Anda di halaman 1dari 29

STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. P
Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Rawamagun Jakarta
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Pekerja bangunan
MRS : 7 April 2014

Keluhan Utama
Nyeri pinggang kiri sejak 1 minggu SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poli saraf RSIJ dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1 minggu lalu,
nyeri pinggang yang hebat timbul secara tiba-tiba setelah mengangkat benda berat, pasien
mengaku nyerinya seperti tertusuk (sakit sekali) dan nyeri pinggang tersebut dirasakan terus-
menerus, Nyeri terasa seperti kaku dan dipelintir kemudian menjalar ke bokong kiri sampai
kaki kiri., nyeri terasa bertambah sakit pada waktu malam (pasien sulit miring ke kanan atau
ke kiri), juga bertambah sakit bila beraktivitas. Sehari sebelum berobat pasien memenggil
tukang dipijat tetapi setelah dipijatpun nyeri pinggangnya tidak membaik. Pasien mengatakan
tidak bisa tidur dan sulit berjalan sejak timbul nyeri. Pasien juga mengeluh saat beranjak dari
tempat tidur terasa nyeri sekali.
Tidak ada keluhan kesemutan, baal, ataupun nyeri di anggota badan lainnya. BAB dan
BAK normal seperti biasa.

Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat hipertensi disangkal
 Riwayat DM disangkal

1
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami seperti ini. Hipertensi disangkal. DM disangkal.

Riwayat Pengobatan
Pasien minum obat anti nyeri untuk mengurangi nyeri tetapi nyeri tidak berkurang.

Anamnesis Sistem
Sistem Serebrospinal : kesadaran menurun (-), pusing (-), nyeri kepala (-), pandangan
kabur (-), muntah (-)
Sistem Kardiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-), sesak (-)
Sistem Respirasi : batuk (-), pilek (-), sesak napas (-), mengi (-)
Sistem Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), diare (-)
Sistem Muskuloskeletal : nyeri di daerah ekstremitas atas (-/-), bawah (-/+)
Sistem Integumentari : luka lecet (-), gatal-gatal (-), kemerahan (-), perubahan warna
kulit (-)
Sistem Urogenital : poliuri (-), anuria (-), retensio urin (-)

PEMERIKSAAN FISIK
I. Status Sistemik
BB : 67 kg Nadi : 86 x/menit
TB : 162 cm Pernapasan : 22 x/menit
Tekanan Darah : 120/80 Suhu : 36,3oC

Keadaan umum : tampak sakit sedang


Status gizi : baik
Paru-paru : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Jantung : BJ I & II normal regular, murmur (-), gallop (-)
Hati : tidak ada pembesaran
Limpa : tidak ada pembesaran

2
II. Status Neurologik
Kesadaran : compos mentis
Kuantitatif : GCS (E 4, V 5, M 6) = 15
Kualitatif : tingkah laku aktif
Orientasi : (tempat, waktu, orang, lingkungan sekitar) baik
Jalan pikiran : logis, kecerdasan baik
Daya ingat kejadian : (baru) baik, (lama) baik
Kemampuan bicara : lancar, sikap tubuh baik
Cara berjalan : belum dapat berjalan, gerakan abnormal (-)
Kepala : bentuk normocephal, simetris (+), ukuran normal, pulsasi
(-), nyeri tekan (-), bising (-)
Leher : sikap tenang, gerakan normal, kaku kuduk (-), bentuk
vertebra normal, nyeri tekan vertebra (+), pulsasi (-), bising
karotis (-/-), bising subklavia (-/-)
Tes Lhermitte tidak dilakukan
Tes Naffziger tidak dilakukan
Tes Valsava tidak dilakukan
Tes Brudzinski I (-)
SARAF OTAK
N.I (Olfaktorius) Kanan Kiri
Daya pembau Baik baik

