab dan demam pada pasien disebabkan karena adanya infeksi yang disebabkan oleh
gram negativ dan gram positive.

10. Seorang pasien datang dengan keluhan osteoartitis dia telah mengosumsi Antiinflamasi
non streroid AINS) selama 3 bulan. Akhir ini pasien mengeluh sakit pada bagian uluhati
disertai mual. Apa yang apoteker rekomendasika ?

a. Mengganti obat lain


b. Menambahkan obat lain
c. Mengubah rute pemberian
d. Mengubah bentuk sediaan

Jawaban : A. Mengganti Obat lain

Alasan : sakit uluhati disertai mual kemungkinan pasien mengalami dispepsia. Penyebab
utama dispepsia adalah ada nya kuman helicobacter pilory dan penyalahgunaan obat
pereda nyeri AINS. Sehingga pasien harus menghindari obat AINS dan mengganti obat.

11. Seorang pasien pria berusia 65 tahun memiliki keluhan batuk kering. Riwayat penyakit
yang diderita antara lain hipertensi, diabetes melitus dan osteoartitis. Riwayat
pengobatan antara lain kaptopril, hidroklorotiazid, ibuprofen, metformin dan
glibenklamid. Obat manakan yang menyebabkan keluhan yang terjadi pada pasien?
a. Kaptopril
b. Hidroklortiazid
c. Ibuprofen
d. Metformin
e. Glibenklamid
Jawaban : A
 Efek samping Kaptopril yaitu pusing, batuk kering, sulit tidur, mulut kering,
gangguan pencernaan.
 Efek samping hidroklortiazid yaitu gangguan saluran cerna
(mual,muntah,sembelit,diare,iritasi lambung), impotensi, pusing, gelisah, sakit
kepala, anemia aplastik, dapat juga menyebabkan peningkatan asam urat, gula
darah dan kolesterol.
 Efek samping ibuprofen yaitu mual, muntah, sakit kepala, tukak lambung,
muntah darah, tinja berwarna hitam.
 Efek samping metformin yaitu mual, muntah, penurunan nafsu makan, sensasi
rasa logam dalam mulut, sakit perut, batuk dan suara serak, nyeri otot, kram,
lemas, ngantuk.
 Efek samping glibenklamid yaitu gejala-gejala hipoglikemia, mual, muntah,
sembelt, diare, berat badan naik.

12. Seorang laki-laki 27 tahun terinfeksi jamur diresepkan ketokonazol. Pasien diketahui
menderita ulkus peptic dan rutin minum antasida secara bersamaan. Apa yang terjadi
pada kedua obat tersebut?
a. Disolusi ketokonazol tidak terpengaruh
b. Absorbsi ketokonazol terpengaruh
c. Distribusi ketokonazol tidak terpengaruh
d. Metabolism ketokonazol terpengaruh
e. Ekskresi ketokonazol tidak terpengaruh
Jawabann B

KETOKONAZOL

Antijamur (AntiFungi); azole (derivat imidazole)

FARMAKOLOGI / MEKANISME AKSI  KETOCONAZOLE


Mengganggu sintesis ergosterol, diikuti peningkatan permeabilitas pada membrane sel
fungi (jamur) dan kebocoran komponen sel.
Mempengaruhi permeabilitas dinding sel melalui penghambatan sitokrom P450 jamur;
menghambat biosintesa trigliserida dan fosfolipid jamur; menghambat beberapa enzim
pada jamur yang mengakibatkan terbentuknya kadar toksik hidrogen peroksida; juga
menghambat sintesis androgen.

PENGGUNAAN / INDIKASI / FUNGSI  KETOCONAZOLE


1. Blastomikosis
2. Infeksi Candida
3. Chromomycosis
4. Coccidioidomycosis
5. Dermatophytoses
6. Histoplasmosis
7. Paracoccidioidomycosis
8. Pityriasis (Tinea) Versicolor
9. Infeksi Acanthamoeba
10. Leishmaniasis
11. Kanker Prostat
12. Sindrom Cushing
13. Hirsutisme dan prekoks Pubertas
14. Hiperkalsemia

EFEK SAMPING KETOCONAZOLE YANG UMUM


Efek GI (mual, muntah), efek hati, pruritus.

INTERAKSI KETOCONAZOLE menghambat CYP3A4.


Obat Dimetabolisme oleh Enzim mikrosomal hepatic
Interaksi farmakokinetik mungkin dengan obat substrat dari CYP3A4.

13. Seorang ibu akan membelikan obat untuk anaknya yang mengeluhkan sakit gigi, ibunya
membelikan obat sirup asam mefenamat. Menurut peraturan yang berlaku asam
mefenamat masuk kedalam golongan obat apa?
a. Obat Bebas
b. Obat Bebas Terbatas
c. Daftar Obat Wajib Apotek
d. Obat Narkotika
e. Obat Psikotropika
Jawaban : C. Daftar Obat Wajib Apotek Termasuk golongan Obat Keras

Penjelasan

Asam mefenamat merupakan salah satu jenis obat yang masuk dalam golongan Obat
anti-inflamasi non-steroid  (OAINS) atau dalam bahasa inggrisnya non steroidal anti-
inflammatory Drugs (NSAIDs). Obat ini digunakan untuk menghilangkan rasa sakit yang
ringan hingga sedang, seperti pada nyeri otot, kram menstruasi, sakit kepala, dan sakit
gigi.

Mekanisme kerja asam mefenamat yaitu dengan cara menghalangi efek enzim yang
disebut siklooksigenase (COX). Enzim ini membantu tubuh untuk memproduksi
prostaglandin. Prostaglandin ini yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Dengan
menghalangi efek enzim COX, maka prostaglandin yang diproduksi akan lebih sedikit,
sehingga rasa sakit dan peradangan akan mereda atau membaik.

Obat asam mefenamat termasuk dalam obat yang harus digunakan sesuai dengan
petunjuk atau resep dokter, hal ini ditandai dengan lambang “K” dalam lingkaran dengan
latar belakang merah.

INDIKASI / KEGUNAAN

Indikasi Asam Mefenamat adalah untuk menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan
sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk
nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, dan nyeri pada
persalinan.

KONTRAINDIKASI

 Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan
hipersensitif terhadap asam mefenamat.
 Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal atau hati dan
peradangan saluran cerna.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI

 Dewasa dan anak di atas 14 tahun : Dosis awal yang dianjurkan 500 mg
kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.
 Dismenore : Asam Mefenamat 500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai
menstruasi ataupun sakit dan dilanjutkan selama 2-3 hari.
 Menoragia : Asam Mefenamat 500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai
menstruasi dan dilanjutkan selama 5 hari atau sampai perdarahan berhenti.

EFEK SAMPING
 Gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah
dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo,
dispepsia.
 Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari, asam
mefenamat dapat mengakibatkan agranulositosis dan anemia hemolitik.

INTERAKSI OBAT

 Obat yg terikat pada protein plasma : menggeser ikatan dengan protein plasma,
sehingga dapat meningkatkan efek samping (contoh : hidantoin, sulfonylurea).
 Obat antikoagulan & antitrombosis : sedikit memperpanjang waktu prothrombin
& Waktu thromboplastin parsial. Jika Pasien menggunakan antikoagulan
(warfarin) atau zat thrombolitik (streptokinase), waktu prothrombin harus
dimonitor.
 Lithium : meningkatkan toksisitas Lithium dengan menurunkan eliminasi lithium
di ginjal.
 Obat lain yang juga memiliki efek samping pada lambung : kemungkinan dapat
meningkatkan efek samping terhadap lambung.

PERINGATAN DAN PERHATIAN

 Terhadap Kehamilan : Tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh wanita


hamil. Terutama pada akhir masa kehamilan atau saat melahirkan karena efeknya
pada sistem kardiovaskular fetus (penutupan prematur duktus arteriosus) &
kontraksi uterus.
 Terhadap Ibu Menyusui : Didistribusikan melalui air susu ibu, sehingga tidak
direkomendasikan untuk digunakan oleh ibu yg sedang menyusui.
 Terhadap Anak-anak : Belum ada studi ttg keamanan & efikasi penggunaan asam
mefenamat pada pasien anak dibawah 14 tahun. Belum ada studi tentang
keamanan untuk anak
 Terhadap Hasil Laboratorium : Dapat menyebabkan reaksi false-positif tes urin
menggunakan tes tablet diazo.

14. Seorang perempuan berumur 35 tahun dengan usia kehamilan 12 minggu mengalami
demam tinggi, didiagnosa dokter terkena infeksi. Hasil dari pemeriksaan darah pasien
tersebut terkena infeksi salmonella typhosa. Apakah obat yang dihindari penggunaan nya
oleh pasien tersebut?
a. Kloramfenikol (kategori D)
b. Amoksisilin (kategori B)
c. Penisilin (kategori B)
d. Eritromisin (kategori A)
e. Selafeksin (kategori B)

Jawaban : A. Kloramfenikol
Penjelasan :

a. Chloramphenicol bisa menyebabkan penyakit serius pada bayi baru lahir , yaitu
sindroma bayi abu-abu dan Gangguan pernafasan.

Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik. Pada konsentrasi tinggi kadang-kadang


bersifat bakterisid terhadap kuman-kuman tertentu. Kerjanya dengan jalan menghambat
sintesis protein kuman. Efek antimikroba dalam Kloramfenikol bekerja dengan jalan
menghambat sintesis protein kuman. Yang dihambat adalah enzim peptidil transferase
yang berperan sebagai katalisator untuk membentuk ikatan-ikatan peptida pada proses
sintesis protein kuman.

Obat ini dipakai dalam pengobatan infeksi-infeksi anaerob dan dikatakan bahwa
kloramfenikol berhubungan dengan terjadinya “drug-induced aplastic anemia” serta
dengan terjadinya “gray baby syndrome” jika digunakan untuk neonatus.

Adanya resiko terjadinya “gray baby syndrome” ini menyebabkan kloramfenikol tidak
direkomendasikan untuk pemakaian pada trimester tiga kehamilan.

Efek samping umum berupa gangguan lambung-usus, neurpati optis dan perifer, radang
lidah dan mukosa mulut. Pada kehamilan dan laktasi tidak dianjurkan, khususnya selama
minggu-minggu terakhir dari kehamilan, karena dapat menimbulkan cyanosis dan
hipotermia pada neonati akibat ketidakmampuan untuk menkonjugasi dan
mengekskresikan obat ini, sehingga sangat meningkatkan kadarnya dalam darah.
Berhubungan kemampuannya dapat melintasi placenta dan mencapai air susu ibu, maka
tidak boleh diberikan selama laktasi. Larangan tersebut berlaku bagi tiamfenikol.

b) Amoxicilin

Ibu Hamil        : Ketegori B

Ibu Menyusui  : Kategori A

Amoksisilin yang termasuk antibiotik golongan penisilin bekerja dengan  cara


menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis  dinding sel
mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, penisilin akan menghasilkan efek bakterisid.
Amoksisillin merupakan turunan ampisillin yang hanya berbeda pada satu gugus
hidroksil dan memiliki  spektrum antibakteri yang sama. Obat ini diabsorpsi lebih baik
bila diberikan peroral dan menghasilkan kadar yang lebih tinggi dalam plasma dan
jaringan.

Amoxicillin bisa diminum baik sebelum maupun setelah makan dan obat ini sangat
jarang ditemukan berinteraksi dengan obat-obat yang lain. Amoxicillin juga aman
diberikan untuk ibu hamil dan menyusui walaupun ada beberapa kasus diare yang terjadi
pada bayi yang disusui oleh ibu yang minum Amoxicillin.

c) Penisilin
Penisilin adalah antibiotika yang termasuk paling banyak dan paling luas dipakai. Obat
ini merupakan senyawa asam organik, terdiri dari satu inti siklik dengan satu rantai
samping. Mekanisme kerjanya dengan menghambat pembentukan dinding sel mikroba
yaitu dengan menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis
dinding sel mikroba.

Mikroba yang memproduksi enzim betalaktamase resisten terhadap beberapa penisilin


karena enzim tersebut akan merusak cincin betalaktam dan akhirnya obat menjadi tidak
aktif. Pada pemberian peroral hanya sebagian obat yang diabsorpsi tergantung dengan
stabilitas asam, ikatan dengan makanan dan adanya buffer. Untuk mengatasi hal itu
pemberian peroral sebaiknya dilakukan 1 jam sebelum makan.

Penisilin mempunyai batas keamanan yang lebar. Pemberian obat ini selama masa
kehamilan tidak menimbulkan reaksi toksik baik pada ibu maupun janin, kecuali reaksi
alergi. Kadar penisilin di dalam serum wanita hamil lebih rendah daripada wanita yang
tidak hamil, sedang clearancenya lewat ginjal lebih tinggi selama masa kehamilan.

Pemberian pada wanita hamil untuk golongan penisilin dengan ikatan protein yang
tinggi, misal oksasilin, kloksasilin, dikloksasilin dan nafsilin akan menghasilkan kadar
obat di dalam cairan amnion dan jaringan di dalam tubuh janin yang lebih rendah
dibandingkan bila yang diberikan adalah golongan penisilin dengan ikatan protein yang
rendah seperti ampisilin dan metisilin.

d) Eritromisin

Eritromisin memiliki spectrum antibakteri yang hampir sama dengan penisilin, sehingga
obat ini digunakan sebagai alternative penisilin. Indikasi eritremisin mencakup indikasi
saluran napas, pertusis, penyakit gionnaire dan enteritis karena kampilo bakteri.

Antibiotika ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar, tetapi
cukup stabil pada suhu rendah. Aktivitas invitro paling besar dalam suasana alkalis.
Eritromisin merupakan alternatif pilihan setelah penisilin dalam pengobatan terhadap
gonore dan sifilis dalam kehamilan. Diantara berbagai bentuk eritromisin yang diberikan
peroral, bentuk estolat diabsorpsi paling baik, tetapi sediaan ini sekarang tidak lagi
beredar di Indonesia karena hepatotoksik.

Pemakaian eritromisin pada wanita hamil relatif aman karena meskipun dapat terdifusi
secara luas ke hampir semua jaringan (kecuali otak dan cairan serebrospinal), tetapi
kadar pada janin hanya mencapai 1-2% dibanding kadarnya dalam serum ibu. Di
samping itu, sejauh ini belum terdapat bukti bahwa eritromisin dapat menyebabkan
kelainan pada janin. Kemanfaatan eritromisin untuk mengobati infeksi yang disebabkan
oleh Chlamydia pada wanita hamil serta pencegahan penularan ke janin cukup baik,
meskipun bukan menjadi obat pilihan pertama. Namun ditilik dari segi keamanan dan
manfaatnya, pemakaian eritromisin untuk infeksi tersebut lebih dianjurkan dibanding
antibiotika lain, misalnya tetrasiklin.
Perhatian : Kehamilan : eritromisin dapat melewati plasenta tetapi menghasilkan kadar
yang rendah dalam jaringan. Gunakan jika hanya benar-benar perlu (Kategori B).

Menyusui: eritromisin diekskresikan melalui ASI. Meskipun demikian, belum


ditemukan adanya efek samping pada bayi (Kategori A).

d) Sefaleksin

Sefaleksin termasuk kedalam Sefalosporin golongan pertama yang diberikan secara


peroral, dimana sefalosporin bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta
mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri. Sefalosporin termasuk golongan
antibiotika betalaktam. Seperti antibiotik betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba
Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang dihambat
adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding
sel. Sefalosporin yang aktif terhadap kuman gram positif diantaranya sefalotin,
sefaleksin, sefazolin, serta sefradin. Kelompok yang aktif terhadap kuman gram negative
seperti sefaklor, sefamandol, mokasalatam, sefotaksim, dan sefoksitin.

Efek samping golongan ini pada umumnya sama dengan kelompok penisilin, tetapi lebih
jarang dan lebih ringan. Obat oral dapat menimbulkan terutama gangguan lambung-usus,
jarang sekali juga reaksi alergi.

Resisten dapat timbul dengan cepat, maka antibiotik ini jangan digunakan sembarangan
dan dicadangkan untuk infeksi berat. Resistensi silang dengan penisilin pun dapat terjadi.
Pada ibu yang sedang hamil dan menyusui lebih baik jangan memakai obat antibiotik
golongan ini karena sefalosforin dapat dengan mudah melintasi plasenta, tetapi kadarnya
dalam janin rendah daripada dalam darah ibunya. Dengan memungkinkan bila memakai
obat antibiotik golongan ini bisa digunakan sefalotin dan sefaleksin karena telah
digunakan selama kehamilan dan tidak dilaporkan efek buruk pada bayi. Kebanyakan
sefalosforin dapat mencapai air susu ibu. Dari sefaklor, sefotaksim, seftriakson dan
seftazidin hanya dalam jumlah kecil, yang dianggap aman bagi bayi.

