Anda di halaman 1dari 68

ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA

JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL, VOL. 23, NO. 2, JULI


2019 UNIVERSITAS UDAYANA

Disusun Oleh :

1. Kresna Putra Wicaksana (2005521027)

2. Agis Prassetio (2005521019)

3. Rizal Kukuh Permadi (2005521015)

4. Putri Lisnarsih Istifarila (2005521026)

5. Tomi Ranubaya Saputra (2005521029)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam Pendidikan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini agar kedepannya dapat lebih baik.
Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
karena pengalaman yang kami miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Hormat kami

Kelompok 6

ii
DA FTAR ISI

Halaman Judul
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Metode Penelitian............................................................................................3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................7
2.2 Kerangka Teori................................................................................................7
BAB III
ANALISIS KESALAHAN
3.1 Ejaan ..............................................................................................................19
3.2 Pilihan Kata...................................................................................................23
3.3 Struktur Kalimat.............................................................................................34
3.4 Struktur Paragraf.............................................................................................38
3.5 Penalaran/Logika ...........................................................................................47
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................51
4.2 Saran ..............................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................53

DAFTAR LAMPIRAN

iii
Lampiran 1
Studi Eksperimental dan Analisis Kapasitas Baja Akibat Eksentrisitas Pelat
Sambungan...............................................................................................................55
Lampiran 2
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kerugian Negara Pada Tahap
Pengandaan Pekerjaan Jasa Konstruksi 56
Lampiran 3
Studi Ekperimental Perilaku Tekan Pasangan Bata dan Bahan Pembentuknya......57
Lampiran 4
Analisis Perbandingan Perilaku Struktur Baja Diagrid dengan Rangka Terbreis
pada Gedung 16 Lantai 58
Lampiran 5
Analisis pola pergerakan di Kota Denpasar.............................................................59
Lampiran 6
Bab IV Buku Bhs Media_Pastika_Acuan Sumpelem.pdf 60
Lampiran 7
Kesalahan Penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia pada Makalah
Karya Mahasiswa 61
Lampiran 8
Analisis Kesalahan Ejaan pada Makalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang 62
Lampiran 9
Susunan Anggota dan Pembagian Tugas 63

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan menulis merupakan salah satu bagian dari keterampilan


berbahasa yang perlu mendapat perhatian lebih. Hal ini merupakan kenyataan
bahwa kegiatan menulis merupakan kegiatan yang bersifat mendasar. Menulis
merupakan salah satu sarana untuk menuangkan ide gagasan. Kegiatan
menuangkan ide dalam bentuk tulisan ini memerlukan pemahaman tentang
kemampuan kebahasaan.

Bagi pemakai bahasa khususnya mahasiswa, kegiatan menulis bukanlah


suatu hal yang asing karena kegiatan ini sering dilakukan mahasiswa dalam
menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan, seperti menulis karya ilmiah contohnya
makalah. Makalah merupakan karya tulis ilmiah yang dituangkan ke dalam bentuk
tulisan beserta penjelasannya dengan memperhatikan elemen pendukung secara
ilmiah. Makalah sebagai media komunikasi yang digunakan mahasiswa untuk
melatih kecerdasan, melatih keterampilan menulis, dan menanamkan kebiasaan
gemar menulis. Penulisan makalah sebagai karya tulis mahasiswa dalam suatu
perkuliahan agar mahasiswa kreatif dalam menulis karya tulis ilmiah.

Penggunaan ejaan, pilihan kata, struktur kalimat, struktur paragraf dan


penalaran pada makalah mahasiswa masih terdapat kesalahan, karena mahasiswa
dalam proses penulisan tersebut tidak berpedoman pada kaidah bahasa yang
benar. Bahasa yang biasa digunakan mahasiswa dalam penulisan makalah
terkadang tidak menggunakan bahasa dan ejaan yang tepat. Di samping itu,
terdapat beberapa pendapat yang menyatakan bahwa kesalahan berbahasa itu
bersumber pada ketidakhati-hatian mahasiswa.

Berdasarkan etimologi, kata ejaan berasal dari kata eja, yang berarti
melafalkan huruf-huruf atau lambang bunyi bahasa. Ejaan adalah kaidah-kaidah
cara menggambarkan bunyi-bunyi kata dan kalimat dalam bentuk tulisan
(hurufhuruf) dan penggunaan tanda baca (KBBI, 2002). Berdasarkan pengertian

v
di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ejaan adalah tata cara penggunaan
kata,

kalimat, dan tanda baca baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Ejaan yang
disempurnakan atau yang lebih dikenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang
mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanggal 16 Agustus 1972.
Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pedoman umum
EYD diganti dengan nama Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
penyempurnaan naskahnya disusun oleh Pusat Pengembangan dan Perlindungan,
Badan Pengembangan dan Pembinaan bahasa. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
mencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar (kapital),
tanda koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya,
tanda petik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda elips, dan tanda garis miring
(Sugiarto, 2012:1-2).

Struktur kalimat adalah rangkaian kata yang membentuk


sebuah kalimat dan dibangun oleh unsur-unsur yang sifatnya relatif tetap, berupa
subjek, predikat, obyek, pelengkap, dan keterangan. Subyek merupakan unsur
yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan dalam suatu kalimat, dapat berupa
kata atau frase benda.

Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang,


dan kalimat penegas. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik,
kalimat pengembang, dan kalimat penegas. Parazraf terdiri atas kalimat topik,
kalimat pengembang, dan kalimat peneges.

Karya tulis ilmiah terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu skripsi, tesis,
jurnal ilmiah, laporan penelitian, makalah seminar, artikel ilmiah, makalah dan
laporan eksekutif. Pembahasan karya tulis ilmiah dalam tulisan ini akan
difokuskan pada Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. Pemilihan ini dilakukan dengan dasar
pemikiran makalah merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang dibuat
oleh mahasiswa untuk tugas perkuliahan.

vi
Penelitian ini mengkaji bagaimana penggunaan Bahasa Indonesia pada
Jurnal Teknik Sipil

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana bentuk kesalahan dan perbaikan penggunaan ejaan pada


Jurnal Ilmiah Teknil Sipil Vol.23 No.2 Universitas Udayana?
b. Bagaimana bentuk kesalahan dan perbaikan pilihan kata yang terdapat
pada Jurnal Ilmiah Teknil Sipil Vol.23 No.2 Universitas Udayana?
c. Bagaimana bentuk kesalahan dan perbaikan struktur kalimat yang
terdapat pada Jurnal Ilmiah Teknil Sipil Vol.23 No.2 Universitas
Udayana?
d. Bagaimana bentuk kesalahan dan perbaikan struktur paragraf yang
terdapat pada Jurnal Ilmiah Teknil Sipil Vol.23 No.2 Universitas
Udayana?
e. Bagaimana bentuk kesalahan dan perbaikan penalaran yang terdapat
pada Jurnal Ilmiah Teknil Sipil Vol.23 No.2 Universitas Udayana?

1.3 Metode Penelitian

Penelitian tentang kesalahan penggunaan ejaan, kesalahan penggunaan


pilihan kata, kesalahan struktur kalimat, kesalahan struktur paragraf, dan
kesalahan penalaran bahasa Indonesia pada Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol 23,
No. 2, Juli 2019 Universitas Udayana merupakan penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, yakni menggambarkan apa yang dilihat/hasil
pengamatan. Tujuan penelitian deskriptif adalah membuat pengamatan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta. Subjek penelitian mencakup semua
pihak yang dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.

vii
Subjek penelitian ini diambil dari Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol 23, No.
2 Universitas Udayana, yang dikeluarkan pada bulan Juli 2019. Objek penelitian
adalah sesuatu yang dibahas atau pokok permasalahan dalam penelitian. Objek
penelitian ini adalah kesalahan penggunaan ejaan, kesalahan penggunaan pilihan
kata, kesalahan struktur kalimat, kesalahan struktur paragraf, dan penalaran
bahasa Indonesia.

Data ialah semua informasi atau bahan yang disediakan alam (dalam arti
luas) yang harus dicari dan disediakan dengan sengaja oleh peneliti yang sesuai
dengan masalah yang diteliti (Sudaryanto, 1993:3). Data dalam penelitian ini
berupa kesalahan penggunaan kesalahan penggunaan ejaan, kesalahan
penggunaan pilihan kata, kesalahan struktur kalimat, kesalahan struktur paragraf,
dan penalaran yang terdapat pada beberapa artikel dalam jurnal ini. Sumber data
dalam penelitian ini Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 23, No. 2 Universitas
Udayana.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik


observasi. Teknik dokumentasi yang didapat pada saat observasi. Dilanjutkan
dengan teknik simak dan catat. Penelitian ini menggunakan metode analisis padan
intralingual, yaitu metode analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsur -
unsur bahasa dengan mengacu pada makna unsur-unsur yang berada dalam bahasa
(bersifat lingual).

1.3.1 Apa yang dilakukan setelah ditemukan kesalahan ?

1.3.1.1 Apa yang dilakukan setelah ditemukan kesalahan dalam struktur kalimat
Penyusunan struktur kalimat harus benar agar menjadi laporan yang jelas dan
terperinci, sedangkan kesalahan struktur kalimat yang dilakukan adalah tidak urut
dan kurang lengkap dalam penyusunannya sehingga saat dibaca pemahamannya
kurang jelas.
Jadi yang harus dilakukan adah memperbaiki kesalahan yang biasa dalam
paragraf yang kurang diperhatikan dalam kalimat- kalimatnya

1.3.1.2 Apa yang di lakukan setelah ditemukan kesalahan dalam struktur paragraf

viii
Kesalahan yakni paragraf tersebut hanya terdiri dari satu kalimat, sehingga
tidak memenuhi syarat terbentuknya sebuah paragraf pada unsur kelengkapan. Hal
ini tidak sesuai dengan ketentuan persyaratan paragraf yakni suatu paragraf
dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Tidak adanya
kalimatkalimat penjelas yang menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat
utama. Sehingga unsur kelengkapan tidak ditemukan dalam paragraf di atas.
Alangkah lebih baik jika ditambah beberapa kalimat penjelas yang menunjang
kalimat topik.

1.3.1.3 Apa yang di lakukan setelah ditemukan kesalahan dalam ejaan kata
Penyusunan struktur kalimat harus benar sesuai dengan aturan yang ada pada
bahasa Indonesia agar suatu pemikiran atau informasi dapat tersampaikan secara jelas dan
utuh. Penggunaan kalimat dalam menyampaikan suatu informasi harus sesuai dengan
unsur pokok penyusun kalimat, yaitu subjek dan predikat. Selain itu, terdapat pula
bentuk-bentuk kalimat yang ada yang harus dicermati dalam penyusunannya.

Perbaikan kesalahan struktur kalimat yang akan dilakukan meliputi perbaikan struktur
kalimat yang harus dipenuhi (subjek, dan predikat), kejelasan informasi, penggunaan
unsur lain (objek, keterangan, dan pelengkap), serta penggunaan konjungsi.

1.3.1.4 Apa yang di lakukan setelah ditemukan kesalahan dalam pilihan kata

Pada penulisan kata, kesalahan penulisan terdapat 4 kasus, yaitu:

 Hilangnya vokal dan konsonan, kesalahan penulisan kata terjadi dengan


hilangnya vokal dan konsonan.
 Penyisipan huruf yang salah dan tidak perlu dapat menihilkan arti kosakata
yang ditulis.
 Kosakata asing muncul karena pengaruh Grammar kesalahan penulisan
kata yang lain yakni kemunculan kosakata asing karena pengaruh grammar
yang ter-setting bahasa Inggris di laptop salah satu mahasiswa. Akibatnya,
ada beberapa kosakata yang seharusnya sudah tertulis tepat menggunakan
bahasa Indonesia berubah seketika menjadi bahasa Inggris.

ix
 Penggunaan kata depan dan verba pasif awalan di kesalahan penulisan
kata yang terakhir yaitu terbaliknya penggunaan kata “di” sebagai kata
depan dan “di” sebagai unsur verba pasif.

Dalam pemilihan kata selebih baiknya kita harus harus memperhatikan kata-
kata yang harus kita gunakan agar tidak bermasalh ke depan dan pembacanya
nanti.