N.II (Optikus) Kanan Kiri Kanan Kiri


Daya penglihatan Baik Baik Fundus okuli Tidak dilakukan
Pengenalan warna Baik Baik Papil Tidak dilakukan
Medan penglihatan Baik Baik Retina Tidak dilakukan
Refleks cahaya + + Arteri/vena perdarahan Tidak dilakukan

N.III (Okulomotorius) Kanan Kiri Kanan Kiri


Ptosis - - Reflex cahaya langsung + +
Medial N N Reflex cahaya konsensual + +
Gerak mata ke Atas N N Reflex akomodatif Tidak dilakukan
Bawah N N Strabismus divergen -
Ukuran pupil 2 mm 2 mm Diplopia - -
Bentuk pupil Isokor

N.IV (Troklearis) Kanan Kiri


Gerak mata ke lateral bawah N N
3
Strabismus konvergen - -
Diplopia - -

N.VI (Abdusen) Kanan Kiri


Gerak mata ke lateral N N
Strabismus konvergen - -
Diplopia - -

N.V (Trigeminus) Kanan Kiri Kanan Kiri


Menggigit N N Reflex kornea + +
Membuka mulut N N Reflex bersin Baik
Sensibilitas muka Atas N N Refleks maseter Baik
Bawah N N Reflex zigomatikus Tidak dilakukan
Tengah N N Trismus -

N.VII (Fasialis) Kanan Kiri Kanan Kiri


Kerutan kulit dahi N N Tiks fasialis Tdl Tdl
Kedipan mata N N Lakrimasi Tdl Tdl
Lipatan naso-labial N N Daya kecap lidah 2/3 depan Tidak dilakukan
Sudut mulut N N Reflex visuo-palpebral Tidak dilakukan
Mengerutkan dahi N N Reflex glabella - -
Mengerutkan alis N N Reflex aurikulo palpebral Tdl Tdl
Menutup mata N N Tanda Myerson Tidak dilakukan
Meringis N N Tanda Chovstek Tidak dilakukan
Mengembungkan pipi N N Bersiul Baik

N.VIII (Akustikus) Kanan Kiri Kanan Kiri


Mendengar suara berbisik N N Tes Schwabah Tidak dilakukan
Mendengar detik arloji N N Tes Weber Tidak dilakukan
Tes Rinne Tidak dilakukan

N.IX (Glosofaringeus) Kanan Kiri Kanan Kiri


Arkus farings Simetris Sengau -
Daya kecap lidah 1/3 belakang Tdl Tersedak -
Reflex muntah N

N.X (Vagus) Kanan Kiri Kanan Kiri


Arkus farings Simetris Bersuara Baik
Nadi reguler Menelan Baik

N.XI (Aksesorius) Kanan Kiri Kanan Kiri


Memalingkan kepala N Mengangkat bahu N
Sikap bahu N Trofi otot bahu Eutrofi
4
N.XII (Hipoglosus) Kanan Kiri Kanan Kiri
Sikap lidah N Kekuatan lidah Baik
Tremor lidah - Trofi otot lidah Eutrofi
Menjulurkan lidah Baik Fasikulasi lidah -

BADAN
Trofi otot punggung Eutropi Trofi otot dada Eutropi
Nyeri membungkukkan badan + Palpasi dinding perut NT (-)
Kolumna vertebralis:
Bentuk N Gerakan N
Nyeri tekan +
Sensibilitas N Alat kelamin Tdl
Reflex dinding perut +/+

Reflex kremaster Tdl

ANGGOTA GERAK ATAS


Kanan Kiri Kanan Kiri
Drop hand - - Claw hand - -
Inspeksi Pitcher’s hand - - Kontraktur - -
Warna kulit Sianosis (-)

Palpasi Nyeri tekan - -

Lengan atas Lengan bawah Tangan


Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas
Kekuatan 5 5 5 5 5 5
Tonus N N N N N N
Trofi Eutropi Eutropi Eutropi Eutropi Eutropi Eutropi
Sensibilitas:
Nyeri + + + + + +
Termis Tdl Tdl Tdl Tdl Tdl Tdl
Taktil + + + + + +
Diskriminasi Tdl Tdl Tdl Tdl Tdl Tdl
Posisi N N N N N N
Vibrasi Tdl Tdl Tdl Tdl Tdl Tdl