15. Seorang pria berusia 50 tahun datang ke klinik,dia mengeluhkan sakit pada dada sebelah
kiri dan kemudian menjelar ke bagian lengan sebelah kiri dan di punggung. Dokter
mendiagnosis pasien tersebut terkena angina pectoris. Pasien tersebut sudah menderita
hipertensi dan dyslipidemia 5 tahun terakhir ini. Terapi pilihan pertama apa yang bisa
diberikan?
a. Isosorbid dinitrat
b. Allopurinol
c. Simvastatin
d. Kaptopril
e. Amlodipin

Jawaban : A
Angina pectoris merupakan serangan nyeri substernal, retrosternal yang biasa
berlangsung beberapa menit setelah gerak badan dan menjalar ke bagian lain dari badan
dan hilang setelah istirahat.

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg (Wilson LM, 1995).

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau
penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan
kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol
HDL (Sunita, 2004)

Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar LDL kolesterol dalam darah
atau trigliserida dalam darah yang dapat disertaipenurunan kadar HDL kolesterol (Andry
Hartono, 2000)

Isosorbid dinitrat :

Penyakit jantung iskemik adalah keadaan berbagai etiologi, yang menyebabkan


ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard. Penyebab paling
umum iskemia miokard adalah aterosklerosis. Keberadaan aterosklerosis menyebabkan
penyempitan pada lumen pembuluh arteri koronaria epikardial sehingga suplai oksigen
miokard berkurang. Iskemia miokard juga dapat terjadi karena kebutuhan oksigen
miokard meningkat secara tidak normal seperti pada hipertrofi ventrikel atau stenosis
aorta. Jika kejadian iskemik bersifat sementara maka berhubungan dengan angina
pektoris, jika berkepanjangan maka dapat menyebabkan nekrosis miokard dan
pembentukan parut dengan atau tanpa gambaran klinis infark miokard (Isselbacher,
2000).

Obat yang umum digunakan yaitu antiangina (senyawa nitrat, penghambat beta,
penghambat kanal kalsium) dan asetosal (Isselbacher, 2000). Senyawa nitrat bekerja
melalui dua mekanisme. Secara in vivo senyawa nitrat merupakan pro drug yaitu
menjadi aktif setelah dimetabolisme dan menghasilkan nitrogen monoksida (NO).
Biotransformasi senyawa nitrat yang berlangsung intraseluler ini dipengaruhi oleh
adanya reduktase ekstrasel dan reduced tiol (glutation) intrasel. Nitrogen monoksida
akan membentuk kompleks nitrosoheme dengan guanilat siklase dan menstimulasi enzim
ini sehingga kadar cGMP meningkat. Selanjutnya cGMP akan menyebabkan
defosforilasi miosin, sehingga terjadi relaksasi otot polos. Mekanisme kerja yang kedua
yaitu akibat pemberian senyawa nitrat, endotelium akan melepaskan prostasiklin (PGI2)
yang bersifat vasodilator. Berdasarkan kedua mekanisme ini, senyawa nitrat dapat
menimbulkan vasodilatasi, dan pada akhirnya menyebabkan penurunan kebutuhan dan
peningkatan suplai oksigen (Gunawan, 2007).

Sasaran Terapi

Vasodilatasi pembuluh arteri koronaria epikardial.


Tujuan Terapi

Mengatasi nyeri angina dengan menyeimbangkan suplai dan kebutuhan oksigen miokard.

Strategi Terapi

Pada serangan akut angina diberikan kombinasi dua macam antiangina (dengan tujuan
meningkatkan efektivitas dan mengurangi efek samping) dan asetosal. Jika serangan
angina tidak membaik pada pemberian kombinasi dua macam antiangina, maka dapat
diberikan kombinasi tiga macam antiangina. Antiangina digunakan karena dapat
menurunkan kebutuhan oksigen miokard dan meningkatkan suplai oksigen miokard
sehingga keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen tercapai. Asetosal
digunakan karena dapat mence gah atau mengurangi agregasi trombosit, dengan
demikian aliran darah tidak semakin terhambat (Isselbacher, 2000).

Obat Pilihan

Pada artikel ini, isosorbid dinitrat digunakan sebagai obat pilihan.

1. Nama generik : Isosorbid Dinitrat, tablet sublingual 5 mg, 10 mg


2. Nama dagang :Cedocard, tablet 5 mg, 10 mg, 20 mg.
Cedocard Retard, tablet lmb 20 mg
Farsorbid, tablet sub 5 mg, 10 mg
Isoket, tablet 5 mg, 10 mg
Isoket Retard, tablet lmb 20 mg, 40 mg; cairan injeksi 1 mg/ml;
aerosol 25 mg/ml; krim 100 mg/g
Isomack Retard, kapsul 20 mg
Isomack Spray, buccal spray 13,9 mg/ml
Td Spray Iso Mack, spray transdermal 96,7 mg/ml
Vascardin, tablet 5 mg, 10 mg
3. Indikasi : Profilaksis dan pengobatan angina; gagal jantung kiri
4. Kontra-indikasi :
Hipersensitivitas terhadap nitrat, hipotensi dan hipovolemia,kardiopati obstruktif
hipertrofik, stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis konstriktif, stenosis
mitral, anemia berat, trauma kepala, perdarahan otak, glaukoma sudut sempit.
5. Bentuk sediaan  :
Tablet, tablet sublingual, tablet lepas lambat, kapsul, cairan injeksi, aerosol, krim,
buccal spray, dan spray transdermal.
6. Dosis dan Aturan pakai : Sublingual : 5-10 mg
Oral : sehari dalam dosis terbagi, angina 30-120 mg
Infus Intravena : 2-10 mg/jam; dosis lebih tinggi
sampai 20 mg/jam mungkin diperlukan
7. Efek samping :
Sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural, takikardi (dapat
terjadi bradikardi paradoksikal). Efek samping yang khas setelah injeksi meliputi
hipotensi berat, mual dan muntah, diaforesis, kuatir, gelisah, kedutan otot, palpitasi,
nyeri perut, sinkop, pemberian jangka panjang disertai dengan methemoglobinemia.
8. Peringatan :          
Gangguan hepar atau ginjal berat; hipotiroidisme, malnutrisi, atau hipotermia; infark
miokard yang masih baru; sistem transdermal yang mengandung logam harus diambil
sebelum kardioversi atau diatermi.
Senyawa nitrat kerja panjang atau transdermal dapat mengakibatkan toleransi (efek
terapi berkurang). Jika toleransi diperkirakan setelah penggunaan sediaan
transdermal, sediaan tersebut harus dilepas selama beberapa jam berurutan dalam
setiap kurun waktu 24 jam.     

Allupurinol

Farmakologi

Allopurinol dan metabolitnya oxipurinol (alloxanthine) dapat menurunkan produksi asam


urat dengan menghambat xanthin-oksidase yaitu enzim yang dapat mengubah
hipoxanthin menjadi xanthin dan mengubah xanthin menjadi asam urat. Dengan
menurunkan konsentrasi asam urat dalam darah dan urin, allopurinol mencegah atau
menurunkan endapan urat sehingga mencegah terjadinya gout arthritis dan urate
nephropathy.

Indikasi

Hiperurisemia primer : gout Hiperurisemia sekunder : mencegah pengendapan asam urat


dan kalsium oksalat. Produksi berlebihan asam urat antara lain pada keganasan,
polisitemia vera, terapi sitostatik.

Kontra Indikasi

Penderita yang hipersensitif terhadap allopurinol Keadaan serangan akut gout

Dosis : Dewasa: Dosis awal : 100 - 300 mg sehari.

Dosis pemeliharaan : 200 - 600 mg sehari.

Dosis tunggal maksimum 300 mg.

Bila diperlukan dapat diberikan dosis yang lebih tinggi, maksimal 900 mg sehari. Dosis
harus disesuaikan dengan cara pemantauan kadar asam urat dalam serum/air seni dengan
jarak waktu yang tepat hingga efek yang dikehendaki tercapai yaitu selama ± 1 – 3
minggu, atau: Untuk kondisi ringan : 2 - 10 mg/kg BB sehari atau 100 - 200 mg sehari.
Kondisi sedang : 300 - 600 mg sehari. Kondisi berat : 700 - 900 mg sehari.

Anak-anak:
10 - 20 mg/kg BB sehari atau 100 - 400 mg sehari. Penggunaan pada anak-anak
khususnya pada keadaan malignan terutama leukemia serta kelainan enzim tertentu,
misalnya sindroma Lesch-Nyhan

Penderita gangguan fungsi ginjal:

Jumlah dan interval pemberian perlu dikurangi disesuaikan dengan hasil pemantauan
kadar asam urat dalam serum. Untuk pasien dewasa berlaku dosis sebagai berikut:
Bersihan kreatinin : 2 - 10 ml/menit

Dosis : 100 mg sehari atau dengan interval lebih panjang.

Bersihan kreatinin : 10 - 20 ml/menit Dosis : 100 - 200 mg sehari.

Bersihan kreatinin : > 20 ml/menit Dosis : Dosis normal.

Dosis yang dianjurkan pada penderita dialisa : allopurinol dan metabolitnya dikeluarkan
dengan dialisis ginjal. Jika dialisis perlu dilakukan lebih sering, dapat dipertimbangkan
pemberian allopurinol dengan dosis alternatif 300 - 400 mg segera setelah dialisa tanpa
pemberian lagi diantara interval waktu.

Efek Samping :.

 Gejala hipersensitifitas seperti ekspoliatif, demam, limfodenopati, arthralgia,


eosinofilia
 Reaksi kulit : pruritis, makulopapular Gangguan gastrointestinal, mual, diare
Sakit kepala, vertigo, mengantuk, gangguan mata dan rasa
 Gangguan darah : leukopenia, trombositopenia, anemia hemolitik, anemia
aplastik

Over Dosis :

Pernah dilaporkan penggunaan sampai 5 g dan 20 g allopurinol. Gejala dan tanda-tanda


keracunan adalah pusing, mual dan muntah. Dianjurkan minum yang banyak sehingga
memudahkan diuresis allopurinol dan metabolitnya. Jika dianggap perlu dapat dilakukan
dialisa.

Peringatan dan Perhatian :

Efek allopurinol dapat diturunkan oleh golongan salisilat dan urikosurik, seperti
probenesid. Hentikan penggunaan bila timbul gejala kemerahan pada kulit atau terjadi
gejala alergi. Hindari penggunaan pada penderita kelainan fungsi ginjal atau penderita
hiperurisemia asimptomatik. Pada penderita kerusakan fungsi hati, dianjurkan untuk
melakukan tes fungsi hati berkala selama tahap awal perawatan. Keuntungan dan risiko
penggunaan allopurinol pada ibu hamil dan menyusui harus dipertimbangkan terhadap
janin, bayi atau ibunya. Allopurinol dapat menyebabkan kantuk. Hati-hati penggunaan
pada penderita yang harus bekerja dengan konsentrasi penuh termasuk mengemudi dan
menjalankan mesin. Sebaiknya allopurinol diminum setelah makan untuk mengurangi
iritasi lambung. Dianjurkan untuk meningkatkan pemberian cairan selama penggunaan
allopurinol untuk menghindari terjadinya batu ginjal. Bila terjadi gatal - gatal, anoreksia,
serta berkurangnya berat badan, harus dilakukan pemeriksaan fungsi hati.

Interaksi Obat :

Allopurinol dapat meningkatkan toksisitas siklofosfamid dan sitotoksik lain. Allopurinol


dapat menghambat metabolisme obat di hati, misalnya warfarin. Allopurinol dapat
meningkatkan efek dari azathioprin dan merkaptopurin, sehingga dosis perhari dari obat-
obat tersebut harus dikurangi sebelum dilakukan pengobatan dengan allopurinol.
Allopurinol dapat memperpanjang waktu paruh klorpropamid dan meningkatkan risiko
hipoglikemia, terutama pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Efek allopurinol
dapat diturunkan oleh golongan salisilat dan urikosurik,seperti probenesid.

Simvastatin :

Farmakologi :

Simvastatin merupakan obat yang menurunkan kadar kolesterol (hipolidemik) dan


merupakan hasil sintesa dari hasil fermentasi Aspergillus terreus. Secara invivo
simvastatin akan dihidrolisa menjadi metabolit aktif. Mekanisme kerja dari metabolit
aktif tersebut adalah dengan cara menghambat kerja 3-Hidroksi-3-metilglutaril koenzim
A reduktase (HMG Co-A reduktase), dimana enzim ini mengkatalisa perubahan HMG
Co-A menjadi asam mevalonat yang merupakan langkah awal dari sintesa kolesterol.

Indikasi :

 Terapi dengan “lipid-altering agents” dapat dipertimbangkan penggunaannya


pada individu yang mengalami peningkatan resiko “artherosclerosis” vaskuler
yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia.
 Terapi dengan “lipid-altering agents” merupakan penunjang pada diet ketat, bila
respon terhadap diet dan pengobatan non-farmakologi tunggal lainnya tidak
memadai.
 Penyakit jantung koroner. Pada penderita dengan penyakit jantung koroner dan
hiperkolesterolemia, simvastatin diindikasikan untuk :
 Mengurangi resiko mortalitas total dengan mengurangi kematian akibat penyakit
jantung koroner.
 Mengurangi resiko infark miokardial non fatal.
 Mengurangi resiko pada pasien yang menjalani prosedur revaskularisasi
miokardial.
 Hiperkolesterolemia.
Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia
primer (Tipe IIa dan IIb).
Rekomendasi umum : Sebelum memulai terapi dengan simvastatin, agar disingkirkan
terlebih dahulu penyebab sekunder dari hiperkolesterolemia (seperti diabetes melitus
yang tidak terkontrol, hipotiroid, sindrom nefrotik, disproteinemia, penyakit hati
obstruktif, terapi dengan obat lain, alkoholism), dan lakukan pengukuran profil kolesterol
total, kolesterol HDL dan trigliserida (TG).
Kontra Indikasi :
 Hipersensitif terhadap simvastatin atau komponen obat.\Penyakit hati aktif atau
 peningkatan transaminase serum yang menetap yang tidak jelas penyebabnya.
 Wanita hamil dan menyusui.

Dosis :

Pasien harus melakukan diet pengurangan kolesterol sebelum dan selama pengobatan
dengan simvastatin.

Dosis awal yang dianjurkan 5-10 mg sehari sebagai dosis tunggal pada malam hari.
Dosis awal untuk pasien dengan hiperkolesterolemia ringan sampai sedang 5 mg sehari.
Pengaturan dosis dilakukan dengan interval tidak kurang dari 4 minggu sampai
maksimum 40 mg sehari sebagai dosis tunggal malam hari. Lakukan pengukuran kadar
lipid dengan interval tidak kurang dari 4 minggu dan dosis disesuaikan dengan respon
penderita.

Pasien yang diobati dengan immunosupresan bersama HMG Co-A reduktase inhibitor,
agar diberikan dosis simvastatin terendah yang dianjurkan.

Bila kadar kolesterol LDL turun dibawah 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau kadar total
kolesterol plasma turun dibawah 140 mg/dl (3,6 mmol/l) maka perlu dipertimbangkan
pengurangan dosis simvastatin.

Penderita gangguan fungsi ginjal : tidak diperlukan penyesuaian dosis, karena


simvastatin tidak diekskresikan melalui ginjal secara bermakna. Walaupun demikian,
hati-hati pemberian pada insufisiensi ginjal parah, dosis awal 5 mg sehari dan harus
dipantau ketat.

Terapi bersama obat lain : simvastatin efektif diberikan dalam bentuk tunggal atau
bersamaan dengan “bile-acid sequestrants”.

Efek Samping :.

 Abdominal pain, konstipasi, flatulens, astenia, sakit kepala, miopati,


rabdomiolisis. Pada kasus tertentu terjadi angioneurotik edema.
 Efek samping lain yang pernah dilaporkan pada golongan obat ini :
 Neurologi : disfungsi saraf cranial tertentu, tremor, pusing, vertigo, hilang
ingatan, parestesia, neuropati perifer, kelumpuhan saraf periferal.
 Reaksi hipersensitif : anafilaksis, angioedema, trombositopenia, leukopenia,
anemia hemolitik.
 Gastrointestinal : anoreksia, muntah.
 Kulit : alopecia, pruritus.
 Reproduksi : ginekomastia, kehilangan libido, disfungsi ereksi.
 Mata : mempercepat katarak, optalmoplegia.

Peringatan dan Perhatian :.