1.3.1.5 Apa yang di lakukan setelah ditemukan kesalahan dalam penalaran


Kesalahan penalaran kalimat tampak dari tidak adanya hubungan antar
bagian kalimat, jawaban terhadap pertanyaan apa yang dapat meningkatkan
kreativitas mahasiswa. Jawaban terhadap pertanda apa yang menunjukkan
pentingnya dalam penalaran sebuah kalimat. Maka yang harus di lakukan adalah
memahami dengan cermat sebuah kalimat untuk penalaran yang lebih baik.

x
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Menulis merupakan salah satu sarana untuk menuangkan ide gagasan.


Kegiatan menuangkan ide dalam bentuk tulisan ini memerlukan pemahaman
tentang kemampuan kebahasaan. Bagi pemakai bahasa khususnya mahasiswa,
kegiatan menulis bukanlah suatu hal yang asing karena kegiatan ini sering
dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan, seperti
menulis karya ilmiah.

Berdasarkan hasil penelitian lain seperti misalnya Kesalahan Penggunaan


Ejaan Bahasa Indonesia pada Makalah Karya Mahasiswa yang dibuat oleh
Rohmah Tussolekha Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari STKIP
Muhammadiyah Pringsewu Lampung mempunyai namun juga memiliki
kelemahan yaitu setiap data yang dianalisis tidak tecantum pada paragaf maupun
halamannya pada makalah , jadi pembaca tidak dapat mengetahui dengan pasti
letak kesalahan data tersebut pada makalah .

Makalah yang telah kami buat dengan judul " Analisis Penggunaan Bahasa
Indonesia pada Jurnal Ilmiah Teknik Sipil , Vol . 23 , No.2 , Juli 2019 "
mempunyai kelebihan yaitu setiap data atau kesalahan , kami telah menambahkan

xi
pada paragraf maupun halaman dimana terdapat kesalahan tersebut , jadi para
pembaca dapat mengetahui dimana letak kesalahan yang terdapat pada Junal
Ilmiah Teknik Sipil , Vol.23 , No.2 , yang diterbitkan pada Juli 2019 .

2.2 KERANGKA TEORI

2.2.1 Ejaan

Pada ilmu linguistik atau ilmu bahasa terdapat dua bentuk komunikasi
secara mendasar yakni bahasa secara verbal atau nonverbal. Dikatakan bahasa
verbal karena dalam penyampaian gagasan atau pendapat penutur bahasa
menggunakan cara tertulis ataupun dengan cara lisan. Sedangkan komunikasi
dengan bahasa nonverbal dapat diartikan komunikasi yang tidak menggunakan
kata-kata, contohnya bahasa isyarat, simbolsimbol, bahasa tubuh, ekspresi muka
dan lain sebagaiya.

Berdasarkan hal tersebut pengguna bahasa cenderung menggunakan


bahasa verbal karena gagasan, pendapat, ide lebih mudah disampaikan ketimbang
menggunakan bahasa nonverbal. Meskipun demikian banyak sekali dijumpai
kesalahan bahasa yang tidak sesuai dengan aturan ejaan yang berlaku, karena
dalam penggunaan bahasa verbal khususnya bahasa tulis, kesalahan-kesalahan
tersebut sangat mudah diidentifikasi. Tentu berdasarkan bukti autentik berupa
naskah atau tulisan si penulis. Kesalahan-kesalahan ejaan khususnya bahasa tulis
cenderung dipengaruhi oleh faktor dari penulis yakni kurang paham mengenai
ejaan, kurang terbiasa menggunakan ejaan, maupun factor lingkungan penulis
yang terbiasa menggunakan bahasa yang tidak baku.

Menurut Prihantini (2015:104) ejaan adalah keseluruhan peraturan


mengenai bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi-ujaran dan
bagaimana interrelasi antara lambing-lambang itu. Hal ini juga didukung oleh
pendapat Mustakim (1994: 128) yang mengatakan bahwa ejaan merupakan
ketentuan yang mengatur penggunaan huruf menjadi satuan yang lebih besar
berikut penggunaan tanda baca.

xii
Sedangkan menurut Badudu (1985: 31) menyatakan bahwa ejaan adalah
perlambangan fonem dengan huruf. Dalam sistem suatu bahasa ditetapkan
bagaimanakah fonemfonem bahasa itu dilambangkan. Lambang itu dinamakan
huruf. Selain itu, perlambangan fonem dengan huruf, dalam sistem ejaan termasuk
juga (1) ketetapan tentang bagaimana satu-satuan morfologi seperti kata dasar,
kata ulang, kata majemuk, kata berimbuhan, dan partikel-partikel dituliskan, dan
(2) ketetapan tentang bagaimana menuliskan kalimat dan bagianbagian kalimat
dengan pemakaian tanda baca seperti titik, koma, titik koma, titik dua, tanda kutip,
tanda tanya, dan tanda seru.

Kesalahan-kesalahan ini berdampak pada kualitas sebuah tulisan, karena


tulisan yang sempurna isinya belum tentu dikatakan tulisan yang baik, apabila
terdapat banyak kesalahan ejaan yang ada didalamnya. Mengenai kesalahan dalam
berbahasa, Baradja (1981:12) dalam Turistiani (2013:63), memberikan penjelasan
bahwa kesalahan berbahasa adalah terjadinya penyimpangan kaidah dalam tindak
berbahasa, baik secara lisan maupuin tertulis. Penyimpangan itu dibedakan atas
kekeliruan (mistake) dan kesalahan (error). Kekeliruan adalah penyimpangan
pemakaian bahasa yang terjadi tidak secara sistematis. Kekeliruan mengacu pada
language performance yang terjadi karena keterbatasan ingatan, mengeja dalam
lafal, keseleo lidah, tekanan emosional, dan sebagainya. Sebaliknya, kesalahan
adalah penyimpangan dalam pemakaian bahasa yang terjadi secara sistematis.
Kesalahan bersifat konsisten dasn menggambarkan kemampuan si penulis pada
tahap tertentu.

Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) menjadi dasar dalam hal tulis menulis,
karena EBI merupakan faktor penting dan harus dimengerti oleh seorang penulis.
Tujuannya jelas pemakaian EBI membuat apa yang dituliskan menjadi lebih
mudah dipahami, dihayati dan dimengerti oleh orang lain (pembaca). EBI
merupakan acuan baku dalam tata bahasa Indonesia, dengan EBI sistematika
penulisan khususnya rangkaian kalimat atau penulisan karangan menjadi lebih
baik dan tepat. Menulis karya ilmiah contohnya, seperti artikel ilmiah, jurnal
ilmiah, sekripsi, makalah dan lain sebagainya.

2.2.2. Pilihan kata / diksi

xiii
Dikemukakan oleh Widyamartaya (1990: 45) yang menjelaskan bahwa diksi
atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan
kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Diksi atau
pilihan kata 9 selalu mengandung ketepatan makna, kesesuaian situasi dan nilai
rasa yang ada pada pembaca atau pendengar.
Keraf (2008: 24) mengemukakan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, yaitu
a. Pemilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang akan
dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapanungkapan yang
tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi.
b. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan
sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang
dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan
kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata
tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat
dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau mirip.
Pemilihan kata bukanlah sekedar memilih kata yang tepat, melainkan juga
memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan konteks di mana kata
itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan nilai yang dirasa oleh
masyarakat pemakainya.
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata
dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan
mengetahui, memahami, menguasai dan menggunakan sejumlah kosa kata secara
aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu
mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.

xiv
Ketepatan dalam penggunaan sebuah kata akan menimbulkan gagasan
yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau
dirasakan oleh penulis atau pembicar, maka setiap penulis atau pembicara harus
secermat mungkin memilih kata untuk mencapai tujuan dan maksud yang
ditentukan. Selain pilihan kata yang tepat, efektivitas komunikasi menurut
persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan
memilih kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi. Adapun syarat-syarat
ketepatan pilihan kata adalah:
1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi
Denotasi ialah kata yang bermakna lugas atau tidak bermakna ganda.
Sedangkan konotasi ialah kata yang dapat menimbulkan bermacam-
macam makna.
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim
3. Membesakan kata-kata yang mirip ejaannya
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat
sendiri jika pemahaman belum dapat dipastikan
5. Memperhatikan penggunaan kata imbuhan asing
6. Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat
7. Membedakan kata umum dengan kata khusus secara cermat
Kata umum adalah sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau
kelompok yang luas bidang lingkupnya. Sedangkan kata khusus adalah
kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan
kongret.
8. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah
dikenal
9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, berhomofoni dan
berhomografi
Sinonim adalalah pilihan kata-kata yang memiliki arti sama. Homofoni
adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan
berbeda makna.
10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat

xv
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkret
mempunyai referensi objek yang diamati.

2.2.3 Struktur Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran


yang utuh atau setiap tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara
lengkap. (Sry Satriya, 2014). Struktur kalimat bahasa Indonesia sebenarnya sangat
sederhana, yaitu hanya berupa subjek dan predikat. Kelompok kata ini dapat
disebut dengan klausa. Suatu klausa dapat diperluas menjadi beberapa tipe kalimat
dasar dengan menambahkan unsur lain (objek, keterangan, dan pelengkap) ke
dalam kalimat.

Kalimat yang benar adalah kalimat yang sesuai dengan aturan atau kaidah
yang berlaku, baik yang berkaitan dengan kaidah tata bunyi (fonologi), tata
bahasa, kosakata, maupun ejaan. Sementara itu, kalimat yang baik adalah kalimat
yang efektif, yaitu kalimat yang dapat menyampaikan pesan/informasi secara
tepat. (Wagiati, 2010). Tujuan dari suatu kalimat adalah untuk mengungkapkan
pikiran dan informasi secara utuh dan jelas. Namun sering terjadi suatu kalimat
dibuat untuk menyampaikan suatu informasi, tetapi tidak utuh, dan belum
menyampikan informasi secara jelas.

Kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk.


Kalimat tunggal hanya memiliki satu kalimat. Sedangkan kalimat majemuk terdiri
dari kalimat inti dan kalimat penjelas yang dihubungkan dengan konjungsi baik
konjungsi kalimat majemuk setara(dan, juga, atau, tetapi) maupun konjungsi
kalimat majemuk bertingkat (setelah, sebelum, kemudian, lalu, ketika). Kalimat
majemuk juga sering dijumpai adanya kalimat bebas dan kalimat terikat yang
ditentukan oleh posisi dan konjungsi yang mendahului. Kalimat terikat dapat
diidentifikasi apabila terdapat konjungsi relatif yang. Kalimat terikat selalu
didahului oleh konjungsi relatif yang.

Jenis kalimat juga dapat dibagi menjadi kalimat aktif dan kalimat pasif.
Kalimat aktif ditandai dengan penggunaan verba aktif dengan awalan me-, meng-,
men-,mem-. Sedangkan kalimat pasif ditandai dengan penggunaan verba pasif

xvi
dengan awalan di- atau ter-. Penggunaan kalimat aktif dan pasif bertujuan untuk
menunjukkan posisi subjek dalam suatu kalimat berkedudukan sebagai sebab atau
akibat.

Unsur subjek pada kalimat tidak dapat didahului oleh kata depan atau
preposisi. Apabila subjek didahului oleh preposisi, maka akan berubah fungsi
menjadi keterangan. seperti kalimat dengan markas militer AU menjadi titik
utama serangan udara saat ini. Hal ini mengakibatkan kalimat tersebut berpola
(K-P-O-K waktu). Untuk memperbaiki kalimat tersebut, maka preposisi dapat
dihilangkan.

Pada pembahasan struktur kalimat ini, analisis terhadap kesalahan pada


kalimat mencakup ketidakjelasan informasi, penggunaan konjungsi relatif yang,
penggunaan preposisi, Penempatan subjek, dan penggunaan objek.

2.2.4 Struktur Paragraf

Paragraf merupakan sebuah kumpulan dari kalimat kalimat yang berisi


tentang satu ide pokok atau gagasan utama.