Biseps Triseps Radius Ulna


Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Reflex fisiologis ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
Perluasan refleks - - - - - - - -
Reflex silang - - - - - - - -
5
Reflex patologis Kanan (-) Kiri (-)

ANGGOTA GERAK BAWAH


Kanan Kiri Kanan Kiri
Inspeksi Drop foot - - Kontraktur - -
Palpasi Edema - - Warna kulit Sianosis (-)

Tungkai atas Tungkai bawah Kaki


Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas
Kekuatan 5 5 5 5 5 5
Tonus N N N N N N
Trofi Eutropi Eutropi Eutropi Eutropi Eutropi Eutropi

Sensibilitas:
Nyeri + + + + + +
Termis Tdl Tdl Tdl Tdl Tdl Tdl
Taktil + + + + + +
Diskriminasi Tdl Tdl Tdl Tdl Tdl Tdl
Posisi N N N N N N
Vibrasi Tdl Tdl Tdl Tdl Tdl Tdl

Patella Achilles
Kanan Kiri Kanan Kiri
Reflex fisiologis ++ ++ ++ ++
Perluasan reflex - - - -
Reflex silang - - - -

Reflex patologis Kanan Kiri Kanan Kiri


Babinski - - Gonda - -
Chaddock - - Bing - -
Oppenheim - - Rossolimo - -
Gordon - - Mendel-Bechterew - -
Schaeffer - -

Pemeriksaan Tambahan Lain


Kanan Kiri Kanan Kiri
Tes Laseque - + Tes Brudzinski II - -
Tes Lasegue silang + Tes Guillain - -
Tes O’Connel - - Tes Edelmann Tdl Tdl
Tes Patrick Tdl Tdl Tes Kernig - -
Tes Kontra Patrick Tdl Tdl Klonus paha - -
Tes Gaenslen Tdl Tdl Klonus kaki - -
6
Tes Hoffman - -

KOORDINASI, LANGKAH, DAN KESEIMBANGAN


Cara berjalanan Tdl Tes Romberg Sulit dinilai
Ataksia Sulit dinilai Disdiadokhokinesis Tdl
Rebound fenomen Tdl Nistagmus -
Dismetri Tes telunjuk- N Tes telunjuk- N
hidung telunjuk
Tes hidung- N
telunjuk-hidung

GERAKAN ABNORMAL
Tremor - Khorea -
Atetose - Balismus -
Mioklonik -

FUNGSI VEGETATIF
Miksi Defekasi
Inkontinensia urin - Inkontinensia alvi -
Retensio urin - Retensio alvi -
Poliuria - Ereksi Tdl
Anuria -

RESUME
Seorang laki-laki , 37 tahun datang ke poli saraf RSIJ dengan keluhan nyeri pinggang
sejak 1 minggu lalu, nyeri pinggang yang hebat timbul secara tiba-tiba setelah mengangkat
benda berat, pasien mengaku nyerinya seperti tertusuk (sakit sekali) dan nyeri pinggang
tersebut dirasakan terus-menerus, Nyeri terasa seperti kaku dan dipelintir kemudian menjalar
ke bokong kiri sampai kaki kiri., nyeri terasa bertambah sakit pada waktu malam (pasien sulit
miring ke kanan atau ke kiri), juga bertambah sakit bila beraktivitas.