Selama terapi dengan simvastatin harus dilakukan pemeriksaan kolesterol secara


periodik. Pada pasien yang mengalami peningkatan kadar serum transaminase, perhatian
khusus berupa pengukuran kadar serum transaminase harus dilakukan jika terjadi
peningkatan yang menetap (hingga 3 kali batas normal atas) pengobatan segera
dihentikan.

Dianjurkan melakukan tes fungsi hati sebelum pengobatan dimulai, 6 dan 12 minggu
setelah pengobatan pertama, dan berikutnya secara periodik (misalnya secara
semianual).Hati-hati penggunaan pada pasien alkoholism dan / atau yang mempunyai
riwayat penyakit hati.

Pada penggunaan jangka panjang dianjurkan melakukan tes laboratorium secara periodik
tiap 3 bulan untuk menentukan pengobatan selanjutnya.

Terapi dengan simvastatin harus dihentikan sementara atau tidak dilanjutkan pada
penderita dengan miopati akut dan parah atau pada penderita dengan resiko kegagalan
ginjal sekunder karena rabdomiolisis atau terjadi kenaikan “creatinin phosphokinase”
(CPK).

Penderita agar segera memberitahukan kepada dokter apabila terjadi nyeri otot yang
tidak jelas, otot terasa lemas dan lemah.

Simvastatin tidak diindikasikan dimana hipertrigliseridemia merupakan kelainan utama


(misalnya hiperlipidemia tipe I, IV dan V).

Keamanan dan efektivitas pada anak-anak dan remaja belum pasti.

Interaksi Obat :

 Pemakaian bersama-sama dengan immunosupresan, itrakonazol, gemfibrozil,


niasin dan eritromisin dapat menyebabkan peningkatan pada gangguan otot skelet
(rabdomiolisis dan miopati).
 Dengan antikoagulan kumarin dapat memperpanjang waktu protrombin.
 Antipirin, propanolol, digoksin

Kaptropil :

Farmakologi :

Captopril merupakan penghambat yang kompetitif terhadap enzim pengubah


angiotensin-I menjadi angiotensin-II / angiotensin converting enzyme (ACE). Captopril
mencegah terjadinya perubahan dari angiotensin-I menjadi angiotensin II, salah satu
senyawa yang dapat menaikkan tekanan darah. Captopril dan metabolitnya diekskresi
terutama melalui urin. Eliminasi waktu paruh Captopril meningkat dengan menurunnya
fungsi ginjal dimana kecepatan eliminasi berhubungan dengan bersihan kreatinin.

Indikasi :

Pengobatan hipertensi ringan sampai sedang. Pada hipertensi berat digunakan bila terapi
standar tidak efektif atau tidak dapat digunakan.

Pengobatan gagal jantung kongestif, digunakan bersama dengan diuretik dan bila
mungkin dengan digitalis.

Kontra Indikasi :

 Penderita yang hipersensitif terhadap Captopril atau penghambat ACE lainnya


(misalnya pasien mengalami angioedema selama pengobatan dengan penghambat
ACE lainnya).
 Wanita hamil atau yang berpotensi hamil.
 Wanita menyusui.
 Gagal ginjal.
 Stenosis aorta.

Dosis :

Hipertensi ringan sampai sedang. Dosis awal 12,5 mg, 2 kali sehari. Dosis pemeliharaan
25 mg, 2 kali sehari, yang dapat ditingkatkan selang 2–4 minggu, hingga diperoleh
respon yang memuaskan.  Dosis maksimum 50 mg, 2 kali sehari. Diuretik tiazida dapt
ditambahkan jika belum diperoleh respon yang memuaskan. Dosis diuretik dapat
ditingkatkan selang 1–2 minggu hingga diperoleh respon optimum atau dosis maksimum
dicapai.

Hipertensi berat. Dosis awal 12,5 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan bertahap
menjadi maksimum 50 mg , 3 kali sehari. Captopril harus digunakan bersama obat anti
hipertensi lain dengan dilakukan penyesuaian dosis. Dosis Captopril jangan melebihi 150
mg sehari.

Gagal jantung. Captoril digunakan bila terapi dengan diuretik tidak memadai untuk
mengontrol gejala-gejala.

Dosis awal 6,25 mg atau 12,5 mg dapat meminimalkan efek hipotensif sementara. Dosis
pemeliharaan 25 mg, 2–3 kali sehari, dapat ditingkatkan bertahap dengan selang paling
sedikit 2 minggu. Dosis maksimum 150 mg sehari.

Usia lanjut : Dianjurkan penggunaan dosis awal yang rendah, mengingat kemungkinan
menurunnya fungsi ginjal atau organ lain pada penderita usia lanjut.

Anak-anak : Dosis awal 0,3 mg/kg berat badan sampai maksimum 6 mg/kg berat badan
perhari dalam 2–3 dosis, tergantung respon.
Efek Samping :

 Proteinuria, peningkatan ureum darah dan kreatinin.


 Idiosinkrasi, rash, terutama pruritus.
 Neutropenia, anemia, trombositopenia.
 Hipotensi.

Interaksi Obat :

 Obat-obat imunosupresan dapat menyebabkan diskrasia darah pada pengguna


Captopril dengan gagal ginjal.
 Suplemen potassium atau obat diuretik yang mengandung potassium, dapat
terjadi peningkatan yang berarti pada serum potassium.
 Probenesid, dapat mengurangi bersihan ginjal dari Captopril.
 Obat antiinflamasi non steroid, dapat mengurangi efektivitas antihipertensi.
 Obat diuretik meningkatkan efek antihipertensi Captopril.
 Captopril dilaporkan bekerja sinergis dengan vasodilator perifer seperti
minoxidil.

Amlodipin :

Farmakologi :

Amlodipine merupakan antagonis kalsium golongan dihidropiridin (antagonis ion


kalsium) yang menghambat influks (masuknya) ion kalsium melalui membran ke dalam
otot polos vaskular dan otot jantung sehingga mempengaruhi kontraksi otot polos
vaskular dan otot jantung. Amlodipine menghambat influks ion kalsium secara selektif,
di mana sebagian besar mempunyai efek pada sel otot polos vaskular dibandingkan sel
otot jantung. Efek antihipertensi amlodipine adalah dengan bekerja langsung sebagai
vasodilator arteri perifer yang dapat menyebabkan penurunan resistensi vaskular serta
penurunan tekanan darah. Dosis satu kali sehari akan menghasilkan penurunan tekanan
darah yang berlangsung selama 24 jam. Onset kerja amlodipine adalah perlahan-lahan,
sehingga tidak menyebabkan terjadinya hipotensi akut. Efek antiangina amlodipine
adalah melalui dilatasi arteriol perifer sehingga dapat menurunkan resistensi perifer total
(afterload). Karena amlodipine tidak mempengaruhi frekuensi denyut jantung,
pengurangan beban jantung akan menyebabkan penurunan kebutuhan oksigen miokardial
serta kebutuhan energi. Amlodipine menyebabkan dilatasi arteri dan arteriol koroner baik
pada keadaan oksigenisasi normal maupun keadaan iskemia. Pada pasien angina, dosis
amlodipine satu kali sehari dapat meningkatkan waktu latihan, waktu timbulnya angina,
waktu timbulnya depresi segmen ST dan menurunkan frekuensi serangan angina serta
penggunaan tablet nitrogliserin.

Amlodipine tidak menimbulkan perubahan kadar lemak plasma dan dapat digunakan
pada pasien asma, diabetes serta gout.
Indikasi :

Amlodipine digunakan untuk pengobatan hipertensi, angina stabil kronik, angina


vasospastik (angina prinzmetal atau variant angina). Amlodipine dapat diberikan sebagai
terapi tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat antihipertensi dan antiangina lain.

Kontra Indikasi :

Amlodipine tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap amlodipine
dan golongan dihidropiridin lainnya.

Dosis :

Penggunaan dosis diberikan secara individual, bergantung pada toleransi dan respon
pasien.

Dosis awal yang dianjurkan adalah 5 mg satu kali sehari, dengan dosis maksimum 10 mg
satu kali sehari. Untuk melakukan titrasi dosis, diperlukan waktu 7-14 hari. Pada pasien
usia lanjut atau dengan kelainan fungsi hati, dosis yang dianjurkan pada awal terapi 2,5
mg satu kali sehari. Bila amlodipine diberikan dalam kombinasi dengan antihipertensi
lain, dosis awal yang digunakan adalah 2,5 mg.

Dosis yang direkomendasikan untuk angina stabil kronik ataupun angina vasospastik
adalah 5-10 mg, dengan penyesuaian dosis pada pasien usia lanjut dan kelainan fungsi
hati. Amlodipine dapat diberikan dalam pemberian bersama obat-obat golongan tiazida,
ACE inhibitor,  β-bloker, nitrat dan nitrogliserin sublingual.

Efek Samping :

 Secara umum amlodipine dapat ditoleransi dengan baik, dengan derajat efek
samping yang timbul bervariasi dari ringan sampai sedang. Efek samping yang
sering timbul dalam uji klinik antara lain : edema, sakit kepala. Secara umum    :
fatigue, nyeri, peningkatan atau penurunan berat badan.
 Pada keadaan hamil dan menyusui : belum ada penelitian pemakaian amlodipine
pada wanita hamil, sehingga penggunaannya selama kehamilan hanya bila
keuntungannya lebih besar dibandingkan risikonya pada ibu dan janin. Belum
diketahui apakah amlodipine diekskresikan ke dalam air susu ibu. Karena
keamanan amlodipine pada bayi baru lahir belum jelas benar, maka sebaiknya
amlodipine tidak diberikan pada ibu menyusui. Efektivitas dan keamanan
amlodipine pada pasien anak belum jelas benar.

Peringatan dan Perhatian :

Pasien dengan gangguan fungsi hati  :Waktu paruh amlodipine menjadi lebih panjang,
sehingga perlu pengawasan.

Interaksi Obat :
Amlodipine dapat diberikan bersama dengan penggunaan diuretik golongan tiazida, α-
bloker, β-bloker, ACE inhibitor, nitrat, nitrogliserin sublingual, antiinflamasi non-
steroid, antibiotika, serta obat hipoglikemik oral. Pemberian bersama digoxin tidak
mengubah kadar digoxin serum ataupun bersihan ginjal digoxin pada pasien normal.
Amlodipine tidak  mempunyai efek terhadap ikatan protein dari obat-obat : digoxin,
phenytoin, warfarin dan indomethacin. Pemberian bersama simetidin atau antasida tidak
mengubah farmakokinetik amlodipine.

16. Seorang laki-laki 28 tahun dengan diagnosa TB paru. Dokter memberikan gliseril
guaikolat, isoniazid, etambutol, pirazinamid dan ripamfisin. Setelah 2 minggu
menkonsumsi obat, keluarga mendapati bahwa air seni pasien berwarna kemerahan.
Sebagai apoteker, informasi apa yang akan anda sampaikan kepada pasien terkait
kejadian tersebut?
a. Hasil ekskresi metabolit etambutol
b. Efek samping pirazinamid
c. Efek samping isoniazid
d. Efek samping liseil guaikolat
e. Hasil ekskresi metabolit rifampisin

Jawaban : E
Ulasan dari jawaban
Rifampisin
Hingga 30 % dosis diekskresikan dalam kemih, lebih kurang setengahnya sebagai obat
bebas. Meransang enzim mikrosom, sehingga dapat menginaktifkan obat terentu.
Melintasi plasenta dan mendifusikan obat tertentu kedalam hati.
Obat ini dapat menyebabkan kencing, air ludah, dahak, dan air mata akan
menjadi coklat merah.
 Bagi yang menggunakan lensa kontak ( soft lense), disarankan untuk melepasnya,
karena akan bereaksi atau berubah warna.
 Bagi peminum alkohol atau pernah / sedang berpenyakit hati agar
menyampaikan juga kepada dokter / tenaga kesehatan lain karena dapat
meningkatkan efek samping.
 Sampaikan kepada dokter / petugas kesehatan lain jika mengalami efek samping
berat ( lihat efek samping)
 Jika akan melakukan pemeriksaan diagnostik kencing dan darah, beritahukan
bahwa sedang meminum Rifampisin kepada petugas laboratorium atau dokter dan
tenaga kesehatan lain karena kadangkadang akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan.
Etambutol

Obat ini diserap dari saluran cerna. Kadar plasma puncak 2-4 jam; ketersediaan hayati
77+ 8%. Lebih kurang 40% terikat protein plasma. Diekskresikan terutama dalam
kemih. Hanya 10% berubah menjadi metabolit tak aktif.
PIRAZINAMID
Efek samping hepatotoksisitas, termasuk demam anoreksia, hepatomegali, ikterus;
gagal hati; mual, muntah, artralgia, anemia sideroblastik, urtikaria.
Keamanan penggunaan pada anak-anak belum ditetapkan. Hati-hati
penggunaan pada: penderita dengan encok atau riwayat encok keluarga atau diabetes
melitus; dan penderita dengan fungsi ginjal tak sempurna; penderita dengan riwayat
tukak peptik.

ISONIAZID

Efek samping dalam hal neurologi: parestesia, neuritis perifer, gangguan penglihatan,
neuritis optik, atropfi optik, tinitus, vertigo, ataksia, somnolensi, mimpi berlebihan,
insomnia, amnesia, euforia, psikosis toksis, perubahan tingkah laku, depresi, ingatan
tak sempurna, hiperrefleksia, otot melintir, konvulsi.Hipersensitifitas demam,
menggigil, eropsi kulit (bentuk morbili,mapulo papulo, purpura, urtikaria),
limfadenitis, vaskulitis, keratitis. Hepatotoksik: SGOT dan SGPT meningkat,
bilirubinemia, sakit kuning, hepatitis fatal. Metaboliems dan endrokrin: defisiensi Vitamin
B6, pelagra, kenekomastia, hiperglikemia, glukosuria, asetonuria, asidosis
metabolik, proteinurea. Hematologi: agranulositosis, anemia aplastik, atau
hemol isis, anemia, trambositopenia. Eusinofilia, methemoglobinemia. Saluran cerna:
mual, muntah, sakit ulu hati,s embelit. Intoksikasi lain: sakit kepala, takikardia, dispenia,
mulut kering, retensi kemih (pria), hipotensi postura, sindrom seperti lupus,
eritemamtosus, dan rematik.

GLISERIL GIAIAKOLAT

Digunakan sebagai ekspetoran pada batuk berdahak, mekanismenya meningkatkan


volume dan menurunkan viskositas dahak di trakea dan bronki. Kemudian merangsang
pengeluaran dahak menuju faring. Efek samping : mual, muntah, batu ginjal.

17. Pasien mendapatkan kencing merah coklat, air mata merah, mengidap TBC paru dengan
BTA + dan mengkonsumsi obat sejak 2 minggu terakhir. Yang menyebabkan kencing
dan air mata berwarna merah coklat adalah…
A. Isoniazid
B. Rifampisin
C. Pirazinamid
D. Etambutol
E. .Streptomisin

Jawaban : B. Rifampisin.

Alasan :

Efek samping ringan


Efek samping Penyebab Penatalaksanaan

tidak ada nafsu Semua OAT


makan, mual, sakit diminum malam
perut Rifampisin sebelum tidur

Nyeri sendi Pirasinamid Beri aspirin

Beri vitamin B6
Kesemuatan s.d. (piridoksin)
rasa terbakar di kaki INH 100mg per hari

Tidak perlu
diberi apa-apa,
Warna kemerahan tapi perlu
pada air seni penjelasan
(urine) Rifampisin kepada pasien

Efek samping rifampisin yang paling umum adalah urine yang berwarna merah. Hal ini
disebabkan karena obatnya pun berwarna merah. Tidak hanya urine, air mata, keringat,
saliva atau cairan tubuh lainnya pun akan berwarna merah. Rifampisin diproses oleh
tubuh didalam hati, hanya sedikit yang diproses oleh ginjal. jadi jangan khawatir, telah
dipertimbangkan untuk pemakaian 6 bulan cenderung aman bagi tubuh. 

Air kencing berwarna merah bukan tanda ginjal tidak dapat menyaring obat, justru ginjal
berhasil meloloskan obat tersebut dari dalam tubuh sehingga urine berwarna merah,
Sebaiknya perlu diingatkan kepada pasien akan efek samping dari rifampicin ini agar
pasien tidak perlu merasa khawatir.

18. Seorang laki-laki berumur 25 tahun, mengelluhkan nyeri pada lambung, diare, dan
terdapat lendir pada feses. Kemudian dia diberikan dokter resep obat sulfasalazin 500 mg
4 kali sehari. Dari resep yang dituliskan dokter, apa kegunaan obat tersebut ?