Unsur paragraf
1. Topik / gagasan utama

Topik atau gagasan utama yaitu unsur yang paling penting karena unsur inilah
yang menjadi jiwa atau isi dari keseluruhan paragraf. Unsur – unsur ini biasanya
berupa masalah atau gagasan pengarang yang ingin disampaikan kepada para
pembacanya.

2. Kalimat Utama

Unsur pembangun paragraf yang kedua adalah kalimat utama. Kalimat ini adalah
kalimat yang mengandung suatu gagasan utama yang diletakan secara tersirat.
kalimat utama adalah sebuah kalimat yang sifatnya umum. Hal ini dikarenakan
supaya dapat dikembangkan kembali dengan kalimat – kalimat penjelas.

xvii
3. Kalimat pendukung

Kalimat pendukung yaitu suatu kalimat yang mengandung gagasan – gagasan


penjelas. Kalimat ini mempunyai fungsi untuk menguatkan atau mendukung
gagasan utama yang ada pada kalimat utama dengan cara memberikan data berupa
fakta, contoh, opini, dan lain – lain.

4. Transisi

Supaya menjadi sebuah paragraf yang padu, kalimat – kalimat di dalam paragraf
disusun dengan menggunakan transisi atau konjungsi. Ada dua macam konjungsi
yang biasa dipakai, yakni konjungsi antar kalimat dan konjungsi intra kalimat.

 Konjungsi intra kalimat yaitu kata sambung yang menghubungkan antara


induk kalimat dan anak kalimat. Contohnya yaitu “dan”, “tetapi”,
“karena”, “agar”, dan lain sebagainya.

 Konjungsi antar kalimat yaitu sebuah konjungsi yang menghubungkan


antara kalimat – kalimat yang ada di dalam paragraf. Contohnya
yaitu ; “Lagi pula”, “Oleh karena itu”, “Terlebih lagi”, “Namun”,
“Disamping itu”, dan lain – lain.

5. Penegas
Unsur yang terakhir yaitu penegas. Unsur ini tidak terlalu penting di dalam sebuah
pargraf karena tidak semua paragraf mempunyai penegas. Fungsi dari penegas ini
yaitu untuk menambah daya tarik sebuah paragraf, menghindari kebosanan saat
membacanya, dan sebagai penegas atau pengulang gagasan utama.

Syarat Paragaraf
Paragraf yang baik merupakan paragraf yang dapat menyampaikan pikiran dengan
baik kepada pembaca. Adapun syarat dari paragraf yakni harus mempunyai
syarat-syarat sebagai berikut:

1. Kesatuan (Unity)
Yang dimaksud kesatuan yakni suatu paragraf harus dibangun dengan satu pikiran
yang jelas. Satu pikiran tersebut diuraikan ke dalam bentuk pikiran pokok dan
beberapa pikiran jelas. Hubungan pikiran yang satu dengan pikran lainnya
menandakan bahwa paragraf tersebut sudah mempunyai kesatuan

xviii
2. Kepaduan (Koherensi)

Kepaduan terwujud dari hubungan kompak antar kalimat pembentuk paragraf.


Kepaduan yang baik terjadi jika hubungan timbal balik antar kalimat wajar dan
mudah dipahami. Ada beberapa cara supaya paragraf mempunyai kepaduan yang
kompak, yakni dengan memakai kata ganti, kata penghubung, serta perincian dan
urutan pikiran.

3. Kelengkapan

Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup
untuk menunjang kalimat pokok.

Fungsi Paragraf

 Berfungsi untuk mengekspresikan gagasan dalam bentuk tulisan dengan


memberikan suatu bentuk pikiran dan perasaan dengan serangkaian
kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.

 Berfungsi untuk menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang


terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran juga.

 Berfungsi untuk memudahkan dalam pengorganisasiaan gagasan bagi


yang menulis dan memberikan kemudahan pemahana bagi pembacanya

 Berfungsi untuk memudahkan dalam pengembangan topik karangan ke


dalam satuan unit pikiran yang lebih kecil.

 Berfungsi untuk memudahkan dalam pengendalian variabel, terutama


karangan yang terdiri dari beberapa variabel.

Ciri Paragraf

1. Bertakuk/letaknya agak dalaman, ke dalam lima ketukan spasi untuk jenis


karangan yang biasa.
2. paragraf menggunkan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik

xix
3. Kalimat topik dan selebihnya adalah kalimat pengembang sebagai fungsi
penjelas, menguraikan ataupun menerangkan pikiran utama yang terdapat
dalam kalimat topik.
4. Paragraf menggunkan pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat
penjelas

Jenis Paragaraf
1. Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi yaitu suatu paragraf yang menceritakan atau memaparkan


sesuatu secara jelas. Paragraf deskripsi bisa ditandai dengan ciri-ciri antara lain,
paragraf ini menggambarkan suatu objek seperti benda, tempat, atau suasana
tertentu dengan memakai panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman,
pengecapan, dan perabaan. Hal-hal yang digambarkan dari objek berupa ciri-ciri
fisik dan sifat objek tertentu seperti warna, ukuran, bentuk, dan kepribadian.
Dalam jenis paragraf ini sering ditemui kata-kata atau frase yang bermakna
keadaan atau kata sifat.

2. Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi yaitu suatu paragraf yang memaparkan cara atau petunjuk
supaya pembaca memahami bacaan denga jelas. Ciri-ciri dari paragraf ini yakni
terdapat definisi atau pengertian mengenai istilah dari suatu topik pembahasan.
Tidak berunsur mengajak atau mempengaruhi. Berupa paragraf yang informatif,
artinya bisa memberikan sebuah informasi kepada pembaca. Biasanya paragraf ini
mempunyai rincian data yang jelas untuk mendukung informasi yang
disampaikan.

3. Paragraf Narasi

Paragraf narasi merupakan suatu paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau


peristiwa yang di dalamnya terdapat subjek pelaku waktu kejadian serta alur
cerita. Ciri-ciri dari paragraf ini yakni, dirangkai dalam urutan waktu baik berupa
alur maju atau alur mundur. Berisi tentang peristiwa yang meceritakan suatu
perbuatan atau tindakan. Mempunyai unsur-unsur cerita seperti tokoh, latar,

xx
konflik dan sudut pandang pengarang. Pada paragraf ini, ciri yang paling muda
ditandai yakni terdapat cukup banyak kalimat langsung. Serta penulisannya
mempunyai gaya yang kreatif dan berestetika sehingga bisa membuat bacaannya
semakin menarik.

4. Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi merupakan suatu paragraf yang mengutarakan suatu


pendapat atau ide yang mempunyai alasan yang mendukung. Ciri-cirinya
yakni Kalimat utama berupa suatu pendapat atau gagasan yang disampaikan oleh
penulis. Pendapat yang disampaikan biasanya berupa suatu hal yang menarik
pembacanya dan menciptakan kontroversi di dalam masyarakat.

Disertai dengan kalimat-kalimat penjelas berupa alasan yang kuat dan


didukung oleh fakta, contoh, data statistic, grafik untuk lebih meyakinkan
pembacanya. Dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang logis dan
berlandaskan gagasan utama yang disampaikan di awal kalimat.

5. Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi yaitu suatu paragraf yang berisi ajakan yang mempunyai


tujuan supaya pembaca melakukan tindakan. Paragraf persuasi mempunyai
alasan-alasan yang kuat disertai dengan data dan fakta. Paragraf ini berusaha
meyakinkan pembacanya untuk melakukan atau mempercayai yang ditulis oleh
penulis. Paragraf persuasi banyak memakai kata-kata ajakan seperti ayo, mari dan
sebagainya. Biasanya mengutamakan kesepakatan pendapat dan menghindari
konflik supaya kepercayaan pembacanya tidak hilang.

2.2.5 Penalaran logika

Menurut Depdiknas, penalaran adalah “cara (perihal) menggunakan nalar;


pemikiran atau cara berpikir logis, proses mental dalam mengembangkan pikiran
dari beberapa fakta atau prinsip”. Sedangkan, Ilmiah berpendapat bahwa
penalaran merupakan cara berpikir spesifik untuk menarik kesimpulan dari
premis-premis yang ada. Sehingga tidak semua berpikir adalah bernalar.

xxi
Kegiatan berpikir yang bukan bernalar misalnya mengingat-ingat sesuatu
dan melamun. Dari beberapa pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa penalaran
adalah suatu proses berpikir dengan menggunakan landasan logika untuk menarik
kesimpulan berdasarkan fakta (premis) yang telah dianggap benar. Suriasumantri
juga berpendapat bahwa sebagai suatu kegiatan berpikir, penalaran mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:

1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika Logika adalah
sistem berpikir formal yang di dalamnya terdapat seperangkat aturan untuk
menarik kesimpulan. Dapat dikatakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai
logikanya sendiri. Atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran
merupakan suatu proses berpikir logis, sedangkan berpikir logis diartikan sebagai
kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau menurut logika tertentu.

2. Sifat analitik pada proses berpikirnya. Penalaran merupakan suatu kegiatan


analisis yang mempergunakan logika ilmiah. Analisis sendiri pada hakekatnya
merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Secara
garis besar penalaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Penalaran Induktif Penalaran induktif diartikan sebagai proses berpikir untuk


menarik kesimpulan dari hal-hal spesifik menuju ke hal-hal umum.

b) Penalaran Deduktif Penalaran deduktif adalah proses berpikir untuk menarik


kesimpulan berdasarkan aturan yang disepakati atau hal-hal umum menuju ke hal-
hal spesifik.

xxii
BAB III

ANALISIS KESALAHAN

3.1 EJAAN

Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi baik kata,


frasa, kalimat, dan lainnya ke dalam bentuk tulisan atau huruf-huruf serta aturan
mengenai tanda baca. Secara etimologis, definisi ejaan ini lebih menekankan pada
segi historisnya yakni dengan mempertahankan unsur yang tidak direalisasikan
dalam sistem bunyi suatu bahasa.Secara singkat, pengertian kaidah ejaan adalah
keseluruhan peraturan yang melambangkan bunyi ujaran, penataan kata meliputi
pemisahan dan penggabungan kata, penulisan atau tata kata secara rinci termasuk
unsur serapan, huruf, dan tanda baca. Fungsi ejaan yang utama adalah untuk
menunjang pembakuan tata bahasa Indonesia baik kaitannya dengan kosa kata
maupun dengan peristilahan. Ejaan sangat penting dan perlu untuk diprioritaskan.

Kesalahan ejaan sering terjadi dalam berbagai penulisan bahasa Indonesia,


di antaranya jurnal ilmiah. Kesalahan ejaan yang paling sering ditemukan adalah
kesalahan yang berkaitan dengan penulisan kata berimbuhan, kata depan dan

xxiii
pemakaian tanda baca (tanda titik dua (:) dan tanda koma (,)) Jenis kesalahan
semacam ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan penulis berita tentang
kaidah-kaidah ejaan berlaku dan lemahnya pemahaman tentang tata bahasa.

3.1.1 Penulisan imbuhan dan kata depan

NO KESALAHAN PERBAIKAN

1. Hasil pengamatan benda uji Hasil pengamatan benda uji


CN2(t=4,8mm) dan CN-3(t=5,8), CN2(t=4,8mm) dan CN-3(t=5,8),
ditemukan bahwa regangan tarik ditemukan bahwa regangan tarik
terbesar terjadi di dekat lubang baut terbesar terjadi di dekat lubang
dan lebih konsisten dibawah tingkat baut dan lebih konsisten  di
beban yang berbeda seperti terlihat bawah  tingkat beban yang
pada Gambar 7b dan Gambar 7c. berbeda seperti terlihat pada
Gambar 7b dan Gambar 7c.

(hal:57 paragraf:2s)

2. Berdasarkan pengolahan data Berdasarkan pengolahan data


regangan tarik diatas, dapat ditarik regangan tarik di atas, dapat
kesimpulan bahwa konsentrasi ditarik kesimpulan bahwa
tegangan/regangan terjadi di sekitar konsentrasi tegangan/regangan
lubang b aut. terjadi di sekitar lubang baut.

