Konselor :Wa’alaikumsalam (konselor menghampiri konseli, menjabat tangan, dan membawa konseli
memasuki ruangan). Silakan duduk imah. (Konselor duduk disebelah klien dan posisi badan konselor
condong menghadap pada konseli). Senang sekali hari ini bias bertemu denganmu. Bagaimana
kabarmu?
Attending
Salimah :Ya, pak, Alhamdulillah saya baik-baik saja. Ada apa pak saya dipanggil kesini?
Konselor :Ada sesuatu yang ingin bapak bicarakan dengan kamu, bapak memperoleh informasi dari guru
wali kelasmu kalau kamu mempunyai masalah dengan absensi.
Salimah :(Imah tertunduk malu, menggaruk-garuk kepalanya, karena merasa bersalah; penampilan
imah tidak seperti biasanya, hari ini jilbab nya berantakan, memakai gelang)
Konselor :(Konselor memperhatikan dengan seksama perilaku dan penampilan salimah tersebut;
konselor memprediksi bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan siswanya ini). Imah, kalau boleh
bapak tahu, apa yang menyebabkan kamu sering tidak masuk sekolah?
Observing
Konselor :Tidak apa-apa, Imah. Ceritakan saja pada bapak apa yang terjadi sebenarnya? Keberadaan
bapak disini untuk membantumu, apabila ada masalah nanti kita cari jalan keluarnya bersama. (Konselor
tersenyum dan memegang pundak Salimah; untuk meyakinkan salimahuntuk mulai bercerita)
Attending
Konselor :Mmmh, Kamu merasa bosan dan kurang semangat. kenapa imah?
Responding to feeling
Salimah :Kalau lulus SMA nanti orang tua saya menginginkan saya masuk pesantren pak.
Konselor :Jadi, kamu kurang semangat belajar dan merasa bosan di sekolah karena orang tua kamu
menyuruhmu masuk pesantren.
Responding to content
Konselor :Imah , kalau boleh bapak tahu, setelah lulus nanti kamu ingin melanjutkan kemana?
Salimah :Saya ingin melanjutkan sekolah ke jurusan informatika pak, saya tertarik dengan komputer.
Konselor :Baik Imah , kamu merasa sedih dan kecewa karena keinginan orang tuamu tidak sesuai dengan
apa yang kamu inginkan.
Responding to meaning
Salimah :Ya pak. Saya merasa kecewa, frustasi, dan tidak tahu harus berbuat apa untuk meyakinkan
orangtua
Salimah :Belum pak, saya ragu-ragu dan takut untuk membicarakannya, lagi pula bapak dan ibu saya
terlalu sibuk untuk hal seperti ini.
Konselor :Begini Imah , kamu tahukan orangtua mu pasti ingin yang terbaik untuk kamu. Bapak yakin
mereka pasti mau mendengarkan keinginanmu juga.
Salimah :Tapi pak, saya takut mengecewakan mereka, kalau mereka tahu saya tidak mau masuk
pesantren nanti, mereka pasti akan sangat kecewa. Saya tidak tahan melihat mereka kecewa.
Konselor :Jadi kamu akan sangat sedih, jika kamu mengecewakan orang yang kamu sayangi. Apakah
benar seperti itu? Tapi di sisilain kamu ingin keinginanmu terpenuhi?
Personalizing meaning
Konselor :Ok kalau begitu, sekarang coba kamu pikirkan sekali lagi. Apakah orang tuamu akan kecewa
jika mengetahui kalau anak kesayangannya sering bolos sekolah? Apakah dengan bolos sekolah akan
menyelesaikan persoalan?
Konselor :Kamu merasa frustasi dengan kondisimu saat ini, karena kamu tidak mampu untuk
menyampaikan keinginanmu pada orangtua.
Personalizing problems
Salimah :Betul pak. Jadi apa yang harus saya lakukan pak?
Konselor :Imah . Jika melanjutkan ke jurusan informatika ini benar-benar keinginanmu, kamu harus
berusaha agar kamu berani berbicara dengan orang tuamu.
Personalizing goal
Salimah :Baik pak saya akan coba. Tapi bagaimana pak jika orang tua saya tetap dengan keinginannya?
Saya akan sangat kecewa, pasti hal ini akan mengganggu konsentrasi dan semangat saya untuk belajar
pak.
Konselor :Begini imah. Bapak mengerti dengan kondisimu saat ini. Kamu merasa putus asa, karena apa
yang telah kamu lakukan selama ini, tidak akan menghasilkan apa-apa karena kamu tidak mencapai
tujuan yang kamu inginkan.
Responding to meaning
Konselor : imah, yang menjadi masalah bukanlah keinginan orangtuamu yang berbeda, atau karena
ketidak mampuanmu untuk berbicara pada orangtuamu, tapi permasalahannya adalah tujuanmu dalam
belajar.
Personalizing problem
Konselor :Coba pikirkan kembali Imah , apa tujuanmu sekolah? Mengejar cita-cita ataukah mencari
ilmu?
Personalizing goal
Salimah :Lebih tepatnya kita belajar di sekolah untuk mencari ilmu pak.
Defining goal
Konselor :Betul imaj, mencari ilmu adalah tujuannya. Nah sekarang bapak Tanya lagi. Mencari ilmu itu
untuk apa?
Konselor :Jika setelah menuntut ilmu, tetapi pegetahuan dan wawasanmu masih tetap, tidak
menghasilkan apa-apa bagaimana?
Salimah :Iya pak. Terus pak apa hubungannya dengan masalah saya ini. Saya belum mengerti?
Konselor :Yang harus kamu perbaiki adalah niat awalmu untuk mencari ilmu. Pada hakikatnya sama
dengan tujuan manusia ini hidup yaitu untuk menggapai ridho Alloh. Dan Ridho Alloh itu ada pada ridho
kedua orangtua.
Konselor :Betul Imah , bapak sendiri belum mampu. Bapak hanya ingin kamu mempertimbangkan
perkataan bapak ini.
Salimah :Baik pak. Jadi jika orangtua tidak ridho, ridho Alloh pun tidak akan kita dapatkan?
Nah sekarang setelah pembicaraan kita ini, kamu mulai membicarakan keinginan ini pada orangtuamu.
Silahkan tentukan kira-kira kapan? Dimana waktu yang tepat untuk membicarakannya? Jangan takut
untuk memulai.
Developing schedule
Salimah :Baik pak, saya akan berbicara dengan orangtua saya ketika orangtua saya sedang santai,
biasanya hari libur.
Konselor : Bagus, dalam kondisi santai mudah-mudahan orangtuamu lebih terbuka menerima pendapat-
pendapatmu.
Salimah :Amin, mudahan-mudahan pak. Pak setelah saya berbicara kepada orangtua, bolehka saya
datang kembali ke Bapak.
Konselor :Tentu saja boleh Imah, kamu tidak akan sendirian, bapak juga akan mencoba untuk
menghubungi orangtuamu. Supaya mereka pun lebih memahami kondisimu ini.
Konselor :Iya sama-sama, bapak akan lebih senang jika kamu juga menghentikan kebiasaan bolosmu dan
kembali ke sekolah sebaai siswa yang rajin.
Konselor :Baik imah, ada yang masih ingin dibicarakan lagi? Kalau tidak ada silahkan kamu boleh kembali
ke kelasmu
Closing
Salimah :Tidak ada pak, terima kasih, saya permisi masuk ke kelas pak. Assalamu’alaikum. (bersalaman
dengan konselor)
Konselor :Wa’alaikumsalam (Konselor bersalaman dengan imah, tersenyum dan mengantar Imah sampai
pintu.