Jawaban :

Kegunaan obat sulfasalazin : Untuk mengobati colitis ulserfatif ringan sampai sedang.

Kontraindikasi :

Hipersensitivitas terhadap salisilat dan sulfonamida, tidak untuk anak usia dibawah 2
tahun.

Dosis :

Oral : serangan akut 1-2 g 4 kali sehari, bila perlu diberikan juga kortikosteroid.

Dosis pemeliharaan : 500 mg 4 kali sehari.


Anak < 2 tahun : serang akut 40-60 mg/kg BB sehari.

Dosis pemeliharaan anak : 20-30 mg/kg BB sehari.

Interaksi obat :

a. Sulfasalazin + fenobarbital = meningkatkan eksresi seulfasalazin dalam empedu


sehingga menurunkan eksresi obat di urin.
b. Sulfasalazin + antibiotik = menurunkan konversi suflasalazin menjadi metabolit yang
aktif.
c. Sulfasalazin + azatioprin atau merkaptopurin (antineoplasma) = menghambat kedua
metabolisme obat sehingga efek terapi tidak tercapai.

d. Sulfasalzin + asam folat, digoksin = mengurangi penyerapan asam folat dan digoksin.

19. Menurut permenkes no 886 tahun 2011, salah satu tugas apoteker adalah pengelolaan
injeksi diazepam. Hal tersebut hanya diperuntukkan bagi apoteker yang memiliki STRA.
Dimanakah STRA bisa dibuat?
A. Dinas kesehatan RI
B. Balai POM
C. Badan POM

Jawaban : A

Surat Tanda Registrasi Apoteker, yang selanjutnya disingkat STRA adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi. Untuk memperoleh
STRA, Apoteker mengajukan permohonan kepada KFN dan dikeluarkan oleh Dinas
kesehatan RI (PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011)

20. suatu industi farmasi ingin membuat sediaan steril salep mata dengan kandungan zat
aktif memiliki titik leleh 78°C dan tidak tahan terhadap air. Cara sterilisasai manakah
yang sesuai ?
a. Panas basah
b. Panas kering
c. Filtrasi
d. Gas
Jawaban : C. Filtrasi, karena zat aktif tidak tahan panas dan juga tidak tahan terhadap air.
 Panas basah
Merupakan sterilisasi secara fisika, umumnya digunakan untuk bahan-bahan yang tahan
terhadap temperatur yang digunakan yaitu pada suhu 121°C pada tekanan 1 atm selama
15 menit mennggunakan autoclave.
 Panas kering
Merupakan sterilisasi secara fisika, menggunakan oven pada suhu 170°C selama 2 jam.
Digunakan untuk bahan yang tidak efektif disterilkan dengan panas basah seperti lemak
dan gliserin.
 Filtrasi
Merupakan sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk sterilisasi bahan- bahan yang
tidak tahan panas.
 Gas
Merupakan sterilisasi secara kimia, digunakan dalam pemaparan gas atau uap.
Menyebabkan destruksi mikroorganisme termasuk sel-sel spora dan vegetatif. Gas yang
biasa digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau campuran dengan gas
inert lainnya.

21. Seorang laki-laki berumur 20 tahun menebus resep Tramadol kapsul 50 mg sebanyak 50
tablet diminum 3 x sehari. Apa yang anda lakukan?
a. Memberikan sesuai resep
b. Memberikan Obat setengahnya
c. Menolak Resep
d. Menghubungi dokter kembali
e. Mengganti cara pemakaian

Jawaban D.

Analisis:

Tramadol Kapsul mengandung tramadol Hcl adalah analgesik kuat yang bekerja pada
reseptor opioat. Tramadol mengikat secara sterospesifik pada reseptor di system syaraf
pusat sehingga memblok sensasi rasa nyeri dan respon terhadap nyeri, dan menghambat
pelepasan neurotransmitter dari syaraf aferen yang sensitive terhadap rangsang,
akibatnya impuls nyeri terhambat.

Indikasi : Nyeri akut dan kronik berat, nyeri pasca bedah

Kontraindikasi : Hipersensitivitas, depresi nafas akut, peningkatan tekanan cranial,


epilepsi

Dosis :

 Nyeri kronis sedang-berat yang tidak memerlukan efek analgesik yang cepat
awal 25 mg/hari kemudian dinaikkan 25 mg/3 hari hingga 25 mg 4x sehari
max 400mg. sesudah itu dapat dinaikkan sesuai toleransi dan kebutuhan 50mg
setiap 3 hari hingga 50mg 4x sehari.
 Untuk efek yang cepat : 50-100 mg setiap 4-6 jam, jika perlu max 400mg/hari.

Lama pengobatan: pada pengobatan jangka panjang, kemungkinan terjadi


ketergantungan, oleh karena itu dokter harus menetapkan lamanya pengobatan.

Dari soal diketahui seorang laki-laki berumur 20 tahun, membeli 50 tablet tramadol 50
mg dengan pemakaian 3x sehari. Tramadol sering disalahgunakan karena bekerja seperti
opioid yang menyebabkan ketergantungan. Mengingat orang yang menebus resep masih
tergolong remaja, dan membeli obat dalam jumlah banyak, maka itu jangan memberikan
obat sesuai resep, karena dikhawatirkan penyalahgunaan obat. Lebih baik jika
dikonsultasikan ke dokter, untuk memastikan bahwa resep yang ditulis tidak palsu, dan
pengobatan berjalan dengan baik serta mencegah adanya penyalahgunaan obat.

22. Seorang perempuan berusia 35 tahun dengan usia kehamilan 12 minggu mengalami
panas tinggi. Dokter mendiagnosa pasien mengalami infeksi. Hasil kultur darah pasien
menunjukka positif Salmonella thyposa. Obat apakah yang tidak boleh dipergunakan
oleh pasien tersebut ?

a. Kloramfenikol
b. Amoksisilin
c. Epinefrin
d. Penisilin
e. Sefaleksin

Jawaban :

KLORAMFENIKOL

kloramfenikol (chloramphenicol) adalah antibiotik yang digunakan secara luas pada


infeksi bakteri. kloramfenikol (chloramphenicol) adalah antibiotika jenis bakteriostatik
dengan menghambat sistesis protein dengan cara menghambat aktivitas peptidil
transferase dari ribosom bakteri, secara spesifik mengikat residu A2451 dan A2452 dari
23s rRNA subunit ribosom 50s untuk mencegah terjadinya ikatan peptida.

Indikasi chloramphenicol

Kegunaan obat kloramfenikol (chloramphenicol) adalah untuk pengobatan demam tifus,


paratifus, infeksi Salmonella sp sp, H.influenzae, terutama infeksi meningeal, Rickettsia,
Lympogranulloma psitatacosis, bakteri gram negatif penyebab bakteria meningitis,
infeksi kuman yang resisten terhadap antibiotik lain, tidak untuk hepatobilier dan
gonorrhoea

Kontra indikasi

Kloramfenikol (chloramphenicol) dikontraindikasikan terhadap pasien yang hipersensitf


terhadap kloramfenikol (chloramphenicol) dan derivatnya. Sebaiknya tidak diberikan
kepada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati. jangan menggunakan antibiotik
ini untuk pengobatan influenza, batuk pilek dan faringitis.

Efek Samping

Efek samping yang paling serius dari kloramfenikol (chloramphenicol) adalah anemia
aplastik, meskipun jarang tetapi secara umum sangat fatal bila terjadi. kloramfenikol
(chloramphenicol) juga menyebabkan tertekannya sumsum tulang belakang selama
pemakaian, dan bisa menyebabkan leukemia (kanker darah atau kanker sumsum tulang)
pada pemakaian dalam jangka waktu lama. pemberian secara Intravena bisa
menyebabkan sindrom abu-abu pada bayi baru dilahirkan ataupun bayi prematur. efek
lain kloramfenikol (chloramphenicol) adalah hipersensitivitas, ruam,urtikaria, mual,
muntah, diare, sakit kepala dan super infeksi.

Toleransi terhadap kehamilan

Studi pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin. tidak ada studi
yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi manfaat
penggunaan obat lebih tinggi pemberian pada ibu hamil dapat diberikan meski terdapat
potensi resiko

Perhatian

Kloramfenikol (chloramphenicol) terdeteksi ikut keluar bersama ASI, sehingga jika


memungkinkan pemakaian kloramfenikol (chloramphenicol) selama menyusui sebaiknya
dihindari.Hati-hati memberikan kloramfenikol (chloramphenicol) kepada wanita hamil,
pasien dengan fungsi ginjal yang buruk, neonatus, dan bayi prematur. Pemakaian dengan
jangka waktu lama perlu dilakukan pemeriksaan hematologik berkala. Hati-hati terhadap
kemungkinan super infeksi dengan jamur dan bakteri.

interaksi obat

Kloramfenikol (chloramphenicol) berinteraksi dengan obat-obat seperti: dikumarol,


fenitoin,tolbutamid,fenobarbital dan sejenisnya

Dosis

Kloramfenikol (chloramphenicol) diberikan dengan dosis : dewasa, anak dan bayi> 2


minggu : 50 mg/kg BB/hari dalam 3-4 dosis; bayi dibawah 2 minggu : 25 mg/kg BB/hari
dalam 4-6 dosis; bayi prematur: 25 mg/kg BB/hari dalam2 dosis

AMOKSISILIN

Amoxicillin (Amoksisilin) Antibiotik turunan penisilin spectrum luas,yang menyerang


bakteri pada, bagian cincin Beta (β) Laktam. Dapat digunakan untuk mengatasi bakteri
gram positif dan bakteri gram negative. Relatif aman untuk anak anak dan ibu hamil
karena memiliki indeks keamanan pada wanita hamil B. Amoksisilin (Amoxicillin)
masuk ke dalam susu (ASI) meskipun dalam jumlah kecil, gunakan hati hati pada ibu
menyusui.

EPINEFRIN

Epinephrine adalah obat yang digunakan untuk penyuntikan pembuluh darah dalam
pengobatan hipersensitivitas akut. Aksi epinephrine menyerupai pengaruh stimulasi
syaraf adrenergic.

Indikasi:

Digunakan untuk mengobati anaphylaxis dan sepsis.


Dosis:

1.10 cg/menit infus IV

Tetapkan kadarnya untuk mengoptimalkan respon.

Efek Samping:

Efek CV (palpitasi, tachycardia, kedinginan, hipertensi, vasodilasi, hipotensi); Efek CNS


(kecemasan, kelelahan, gemetar, lemah, kepeningan, pusing); Efek lainnya (berkeringat,
hipersalivasi)

Overdosis atau pada subjek yang rentan: Cardiac arrhythmias, peningkatan BP (blood
pressure) yang tajam.

Instruksi Khusus:

Hipovolemia, metabolic acidosis dan hipoxia atau hipercapnia harus ditangani terlebih
dahulu sebelum pemberian dilakukan.

Hindari pada pasien dengan pheochromocytoma.

Gunakan dengan hati-hati pada pasien yang menderita arrhythmias atau tachycardia,
Printzmetal's angina, gangguan thromboembolic, pasien dengan riwayat occlusive
vascular disease, hipertensi, pada pasien yang lebih tua dan pasien pengidap DM.

PENISILIN

Penisilin relatif aman jika diberikan pada masa kehamilan, meskipun dapat melintasi
plasenta dan mencapai kadar terapetik, baik pada janin maupun pada cairan amnion.
Kadarnya dalam cairan amnion sedikit lebih rendah jika diberikan pada trimester
pertama kehamilan. Tidak pernah dilaporkan menyebabkan kelainan pada janin, hanya
kadang-kadang ditemukan reaksi alergi pada ibu

SEFALOSPORIN

Sefalosporin termasuk antibiotik beta laktam dengan struktur, khasiat dan sifat yang
banyak mirip penisilin, tetapi dengan keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

 Spektrum antibakterinya lebih luas tetapi tidak mencakup enterokoki dan


kuman-kuman anaerob.
 - Resisten terhadap penisilin asal stafilokoki, tetapi tidak efektif terhadap
stafilokoki yang resisten terhadap penisilin (MRSA).

Penggolongan safalosforin berdasarkan khasiat antimikroba dan resistennya terhadap


beta laktam, sfalosforin lazimnya digolongkan sebagai berikut :

 Generasi ke-1. Sefalotin dan sefalozin, sefradin, sefaleksin dan sefadroksil. Zat-
zat ini aktif terhadap cocci dan gram positif, tidak berdaya gonococci,
H.influenzae, bacteriodes dan psedomonas. Pada umumnya tidak tahan terhadap
laktamase.
 Generasi ke-2. Sefaklor, sefamandol, sefmetazolo dan sefuroksin lebih aktif
terhadap kuman gram negatif, termasuk H.influenzae, proteus, kjlebsiella,
gonococci dan kuman-kuman resisten untuk amoksilin. Obat-obat ini agak kuat
tahan-laktamase. Khasiatnya terhadap kuman gram positif (staphilococus dan
streptococus) lebih kurang sama.
 Generasi ke-3. Sefoferazon, sefotaksin (claforan), sefitokzim (cefizox),
seftriakson (Rocephin), sefotiam (Cefadrol), sefiksim (Sofix), sefodoksim
(Banan) dan sefrozil (Cefzil). Aktivitasnya terhadap kuman gram negatif lebih
kuat dan lebih luas lagi dan meliputi psedomonas dan bacteriodes, khususnya
sefatzidin. Resistennya terhadap laktamase juga lebih kuat, tetapi khasiatnya
terhadap stafilokokus jauh lebih rendah. Tidak aktif terhadap MRSA dan MRSE.
 Generasi ke-4. Sefepim dan sefiron. Obat-obat baru ini (1993) sangat resisten
terhadap laktamase; sefepim juga aktif sekali terhadap psedomonas.

Penggunaanya sebagian besar dari sefalosforin perlu diberikan parenteral dan terutama
digunakan pada rumah sakit. Obat-obat generasi pertama sering digunakan per oral pada
infeksi saluran kemih ringan dan sebagai obat pilihan kedua pada infeksi saluran napas.
Obat-obat generasi kedua dan ketiga digunakan parenteral pada infeksi serius yang
resisten terhadap amoksilin dan sefalosforin. Sedangkan obat-obat generasi keempat
sering digunakan bila dibutuhkan efektivitas lebih besar dan infeksi dengan kuman gram
positif.

Efek samping golongan ini pada umumnya sama dengan kelompok penisilin, tetapi lebih
jarang dan lebih ringan. Obat oral dapat menimbulkan terutama gangguan lambung-usus,
jarang sekali juga reaksi alergi.

Resisten dapat timbul dengan cepat, maka antibiotik ini jangan digunakan sembarangan
dan dicadangkan untuk infeksi berat. Resistensi silang dengan penisilin pun dapat terjadi.
Pada ibu yang sedang hamil dan menyusui lebih baik jangan memakai obat antibiotik
golongan ini karena sefalosforin dapat dengan mudah melintasi plasenta, tetapi kadarnya
dalam janin rendah daripada dalam darah ibunya. Dengan memungkinkan bila memakai
obat antibiotik golongan ini bisa digunakan sefalotin dan sefaleksin karena telah
digunakan selama kehamilan dan tidak dilaporkan efek buruk pada bayi. Kebanyakan
sefalosforin dapat mencapai air susu ibu. Dari sefaklor, sefotaksim, seftriakson dan
seftazidin hanya dalam jumlah kecil, yang dianggap aman bagi bayi.

23. Pada pernderita stroke iskemik mendapatkan t-PA, t-PA memiliki batas waktu pemberian
yang dapat menimbulkan berbahaya. Berapa batas waktu yang menimbulkan batas waktu
tersebut?
a. 1 jam
b. 2 jam
c. 3 jam
d. 4 jam
e. 5 jam

Jawaban : D

Stroke iskemik merupakan keadaan medis seseorang karena adanya gangguan aliran
darah yang menuju otak. Gangguan sirkulasi darah ini dikarenakan penyumbatan
pembuluh darah yang terhubung ke otak. Sumbatan ini bisa berupa gumpalan darah.
Secara medis stroke iskemik terdiri dari dua tipe yaitu stroke emboli dan stroke
trombotik. Perbedaan ini didasarkan pada sumber gumpalan darah sebagai penyebab
sumbatan arteri. Dengan adanya perbedaan ini tentunya perlu diterapkan cara pemulihan
stroke iskemik yang intensif. Lakukan cara pemulihan yang terbaik dan terbukti
keampuhannya dalam mengembalikan kondisi tubuh dan kesehatan normal seperti sedia
kala.