(hal:58 paragraf:1)

3. Selain itu hasil tersebut menunjukan Selain itu hasil tersebut


keruntuhan benda uji yang menunjukan keruntuhan benda uji
disebakan karena puntiran yang  disebabkan karena puntiran
(twisting). (twisting).

xxiv
( hal :59 paragraf:1 )

4. Kurva beban-defleksi untuk semua Kurva beban-defleksi untuk semua


benda uji ditunjukan dalam benda uji ditunjukkan dalam
Gambar 6b. Gambar 6b.

(hal:57 paragraf:1)

5. Setelah benda uji mencapai beban Setelah benda uji mencapai beban
ultimit, kurva beban-lendutan ultimit, kurva beban-lendutan
menunjukan penurunan tiba-tiba menunjukkan penurunan tiba-tiba
mewakili awal dari keruntuhan mewakili awal dari keruntuhan
sambungan. sambungan.

(hal:57 paragraf:1)

6. regangan tarik didekat lubang baut regangan tarik di dekat lubang


menurun (menjadi tertekan) dan baut menurun (menjadi tertekan)
meningkat menuju tepi pelat. Hal ini dan meningkat menuju tepi pelat.
disebabkan karena pelat tertekuk, Hal ini disebabkan karena pelat
tertekuk,

(hal:57 paragraf:2)

7. Tumpuan rol diletakan di ujung Tumpuan rol di letakkan di ujung


balok pada jarak 0.9 m balok pada jarak 0.9 m

(hal:56 paragraf:1)

Masih ada penulis karya ilmiah yang sulit dalam membedakan antara di
sebagai imbuhan dan di sebagai kata depan. Imbuhan di sebagai kata imbuhan
berpadan dengan kata kerja dan ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Sementara
itu, kata depan di dari berpadan dengan kata benda dan menunjukan keterangan
tempat.

penulisan “di” yang tepat. Yang pertama adalah “di” sebagai kata depan.
Biasanya, “di” digunakan sebagai penunjuk tempat. “Di” sebagai kata depan
penulisannya harus dipisah dengan kata setelahnya. Dan yang kedua adalah “di”

xxv
sebagai imbuhan. Biasanya, “di” ini berfungsi untuk menyatakan kata kerja pasif.
Dari contoh table di atas, kita bisa mengetahui bukan bahwa penulisan “di”
disambung dengan kata setelahnya. Ya, karena “di” di sini adalah imbuhan yang
bukan merupakan kata yang berdiri sendiri.

3.1.2 Penempatan Tanda titik dua (:)

NO KESALAHAN PERBAIKAN

1. Parameter yang diperhitungkan Parameter yang diperhitungkan


dalam penelitian ini meliputi rotasi dalam penelitian ini meliputi:
ujung balok, ujung dan jarak tepi, rotasi ujung balok, ujung dan
dan tata letak baut jarak tepi, dan tata letak baut

(hal:53 pargraf:3)

Tanda titk dua (:) dipakai pada akhir suatu pertanyaan lengkap yang di
ikuti pemerincian atau penjelasan.

3.1.3 Tanda Koma (,)

NO KESALAHAN PERBAIKAN

1. Adanya curling pada sambungan Adanya curling pada sambungan


lap yang secara natural lap yang secara natural
mempunyai eksentrisitas, mempunyai eksentrisitas,
ditambah slip, menyebabkan ditambah slip, menyebabkan
sambungan lap dengan baut sambungan lap dengan baut
tunggal beresiko mengalami tunggal beresiko mengalami
distorsi, sehingga kinerjanya distorsi sehingga kinerjanya
menjadi tidak optimum. menjadi tidak optimal.

(hal:53 paragraf:3)

xxvi
Penulisan kata “sehingga” pada di tenggah kalimat tidak diikuti dengan
dengan tanda koma (,) karena induk kalimat mendahului anak kalimat sehingga
tanda koma tidak di pakai.

Pada kalimat di atas juga terdapat kesalahan penulisan huruf/pemakain huruf


yaitu (curling, lap, slip) karena pada kata tersebut merupakan bahasa asing.
Penulisan yang benar kata tersebut (curling, lap, slip) harus di cetak miring pada
kolom perbaikan

3.2 PILIHAN KATA

Gagasan atau ide yang dituangkan, baik itu dalam bentuk tulisan maupun
dalam bentuk lisan memerlukan kosa kata yang luas, akan tetapi tidak asal
memasukan kosa kata yang dimiliki itu dalam tulisan. Pendapat lain dikemukakan
oleh Widyamartaya (1990: 45) yang menjelaskan bahwa diksi atau pilihan kata
adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan kemampuan tersebut
hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh
sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. Diksi atau pilihan kata 9
selalu mengandung ketepatan makna, kesesuaian situasi dan nilai rasa yang ada
pada pembaca atau pendengar.
Keraf (2008: 24) mengemukakan tiga kesimpulan utama mengenai diksi,
yaitu
a. pemilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang akan
dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapanungkapan
yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi.
b. pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk

xxvii
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
c. pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan
sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan
yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah
keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
Mustakim (1994: 41) membedakan antara istilah pemilihan kata dan pilihan
kata. Pemilihan kata adalah proses atau tindakan memilih kata yang dapat
mengungkap gagasan secara tepat, sedangkan pilihan kata adalah hasil proses atau
tindakan tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan diksi adalah pemilihan kata dan penggunaan kata secara tepat
dengan ide atau gagasan untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin
disampaikan kepada 10 orang lain dan dinyatakan dalam suatu pola kalimat baik
secara lisan maupun secara tertulis untuk memunculkan fungsi atau efek tersendiri
bagi pembaca.

3.2.1 Istilah asing lebih dipilih daripada istilah Indonesia


Sebagian penutur atau penulis Bahasa Indonesia sering memiliki keyakinan
yang lebih jika menggunakan kosa-kata berbahasa Inggris daripada kosa-kata
berbahasa Indonesia. Kebiasaan ini terjadi di berbagai ranah kehidupan karena
kurangnya kebanggan kita terhadap kemampuan milik sendiri. Seperti paada
penggunaan kata-kata procurement dan quality assurance.

Kesalahan Saran Perbaikan


Dari hasil pemeriksaan BPK diketahui bahwa Dari hasil pemeriksaan BPK
masih terdapat kasus kerugian negara pada diketahui bahwa masih terdapat
pekerjaan jasa konstruksi akibat adanya kasus kerugian negara pada
penyimpangan pada proses pengadaan pekerjaan jasa konstruksi akibat
dengan sistem e-procurement. adanya penyimpangan pada
proses pengadaan dengan sistem
elektronik.
(hlm 32, para: 1)

Penyimpangan yang terjadi pada masa Penyimpangan yang terjadi pada

xxviii
pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi masa pelaksanaan pengadaan
pemerintah berpengaruh atas pencapaian pekerjaan konstruksi pemerintah
quality assurance suatu proyek konstruksi. berpengaruh atas pencapaian
kualitas asuransi suatu proyek
konstruksi.
(hlm.34, para:4)

Kata e-procurement dan quality assurance seharusnya diganti dengan kata-


kata Indonesia yaitu elektronik dan kualitas konstruksi.

3.2.3 Pengulangan Kata


Jika “rasa bahasa” dan bukan ketepatan informasi, keterpaduan dan
kehematan diutanajan, maka pengulangan bentuk diperlukan karena mendandung
keindahan bergaya repetisi. Namun, jika tujuan yang ingin dicapai adalah
keakuratan pesan dengan cara bahsa yang hemat, maka diperlukan penguasaan
kosa-kata yang dapat difungsikan untuk menggantian kata atau frase yang di
sebutkan sebelumnya.

Kesalahan Saran Perbaikan


Penelitian ini bertujuan untuk Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor faktor dan faktor mengidentifikasi faktor
dominan yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan dan faktor
kerugian negara serta upaya yang dapat dominan yang mempengaruhi
dilakukan BPK dalam mengatasi terjadinya kerugian negara serta
penyimpangan yang terjadi untuk upaya yang dapat dilakukan BPK
meminimalisir kerugian negara. dalam mengatasi penyimpangan
yang terjadi untuk meminimalisir
kerugian negara.
(hlm 32, para : 1)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Penelitian ini bertujuan untuk
faktor-faktor apa saja dan faktor dominan menganalisis faktor
yang menjadi penyimpangan pada tahap penyimpangan dan faktor
pengadaan secara elektronik yang dominan yang menjadi
mempengaruhi terjadinya kerugian negara penyimpangan pada tahap

xxix
berdasarkan hasil pemeriksaan BPK RI serta pengadaan secara elektronik
upaya yang dapat dilakukan BPK RI dalam yang mempengaruhi terjadinya
meminimalisir terjadinya kerugian negara kerugian negara berdasarkan
tersebut. hasil pemeriksaan BPK RI serta
upaya yang dapat dilakukan BPK
RI dalam meminimalisir
(hal.33,para:1) terjadinya kerugian negara
tersebut.

Kata faktor-faktor apa saja seharusnya tidak diulang karena dapat


digantikan dengan kata ganti faktor saja. pengulangan kata faktor pada kalimat ini
membuat kalimat menjadi rancu dan terlalu berbelit belit dari segi struktur
bahasanya. Pengulangan kata faktor-faktor ini termasuk dalam kata ulang
bermakna jamak yang menunjukkan dua subjek atau objek yang berjumlah dua
atau lebih. Karena seletah kata faktor-faktor ini ada kata faktor dominan maka
makna dari kedua penyampain tersebut menjadi terpecah, dimana keduanya
berdiri dengan makna masing-masing. Saran perbaikannya yaitu Sebaiknya
kalimat tersebut berbunyi faktor penyimpangan dan faktor dominan atau faktor
faktor yang memiliki makna sama dengan kata tersebut.

Kesalahan Saran Perbaikan


Kondisi tersebut mengakibatkan proses Kondisi tersebut mengakibatkan
pengadaan barang/jasa yang seharusnya proses pengadaan barang/jasa yang
melalui lelang yang paling menguntungkan seharusnya melalui lelang yang
bagi negara menjadi bersifat formalitas paling menguntungkan bagi negara
(direkayasa) dan menyebabkan timbulnya menjadi bersifat formalitas
kerugian negara ataupun kerugian (direkayasa) dan menyebabkan
negara yang mengarah pada tindak pidana timbulnya kerugian negara yang
korupsi serta berimplikasi terhadap mengarah pada tindak pidana
munculnya proses hukum di pengadilan. korupsi serta berimplikasi terhadap
munculnya proses hukum di
pengadilan.

xxx
(hlm.33, para:3)

Kata kerugian negara ataupun kerugian negara seharusnya tersebut tidak


tepat, sebab makna dari kata terkesan berlebihan dan terlalu rumit dipahami dan
juga termasuk pemborosan kata. Kata Kerugian negara disini tidak termasuk kata
ulang yang bermakna jamak. Sesuai dengan struktur kalimatnya, kata ini
bermakna menekankan akibat dari suatu peristiwa yang sedang terjadi. Maka dari
itu pengulangan kata disini tidak diperlukan sehingga saran pembenarannya
adalah cukup ditulis dengan kerugian negara.

Kesalahan Saran Perbaikan


Kerugian negara hasil pemeriksaan BPK Kerugian negara hasil pemeriksaan
atas pengadaan pekerjaan konstruksi BPK atas pengadaan pekerjaan
terjadi karena adanya rangkaian proses konstruksi terjadi karena adanya
yang saling berkaitan yang selanjutnya rangkaian proses yang saling
didentifikasi sebagai penyimpangan- berkaitan yang selanjutnya
penyimpangan dalam proses pengadaan didentifikasi sebagai bentuk
sehingga negara/daerah membayar hasil penyimpangan dalam proses
kerja penyedia barang/jasa lebih besar pengadaan sehingga negara/daerah
dari prestasi dan manfaat yang telah membayar hasil kerja penyedia
diperjanjikan. barang/jasa lebih besar dari prestasi
dan manfaat yang telah
(hlm.34, para:4) diperjanjikan.

Pengulangan kata seharusnya menjelaskan suatu hal yang bermakna ganda


atau banyak. Kata penyimpangan-penyimpangan dalam kalimat tersebut tidak
tepat karena dalam kalimat tersebut menjelaskan tentang sebab dan akibat. Maka
perbaikannya saitu bentuk penyimpangan.