Status generalis:
Kesadaran: compos mentis, GCS (E 4, V 5, M 6) = 15, tingkah laku aktif, Tekanan Darah:
120/80, Nadi: 86 x/menit, Pernapasan: 22 x/menit, Suhu: 36,3 oC.
Status internus: dalam batas normal
Status neurologi: tes Lasegue + (sinistra), tes Lasegue silang +.
7
Radiologi
Foto Rontgen (tanggal 21 Feb 2014)
- Alignment vertebra lumbosakral normal
- Tak tampak listesis atau kompresi
- Tak tampak osteofit
- Pedicle dan discus intervertebralis normal
- Foramen intervertebralis normal
- Densitas tulang normal
- Curve lurus
- Pelvis dan coxae normal
Kesan: curve vertebra lumbalis lurus (muscle spasme)

DIAGNOSIS
 Diagnosis klinik : Iskhialgia sinistra,
 Diagnosis topik : Vertebra lumbosakral L4-L5
 Diagnosis etiologi : Susp. HNP

PLANNING
Pemeriksaan Penunjang
- Cek Lab: fungsi hati, ginjal
- Foto rontgen : lumbo-sakral antero-posterior (AP), lateral, oblik
- Myelografi
- CT scan atau MRI

PENATALAKSANAAN
Nonmedikamentosa
Edukasi
Bed rest total
Fisioterapi
Medikamentosa
Celecoxib 100 mg 2x1

8
TINJAUAN PUSTAKA
LOW BACK PAIN

DEFINISI
Nyeri pinggang bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang
terjadi di daerah pinggang bagian bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah diagnosis tapi
hanya gejala akibat dari penyebab yang sangat beragam.
Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu :
A. Acute low back pain
Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya sebentar, antara
beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute
low back pain dapat disebabkan karena luka traumatic seperti kecelakaan mobil atau
terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak
jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih
9
serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai
saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang acute terfokus pada istirahat dan pemakaian
analgesik.
B. Chronic low back pain
Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang berulang-ulang atau
kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada
waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis,
rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan tumor.

Disamping hal tersebut diatas terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik yang juga dapat
dikaitkan LBP. Klasifikasi tersebut adalah :
 Trauma
 Infeksi
 Neoplasma
 Degenerasi
 Kongenital
 Osteogenik
 Miogenik
 Neurogenik
 Vaskulogenik
 Penyakit organ dalam (viseral disease)

EPIDEMIOLOGI
Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting pada semua negara.
Besarnya masalah yang diakibatkan oleh nyeri pinggang dapat dilihat dari ilustrasi data
berikut. Pada usia kurang dari 45 tahun, nyeri pinggang menjadi penyebab kemangkiran yang
paling sering, penyebab tersering kedua kunjungan kedokter, urutan kelima masuk rumah
sakit dan masuk 3 besar tindakan pembedahan. Pada usia antara 19-45 tahun, yaitu periode
usia yang paling produktif, nyeri pinggang menjadi penyebab disabilitas yang paling tinggi.
Di Indonesia, LBP dijumpai pada golongan usia 40 tahun. Secara keseluruhan, LBP
merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai (49 %). Pada negara maju prevalensi orang
terkena LBP adalah sekitar 70-80 %. Pada buruh di Amerika, keluhan LBP meningkat
sebanyak 68 % antara thn 1971-1981.
10
Sekitar 80-90% pasien LBP menyatakan bahwa mereka tidak melakukan usaha
apapun untuk mengobati penyakitnya jadi dapat disimpulkan bahwa LBP meskipun
mempunyai prevalensi yang tinggi namun penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya.