Stroke trombolik bisa menyerang siapa saja dikarenakan adanya penyumbatan arteri.
Sumbatan ini disebabkan oleh gumpalan darah karena adanya timbunan plak. Tumpukan
plak ini bisa berasal dari pola makan yang tidak sehat yang mengandung banyak
kolesterol dan lemak jahat. Sedangkan stroke emboli terjadi karena adanya sumbatan
arteri yang disebabkan oleh gumpalan darah dari bagian tubuh lainnya. Gumpalan darah
pada umumnya terjadi di daerah arteri yang mengalami penyempitan akibat timbunan
plak. Penyumbatan ini bisa terjadi pada satu atau dua arteri karotis. Dimana arteri ini
berperan dalam suplai darah menuju otak. Aliran darah yang semakin berkurang akibat
penyumbatan ini, akan berdampak pada kerusakan sel otak.  Oleh karenanya terapkan
cara pemulihan stroke iskemik terbaik, jika anda telah terdiagnosa menderita serangan
stroke.

Gejala dan Tanda Serangan Stroke Iskemik

Kerusakan otak bisa berlangsung menetap atau sementara tergantung dari tingkat
keparahan serangan stroke. Kerusakan otak bisa berlangsung untuk satu sisi kiri atau
kanan saja atau juga secara keseluruhan. Maka jika hanya menderita kerusakan di satu
bagian saja, maka akan terlihat penderitanya  mengalami mati separuh pada organ
tubuhnya. Sedangkan organ tubuh akan terasa mati keseluruhan, jika kerusakan otak
dialami semua bagian. Sehingga kinerja organ tubuh tidak bisa berjalan optimal, karena
kerusakan otak secara menyeluruh ini. Diagnosa akurat perlu anda lakukan, sehingga
pola pemulihan stroke iskemik bisa anda terapkan dengan sesegera mungkin.
Penanganan lebih dini akan mencegah serangan stroke meluas dan menambah tingkat
serangan stroke semakin parah.

Segera lakukan pemeriksaan intensif jika berbagai tanda serangan stroke telah anda
rasakan. Sehingga pola pemulihan stroke iskemik bisa dijalankan dengan cepat dan tepat.
Beberapa gejala dan tanda serangan stroke iskemik diantaranya adalah ucapan terdengar
tidak jelas atau cadel, terlihat gejala ataksia, menderita sakit kepala tak tertahankan,
keseimbangan tubuh menurun, mengalami kesulitan berjalan, merasa mati separuh
seperti organ kaki dan tangan di bagian kanan saja, kehilangan kesadaran, daya ingat
melemah  dan berbagai pertanda lainnya. Jangan tunda melakukan pemeriksaan dan
penerapan pengobatan yang tepat dan aman tanpa efek samping berbahaya. Pemulihan
dengan produk herbal terpercaya dan berkhasiat bisa anda terapkan.

Pengobatan Medis Dalam Pemulihan Stroke Iskemik

Pemulihan stroke iskemik ini yang dilakukan dunia medis berupa pemulihan sirkulasi
darah yang menuju ke otak secepat mungkin. Beragam cara pengobatan biasanya
diterapkan dalam proses pemulihan ini, diantaranya dengan perawatan memakai obat-
obatan tertentu seperti aspirin dan TPA atau Alteplase atau injeksi intravena aktivator
jaringan plasminogen. Obat aspirin digunakan untuk mencegah serangan stroke semakin
parah. Obat ini dipercaya juga bisa menghentikan pembentukan gumpalan darah. Aturan
pakai obat ini sangat bervariasi dan sayangnya memiliki efek samping berupa tekstur
darah jadi encer.

Sedangkan TPA diberikan kepada pasien stroke dengan cara menyuntikannya dari
pembuluh  yang berada di lengan. Obat ini dipercaya efektif dalam melenyapkan
gumpalan yang tertimbun di pembuluh darah. Demi alasan keamanan, maka obat ini
hanya bisa berkerja maksimal jika serangan stroke telah melampaui 4 jam. Khasiat obat
ini adalah melarutkan gumpalan darah dan melancarkan aliran darah. Cara ini bisa
diterapkan dalam pemulihan stroke iskemik, sayangnya anda harus merasakan derita
stroke selama 4 jam dahulu sebelum anda mengonsumsi obat kimia ini.

Pola pemulihan stroke iskemik lainnya yang dilakukan dokter dalam kondisi darurat


adalah pengobatan yang bisa langsung menuju otak.  Tabung panjang dan tipis atau
kateter akan diselipkan ke pembuluh darah arteri di areal pangkal paha mencapai areal
otak. Cara pemulihan stroke iskemik lainnya adalah dengan membuang bekuan mekanik.
Ahli medis akan memakai kateter dan diselipkan di dalam otak. Tujuan tindakan ini
adalah guna mengambil dan menghilangkan bekuan atau gumpalan yang menyumbat
pembuluh darah. Setelah gumpalan darah dihilangkan dari pembuluh darah, maka
sirkulasi darah semakin lancar. Sehingga kesembuhan bisa dirasakan penderita stroke
iskemik.

Prosedur lainnya dalam pemulihan stroke iskemik yang lebih tinggi tahapannya adalah


dengan cara membelah pembuluh darah yang mengalami penyumbatan oleh karena
timbunan plak. Metode pengobatan yang sering diterapkan adalah Endarterektomi, stent
dan angioplasti. Pengobatan Endarterektomi diterapkan guna melenyapkan tumpukan
plak atau lemak jahat di pembuluh darah karotid. Pembuluh arteri ini terdapat di
sepanjang otak hingga sisi leher. Sayatan sepanjang leher bagian depan akan dilakukan
dalam tindakan medis ini. Tujuannya guna membuka pembuluh darah karotis, sehingga
mudah membuang tumpukan lemak yang menyebabkan penyumbatan. Metode jahitan
akan diterapkan guna perbaikan pembuluh yang telah dibuka. Cara pemulihan stroke
iskemik ini bisa menghilangkan resiko serangan stroke iskemik, sayangnya penerapan
cara ini memiliki resiko lainnya. Dampak negatif ini bisa dirasakan oleh penderita
penyakit jantung dan kondisi medis lain.

Cara pemulihan stroke iskemik lainnya adalah dengan pengobatan dengan stent dan


angioplasti juga bisa diterapkan dengan menyelipkan kateter lengkap dengan stent atau
tabung jala dan di bagian ujung terdapat balon. Alat tersebut diselipkan melalui
pembuluh yang menjalar dari pangkal paha hingga bagian leher. Tahapan selanjutnya
balon akan dikembangkan di pembuluh yang terdapat sumbatan dan tabung jala akan
diselipkan guna mencegah pembuluh arteri tidak mengalami penyempitan lagi.
Sayangnya cara pemulihan stroke iskemik ini membutuhkan biaya besar dan resiko
kegagalan dalam pelaksanaan operasi tersebut.
24. Perusahaan farmasi yang akan memproduksi obat tradisional dari ekstrak kulit buah
manggis sebagai antioksidan, harus melakukan standarisasi dari senyawa markernya
(penanda) yaitu…
a. Andrographis
b. Astiotica
c. Mangostin
d. Xhantonis
e. Papain

Jawaban : C

Senyawa marker (penanda) pada manggis adalah mangostin

 Andrographis adalah senyawa marker sambiloto


 Papain merupakan enzim protease yang terkandung dalam getah pepaya, baik dalam
buah, batang dan daunnya.

 Di dalam kulit buah manggis (pericarp) terdapat komponen yang bersifat anti-
oksidan. Zat ini disebut xanthone. Xanthone merupakan antioksidan tingkat tinggi.
Xanthones adalah senyawa keton siklik polipenol ( C13H18O2). Struktur dasar
xanthones terdiri dari tiga benzena dengan satu benzena di tengahnya yang merupakan
keton. Hampir semua molekul turunan xanthones mempunyai gugus penol, sehingga
xanthones sering juga disebut polipenol. Kulit buah manggis memiliki kandungan
antioksidan yang tinggi. Selain berfungsi sebagai antioksidan, banyak penelitian di
Indonesia dan dunia yang mengungkapkan khasiat lain dari xathone seperti : antibakteri
dan anti jamur, antivirus, potensi antikanker, antiinflamasi, potensi anti arterosklerosis,
mencegah diabetes.

25. Bagaimana prosedur pemusnahan sediaan sirup?


a. Diencerkan terlebih dahulu dan dibuang ke selokan
b. Dibuang langsung ke tanah
c. Ditampung ke bak penampungan obat kadaluarsa

Sediaan Liquid (Sirup, elixir,suspensi,emulsi, dll)

Untuk sediaan liquid terlebih dahulu sediaan isi dalam kemasan diencerkan baru dibuang
lalu kemasan (botolnya ) dipecah kemudian ditimbun dalam tanah. Penimbunan dalam
tanah ini dilakukan sedalam mungkin agar pecahan botol tidak membahayakan kaki saat
tanah diinjak.

26. Seorang pasien TB mendapatkan terapi 2HRZE/4H3R3, mengapa pasien TB tersebut


harus mendapatkan kombinasi obat tersebut?

Jawaban : A
A. Untuk mencegah terjadinya resistensi terhadap bakteri M. Tuberculosis
Penjelasan:
Penyakit TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang mampu menginfeksi secara laten maupun progresif. Penyakit ini
disebut tuberkulosis karena terbentuknya nodul yang khas yaitu tubercle.

Pasien TB harus dikombinasi karena:


 Dinding sel Mycobacterium tuberculosis memiliki kompleks peptidoglikan,
memiliki kandungan lemak yang tinggi sehingga memiliki sifat tahan asam
(Bakteri Tahan Asam;BTA).
 Mycobacterium tuberculosis tidak tahan terhadap paparan sinar ultraviolet
sehingga cepat mati dengan sinar matahari langsung.
 M. tuberculosis sangat mudah mengalami resistensi sehingga dalam
penanganannya diperlukan kombinasi terapetik obat.

Pasien tersebut termasuk kedalam TBC pada kategori 1, dengan ciri-ciri:


 Pasien baru TBC Paru, BTA positif
 pasien TBC Paru, BTA negative foto toraks positif
 pasien TBC ekstra paru
Ciri-ciri bakteri Mycobacterium tuberculosis:
 Bakteri berbentuk batang, bersifat aerob obligat (memerlukan oksigen untuk
hidup), memiliki panjang 2-4 µm dan lebar 0,2-0,5 µm, serta memiliki waktu
pembelahan yang lambat (15-20 jam).
 Mycobacterium tuberculosis bersifat parasit fakultatif intraseluler. Umumnya
terdapat di air atau tanah yang merupakan habitatnya
Maka untuk pasien yang menderita TBC pada kategori 1, maka diberikan
2HRZE/4H3R3. Karena 2HRZE/4H3R3 artinya pengobatan termasuk kedalam Kategori
1 diobati dengan INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol selama 2 bulan(fase
intensif) setiap hari dan selanjutnya 4 bulan(fase lanjutan) dengan INH dan rifampisin 3
kali dalam seminggu.

MAKA DOSIS PANDUAN OBAT TBC UNTUK KATEGORI 1,yaitu:


Berat badan Tahap intensif tiap hari Tahap Lanjutan 3
selama 56 hari kali seminggu
RHZE(150/75/400/275) selama 16 minggu
RH(150/150)
30 – 37 kg 2 tablet 4 KDT 2 tablet 2 KDT
38 – 54 kg 3 tablet 4 KDT 3 tablet 2 KDT
55 – 70 kg 4 tablet 4 KDT 4 tablet 2 KDT
> 71 kg 5 tablet 4 KDT 5 tablet 2 KDT

Selain itu mekanisme kerja obat Anti Tuberkolosis tersebut, yaitu:


1. INH bekerja dengan menghambat sintesis asam mikolat, komponen terpenting pada
dinding sel bakteri.
2. Rifampisin menghambat aktivitas polymerase DNA yang tergantung DNA pada sel-
sel yang rentan.
3. Pirazinamid adalah analog pirazin dari nikotinamid yang bersifat bakteriostatik atau
bakterisid terhadap M. Tuberculosis.
4. Etambutol menghambat sintesis minimal 1 metabolit yang menyebabkan kerusakan
pada metabolisme sel, menghambat multipikasi, dan kematian sel.

27. Seorang pasien wanita datang ke apotek meminta informasi tentang obat untuk menunda
haid karena pasien akan melaksanakan umrah 1 minggu lagi. Obat apakah yang
direkomendasikan oleh apoteker kepada pasien?
a. Estradiol valerat
b. Norethisteron
Jawaban : B. Norethisteron
(Norethisteron)
Brand:: Caprifarmindo
Product Code:: G (Keras)
Komposisi: Norethisterone
Indikasi: Pengobatan perdarahan rahim disfungsional, endometriosis, metropati
hemoragika, sindroma pra-menstruasi, penundaan waktu haid,
menoragi dan dismenore
Dosis: Perdarahan rahim disfungsional : 3 kali sehari 1 tablet selama 10 hari.
Pencegahan perdarahan : 2 - 3 kali sehari 1 tablet dimulai hari ke-19
sampai hari ke-26 siklus haid. Endometriosis : 2 kali sehari 1 tablet
dimulai hari ke-5 siklus haid. Metropati hemoragik dan sindroma pra-
menstruasi : 2 - 3 kali sehari 1 tablet dimulai hari ke-19 sampai hari
ke-26 siklus haid. Penundaan waktu haid : 3 kali sehari 1 tablet selama
10-14 hari, dimulai 3 hari sebelum waktu haid yang diperkirakan, atau
3 kali sehari 1 tablet, biasanya lima hari sebelum berangkat naik haji
atau umroh. jika bercak-bercak perdarahan (spotting) terjadi,
tingkatkan dosis menjadi 3 kali sehari 2 tablet hingga perdarahaan
tersebut sama sekali berhenti. Menoragia : 3 kali sehari 1 tablet selama
10 hari sampai perdarahan berhenti. Dismenore : 3 kali sehari 1 tablet
dimulai hari ke-5 sampai hari ke-24 siklus haid untuk 3 - 4 siklus haid
berikutnya
Pemberian Obat: Berikan bersama makanan
Kontra Indikasi: Kehamilan, gangguan fungsi hati yang parah, riwayat sakit kuning,
gatal seluruh tubuh selama hamil, karsinoma payudara atau sal ginjal,
porfiria, perdarahan vagina, sindroma Rotor, riwayat tumor hati,
herpes selama hamil, gangguan tromboemboli, tromboflebitis,
penyakit serebrovaskular, infrak miokardial
Perhatian: DM, hipertensi, gangguan fungsi jantung dan ginjal, riwayat kejadian
tromboemboli, anemia sel sabit
Efek Samping: Gangguan fungsi hati, ikterus, eksaserbasi epilepsi dan migren,
jerawat, urtikaria, retensi urin, gangguan sal cerna, perubahan libido,
rasa tidak nyaman pada payudara, gejala pra menstruasi, siklus mens
tidak teratur, mual, insomnia, alopesia, hirsutisme (pada penggunaan
lama), depresi dan somnolen
Kemasan: Tablet 5 mg x 3 x 10
Brand:: Bayer Schering Pharma
Product Code:: G
Komposisi: 16 tablet putih masing-masing mengandung : estradiol valerate 2 mg, 12
tablet pink masing-masing mengandung : estradiol valerate 2 mg,
cyproterone acetate 1 mg
Indikasi: Terapi sulih hormon untuk keluhan gejala klimakterium, involusi kulit
dan sal kemih kelamin, depresi pada klimakterium. Gejala defisiensi
monopause atau hipogonadism, sesudah ovariektomi pada penyakit non-
kanker. Pencegahan osteoporosis pasca menopause
Dosis: 1 tablet putih/ hari untuk 16 hari pertama dilanjutkan dengan 1 tablet
pink/ hari untuk 12 hari berikutnya
Pemberian Obat: Berikan bersama makanan
Kontra Indikasi: Perdarahan vagina yang tidak terdiagnosa, diduga dan diketahui
mempunyai riwayat kanker payudara. Kondisi keganasan yang
tergantung dengan hormon seks, tumor hati, penyakit tromboemboli
arteri akut (seperti infark miokard, stroke), penyakit hati berat,
trombosis vena, hipertrigliserida berat. hamil dan laktasi
Perhatian: Tromboemboli vena dan arteri, kanker endometrium dan payudara,
tumor hati, penyakit kandung emped, demensia. Hentikan bila timbul
migren atau sakit kepala yang sering dan berat. Gangguan fungsi hati
yang tidak berat pada hoperbilirubinemia seperti sindroma Dubin
Johnson atau sindrom Rotor memerlukan pengawasan yang ketat.
monitor secara teratur fungsi hati, kadar trigliserida dan gula darah.
hentikan pada pasien dengan mioma dan endometriosis. singkirkan
kemungkinan prolaktinoma sebelum dilakukan terapi. hindari paparan
sinar matahari atau UV pada pasien dengan kloasma. Montor pasien
dengan epilepsi, penyakit payudara jinak, asma, migren, profiria,
otosklerosis, SLE, dan chorea minor
Efek Samping: Gangguan sistem reproduksi dan payudara, gangguan Gl, kelainan kulit
dan jar subkutan, gangguan sistim saraf. Palpitasi, edema, kejang otot,
perubahan berat badan dan libido, peningkatan nafsu makan, gangguan
penglihatan, intoleransi terhadap lensa kontak, reaksi hipersensitif
Interaksi Obat: Hidantoin, barbiturat, primondon, karbamazepin, rifampisin,
okskarbazepin, topiramat, felbamat, dan griseofulvin. Kebutuhan akan
antidiabetes oral dan insulin dapat berubah. Alkohol. Tes lab
Kemasan: Tablet 28
(Estradiol valerat) CLIMEN 28 TABLET
28. Sebuah industri farmasi ingin memproduksi tablet, bahan baku yang dimiliki oleh
industri tersebut memiliki sifat fisiko kimia tahan terhadap pemanasan dan serbuk halus.
Metode apa yang cocok untuk bahan baku tersebut?
a. Granulasi basah
b. Granulasi kering
c. Kempa langsung
Jawaban : A
Karena metode granulasi kering dan kempa langsung tidak cocok untuk zat yang
memiliki sifat fisiko kimia tahan terhadap pemanasan dan serbuk halus.
Metode granulasi kering digunakan dalam kondisi :
1. Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
2. Zat aktif susah mengalir
3. Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah;
1. Alirannya baik,
2. Kompresibilitasnya baik,
3. Bentuknya kristal,
4. Zat aktif  tidak tahan terhadap panas dan lembab.
Zat aktif yang cocok untuk metode granulasi basah :
1. Zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.
2. Zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan
kompresibilitasnya tidak baik.
29. Seorang pasien berumur 50 tahun menderita penyakit jantung kongesif dan diberikan
terapi warfarin. Pasien juga kesulitan untuk tidur dan dokter memberikan fenobarbital,
ternyata pasien keadaannya tidak membaik terjadi penumpukan thrombus di pembuluh
jantungnya. Mekanisme interaksi yang potensial terjadi?
a. Pergeseran ikatan protein plasma
b. Penghambat filtrasi glomerulus
c. Penghambat absorpsi
d. Percepatan metabolisme
e. Penghambat ekskresi renal