Kesalahan Saran Perbaikan

xxxi
Berdasarkan sudut pandang Panitia Berdasarkan sudut pandang
Pemilihan, panitia tidak memiliki Panitia Pemilihan, panitia tidak
pemahaman spesifikasi proyek atau memiliki pemahaman
pekerjaan dan mekanisme spesifikasi proyek atau
peraturan peraturan perundang- pekerjaan dan mekanisme
undangan proses pemilihan penyedia peraturan perundang -
barang/jasa serta rendahnya undangan proses pemilihan
kompetensi panitia dan peserta penyedia barang/jasa serta
pemilihan penyedia jasa rendahnya kompetensi panitia
dan peserta pemilihan penyedia
jasa
(hlm.34, para:5)

Pengulangan kata peraturan-peraturan ini tidak tepat karena tidak


menunjukkan adanya makna ganda yang terkait dalam kalimat tersbut. Kata
peraturan-peraturan disini tidak berdiri sendiri, akan tetapi kata ini mengacu dan
memperkuat kara perundang-undangan. Maka untuk membuatnya menjadi
kalimat efektif saran perbaikannya yaitu tidak membuat pengulangan pada kata
tersebut.

3.2.4 Partikel
Partikel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai artian yaitu kata
yang biasanya tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan, mengandung makna
gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, termasuk di dalamnya artikel,
preposisi, konjungsi, dan interjeksi. Secara umum partikel merupakan kata tugas.
Kata tugas sendiri merupakan suatu kata atau frasa yang ada kaitannya dengan
suatu kata yang tidak dapat berdiri sendiri. Penggunaan partikel sendiri adalah
dengan cara melekatkannya kepada kata yang tidak dapat berdiri sendiri tersebut.

Kesalahan Saran Perbaikan


Pemerintah Indonesia telah Pemerintah Indonesia telah
mengembangkan sistem pengadaan mengembangkan sistem pengadaan

xxxii
barang/jasa melalui pembentukan barang/jasa melalui pembentukan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) sebagai aturan yang bersifat teknis
Nomor 54 Tahun 2010 beserta segala dan penerbitan Peraturan Presiden
perubahannya tentang Kebijakan (Perpres) Nomor 54 Tahun 2010.
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP) sebagai aturan pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintahan yang bersifat teknis.

(hal.33, para:1)

Pemilihan kata yang terlalu rumit membuat pembaca akan sulit dalam
memhami kalimat, maka dari itu dilakukan penyederhanaan dalam susuan kalimat
beserta segala perubahannya tentang Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP) sebagai aturan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintahan yang bersifat teknis menjadi aturan yang bersifat teknis dan
penerbitan.

Kesalahan Saran Perbaikan


Pengadaan barang/jasa pemerintah Pengadaan barang/jasa
merupakan bagian dari keuangan negara pemerintah merupakan bagian
yaitu pada pengeluaran negara/daerah dari pengeluaran keuangan
karena dalam pelaksanaan pembayarannya negara karena dalam
menggunakan dana yang bersumber dari pelaksanaan pembayarannya
APBN/APBD menggunakan dana yang
bersumber dari APBN/APBD

(hal.34, para:1)

xxxiii
Penggunaan kata merupakan bagian dari keuangan negara yaitu pada
pengeluaran negara/daerah. Bermakna bagian pengeluaran negara pada
pengeluaran daerah/negara. Kata yaitu merupakan kata hubung yang di gunakan
untuk merinci keterangan kalimat. Sedangkan kata pada bermakna menyatakan
orang atau tempat. Dalam kata ini terdapat kata yaitu dan kata pada yang
menunjukkan atau menjelaskan pengeluaran negara/daerah. Kalimat ini dapat di
sederhanakan dengan tujuan untuk memudahkan pemahaman pada pembaca
Pembenahan kalimat yang lebih efektif yaitu menggantinya menjadi pengeluaran
keuangan negara

Kesalahan Saran Perbaikan


Definisi kerugian negara dinyatakan pada Definisi kerugian negara dinyatakan
UU No. 1 Tahun 2004 tentang pada UU No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara dan UU No.15 Perbendaharaan Negara dan UU
Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa No.15 Tahun 2006 tentang Badan
Keuangan sebagai kekurangan uang, Pemeriksa Keuangan yang
surat berharga, dan barang, yang memantau jumlah uang, surat
nyata dan pasti jumlahnya sebagai berharga, dan barang. Apabila
akibat perbuatan melawan hukum tidak sesuai dengan jumlah maka
baik sengaja maupun lalai. dianggap sebagai perbuatan
melawan hukum baik sengaja
maupun lalai.
(hal.34, para:2)

Penggunaan kalimat sebagai kekurangan uang, surat berharga, dan


barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan
hukum bermakna rumit dan sulit untuk dipahami karena terdapat pengulangan
konjungsi yang digunakan. selain itu Pemilihan kata lalai kurang sesuai dengan
kata yang di gunakan sebelumnya yaitu sengaja. Saran perbaikan dari kata
tersebut adalah dengan menambahkan beberapa kata yang tidak merubah maksud
dari kalimat tersebut Keuangan yang memantau jumlah uang, surat berharga, dan

xxxiv
barang. Apabila tidak sesuai dengan jumlah maka dianggap sebagai perbuatan
melawan hukum baik sengaja maupun tidak disengaja.

Kesalahan Saran Perbaikan


Harapan untuk mendapatkan proyek Harapan untuk mendapatkan Proyek
konstruksi yang tepat waktu, tepat konstruksi yang sesuai dengan
biaya dan tepat kualitas dan berfungsi fungsi dan tujuannya serta ideal
sesuai tujuannya dimulai dari dari segi waktu, biaya dan kualitas
pelaksanaan proses pengadaan yang dimulai dari pelaksanaanproses
sesuai dengan prinsip dan etika pengadaan yang sesuai dengan
pengadaan (Oktaviani, 2015). prinsip dan etika pengadaan
(Oktaviani, 2015).
(hlm.34, para:4)

Penggunaan penggulangan kata pada kalimat tepat waktu, tepat biaya dan
tepat kualitas dan berfungsi sesuai tujuannya untuk membuat kalimat itu efektif
dan mudah dipahami maka saran perbaikannya yaitu yang sesuai dengan fungsi
dan tujuannya serta ideal dari segi waktu, biaya dan kualitas.

Kesalahan Saran Perbaikan


Berdasarkan sudut pandang Peserta Berdasarkan sudut pandang
Pemilihan, terjadinya penyimpangan- Peserta Pemilihan,
penyimpangan serta kurangnya penyimpangan terjadi
proses pengawasan dalam proses karena akibat kurangnya
pemilihan serta kurangnya penegakan pengawasan dan
hukum serta terjadinya mispersepsi penegakkan hukum
atas peraturan yang berlaku baik oleh selama proses pemilihan
peserta pemilihan maupun oleh serta adanya mispresepsi
panitia pengadaan terhadap peraturan yang
berlaku baik oleh peserta
maupun oleh panitia.
(hlm.34, para:5)

xxxv
Penyusunan partikel kalimat yang tidak teratur membuat kalimat tersebut
menjadi rumit dan sulit dipahami. Terdapat pengulangan pada kata
penyimpangan-penyimpangan. Pengulangan kata juga terdari pada kata serta yang
di ulang dalam beberapa kaliamat. Penggunaan kata serta merupakan konjongsi
penghunung antar kalimat. Untuk membuat kalimat agar tidak terkesan sukar
untuk dimengerti dan terkesan rumit maka penggunaan kata hubung ini
seharusnya lebih di sederhanakan dan divariasikan penggunaanya seperti
menggunakan kata hubung kemudian, setelahnya dan lain sebagainya. Maka
disarabkan upaya perbaikan untuk menyederhanakan kalimat supaya mudah
dipahami oleh pembaca.

Kesalahan Saran Perbaikan


Effrianto (2015) mengemukakan Effrianto (2015) mengemukakan
berbagai pelanggaran dalam proses berbagai pelanggaran dalam proses
pengadaan barang/jasa yang berujung pengadaan barang/jasa yang
kepada status tersangka bahkan terdakwa berujung kepada status tersangka
kasus tindak pidana korupsi pada bahkan terdakwa kasus tindak pidana
pengelola pengadaan (ULP/Pengguna korupsi pada pengelola pengadaan
Jasa) dan Penyedia Jasa, disebabkan oleh (ULP/Pengguna Jasa) dan Penyedia
proses pemaketan pekerjaan tidak Jasa, disebabkan oleh
sesuai aturan, penyusunan HPS yang ketidaksesuaian dalam proses
tidak benar, penunjukan langsung pemaketan pekerjaan, penyusunan
yang tidak benar, pekerjaan HPS, penunjukan langsung
disubkontrakkan serta lelang yang pekerjaan disubkontrakkan serta
tidak benar. lelang yang bertentangan dengan
aturan.
(hlm.34, para:6)

Dalam kalimat ini terjadi pengulangan kata yang bermakna sama, yaitu pada
kalimat pemaketan pekerjaan tidak sesuai aturan, penyusunan HPS yang tidak
benar, penunjukan langsung yang tidak benar, pekerjaan disubkontrakkan serta

xxxvi
lelang yang tidak benar. Maka diupayakan penyederhanaan dalam kalimat yang
tetap mempertahankan makna dari kalimat tersebut supaya tidak terkesan rumit
dan mudah dipahami.

3.2.5 Pilih Kata alih-alih frase


Suatu informasi dapat daja diungkapkan dengan kata atau frase bergantung
volume pesan yang akan disampaikan. Jika sebuah pesan dapat diungkapkan
dengan sebuah kata secara utuh, maka jangan digantikan dengan frase karena
bentuknya jauh lebih panjang. Suatu pesan sederhana tidak perlu disampaikan
dengan Bahasa yang rumit.

Kesalahan Saran Perbaikan


Kerugian terjadi karena adanya Kerugian terjadi karena adanya
penyimpangan pada proses pengadaan barang penyimpangan pada proses
dan jasa sehingga menghasilkan penyedia pengadaan barang dan jasa
jasa konstruksi yang tidak kompeten dan sehingga menghasilkan penyedia
sarat dengan kolusi, korupsi dan nepotisme. jasa konstruksi yang tidak
kompeten dan penuh dengan
kolusi, korupsi dan nepotisme.
(hlm.35,para:2)
Pemilihan kata sarat seharusnya diganti dengan menggunakan istilah kata
yang digunakan secara umum.

Kesalahan Saran Perbaikan


Dikarenakan berasal dari anggaran keuangan Dikarenakan berasal dari
negara, maka pengeluaran untuk pengadaan anggaran keuangan negara, maka
barang/jasa harus dapat dipertanggung pengeluaran untuk pengadaan
jawabkan untuk mencegah terjadinya barang/jasa harus dapat
kerugian negara ataupun kebocoran dipertanggung jawabkan untuk
keuangan negara. mencegah terjadinya kerugian
negara ataupun pemborosan
keuangan negara.

xxxvii
(hal.34,para:1)

Pemilihan kata kebocoran merupakan kata kias sebaiknya diubah dengan kata
yang sederhana dan langsung tertuju pada makna sebenarnya yaitu pemborosan.

3.3 STRUKTUR KALIMAT

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran


yang utuh atau setiap tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara
lengkap. Struktur inti kalimat bahasa Indonesia sebenarnya sangat sederhana,
yaitu hanya berupa subjek dan predikat. Kelompok kata ini dapat disebut dengan
klausa. Suatu klausa dapat diperluas menjadi beberapa tipe kalimat dasar dengan
menambahkan fungsi lain ke dalam kalimat. Jika terdapat sebuah tuturan yang
menginformasikan sesuatu, tetapi belum lengkap atau belum utuh, tuturan itu
belum dapat disebut kalimat, mungkin hanya berupa kelompok kata atau berupa
frasa.

3.3.1 Ketidakjelasan informasi/ keterangan

Informasi yang tidak lengkap dapat menimbulkan kebingungan dan tafsiran


yang salah bagi pembaca. Oleh karena itu suatu kalimat yang menyampaikan
informasi atau keterangan harus jelas dalam penyampaiannya.

Kesalahan Saran Perbaikan


Tahun lalu di Lombok terjadi gempa Pada tahun 2018 di Lombok terjadi
kuat yang merusak beberapa bangunan gempa kuat yang merusak beberapa
tinggi dan bangunan rendah baik bangunan tinggi dan bangunan rendah
bangunan yang di rancang baik bangunan yang di rancang
(engineered) maupun bangunan yang (engineered) maupun bangunan yang
dibangun tanpa perencanaan teknis dibangun tanpa perencanaan teknis
(non engineered). (non engineered).

xxxviii
(Sukrawa, dkk, 2019, p. 62)

Pada contoh nomor (1), penyampaian keterangan tahun terjadinya gempa


di Lombok kurang jelas, kalimat yang benar seharusnya menyampaikan
keterangan tahun, yakni tahun 2018.

3.3.2 Penggunaan Konjungsi Relatif yang dan Preposisi

Penghubung yang yang digunakan di antara kata benda dan kata kerja
akan membentuk sebuah kalimat terikat. Konjungsi yang merupakan penanda
kalimat terikat yang berfungsi memberikan keterangan tambahan pada kata benda
sebelumnya. Hal ini membuat konjungsi tersebut selalu berada setelah kata benda
baik kata benda itu ditampilkan secara tersurat maupun secara tersirat. Kalimat
Pada contoh berikut terdapat kesalahan di mana konjungsi yang tidak digunakan
untuk menghubungkan kalimat bebas dengan kalimat terikat. Penggunaan
preposisi yang mendahului suatu subjek juga tidak dibenarkan.

Kesalahan Saran Perbaikan


Dimana 𝑃𝑟 adalah kekuatan aksial 𝑃𝑟 adalah kekuatan aksial yang perlu
perlu menggunakan kombinasi beban menggunakan kombinasi beban DFBK
DFBK atau DKI, kips (N), 𝑃𝑐 adalah atau DKI, kips (N). 𝑃𝑐 adalah
kekuatan aksial tersedia kips (N), 𝑀𝑟 kekuatan aksial yang tersedia kips (N).
adalah kekuatan lentur perlu 𝑀𝑟 adalah kekuatan lentur yang perlu
menggunakan kombinasi beban DFBK menggunakan kombinasi beban DFBK
atau DKI kip-in (N-mm), 𝑀𝑐 adalah atau DKI kip-in (N-mm). 𝑀𝑐 adalah
kekuatan lentur tersedia kip-in (N- kekuatan lentur yang tersedia kip-in
mm). (N-mm).

(Sukrawa, dkk, 2019, p. 63)

xxxix
Struktur kalimat di atas tidak tepat karena tidak adanya konjungsi relatif
yang untuk menghubungkan objek atau verba dengan kata kerja atau kata sifat
atau kata keterangan, sehingga tidak memberikan kejelasan antara kalimat inti dan
kalimat terikat. Penggunaan tanda koma antara definisi setiap komponen yang
ditinjau (Pr, Pc, Mr, dan Mc) tidak tepat, karena memisahkan antar kalimat
definisi, sehingga perlu diganti dengan tanda titik. Selain itu, suatu kalimat tidak
dapat diawali dengan kata depan seperti dimana.

3.3.3 Penempatan Subjek

Sebuah kalimat bebas harus didukung secara tersurat oleh kata benda dan
kata kerja untuk mengisi fungsi secara lengkap. Kalimat di bawah ini terdapat
pada awal paragraf sehingga berfungsi sebagai kalimat bebas, sehingga harus ada
subjek secara jelas.

Kesalahan Saran Perbaikan


Proses desain yang dilakukan terhadap Pada struktur DIA dan struktur BF
kedua sistem struktur tersebut dengan dilakukan proses desain dengan cara
cara melakukan analisis linier terhadap analisis linier.
kedua sistem struktur tersebut.

(Sukrawa, dkk, 2019, p. 63)


Kalimat di atas berstruktur rancu dikarenakan tidak adanya subjek secara
jelas di awal kalimat. Penggunaan kata dilakukan, dengan melakukan pada
kalimat tersebut juga menjadikannya belum bisa dikatakan sebagai kalimat pasif
atau aktif. Ditambah lagi pengulangan frasa kedua sistem struktur tersebut tidak
berguna, sehinga terjadi pemborosan kata. Hal yang sama juga terjadi pada
kalimat di bawah.

Kesalahan Saran Perbaikan


Pada struktur tersebut, beban yang Pada struktur DIA dan BF, beban yang
bekerja adalah beban mati, beban mati bekerja adalah beban mati, beban mati
tambahan, beban hidup, dan beban tambahan, beban hidup, dan beban

xl
gempa. gempa.
(Sukrawa, dkk, 2019, p. 64)
Pada contoh kalimat (3) dan (4) di atas adalah kalimat pertama pada suatu
paragraf sehingga harus menyertakan suatu subjek secara jelas, dalam hal ini
adalah struktur DIA dan struktur BF.

3.3.4 Penempatan Objek

Suatu kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat transitif jika terdapat


objek, dan kalimat intransitif jika tidak menggunakan objek. Predikat yang
memerlukan Objek harus dibedakan dengan Predikat yang tidak memerlukan
Objek. Jika Objek tidak dimunculkan pada predikat yang memerlukannya, maka
akan ada informasi yang hilang. Sebaliknya, jika kata kerja yang tidak
memerlukan Objek kemudian diberikan Objek, maka kalimat itu menjadi rancu.

Kesalahan Saran Perbaikan


Penelitian tentang analisis Penelitian tentang analisis
perbandingan perilaku struktur baja perbandingan perilaku struktur baja
diagrid (DIA) dengan rangka terbreis diagrid (DIA) dengan rangka terbreis
(BF) pada bangunan gedung 16 lantai (BF) pada bangunan gedung 16 lantai
telah dilakukan dengan memodel telah dilakukan dengan memodelkan
empat sistem struktur DIA dengan empat sistem struktur DIA dengan
sudut diagonal 54°, sudut 65°, sudut sudut diagonal 54°, sudut 65°, sudut
70°, sudut 77° dan satu sistem struktur 70°, sudut 77° dan satu sistem struktur
BF. BF.

(Sukrawa, dkk, 2019, p. 70)

Kata kerja memodel di atas merupakan kata kerja intransitif yang tidak
memerlukan objek. Namun, karena kata kerja itu diikuti oleh frase benda (empat
sistem struktur DIA), bentuk kata kerja memodel harus diperbaiki dengan

xli
menambahkan akhiran –kan menjadi memodelkan sehingga dapat diikuti oleh
objek menjadi.

3.4 STRUKTUR PARAGRAF

Paragraf adalah suatu gagasan yang berbentuk serangkaian kalimat yang


saling berkaitan satu sama lain. Nama lain dari paragraf ialah wacana mini.
Kegunaan dari paragraf adalah untuk menjadi penanda dimulainya topik baru dan
memisahkan gagasan-gagasan utama yang berbeda. Penggunaan paragraf
memudahkan pembaca untuk memahami bacaan secara menyeluruh. Panjang dari
satu paragraf adalah beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf ditentukan
oleh cara pengembangan dan ketuntasan uraian gagasan yang disampaikan.
Jumlah kalimat di dalam paragraf dapat menentukan kualitas dari bacaan.
Paragraf tersusun dari gagasan utama yang terletak dalam kalimat topik. Selain
itu, terdapat kalimat penjelas yang memperjelas kalimat topik. Paragraf juga
berfungsi untuk mengungkapkan pemikiran penulis secara sistematis sehingga
mudah untuk dipahami oleh pembaca. Kriteria sekumpulan kalimat yang dapat
menjadi paragraf yaitu adanya kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan
sudut pandang yang tidak berubah-ubah.

Paragraf merupakan sebuah kumpulan dari kalimat kalimat yang berisi


tentang satu ide pokok atau gagasan utama. Sebuah paragraf yang baik akan
memberikan bantuan pembaca serta penulis dalam membuat artikel yang baik
serta memperbaikinya. Tanpa adanya sebuah keteraturan dalam menyampaikan
ide atau gagasan dalam paragraf sebuah artikel atau karya tulis akan membuat
tulisan yang anda buat tidak terasa dan akan membingungkan pembaca dan
bahkan penulisnya untuk tetap mengembangkan artikelnya. Yang membangun
sebuah paragraf adalah Topik / gagasan utama, Kalimat Utama, Kalimat

xlii
pendukung, Transisi, Penegas. Ini Merupakan sebuah srtuktur paragraf yang dapat
membangun sebuah paragraf yang baik.

Deifinisi yang lainnya, Paragraf merupakan penyusun dari semua artikel


atau karya tulis. Banyak pelajar yang menganggap bahwa pengertian paragraf
mempunyai batasan dalam panjang kalimat yakni : paragraf merupakan kelompok
kalimat yang sedikitnya terdiri atas 5 kalimat dan bahkan ada yang mengartikan
paragraf sebagai setengah dari halaman.

Dalam Lunsford dan Connor dijelaskan bahwa paragraf adalah sebagai


kumpulan kalimat atau group of sentences atau satu kalimat yang membentuk
sebuah unit. Panjang dan tampilan sebuah bagian dari karya tulis ilmiah bukanlah
kriteria dari sebuah paragraf. Sebaagai contoh singkat, sebuah paragraf dalam
gaya penulisan jurnalistik bisa terdiri atas satu kalimat yang cukup panjang (dari
titik ke titik) . Oleh sebab itu, pengertian paragraf yaitu suatu kalimat atau grup
kalimat atua kelompok kalimat atau gabungan kalimat yang menggagas satu ide
pokok.

3.4.1 Paragraf Tidak Transisi (konjungsi intra)

Kesalahan Saran Perbaikan


Fungsi dinding pada bangunan Fungsi dinding pada bangunan
biasanya sebagai penyekat antar yang biasanya sebagai penyekat
ruangan tidak diperhitungkan sebagai antar ruangan tidak diperhitungkan
elemen struktur. Perilaku struktur sebagai elemen struktur. Hasil
RDP dipengaruhi oleh material penelitian oleh Budiwati dan
dinding pengisinya (DP) baik ukuran Sukrawa (2017) menunjukkan
maupun propertinya. Keberadaan bahwa struktur rangka dinding
dinding pengisi ini mampu pengisi (RDP) mampu
meningkatkan kekuatan dan kekakuan meningkatkan kekuatannya dalam
struktur bila dibandingkan dengan menahan beban gaya geser dasar
struktur terbuka (Open frame / OF). akibat gempa dan mengurangi
Material DP sangat beragam jenisnya. besarnya simpangan yang terjadi
Kebanyakan struktur bangunan akibat beban lateral. Tetapi Perilaku

xliii
gedung dengan jumlah tingkat rendah struktur RDP dipengaruhi oleh
(2-5 tingkat) menggunakan bata material dinding pengisinya (DP)
merah sebagai unit pembentuk agar baik ukuran maupun
dinding. Dari sejumlah penelitian propertinya. Keberadaan DP ini
yang pernah dilakukan oleh Budiwati mampu meningkatkan kekuatan dan
(2011) dan Rahayu dkk (2016) yang kekakuan struktur bila dibandingkan
menggunakan bata merah daerah dengan struktur terbuka (Open
setempat terlihat bahwa material DP frame / OF). Karena Material DP
tersebut sangat beragam ukuran, nilai sangat beragam jenisnya.
kuat tekan, dan nilai modulus Kebanyakan struktur bangunan
elastisitas. Hasil penelitian oleh gedung dengan jumlah tingkat
Budiwati dan Sukrawa (2017) rendah (2-5 tingkat) menggunakan
menunjukkan bahwa struktur rangka bata merah sebagai unit pembentuk
dinding pengisi (RDP) mampu dinding. Dari sejumlah penelitian
meningkatkan kekuatannya dalam yang pernah dilakukan oleh
menahan beban gaya geser dasar Budiwati (2011) dan Rahayu dkk
akibat gempa dan mengurangi (2016) yang menggunakan bata
besarnya simpangan yang terjadi merah daerah setempat terlihat
akibat beban lateral. bahwa material DP tersebut sangat
beragam ukuran, nilai kuat tekan,
dan nilai modulus elastisitas.