Jawaban: D. Percepatan Metabolisme.


Penjelasan:
Studi farmakokinetik pada manusia dan hewan, menunjukkan bahwa barbiturat adalah
induser enzim hati yang kuat, yang meningkatkan metabolisme dan klirens dari
antikoagulan kumarin dari tubuh. Efek ini mirip bagi R dan S-warfarin. Barbiturat
juga dapat mengurangi penyerapan dicoumarol dari usus (Stockley, I.H. 2008.
Stockley’s Drug Interaction. Eighth Edition. Pharmaceutical Press, London. Page
390)

Antikoagulan – Barbiturat
Efek antikoagulan dapat berkurang. Akibatnya: darah tetap membeku walau pasien
diberi antikoagulan. Barbiturat digunakan sebagai sedatif atau pil tidur.
Nama paten barbiturat:
Alurate Amytal Bustisol
Buticap Carbrital Eskabarb
Fenobarbital Lotusate Luminal
Mebaral Nembutal Seconal
Sedadrops Solfoton Tuinal
(Harkness, Richard. 1989. Interaksi Obat. Penerbit ITB. Bandung. Halaman 56)

30. R∕ PCT 500 mg

CTM 2mg

SL qs

Mf dtd pulv no XX

Berapa banyak tablet CTM yang diperlukan untuk membuat resep diatas

A. 1 tablet
B. 2 tablet
C. 3 tablet
D. 4 tablet
E. 5 tablet

JAWABAN: E. 5 tablet

Penjelasan :

Mf dtd pulv no XX

Buatlah serbuk terbagi sesuai resep tertera sebanyak 20 buah tablet

Menurut buku Ilmu Meracik Obat halaman 35, cara menghitung penimbangan pulvis
atau serbuk terbagi adalah :

Penimbangan CTM: 2mg x 20 = 40 mg.

Dibutuhkan 40 mg CTM untuk membuat sediaan pulvis pada resep ini.

Menurut FDA terdapat sediaan tablet CTM 4 mg dan 8 mg

Yang dipakai adalah tablet CTM 8 mg sehingga:


Jumlah tablet CTM yang diperlukan: 40mg∕8mg = 5 tablet CTM

Jadi, tablet CTM yang diperlukan sebanyak 5 tablet.

31. Seorang laki-laki usia 60 tahun memiliki penyakit PPOK (Penyakit Paru Obstruksi
Kronik), memiliki eksaserbasi akut dan mendapat obat inhalasi bronkodilator
(ipratropium dan salbuterol/salbutamol, …………..), inhalasi fixotide, dia juga
menderita infeksi dan diobati dengan eritromisin. Setelah beberapa hari dirawat inap dia
mengeluh konstipasi, efek samping dari obat mana konstripasi tersebut?
a. Ipratropium
b. Salbutamol
c. Codein
d. Eritomisin
e. Flixotide
Jawaban : A

Nama generik

Ipratropium Bromida

SUB KELAS TERAPI

Obat Untuk Saluran Napas

FARMAKOLOGI

Absorpsi : setelah oral inhalasi, hanya sedikit yang diabsorpsi dari permukaan paru atau
saluran cerna ke dalam sirkulasi sistemik.;Bioavailabilitas (oral inhalation) sekitar 2-7%.
OOA 1-3 menit, DOA = 4 jam, efek maksimum 1,5-2 jam. ;Distribusi : 0-9% terikat
dengan albumin plasma dan a1-acid glycoprotein secara in vitro.; Metabolisme :
sebagian dimetabolisme melalui hidrolisis ester;Ekskresi : feses, ginjal (dewasa 3.7-5.6%
dalam bentuk tidak berubah, anak 6-18 th 8.6-11.1% dalam bentuk tidak berubah. Waktu
paruh eliminasi 1.6 jam

STABILITAS PENYIMPANAN

Disimpan pada suhu 15-30oC, hindari paparan dengan kelembaban yang tinggi
;Terlindung dari panas/api ;Jika disimpan sesuai petunjuk, inhaler akan stabil selama 18
bulan dari tanggal pembuatan

Kontra Indikasi

Hipersensitif terhadap ipratropium. ;Hipersensitif terhadap soya lecithin (aerosol).

Efek Samping

Mulut kering, mual, konstipasi, sakit kepala, takikardi, fibrilasi atrial.


INTERAKSI MAKANAN

Beberapa bentuk sediaan mengandung soya lecithin. Jangan diberikan pada pasien yang
alergi terhadap soya lecithin / kedelai / kacang. ;Betelnut kemungkinan dapat
menurunkan efek antikolinergik Ipratropium.

INTERAKSI OBAT

Antimuskarinik : harus diperhatikan bila digunakan bersamaan karena berpotensi untuk


terjadinya interaksi.;Kombinasi albuterol dan inhaler ipratropium harus diperhatikan bila
digunakan bersamaan dengan obat golongan beta adrenergik yang lain karena
meningkatkan risiko efek samping pada kardiovaskular.;Secara teori, interaksi dengan
alkaloid belladonna : meningkatkan efek antikolinergik; dengan Cisaprid :
menghilangkan / menurunkan efikasi Cisaprid.

PENGARUH ANAK

Keamanan dan efektivias inhalasi pada anak-anak di bawah 12 tahun belum dibuktikan

PENGARUH KEHAMILAN

Kategori B. ;Tidak diketahui berbahaya. ;Efek teratogenik tidak diamati di studi pada
hewan.

PENGARUH MENYUSUI

Jumlah yang dieksresi melalui ASI sangat sedikit. ;Penggunaan pada ibu menyusui harus
diperhatikan.

BENTUK SEDIAAN

Inhaler 20 mcg/Semprot. ;Inhalation Solution 250 mcg/ml

PERINGATAN

Bledder-neck obstruction, narrow-angle glaucoma, hipertrofi prostat (Benign Prostatic


Hyperplasia), myasthenia gravis ;Tidak diindikasikan untuk terapi awal bronkospasma
akut.

INFORMASI PASIEN

Disarankan pada pasien untuk menggunakan obat secara konsisten selama periode terapi


untuk mendapatkan manfaat terapi yang maksimal. ;Diberitahukan kepada pasien
bahwa obat ini tidak memberikan perbaikan gejala simptomatik dengan segera / cepat
dan sebaiknya tidak digunakan pada kondisi bronkospasme akut. ;Informasikan kepada
pasien tentang cara penggunaan, pembersihan / perawatan dan penyimpanan inhaler.
Kocok inhaler setiap kali sebelum dipakai. Hindari semprotan ke dalam mata. Lakukan
test semprotan ke udara pertama kali sebelum digunakan atau jika tidak digunakan dalam
waktu yang lama. Kumur mulut dengan air setelah inhalasi.;Jika ada dosis yang lupa /
terlewatkan dan hampulir mendekati waktu untuk dosis berikutnya, lewatkan dosis yang
terlupakan tadi dan gunakan dosis berikutnya.;Diberitahukan kpd pasien untuk segera
menghubungi dokter bila dijumpai efek samping atau kondisi bertambah parah.

MEKANISME AKSI

Ipratropium bromida adalah antagonis kolinergik asetilkolin pada reseptor kolinergik,


yang memblok asetilkolin di saraf parasimpatetik otot bronkus, menyebabkan stimulasi
guanyl cyclase dan menekan peningkatan cGMP ;(mediator bronkokonstriksi), sehingga
menimbulkan bronkodilatasi. ;Aktivitas antimuskarinik pada otot bronkus lebih besar
dibandingkan pada kelenjar sekret.

MONITORING
Teknik penggunaan inhaler yang tepat ;Pengurangan gejala asma (inhalasi)

32. Bagaimana peran Apoteker dalam pemesanan diazepam OGB


a. Langsung memesan ke PBF Kimia Farma
b. Surat pemesanan 4 rangkap
c. 1 surat pemesanan untuk 1 item yang ingin dipesan
d. Surat pemesanan 2 rangkap
e. Surat pemesanan ke PBF yang punya item tersebut

Jawaban : E Surat pemesanan ke PBF yang punya item tersebut.

Karena tata cara pemesanan diazepam yang merupakan salah satu obat psikotropik
golongan IV itu cara pemesanannya sama dengan obat lainnya yakni dengan surat
pemesanan yang sudah ditandatangani oleh APA yang mempunyai SIPA yang dikirim ke
PBF atau pabrik obat yang punya item diazepam . Dan pemesanan diazepam yang
merupakan obat psikotropik ini tidak memerlukan surat pemesanan khusus dan 1 surat
pemesanan psikotropik dapat terdiri dari beberapa jenis obat psikotropik.
Sedangkan obtion A,B,C adalah tata cara pemesenan obat narkotik seperti morfin,codein
dan lainnya dimana hanya dipesan pada PBF Kimia Farma dengan Surat Pemesanan 4
rangkap dan tiap jenis atau item pemesanan narkotik menggunakan 1 Surat Pemesanan
yang dilengkapi dengan SIPA dan tandatangan dari APA dan stempel apotek .

33. Kontrol sterilisasi dengan menggunakan metode lempeng untuk menghitung jumlah
koloni dalam menentukan sterilitasnya. Berapakah jumlah koloni dengan menggunakan
metode lempeng dalam jumlah koloni/liter yang dapat dihitung atau dibagi?
a. 10-50 koloni/liter
b. 10-100 koloni/liter
c. 20-200 koloni/liter
d. 30-300 koloni/liter
e. 40-400 koloni/liter
Jawaban : D
Sebagai pijakan awal, harus diketahui bahwa hasil yang paling baik adalah antara 30-300
koloni per cawan , ada juga yang menyebutkan 25-250 koloni per cawan. Hal ini
ditujukan untuk meminimalisir kemungkinan-kemungkinan kesalahan dalam proses
analisa, terutama statistical error (Anonim, 2010). Menurut Pangastuti dan Triwibowo
(1996), syarat perhitungan jumlah bakteri adalah bahwa jumlah
koloni pada tiap cawan petri antara 30-300 koloni, bila tidak ada, dipilih yang mendekati.

34. Seorang laki-laki berumur 73 tahun datang menemui dokter spesialis rheumatologi
dengan keluhan nyeri pada persendiannya, kemudian laki-laki tersebut mengeluh
tulangnya terasa sakit, terapi apa yang harus diberikan kepada pasien tersebut?

a. Glukosamin
b. Kondroitin
c. Glukosamin+kondro
d. Glukosamin+kortikosteroid
e. Kondroitin+ ……….
Jawaban : C

Kondroitin sulfat merupakan komponen struktural penting penyusun jaringan kartilago


dan berperan dalam meningkatkan ketahanannya terhadap tekanan. Bersama dengan
glukosamin, kondroitin sulfat digunakan secara luas sebagai suplemen makanan untuk
mencegah osteoartritis

35. Seorang ibu pergi ke apotek untuk membeli obat cacing untuk anaknya. Anaknya
berumur 1,5 tahun dengan berat badan 10 kg. Obat yang tersedia di apotek adalah 25
mg/ml sedangkan dosis yang harus diberikan adalah 10 mg/kg bb. Berapa volume cairan
yang dibutuhkan?
a. 4 ml
b. 8 ml
c. 12 ml
d. 16 ml
e. 24 ml

Jawaban : A

Diketahui : Umur = 1,5 tahun

BB = 10 kg

Dosis yang tersedia = 25 mg/mL


Dosis yang harus diberikan = 10 mg/kg BB

Ditanyakan : Volume cairan yang dibutuhkan ?:

 Dosis yang diperlukan = 10 mg . 1 kg BB = X mg . 10 kg BB


10 kg
untuk 10 kg BB X mg = × 10 mg
1 kg
= 100 mg
 Volume cairan yang dibutuhkan = 25 mg . 1 mL = 100 mg . X mL
100 mg
X mL = ×1 mL
25 mg

= 4 mL (A)

36. Pengadaan obat fast moving seperti amlodipin sangat penting karena pemenuhan
kebutuhan pasien yang sangat tinggi. Cara analisisnya adalah :
a. Cost Effective Analysis dan Cost Minimation Analysis
b. Cost Reduction Analysis dan Cost Environment
c. Cost Reduction Analysis dan Health Care
d. Marginal Cost Analysis dan Opportunity Cost Analysis

Jawaban : A

a. Cost Effective Analysis dan Cost Minimation Analysis


Alasan :
Cara analisisnya adalah dengan menggunakan metoda analisis farmakoekonomi
sebagaimana telah dijelaskan adalah CEA, CMA, CUA dan CBA. Keempat metoda
analisis tersebut dapat dipergunakan di tiga komunitas farmasi, rumah sakit, dan apotek,
namun metoda yang paling banyak dipakai dan direkomendasikan adalah CEA.
Cost Effective Analysis dipakai untuk membandingkan dua atau lebih opsi pengobatan
pada kondisi tertentu. CEA membandingkan COST (biaya dalam satuan uang) dengan
Effectiveness (efektivitas dalam satuan klinik atau satuan kualitas hidup) pada interversi
pengobatan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Apa yang dimaksud hasil terbaik di
sini?Terbaik memperoleh effektivitas pengobatan yang maksimal dengan biaya
termurah. Artinya metoda CEA bukan sekedar metoda pencari yang termurah, tetapi juga
menjaga efektivitas obat.
CEA adalah evaluasi ekonomi yang bertujuan untuk melakukan identifikasi, menguji dan
membandingkan intervensi pengobatan dengan berbagai macam obat dalam satu wilayah
terapi. Biaya yang dikeluarkan diukur dalam satuan moneter (uang), sedangkan dampak
pengobatannya diukur dalam satuan tersendiri seperti misalnya jumlah nyawa yang
terselamatkan atau jumlah penyakit yang tersembuhkan atau panjang usia yang mungkin
diperoleh (karena dapat dihindarkan dari kematian).
Dalam Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit juga sudah ditentukan criteria obat
yang bias masuk Formularium Rumah Sakit yaitu dengan nama generic, yang terjamin
efek terapinya, keamanan serta harganya. Dalam metoda farmakoekonomi, itu adalah
CEA, Cost Effective Analysis, analisis tentang kemanjuran dan harga obat.
Dalam farmakoekonomi ada yang dinamakan CEA dan CMA.CEA memungkinkan
adanya pilihan obat yang efektif tetapi harganya lebih murah. Dengan CMA
memungkinkan pilihan obat yang sama efektivitasnya dengan harga yang
termurah.Semua tersedia pada golongan Obat Generik Berlogo, contoh Amlodipin.
Mengingat criteria efektivitas lebih rumit untuk diterapkan karena kelangkaan data
sekunder di apotek dan juga karena penafsiran efektivitas yang berbeda, maka analisis
yang paling mudah dalam pemilihan obat yang efektif tetapi murah di apotek adalah
dengan menggunakan CMA.
CMA adalah suatu analisa mengenai obat yang hasil dan efektivitasnya dianggap sama,
yang beda hanya cara pemberiannya saja, atau juga antara obat paten dengan generiknya
dianggap memiliki efektivitas dan hasil yang sama.