Bila membaca kalimat pertama, paragraf ini akan berbicara tentang fungsi
dinding. Sayangnya, kalimat berikutnya tidak menjelaskan tentang fungsi dinding,
justru lari ke gagasan lain dan paragraph ini tidak berhasil membangun kesatuan
dan kepaduan dengan baik. Di mana paragrapf tersebut tidak Transisi (Konjungsi
intra) terhadap kalimat-kalimat yang seterusnya yang menjelaskan tentang fungsi
dinding. Bahkan penulisan gagasan yang kurang baik dalam munyambung fungsi
kaliamaat berikutnya.

xliv
3.4.2 Paragraf pendukung kuranag berfungsi

Kesalahan Saran Perbaikan


Fungsi dinding suatu Fungsi dinding suatu bangunan
bangunan yaitu sebagai yaitu sebagai pemisah atau
pemisah atau pembentuk pembentuk ruang, sebagai
ruang, sebagai pelindung pelindung terhadap cuaca,
terhadap cuaca, penyokong penyokong atap, dan sebagai
atap, dan sebagai pembatas. pembatas. Berdasarkan BS EN
Dinding yang terbuat dari 1052-1:1999, benda uji
pasangan biasanya terbentuk dinding pasangan dibuat pada
dari unit dan mortar. Unit permukaan yang datar.
umumnya terbuat dari bata Dimensi benda uji dinding
merah, batako, bata ringan, pasangan menggunakan
atau material lain. Mortar parameter panjang unit bata
sebagai spesi atau plesteran (lu) dan tinggi unit (hu).
terbuat dari campuran antara Panjang benda uji dinding
pasir dan semen dengan
pasangan (ls) dan tinggi benda
perbandingan tertentu.
uji menggunakan parameter lu
Berdasarkan BS EN 1052-
dan hu seperti pada Tabel 1,
1:1999, benda uji dinding
untuk tebal benda uji dinding
pasangan dibuat pada
pasangan setebal unit tanpa
permukaan yang datar.
diplester. Detil dimensi benda
Dimensi benda uji dinding
uji dan penempatan dial gauge
pasangan menggunakan
ditampilkan pada bidang tekan
parameter panjang unit bata
atas dan bawah
(lu) dan tinggi unit (hu).
diterap/diratakan
Panjang benda uji dinding menggunakan adukan mortar
pasangan (ls) dan tinggi benda dengan campuran 1:3 atau
uji menggunakan parameter lu bahan yang kuat tekannya
dan hu seperti pada Tabel 1, lebih besar dari specimen yang
untuk tebal benda uji dinding diuji tersebut. Dinding yang

xlv
pasangan setebal unit tanpa terbuat dari pasangan batu bata
diplester. Detil dimensi benda biasanya terbentuk dari unit
uji dan penempatan dial gauge dan mortar. Unit umumnya
ditampilkan. Benda uji dinding terbuat dari bata merah,
pasangan pada bidang tekan batako, bata ringan, atau
atas dan bawah material lain. Mortar sebagai
diterap/diratakan spesi atau plesteran terbuat
menggunakan adukan mortar dari campuran antara pasir dan
dengan campuran 1:3 atau semen dengan perbandingan
bahan yang kuat tekannya tertentu. Benda uji yang telah
lebih besar dari specimen yang selesai dibuat ditutup dengan
diuji tersebut. Benda uji yang kain lembab agar tidak
telah selesai dibuat ditutup mengering selama pengujian
dengan kain lembab agar tidak dan pembebanan siap untuk
mengering selama pengujian dilakukan dengan umur benda
dan pembebanan siap untuk uji selama 28 hari.
dilakukan dengan umur benda
uji selama 28 hari.

Paragraf ini tidak berhasil membangun kesatuan dan kepaduan dengan


baik. Pada kalimat pertama, penulis berbicara tentang fungsi dinding. Kalimat
kedua telah berusaha menjelaskan tentang pasangan, meskipun cara merelasikan
gagasannya agak rancu. Perhatikan frase kegunaan dinding iłu sendiri yaitu”
memiliki pengertian sama dengan "fungsinya” yang telah dimunculkan pada
kalimat sebelumnya. Pengulangan pengertian iłu selain mubazir bahkan agak
mengaburkan tekanan gagasan pada kalimat sebelumnya. Setelah memasuki
kalimat ketiga, pembaca pun akan terkejut karena terjadi perubahan gagasan,
yakni dari fungsi dinding menjadi macam-macam bahan pembuatnya. Bahkan
pada kaliamt-kafimat berikutnya lari lagi ke gagasan yang berbeda. Jadi kalimat
pendukungnya kurang berfugsi dengan baik

xlvi
3.4.3 Kalimat paragraf utama kurang jelas

Kesalahan Saran Perbaikan


Perencanaan RDP Perencanaan RDP memerlukan
memerlukan data propertis dari data propertis dari dinding pasangan
dinding pasangan berupa nilai berupa nilai kuat tekan dan modulus
kuat tekan dan modulus elastisitasnya pada pembuatanya
elastisitasnya. Di Indonesia selama proses di pengerjaannya. Pada
belum tersedia standar nilai dari umumnya pembuatan unit pembentuk
data propertis pasangan dinding dinding bata merah diproduksi secara
dan material pembentuknya. manual dengan proses yang
Pada umumnya pembuatan unit sederhana sehingga karakteristik
pembentuk dinding bata merah material tidak seragam. Penelitan
diproduksi secara manual tentang sifat mekanis dari batu bata
dengan proses yang sederhana merah yang dilakukan oleh
sehingga karakteristik material Basoenondo (2008) menggunakan
tidak seragam. Penelitan sampel yang diambil dari tempat
tentang sifat mekanis dari batu pembuatan bata lokal di Cikarang-
bata merah yang dilakukan oleh Jakarta. Dari penelitian tersebut dapat
Basoenondo (2008) diketahui bahwa modulus of rupture
menggunakan sampel yang rata-rata yang diperoleh batu bata
diambil dari tempat pembuatan adalah 3,0 MPa. Penelitian juga
bata lokal di Cikarang-Jakarta. dilakukan pada pasangan batu bata
Dari penelitian tersebut dapat dengan mempergunakan 2 (dua) jenis
diketahui bahwa modulus of mortar yang berbeda perbandingan
rupture rata-rata yang diperoleh antara semen dan pasir yaitu 1:3 dan
batu bata adalah 3,0 MPa. 1:4. Penelitian terkait pengujian
Penelitian juga dilakukan pada dinding pasangan bata merah dari
pasangan batu bata dengan produsen bata merah di Bali
mempergunakan 2 (dua) jenis dilakukan oleh Rahayu dkk (2016),
mortar yang berbeda dimana besar kuat tekan karakteristik

xlvii
perbandingan antara semen dan pasangan bata merah yang dibuat
pasir yaitu 1:3 dan 1:4. Dari menggunakan mortar 1:4 dengan unit
penelitian tersebut disimpulkan bata merah dari Gianyar, Tabanan
mortar dengan kuat tekan lebih dan Negara berurutan adalah 1,22,
besar akan menghasilkan kuat
1,32, dan 1,42 N/mm2
tekan pasangan batu bata yang
lebih kuat. Penelitian terkait
pengujian dinding pasangan
bata merah dari produsen bata
merah di Bali dilakukan oleh
Rahayu dkk (2016), dimana
besar kuat tekan karakteristik
pasangan bata merah yang
dibuat menggunakan mortar 1:4
dengan unit bata merah dari
Gianyar, Tabanan dan Negara
berurutan adalah 1,22, 1,32, dan

1,42 N/mm2. Penggunaan


mortar dengan nilai kuat tekan
lebih tinggi tidak selalu
memberikan nilai kuat tekan
dinding pasangan semakin
besar Radovanovic et al (2015).

Dari Paragraf ini tidak memiliki kejelasan gagasan maupun pola. Di satu
sisi, penulis berusaha mendeskripsikan standar pasangan dinding, tetapi di
pihak Iain juga menjelaskan tentang perbandingan bahan. Akibatnyar
pendeskripsian ruang maupun penjelasan tentang fungsi yang ada di dalam
paragraph itu pun serba tidak tuntas. Pola paragraf menjadi kabur. Selain

xlviii
ketidak jelasan gagasan dan pola, bahasanyapun belum efektif Kalimat
pertama, misalnya, bukanlah kalimat yang tepat, di mana kalimat utama
kurang tepat karana kaliamat yang lain mendeskripsikan

3.4.4 Paragraf tidak padu

Kesalahan Saran Perbaikan


Perencanaan RDP memerlukan Perencanaan RDP memerlukan data
data propertis dari dinding propertis dari dinding pasangan
pasangan berupa nilai kuat tekan berupa nilai kuat tekan dan modulus
dan modulus elastisitasnya. Di elastisitasnya. Pada umumnya
Indonesia belum tersedia standar pembuatan unit pembentuk dinding
nilai dari data propertis pasangan bata merah diproduksi secara manual
dinding dan material dengan proses yang sederhana
pembentuknya. Pada umumnya sehingga karakteristik material tidak
pembuatan unit pembentuk seragam. Penelitan tentang sifat
dinding bata merah diproduksi mekanis dari batu bata merah yang
secara manual dengan proses dilakukan oleh Basoenondo (2008)
yang sederhana sehingga menggunakan sampel yang diambil
karakteristik material tidak dari tempat pembuatan bata lokal di
seragam. Penelitan tentang sifat Cikarang-Jakarta. Dari penelitian
mekanis dari batu bata merah tersebut dapat diketahui bahwa
yang dilakukan oleh Basoenondo modulus of rupture rata-rata yang
(2008) menggunakan sampel diperoleh batu bata adalah 3,0 MPa.
yang diambil dari tempat Penelitian juga dilakukan pada
pembuatan bata lokal di pasangan batu bata dengan
Cikarang-Jakarta. Dari penelitian mempergunakan 2 (dua) jenis mortar
tersebut dapat diketahui bahwa yang berbeda perbandingan antara
modulus of rupture rata-rata yang semen dan pasir yaitu 1:3 dan 1:4.
diperoleh batu bata adalah 3,0 Penelitian terkait pengujian dinding
MPa. Penelitian juga dilakukan pasangan bata merah dari produsen
pada pasangan batu bata dengan bata merah di Bali dilakukan oleh
mempergunakan 2 (dua) jenis Rahayu dkk (2016), dimana besar

xlix
mortar yang berbeda kuat tekan karakteristik pasangan bata
perbandingan antara semen dan merah yang dibuat menggunakan
pasir yaitu 1:3 dan 1:4. Dari mortar 1:4 dengan unit bata merah
penelitian tersebut disimpulkan dari Gianyar, Tabanan dan Negara
mortar dengan kuat tekan lebih berurutan adalah 1,22, 1,32, dan 1,42
besar akan menghasilkan kuat
N/mm2
tekan pasangan batu bata yang
lebih kuat. Penelitian terkait
pengujian dinding pasangan bata
merah dari produsen bata merah
di Bali dilakukan oleh Rahayu
dkk (2016), dimana besar kuat
tekan karakteristik pasangan bata
merah yang dibuat menggunakan
mortar 1:4 dengan unit bata
merah dari Gianyar, Tabanan dan
Negara berurutan adalah 1,22,

1,32, dan 1,42 N/mm2.


Penggunaan mortar dengan nilai
kuat tekan lebih tinggi tidak
selalu memberikan nilai kuat
tekan dinding pasangan semakin
besar Radovanovic et al (2015).

Dalam paragraf tersebut terdap kalimat topiknya, ” Perencanaan RDP


memerlukan data propertis dari dinding pasangan berupa nilai kuat tekan dan
modulus elastisitasnya”, setelah di baca lebih lanjut, unsur-unsur paragraf atu
kaliamat yang lainya tidak menyatu dengan kepadauan kalimat penjelas lainnya
yang berusaha mengurai kepaduan kaliamat-kalaimat tersebut dengan baik.

l
3.5 PENALARAN KALIMAT /LOGIKA

Rangkaian ungkapan akan dapat dipahami secara jelas oleh pembaca jika
kosa-kata ditempatkan dengan tata bahasa yang benar dan disusun dalam kesatuan
paragraf yang utuh. Apabila pembaca merupakan orang yang berlatar belakang
bahasa tidak dapat memahami ungkapan maupun rangkaian kata yang disusun
oleh penulis , maka terjadi kesalahan dalam pegungkapan pola pikir , Rangkaian
kata – kata dalam satu baris belum tentu memiliki fungsi yang berarti dalam satu
kalimat , begitu pula dengan rangkaian kalimat – kalimat belum tentu berkaitan
antara kalimat sebelum maupun sesudahnya . Oleh karena itu , sebuah keterkaitan
antara kata maupun kalimat dapat membuat pola pikir yang tepat bagi para
pembaca apabila pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami seutuhnya .