Kesimpulannya Amlodipin adalah obat hipertensi generic dengan cost yang rendah.
Walaupun begitu harganya rendah, pasien lebih memilih menggunakan amlodipin yang
generic daripada paten dengan harga mahal, padahal memiliki efek yang sama. Ini bias
ditinjau dari segi CMA. Dari segi CEA memperoleh effektivitas pengobatan yang
maksimal dengan biaya termurah. Artinya metoda CEA, bukan sekedar metoda pencari
yang termurah, tetapi juga menjaga efektivitas obat. Amlodipin murah, namun
mempunyai efektivitas yang baik. Jadi dengan analisis ini, Pengadaan obat fast moving
seperti amlodipin sangat penting karena pemenuhan kebutuhan pasien yang sangat
tinggi.

37. Seorang apoteker bekerja di industri ingin membuat tablet ibuprofen. Diketahui sifat zat
ibuprofen tahan panas dan lembab, jika diberikan tekanan maka ada bagian tablet yang
akan rapuh. Maka solusi pembuatan tablet tersebut adalah ?
a. Granulasi kering c. Kempa langsung
b. Granulasi basah d. Dry spray granul

Jawaban : B

Alasan :

Digunakan metode granulasi basah karena bahan aktif yang digunakan tahan panas dan
lembab. Selain itu, ibuprofen apabila diberi tekanan ada bagian tablet yang rapuh. Jadi
kurang cocok digunakan metode kempa langsung karena zat aktif yang dapat
menggunakan metode ini adalah zat aktif yang memiliki kompresibilitas yang baik.

38. Seorang ibu membawa R/ untuk anaknya (10 y.o), yg berisi Dry syrup amoksilin.
Sebelum diminum, amoksilin hrus direkonstitusi, yaitu dilarutkan dlm air. Pada saat
diberikan pada pasien, apoteker membritahu cara penyimpanan obat tsb. Berapa lama
obat tsb disimpan?

a. Obat disimpan selama 3 hari


b. Obat disimpan selama 7 hari
c. Obat disimpan selama 14 hari
d. Obat disimpan selama 21 hari
e. Obat disimpan selama 28 hari
Jawaban : B.

Pembahasan

Dry syrup : sirup kering adalah campuran obat dengan sakarosa, harus dilarutkan dalam
jumlah air tertentu sebelum dipergunakan.

Keuntungan : sediaan dry syrup memiliki kestabilan lebih tinggi atau daya
simpannya lebih lama. Jadi suatu bahan obat dibuat dry syrup karena bahan tsb tidak
tahan terhadap air. Oleh karena itu Obat yang sudah direkonstitusi tidak dapat disimpan
terlalu lama dibandingkan dengan sebelum direkonstitusi.

39. Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) menyelenggarakan CPD (Continuing Professional


Development) tentang “pelaksanaan penyakit hipertensi”. Seorang apoteker bernama tini
yang aktivitasnya bekerja dipaviliun Jantung disebuah rumah sakit ingin mengikuti acara
tersebut, dalam siklus CPD sebelum tini mengikuti acara tersebut harus melakukan
tahap?

a. Menghitung total SKP yang dihimpun


b. Mencari info jumlah SKP yang didapat pada kegiatan tersebut
c. Mencari tahu biaya untuk mengikuti acara tersebut
d. . ….... Kebutuhan aktivitas praktik
e. Mencari dan mengumpulkan artikel terkait topik acara tersebut

Jawaban : B. Mencari info jumlah SKP yang didapat pada Kegiatan tesebut

Continuing professional development

CPD atau Program Pendidikan Apoteker Berkelanjutan (P2AB) adalah serangkaian


upaya sistematis pembelajaran seumur hidup untuk meningkatkan dan mengembangkan
kompetensi apoteker yang meliputi berbagai pengalaman/pelatihan keprofesian setelah
pendidikan formal dasar yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan,
dan moral serta sikap professional apoteker agar apoteker senantiasa layak untuk
menjalani profesinya. CPD adalah suatu program yang dibuat oleh pengurus daerah
sebagai tim sertifikasi dan re-sertifikasi yang merupakan semi otonom. SKP (Satuan
Kredit Partisipasi) adalah ukuran atas kegiatan pendidikan berkelanjutan yang dilakukan
oleh apoteker selama kurun waktu berlakunya sertifikat Kompetensi.

40. Padaproduksi antibiotik golongan beta laktam limbah produksinya direaksikan dengan
NaOH selama 24 jam sebelum di alirkan ke bak penampungan limbah. apa fungsi
mereaksikan limbah tersebut dengan NaOH ?

a. Memecah cincin beta laktam


Alasan : Karena dengan penambahan NaOH yang sifatnya basa (dengan ph 10-12),
akibatnya terjadi reaksi hidrolisa pada cincin beta laktam tersebut. Dengan terputusnya
cincin beta laktam, maka obat antibiotik tersebut telah tidak aktif. Sehingga dapat di
buang ke saluran pembuangan.

41. Seorang pria dating ke IGD dengan keluhan sakit dada sebelah kiri sampai kepundak kiri
dan lengan sebelah kiri. Pria ini punya riwayat penyakit hipertensi 5 tahun terakhir. Pria
ini didiagnosis terkena serangan angina. Apa obat yang tepat untuk pria tersebut?

Jawaban :

Obat yang tepat diberikan yaitu ISDN. Karena ISDN bersifat vasodilator, pada angina
terjadi penyempitan pembuluh darah, sehingga darah yang masuk kejantung sedikit,
sehingga jantung kekurangan oksigen.

42. R/ Bisakodil supp No.III


S1dd1 supp malam hari
Pasien mendapatkan informasi dari apoteker mengenai cara penyimpanan
sediaan.Informasi apa yang diberikan?
a. Disimpan pada suhu kamar
b. Disimpan pada suhu kamar terkendali
c. Disimpan pada lemari pendingin
d. Disimpan dalam freezer

Jawaban : C

Bisokodil suppositoria

No : Numero (JUMLAH)

III (3)

S : Signa (tanda)

dd : de die (setiap hari)

Indikasi : Sembelit, menghilangkan rasa nyeri pada buang air besar, seperti hemoroid,
sebelum dan sesudah operasi, persiapan untuk barium enema, persiapan usus besar untuk
protoksigmoidoskopi.

Kontra indikasi : Operasi perut akut.

Dosis : Dewasa sekali sehari 1 suppositoria diberikan pada malam hari sebelum tidur.

Efek samping : Penggunaan jangka panjang dapat memicu atonia colon.

Alasan jawaban : Disimpan pada lemari pendingin


Khusus untuk sediaan obat yang memiliki sifat termolabil seperti obat suppositoria
disimpan pada lemari pendingin atau lemari es untuk menjaga stabilitas sediaan, karena
apabila disimpan dalam suhu kamar sediaan suppositoria akan mencair dan stabilitas dari
sediaan obat akan terganggu.

43.
44. Industri farmasi sedang mengembangkan bentuk sediaan larutan dengan bahan aktif
ibuprofen. Ibuprofen memiliki sifat sukar larut dalam air. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan kelarutan ditambahkan polimer hidrofilik. Metode apakah yang
digunakan?
a. Kosolvensi d. Dispersi padat
b. Solubilisasi e. Pembentukan garam
c. Kompleks inklusi
Jawaban : B Solubilisasi

Alasan :
Karena solubilisasi adalah suatu bentuk sediaan yang berupa cairan atau semi padat,
jernih, dan bersifat isotrop yang terdiri dari inkorporasi atau larutan di dalam air suatu zat
yang tidak larut air atau sedikit larut dalam air dengan bantuan surfaktan
(Swarbrick & Boylan 1966).
Polimer hidrofilik tersebuat merupakan surfaktan. Surfaktan mampu berperan dalam
solubilisasi (Ansel, 1989). Salah satu sifat pentingnya adalah kemampuan untuk
meningkatkan kelarutan bahan yang tidak larut atau sedikit larut dalam medium dispersi.
Surfaktan pada konsentrasi rendah menurunkan tegangan permukaan dan menaikkan laju
kelarutan obat (Martin, Swarbick, & Cammarata, 1993). Sedangkan pada kadar yang
lebih tinggi surfaktan akan berkumpul membentuk agregat yang disebut misel (Shargel,
Wu pong, & Yu, 1999)

45. Seorang pria berusia 37 tahun pergi ke Apotek. Dibutuhkan obat tanpa resep yang
menghambat fluktuasi asam. Obat yg tepat diberikan apoteker adalah?

a. Antasida dan simetidin d. Simetidin dan omeprazol

b. Antasida dan famotidin e. Simetidin dan parasetamol

c. Simetidin dan sukralfat

Jawaban : C. Simetidin dan Sulkralfat

Fluktuasi asam atau penyakit asam lambung naik, dalam dunia kedokteran istilah untuk
penyakit asam lambung naik adalah Gastro Esophageal reflux disease (GERD). Asam
lambung naik terjadi akibat sekresi yang berlebihan yang terjadi di lambung, seperti
lambung infeksi akibat salahnya asupan makanan yang masuk ke dalam lambung,
makanan terlalu berat dicerna dan diserap oleh lambung atau kurang asupan makanan
yang bergizi, sehingga kerja lambung melemah.
Obat yang tepat untuk pasien di atas dibutuhkan simetidin dan sulkralfat. Karena pasien
mengalami fluktuasi asam lambung jadi dibutuhkan sulkralfat untuk melapisi mukosa
lambung dan simetidin untuk menghambat sekresi asam lambung.

Jika dipilih jawaban A. antasida dan simetidin, mekanisme kerja antasida untuk
menetralkan asam lambung dan simetidin untuk menghambat sekresi asam lambung dan
tidak ada untuk melapisi mukosa lambung karena pasien mengalami fluktuasi asam.

Jika dipilih jawaban B. famotidin sama mekanisme kerjanya dengan simetidin.

Jika dipilih jawaban D. mekanisme kerja omeprazol untuk penghambat asam lambung
adenosin trfosfat hydrogen-kalium (pompa proton) daris el pariental lambung.

Jika dipilih jawaban E. mekanisme kerja parasetamol sebagai analgetik-antipiretik, tidak


ada indikasi untuk fluktuasi asam.

46. Seorang wanita 52 tahun mengeluh nyeri pada lutut dan tidak bisa berjalan. Data
radiologi menghasilkan T-score -3,00. Dokter mendiagnosa osteoporosis. Obat apa yg
disarankan untuk drug of choice ?
a. Kalsium dan vitamin D
b. Vitamin b12
c. Bifosfonat
d. Kholkisin
Jawaban : C

Penjelasan :

Definisi
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteoartinya tulang, dan porous berarti
berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu
penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau berkurang,
disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang
dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009).
Menurut WHO pada International Consensus Development Conference, di Roma, Itali,
1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa tulang yang
rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan kualitas jaringan
tulang, yang pada akhirnya menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan tulang dengan
resiko terjadinya patah tulang (Suryati, 2006).
Menurut National Institute of Health (NIH), 2001 Osteoporosis adalah kelainan
kerangka, ditandai dengan kekuatan tulang mengkhawatirkan dan dipengaruhi oleh
meningkatnya risiko patah tulang. Sedangkan kekuatan tulang merefleksikan gabungan
dari dua faktor, yaitu densitas tulang dan kualitas tulang (Junaidi, 2007)
Osteoporosis yang biasa kita kenal dengan pengeroposan tulang adalah berkurangnya
kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosft, sehingga tulang menjadi
keras dan padat. Untuk mempertahankan kepadatan tulang, tubuh memerlukan
persediaan kalsium dan mineral lainnya yang memadai, dan harus menghasilkan hormon
dalam jumlah yang mencukupi (hormon paratoroid, hormon pertumbuhan, kalsitonin,
estrogen pada wanita dan testosterone pada pria) Juga persediaan vitamin D yang
adekuat, yang diperlukan untuk menyerap kalsium dari makanan dan memasukkan
kedalam tulang.
Secara progresif, tulang meningkatkan kepadatannya sampai tercapai kepadatan
maksimal (sekitar usia 30 tahun). Setelah itu kepadatan tulang akan berkurang secara
perlahan. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka
tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.
(www.medicastore.com)

Klasifikasi
1. Osteoporosis primer, keadaan umum/biasa terjadi dan bukan keadaan patologis
(alami)
 Tipe 1 adalah tipe yang timbul pada wanita pascamenopause pada usia rata-
rata 55-65 tahun.
 Tipe 2 terjadi pada orang lanjut usia, baik pria maupun wanita. Terjadi pada
usia > 65 th, terjadi pada laki-laki dan perempuan tetapi 2 X lebih sering
pada wanita.
2. Osteoporosis sekunder, terjadi karena penyakit dan obat-obatan. Osteoporosis
sekunder terutama disebabkan oleh penyakit penyakit tulang erosif dan akibat obat-
obatan  yang toksik untuk tulang (misalnya glukokortikoid). Jenis ini ditemukan
pada kurang lebih 2-3 juta klien.
3. Osteoporosis idiopatik, idiopatik= belum diketahui penyebabnya dan ditemukan
pada:
a. Usia kanak-kanak (juvenil)
b. Usia remaja (adolesen)
c. Wanita pra-menopouse
d. Pria usia pertengahan

Diagnosis
Diagnosis osteoporosis umumnya secara klinis sulit dinilai, karena tidak ada rasa nyeri
pada tulang saat osteoporosis terjadi walau osteoporosis lanjut. Khususnya pada wanita-
wanita menopause dan pasca menopause, rasa nyeri di daerah tulang dan sendi
dihubungkan dengan adanya nyeri akibat defisiensi estrogen. Masalah rasa nyeri jaringan
lunak (wallaca tahun1981) yang menyatakan rasa nyeri timbul setelah bekerja, memakai
baju, pekerjaan rumah tangga, taman dll. Jadi secara anamnesa mendiagnosis
osteoporosis hanya dari tanda sekunder yang menunjang terjadinya osteoporosis seperti :
 Tinggi badan yang makin menurun.
 Obat-obatan yang diminum.
 Penyakit-penyakit yang diderita selama masa reproduksi, klimakterium.
 Jumlah kehamilan dan menyusui.
 Bagaimana keadaan haid selama masa reproduksi.
 Apakah sering beraktivitas di luar rumah , sering mendapat paparan matahari cukup.
 Apakah sering minum susu? Asupan kalsium lainnya.
 Apakah sering merokok, minum alkohol?

a. Pemeriksaan Fisik
Tinggi badan dan berat badan harus diukur pada setiap penderita osteoporosis.
Demikian juga gaya berjalan penderita osteoporosis, deformitas tulang, nyeri spinal.
Penderita dengan osteoporosis sering menunjukkan kifosis dorsal atau gibbus dan
penurunan tinggi badan.
b. Pemeriksaan Radiologis
Gambaran radiologik yang khas pada osteoporosis adalah penipisan korteks dan
daerah trabekuler yang lebih lusen. Hal ini akan tampak pada tulang-tulang vertebra
yang memberikan gambaran picture-frame vertebra.
c. Pemeriksaan Densitas Massa tulang (Densitometri)
Densitas massa tulang berhubungan dengan kekuatan tulang dan resiko fraktur . untuk
menilai hasil pemeriksaan Densitometri tulang, digunakan kriteria kelompok kerja
WHO, yaitu:
1. Normal bila densitas massa tulang di atas -1 SD rata-rata nilai densitas massa tulang
orang dewasa muda (T-score)
2. Osteopenia bila densitas massa tulang diantara -1 SD dan -2,5 SD dari T-score.
3. Osteoporosis bila densitas massa tulang -2,5 SD T-score atau kurang.
4. Osteoporosis berat yaitu osteoporosis yang disertai adanya fraktur

Penatalaksanaan
Saat ini, obat paling efektif untuk osteoporosis yang disetujui oleh FDA adalah agen-
agen antiresorptive, yang mengurangi pemindahan kalsium dari tulang. Tulang
merupakan struktur dinamis yang hidup, di mana ia terus-menerus dibangun dan
diuraikan (diresorpsi). Proses pembangunan tulang dikerjakan oleh sel-
sel osteoblast, dan peruraian (resorpsi) tulang dilakukan oleh sel-sel osteoclast. Proses
ini merupakan bagian penting dari upaya tubuh untuk mempertahankan tingkat kalsium
yang normal dalam darah dan berfungsi untuk memperbaiki retakan kecil dalam tulang
yang terjadi akibat aktivitas normal sehari-hari, dan untuk memperbaiki tulang
berdasarkan tegangan terjadi pada tulang. Osteoporosis terjadi ketika kecepatan
resorpsi tulang melebihi kecepatan pembangunan tulang. 
Obat antiresorptive menghambat penguraian tulang (resorpsi), sehingga menjaga
keseimbangan dalam mendukung tulang membangun kembali dan meningkatkan
kepadatan tulang. Obat-obat yang termasuk agen antiresorptive antara lain adalah
alendronate, risedronate, raloxifene, ibandronate, kalsitonin,
zoledronate, dan denosumab.
1. Obat golongan Bisphosphonates (bifosfonat)
Bifosfonat mengurangi risiko patah tulang pinggul, patah tulang pergelangan tangan, dan
patah tulang belakang pada orang dengan osteoporosis. Alendronate (Fosamax),
risedronate (Actonel), ibandronate (Boniva), dan zoledronate (Reclast) adalah termasuk
obat golongan bisphosphonates. Untuk mengurangi efek samping dan untuk
meningkatkan penyerapan obat, semua bifosfonat digunakan secara oral dan harus
diminum pada pagi hari, pada waktu perut kosong, 30 menit sebelum sarapan, dan
dengan minimal 240 ml air ( bukan jus). Hal ini meningkatkan penyerapan bifosfonat
tersebut. Minum pil dengan posisi duduk atau berdiri (serta jumlah yang cukup minum
cairan) dapat meminimalkan kemungkinan pil bersarang di kerongkongan, di mana ia
dapat menyebabkan ulserasi dan luka dikerongkongan. Pasien juga harus tetap tegak
selama minimal 30 menit setelah minum pil untuk menghindari refluks pil ke dalam
kerongkongan. Makanan, kalsium, suplemen zat besi, vitamin dengan mineral, atau
antasida yang mengandung kalsium, magnesium, atau aluminium dapat mengurangi
penyerapan bifosfonat oral, sehingga mengakibatkan hilangnya efektivitas. Oleh karena
itu, bifosfonat oral harus diminum dengan air biasa hanya di pagi hari sebelum sarapan.
Juga, tidak boleh mengkonsumsi makanan atau minuman lain selama minimal 30 menit
sesudahnya.

 Alendronate adalah obat antiresorptive biphosphonate. Alendronate disetujui untuk


pencegahan dan pengobatan osteoporosis postmenopause serta untuk osteoporosis yang
disebabkan oleh obat kortikosteroid. Alendronate telah terbukti meningkatkan densitas
tulang dan mengurangi patah tulang pada tulang belakang, pinggul, dan lengan.
Alendronate adalah obat osteoporosis pertama yang juga disetujui untuk meningkatkan
kepadatan tulang pada laki-laki dengan osteoporosis. Salah satu efek samping dari
alendronate adalah iritasi esofagus (pipa makanan yang menghubungkan mulut ke perut).
Peradangan esofagus (esophagitis) dan bisul pada kerongkongan telah dilaporkan jarang
dengan menggunakan alendronate.

 Risedronate merupakan obat antiresorptive bifosfonat berikutnya. Seperti


alendronate, obat ini telah disetujui untuk pencegahan dan pengobatan osteoporosis
postmenopause serta untuk osteoporosis yang disebabkan oleh obat kortikosteroid.
Risedronate secara kimiawi berbeda dari alendronate dan memiliki efek samping lebih
kecil dalam menyebabkan iritasi kerongkongan. Risedronate juga lebih ampuh dalam
mencegah resorpsi tulang dibandingkan alendronate. Ibandronate (Boniva) Ibandronate
(Boniva) adalah bifosfonat untuk pencegahan dan pengobatan osteoporosis
postmenopause. Ini tersedia dalam formulasi untuk keduanya menggunakan oral harian
dan bulanan serta untuk infus setiap tiga bulan.

 Zoledronate adalah obat antiresorptive bifosfonatyang unik, ia diberikan secara


intravena sekali setiap tahun. Formulasi ini tampaknya memiliki kemampuan yang
sangat baik untuk menguatkan tulang dan mencegah patah tulang dari kedua tulang
tulang belakang dan non-tulang belakang. Dengan dosis sekali setahun jelas lebih
nyaman dipakai oleh pasien. Seperti dengan semua bifosfonat, pasien yang memakai
obat ini harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D yang memadai sebelum dan setelah
infus obat untuk hasil yang optimal. Umumnya, pasien diberi acetaminophen pada hari
diberikan infus dan untuk beberapa hari setelahnya, untuk mencegah nyeri sendi dan otot
kecil, dan infus berlangsung sekitar 20-30 menit. Zoledronate digunakan untuk
mengobati dan mencegah osteoporosis pada wanita menopause dan meningkatkan massa
tulang pada pria osteoporosis. Obat ini juga digunakan untuk mengobati dan mencegah
osteoporosis yang diinduksi glukokortikoid. Zoledronate mengurangi risiko patah tulang
setelah trauma patah tulang pinggul, dan tidak boleh digunakan selama atau sebelum
kehamilan.

1. Modulator reseptor estrogen selektif (SERMs)

Raloxifene tergolong obat yang disebut modulator reseptor estrogen selektif (SERMs).
SERMs bekerja seperti estrogen dalam beberapa jaringan tetapi sebagai antiestrogen
dalam jaringan lain. Dengan demikian, raloxifene dapat bertindak seperti estrogen pada
tulang, tapi sebagai antiestrogen pada lapisan rahim di mana efek estrogen dapat memicu
kanker.

SERM pertama yang mencapai pasar adalah tamoxifen, yang menghambat efek
stimulatif estrogen pada jaringan payudara. Tamoxifen telah terbukti bermanfaat pada
wanita yang memiliki kanker pada satu payudara untuk mencegah kanker pada payudara
kedua. Raloxifene adalah SERM kedua yang disetujui oleh FDA. Raloxifene telah
disetujui untuk pencegahan dan pengobatan osteoporosis pada wanita menopause. Dalam
sebuah studi tiga tahun yang melibatkan sekitar 600 wanita menopause, raloxifene
ditemukan untuk meningkatkan densitas tulang (dan menurunkan kolesterol LDL)
sementara tidak memiliki efek merugikan pada lapisan rahim (yang berarti bahwa tidak
menyebabkan kanker rahim). Karena efek antiestrogen nya, efek samping yang paling
umum dengan raloxifene adalah hot flashes. Sebaliknya, karena efek estrogenik nya, obat
ini meningkatkan risiko penggumpalan darah, termasuk deep vein thrombosis (DVT) dan
embolisme paru (bekuan darah di paru-paru). Peningkatan risiko terbesar terjadi selama
empat bulan pertama penggunaan. Pasien yang memakai raloxifene harus menghindari
periode lama imobilitas selama perjalanan, karena pembekuan darah lebih mudah terjadi.
Risiko trombosis vena dalam dengan raloxifene mungkin sebanding dengan estrogen.
Obat ini mengurangi risiko patah tulang spinal pada wanita menopause dengan
osteoporosis, tapi tidak diketahui apakah ada manfaat yang sama dalam mengurangi
risiko patah tulang pinggul.

2. Calcitonin

Calcitonin adalah hormon yang telah disetujui oleh FDA di AS untuk mengobati
osteoporosis. Calcitonis berasal dari beberapa jenis hewan, tapi kalsitonin dari ikan
salmon adalah yang paling banyak digunakan. Calcitonin dapat diberikan sebagai injeksi
di bawah kulit (subkutan), ke dalam otot (intramuskuler), atau dihirup (intranasal).
Calcitonin telah terbukti untuk mencegah keropos tulang pada wanita postmenopause.
Pada wanita dengan osteoporosis, kalsitonin telah terbukti meningkatkan densitas dan
kekuatan tulang di tulang belakang saja. Calcitonin adalah obat antiresorptive yang lebih
lemah dari bisphosphonates. Calcitonin tidak efektif dalam meningkatkan kepadatan
tulang dan memperkuat tulang seperti estrogen dan agen antiresorptive lain, terutama
bisphosphonates. Selain itu, ia tidak seefektif bifosfonat dalam mengurangi risiko patah
tulang belakang dan belum terbukti efektif dalam mengurangi risiko patah tulang
pinggul. Oleh karena itu, kalsitonin bukanlah pilihan pertama pengobatan pada wanita
dengan osteoporosis. Namun demikian, kalsitonin adalah pengobatan alternatif yang
bermanfaat untuk pasien yang tidak dapat mentolerir obat lain.

3. Teriparatide

Teriparatide adalah versi sintetis dari hormon manusia, hormon paratiroid, yang
membantu mengatur metabolisme kalsium. Tidak seperti obat lain untuk osteoporosis
yang mengurangi resorpsi tulang, teriparatide mendorong pertumbuhan tulang baru. Obat
ini diberikan dengan cara disuntikkan ke dalam kulit. Karena keamanan jangka panjang
belum diketahui, ia hanya yang disetujui FDA untuk 24 bulan penggunaan. Obat ini
diketahui dapat mengurangi fraktur tulang belakang pada wanita dengan osteoporosis,
tetapi tidak diketahui apakah ada pengurangan serupa dalam risiko patah tulang pinggul.

4. Denosumab

Denosumab adalah obat terbaru yang disetujui untuk osteoporosis. Ia merupakan


antibodi yang akan menghambat second messenger yang memainkan peran dalam
memicu penipisan tulang oleh sel tulang yang bertanggung jawab untuk resorpsi tulang.
Denosumab memperkuat tulang dengan meningkatkan kepadatan dan mengurangi
fraktur. Obat ini diberikan dalam bentuk suntikan dua kali dalam setahun di bawah kulit.
Denosumab digunakan untuk pengobatan wanita postmenopause dengan osteoporosis
yang berisiko tinggi untuk patah tulang, atau pasien yang telah gagal atau tidak toleran
terhadap terapi osteoporosis lain yang tersedia. Denosumab dapat menyebabkan
peningkatan risiko infeksi dan hypocalcemia.

Pada kasus soal diatas, ibu tersebut (52 tahun) mengeluh nyeri pada lutut dan tidak bisa
berjalan. Data radiologi menghasilkan T-score -3,00. Jelas dokter mendiagnosa ib
tersebut menderita osteoporosis. Kenapa? Karena mnurut National Osteoporosis
Foundation (NOF) mengatakan bahwa, seseorang dikatakan menderita osteoporosis
apabila nilai BMD ( Bone Mineral Density ) berada dibawah -2,5. Maka obat yang
disarankan untuk ibu tersebut adalah obat dengan golongan biofosfonat. Sedangkan
untuk suplemennya disarankan mencukupi asupan kalsium dan vitamin D, dan jangan
lupa mulai gaya hidup sehat dengan melakukan olahraga teratur.
47. Dokter anastesi membutuhkan 30 ml larutan lidokain 1% (BM 234). Apoteker menyiapkan
obat dengan menggunakan lidokain HCL dengan (BM 288). Berapa mg lidokain HCl yang di
perlukan?

a. 234,75
b. 300,00
c. 369,50
d. 812,23
e. 1230,..
Jawaban : C

Dik: V lidokain = 30 ml dalam 1%

BM lidokain (234)

BM lidokain HCl (288)

Dit: berapa mg yang diperlukan?

Jawab:

1
Lidokain 30 ml dalam 1% = 30 x = 0,3 g
100

BM Lidokain HCL
Lidokain HCl yang diminta = x Jumlah dosis lidokain
BM lidokain

288
= x 0,3g =0,36923 g = 369,23 mg
234

Lidokain (lignokain, xylokain) adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara topical
dan suntikan. Larutan lidokain 0,25-0,5% dengan atau tanpa adrenalin digunakan untuk
anestesi infiltrasi dengan larutan 1-2% untuk anestesi blok atau topical. Untuk anestesi
permukaan tersedia lidokain gel 2%, sedangkan pada analgesi/anestesi lumbal digunakan
larutan lidokain 5%.

Lidokain HCl (Drug Information 2003 hal 3090, Farmakope Indonesia IV hal 497,
Martindale ed 28 hal 902)

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, etanol, larut dalam kloroform dan tidak larut
dalam eter

pH : 4 – 5,5 (Martindale ed 28 hal 902), 5 – 7 ( Drug Injectable & FI IV)

Stabilitas : Lidokain harus disimpan dalam suhu lebih kecil dari 40oC, lebih baik antara
15 - 30 oC, hindari penyimpanan pada pendinginan. Larutan lidokain aman terhadap
asam dan hidrolisis alkali dapat dipanaskan pada autoklaf, Larutan untuk anestesi spinal
harus diautoklaf pada 15 psi dan pada suhu 121 oC selama 15 menit. Larutan yang
mengandung lidokain 1,5 % harus disterilisasikan lebih dari satu kali dan untuk lidokain
yang mengandung lidokain 5 % disterilisasikan lebih dari satu sampai dua kali

Khasiat : Anestetik lokal

Dosis : Intravena 0,5 % (Martindale ed 28 hal 908)

OTT : Amfoterisin, sulfadiazin sodium, methohexital sodium, cefalozin sodium dan


fenitoin sodium

48. Seorang perempuan periksa ke dokter dengan keluhan sering berkeringat, tidak
tahan panas, lemah otot, palpitasi. Dokter memeriksa dan hasilnya hipotiroid.
Manakah yang yang sesuai untuk keluhan palpitasi?

a. Nifedipin
b. Furosemid
c. Piroksikam
d. Verapamil
Jawaban : D

Palpitasi ; perasaan berdebar-debar atau denyut jantung tidak teratur yang sifatnya
subjektif.

Alasannya ; verapamil mempunyai efek langsung terhadap elektrofisiologik dan mekanik


otot jantung dan otot polos pembuluh darah. Dalam pembentukan impuls verapamil
dapat memperlambat impuls spontan di nodus SA. Verapamil menurunkan kecepatan
depolarisasi spontan fase 4 di serabut purkinje dan dapat menghambat delayed after
depolarization dan triggered activity yang terlihat pada toksisitas digitalis eksperimental.
Efek yg paling nyata dari verapamil adalah munurunkan kecepatan konduksi melalui
nodus AV dan memperpanjang masa refrakter fungsional nodus av. Efek ini di duga
merupakan efek langsung dari kanal ca++. Depresi nodus AV menyebabkan penurunan
respon ventrikel pada fibrilasi atau flutter atrium dan menghilangkan takikardia
supraventrikel paroksimal.

49. Perusahaan farmasi ingin membuat sediaan ODT orraly disintegrating tablet
domperidon.Bahan superdesintegran yg cocok adalah?
a. Amilum
b. Mikrokristalin selulosa
Jawaban : A. Amilum
Alasan: Amylum mempunyai daya tarik yang bagus terhadap air dan mengandung air
ketika keadaan lemah sehingga memberikan kemudahan pemecahan pada matrik.
Kemampuan amilum sebagai bahan penghancur sipengaruhi oleh amilosa dalam amilum
hal ini dikarenakan amilosa mampu mampu menyerap air

50. Sebuah pabrik farmasi hendak membuat tablet herbal terstandar dari ekstrak umbi
bawang putih. Diketahui data CoA fisiko-kimia ekstrak adalah sebagai berikut:
kental, kompresibilitas rendah, higroskopisitas tinggi, tidak tahan terhadap panas.
Metode pembuatan tablet yang cocok adalah…
a. Granulasi kering.
b. Granulasi basah.
c. Granulasi pelelehan.
d. Semprot kering.
e. Kempa langsung.
Jawaban : A.

Alasannya: Karena dalam formulasi ini ada bahan yang tidak tahan panas yaitu Bawang
putih yang mempunyai ekstrak yang kental dan banyak mengandung air sehingga
diperlukan kompresibilitas yang rendah dan higroskopis yang tinggi. Jadi metode
granulasi kering ini dibutuhkan senyawa aktif yang peka terhadap panas dan campuran
serbuk kering dilakukan dengan cara kompresi tanpa melibatkan panas dan pelarut.

51.

Anda mungkin juga menyukai