3.5.1 Penggunaan kata tidak efektif yang dapat mengganggu unsur penalaran
kalimat

Dalam penggunaan kata di dalam kalimat di bawah ini terdapat kata kata
yang kurang efektif dan menunjukkan pengulangan kata sebelumnya . Pada
kalimat 1 ditemukan kata “ hasil prediksi “ yang diulang setelah kata didapatkan ,
hal tersebut kurang efektif dikarenakan sudah dijelaskan pada awal kalimat . Oleh
karena itu penggantian kata “ hasil prediksi “ menjadi “bahwa” untuk meniadakan
pengulangan kata .

Kesalahan Saran Perbaikan


Dari hasil prediksi distribusi Dari hasil prediksi distribusi
perjalanan didapatkan hasil prediksi perjalanan didapatkan bahwa
pembebanan lal lintas tertinggi pembebanan lalu lintas tertinggi
terdapat pada Jl. ByPass Ngurah Rai. terdapatpada Jl. By Pass Ngurah Rai.

li
Diperlukan untuk membangun Untuk mengatasi pembebanan tersebut
jalan baru atau mengatasi masalah dapt dibangun sebuah jalan baru atau
lalu lintas dengan memakai skema demand
dengan skema demand management management , yaitu memberikan
yaitu memberikan priorita pada prioritas pada angkutan umum dan
angkutan umum dan membatasi membatasi penggunaan kendaraan
kepemilikan dan penggunaan pribadi.
kendaraan bermotor pribadi.

Penggantian kalimat berikutnya dikarenakan kata – kata pada awal kalimat


memiliki makna tidak berkaitan dengan kalimat sebelumny, kata “diperlukan”
pada awal kalimat memiliki makna rancu untuk di mengerti oleh para pembaca
karena ketidakjelasan kata dan hubungan antar kalimat melalui kata tersebut.
Sehingga kata tersebut diganti dengan kata “ Untuk mengatasi pembebanan ...... ‘’
agar kalimat sebelumnya berkaitan dengan kalimat ini . Juga untuk penulisan kata
“ demand management “ diharuskan menjadi “ demand management” dikarenakan
serapan dari bahasa asing .

Kesalahan Saran Perbaikan


Dalam penelitia ini dilakukan Dalam penelitia ini dilakukan
pemodelan distribusi perjalanan (trip pemodelan distribusi perjalanan (trip
distribution) dan pemilihan rute (trip distribution) dan pemilihan rute (trip
assignment) yang dibantu dengan assignment) yang dibantu dengan
software Visum versi 15. Tujuan software Visum versi 15. Tujuan dari
dari penelitian ini adalah untuk penelitian ini adalah untuk
memprediksi distribusi perjalanan di memprediksi distribusi perjalanan dan
Kota Denpasar di masa mendatang, pembebanan lalu lintas di Kota
memprediksi pembebanan lalu lintas Denpasar di masa mendatang.
di masa mendatang.

lii
Penghilangan kata “memprediksi” dan penambahan kata “dan” pada
kalimat kedua, serta pemindahan Kota Denpasar ke akhir kalimat agar informasi
mengenai tempat dan memperjelas hubungan kalimat kedua dengan kalimat
pertama.

Kesalahan Saran Perbaikan


20 ruas jalan dengan volume terbesar 20 ruas jalan dengan volume terbesar
pada tahun perencanaan dapat dilihat tahun perencanaan dapat dilihat pada
pada Tabel 3. Dari Tabel 3 diperoleh Tabel 3. Berdasarkan tabel tersebut
bahwa volume terbesar pada tahun ruas jalan dengan volume terbesar dari
dasar hingga akhir tahun rencana tahun dasar hingga akhir tahun
terdapat pada ruas jalan By Pass rencana adalah ByPass Ngurah Rai
Ngurah Rai dengan volume jam dengan volume jam puncak pada tahun
puncak pergerakan pada tahun 2033 2033 sebesar 28.732 smp/jam.
sebesar 28.732 smp/jam.

Pergantian kata “dari tabel 3 diperoleh “ menjadi “berdasarkan” , lalu


“pergerakan pada tahun 2033 “ menjadi “ pada tahun 2033” adalah untuk
membuat kalimat efektif dan menghindari dari adanya pengulangan kata serta
menghubungkan keterkaitan antar kalimat.

Kesalahan Saran Perbaikan


Prediksi distribusi perjalanan di Kota Prediksi distribusi perjalanan di Kota
Denpasar orang per hari berdasarkan Denpasar orang per hari berdasarkan
software Visum versi 15 dengan software Visum versi 15 dengan
metode doubly constrained pada masa metode doubly constrained pad tahun
yang mendatang diperoleh hasil yaitu 2033 mendatang sebesar 28.873.490
pergerakan padatahun 2033 sebesar orang/hari. Lalu prediksi pembebanan
28.873.490 orang/hari. Prediksi alulintasterbesar pada jaringan jalan di
pembebanan lalu lintas terbesar di Kota Denpasar terjadi pada rua jalan
masa yang mendatang pada jaringan ByPass Ngurah Rai dengan total
jalan di Kota Denpasar berdasarkan volume kendaraan pada tahun 2033

liii
software Visum versi 15 terjadi pada sebesar 518.020 orang/hari.
ruasjalan ByPass Ngurah Rai dengan
total volum kendaraan pada tahun
2033 sebesar 518.020orang/hari.

Penghilangan kalimat “ di masa yang mendatang “ serta “berdasarkan


software.....” bertujuan untuk menghilangkan kalimat penyisip yang terlalu
panjang sehinggan mengganggu kefektifan kalimat.

Kesalahan Saran Perbaikan


Diperlukan pengembangan jalan di Untuk mengantisipasi meningkatnya
Kota Denpasar untuk mengantisipasi pergerakan bagi setiap ruas jalan
meningkatnya pergerakan dan khususnya 20 ruas jalan dengan
perhatian bagi setiap ruas jalan volume tinggi di Kota Denpasar
khususnya 20 ruas jalan dengan dibutuhkan pengembangan jalan agar
volume tinggi sehingga jaringan jalan tingkat pelayanan jaringan jalan dapat
di Kota Denpasar tingkat lebih efektif. Untuk jalur alternatif
pelayanannya dapat lebih efektif. lainnya yaitu melalui penerapan
Alternatif lainnya yaitu melalui demand management yaitu
penerapan demand management yaitu memberikan prioritas pada
memberikan prioritas pada pengembangan sistem angkutan umum
pengembangan sistem angkutan dan membatasi kepemilikan serta
umum dan membatasi kepemilikan penggunaan kendaraan pribadi.
dan penggunaan kendaraan bermotor
pribadi.

Pemindahan kata “untuk mengantisipasi.....” menjadi awal kalimat agar


pembaca dapat menarik informasi dengan cepat yaitu pada awal kalimat . Pada
awal kalimat kedua juga ditambahkan kata “Untuk jalur” karena jika diawali
dengan kata alternatif saja hanya akan membuat makna antar kalimat menjadi
rancu dan tidak terlihat jelas keterkaitan antar kalimat.

liv
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Analisis penggunaan bahasa Indonesia pada Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol.
23, No. 2, Juli 2019 Universitas Udayana difokuskan pada penggunaan ejaan,
pilihan kata, pembentukan struktur kalimat, struktur paragraf, dan penalaran yang
masing-masing menghasilkan analisis terhadap kesaalahan-kesalahan yang
diperoleh. Jenis kesalahan penggunaan ejaan yang diperoleh meliputi kesalahn
penulisan kata imbuhan dan kata depan, penempatan tanda baca titik dua (:) dan
tanda koma. Sedangkan, jenis kesalahan pemilihan kata meliputi penggunaan
istilah asing pengulangan kata, partikel, dan pilih kata alih-alih frasa. Pada
struktur kalimat, terdapat kesalahan berupa ketidakjelasan informasi, penggunaan
yang, penggunaan preposisi, penempatan subjek, dan objek. Pada struktur
paragraf, terdapat kesalahan berupa ketidakjelasan topik/ gagsan yang disajikan
dalam paragraf. Kesalahan pada penlaran berupa penggunan kata yang tidak
efektif dan tidak cocok terhadap topik yang dibahas.

Pada umumnya, penggunaan bahasa Indonesia pada Jurnal Ilmiah Teknik


Sipil Vol. 23, No. 2, Juli 2019 Universitas Udayana ini benar, namun masih
terdapat poin penting kesalahan yang harus diperbaiki dengan cermat, seperti
pada penggunan kata, struktur kalimat, dan penyusunan paragraf. Hal tersebut
dinilai penting agar informasi yang akan disampaikan dapat dijelaskan dengan
baik dalam suatu pembahasan. Terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia yang
baik, perlu diasah dengan banyak latihan, sehingga dalam proses pembelajaran,
ilmu yang disajikan dapat terserap dengan baik bagi pembaca.

lv
4.2 SARAN
Untuk meminimalisir kesalahan – kesalahan pada penggunaan Bahasa
Indonesia dalam menulis sebuah karya ilmiah , kami menyarankan kepada
para penulis karya ilmiah untuk lebih teliti dan juga membaca mengenai
pengunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam membuat suatu karya
ilmiah . Karena kesalahan pada penggunaan Bahasa Indonesia dalam sebuah
makalah terjadi karena ketidaktelitian ataupun kurangnya pengetahuan penulis
mengenai penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

lvi
DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1985. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Bahasa Indonesia.


Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa; Panduan ke Arah
Kemahiran Berbahasa. Jakarta: Gramedia
Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia; Panduan Tata Bahasa
Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: PT Bintang Pustaka
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/03/kalimat_dalam_bahasa_indonesia.pdf

https://ojs.unud.ac.id/index.php/jits/article/view/53267

https://ojs.unud.ac.id/index.php/jits/article/view/53268/31517

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/Buku
%20Penyuluhan%20Kalimat.pdf

https://ojs.unud.ac.id/index.php/jits/article/view/53265

lvii
LAMPIRAN

lviii
Lampiran 1

lix
lx
Lampiran 2

lxi
Lampiran 3

lxii
Lampiran 4

lxiii
Lampiran 5

lxiv
Lampiran 6

lxv
Lampiran 7

lxvi
Lampiran 8

lxvii
Lampiran 9

No Nama Uraian Tugas


1. Kresna Putra Wicaksana o Membuat cover makalah
o Menyusun Metode Penelitian (Bab 1)
o Menyusun Kerangka Teori Bagian
penalaran (Bab 2)
o Bab 2 Kajian Pustaka
o Bab 3 Penalaran
o Bab 4 Saran
o Editing Makalah
2. Agis Prassetio o Bab 1 Latar Belakang
o Bab 2 Kerangka Teori Bagian Ejaan
o Bab 3 Ejaan
o Bab 4 Kesimpulan
o Daftar Pustaka
3. Rizal Kukuh Permadi o Bab 2 Kerangka Teori Bagian Struktur
Kalimat
o Bab 3 Struktur Kalimat
o Bab 4 Kesimpulan

4. Tomi Ranubaya o Bab 1 (Apa yang dilakukan setelah


menemukan kesalahan?)
o Bab 2 Kerangka Teori Bagian Struktur
Paragraf
o Bab 3 Struktur Paragraf
5. Putri Lisnarsih Istifarila o Bab 1 Rumusan Masalah
o Bab 2 Kerangka Teori Bagian Pilihan Kata
o Bab 3 Pilihan Kata
o Lampiran
o Pembuat format daftar isi
o Editing makalah

lxviii

Anda mungkin juga menyukai