ANATOMI
Struktur utama dari tulang punggung adalah vertebrae, discus invertebralis, ligamen
antara spina, spinal cord, saraf, otot punggung, organ-organ dalam disekitar pelvis, abdomen
dan kulit yang menutupi daerah punggung.
Columna vertebralis (tulang punggung) terdiri atas :
1. Vertebrae cervicales 7 buah
2. Vertebrae thoracalis 12 buah
3. Vertebrae lumbales 5 buah
4. Vertebrae sacrales 5 buah
5. Vertebrae coccygeus 4-5 buah
Vertebra cervicales, thoracalis dan lumbalis termasuk golongan true vertebrae.
Pada vertebrae juga terdapat otot-otot yang terdiri atas :
1. Musculus trapezius
2. Muskulus latissimus dorsi
3. Muskulus rhomboideus mayor
4. Muskulus rhomboideus minor
5. Muskulus levator scapulae
6. Muskulus serratus posterior superior
7. Muskulus serratus posterior inferior
8. Muskulus sacrospinalis
9. Muskulus erector spinae
10. Muskulus transversospinalis
11. Muskulus interspinalis
Otot-otot tersebut yang menghubungkan bagian punggung ke arah ekstrremitas
maupun yang terdapat pada bagian punggung itu sendiri.Otot pada punggung memiliki fungsi
sebagai pelindung dari columna spinalis, pelvis dan ekstremitas. Otot punggung yang
mengalami luka mungkin dapat menyebabkan terjadinya low back pain.

11
12
PENYEBAB
Penyebab nyeri pinggang bawah bermacam-macam dan multifaktor. Di antaranya dapat
disebut :
1) KELAINAN KONGENITAL
Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab nyeri pinggang bawah yang penting.
Kelainan kongenital yang dapat menyebabkan nyeri pinggang bawah adalah :
a. Spondilolisis dan spondilolistesis
Pada Spondilolisis tampak bahwa sewaktu pembentukan korpus vertebrae itu (in
utero) arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebraenya sendiri. Pada
spondilolistesis korpus vertebrae itu sendiri (biasanya L5) tergeser ke depan.
Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi itu masih berada dalam kandungan,
namun (oleh karena timbulnya kelinan-kelainan degeneratif) sesudah berumur 35
tahun, barulah timbul keluhan nyeri pinggang. Nyeri pinggang ini berkurang / hilang
bila penderita duduk atau tidur. Dan akan bertambah, bila penderita itu berdiri atau
berjalan. Spondilolitesis dapat mengakibatkan tertekuknya radiks L5 sehingga
timbul nyeri radikuler.
b. Spina Bifida
Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi oleh kulit yang
berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah itu ada tersembunyi suatu
spina bifida okulta. Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat suatu hiaat pada arkus
spinosus di daerah lumbal atau sakral. Karena adanya defek tersebut maka pada
tempat itu tidak terbentuk suatu ligamentum interspinosum. Keadaan ini akan
13
menimbulkan suatu “lumbo-sakral sarain” yang oleh si penderita dirasakan sebagai
nyeri pinggang.
c. Stenosis kanalis vertebralis
Diagnosis penyakit ini ditegakkan secara radiologis. Walaupun penyakit telah ada
sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah penderita berumur 35 tahun.
Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri radikuler bila si penderita jalan dengan
sikap tegak. Nyeri hilang begitu penderita berhenti jalan atau bila ia duduk. Untuk
menghilangkan rasa nyerinya maka penderita lantas jalan sambil membungkuk.
d. Spondylosis lumbal
Penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebra lumbal dan discus
intervertebralis, yang menyebabkan nyeri dan kekakuan.
e. Spondylitis
Suatu bentuk degeneratif sendi yang mengenai tulang belakang. Ini merupakan
penyakit sistemik yang etiologinya tidak diketahui, terutama mengenai orang muda
dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai akibat peradangan sendi-sendi
dengan osifikasi dan ankilosing sendi tulang belakang.

2) TRAUMA DAN GANGGUAN MEKANIS


Trauma dan gngguan mekanis merupakan penyebab utam nyeri pinggang bawah.
Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau sudah lama tidak
melakukan kegiatan ini dapat menderita nyeri pinggang bawah yang akut. Cara bekerja
di pabrik atau di kantor dengan sikap yang salah lama-lama nenyebabkan nyeri pinggang
bawah yang kronis.
Patah tulang, pada orang yang umurnya sudah agak lanjut sering oleh karena trauma
kecil saja dapat menimbulkan fraktur kompresi pada korpus vertebra. Hal ini banyak
ditemukan pada kaum wanita terutam yang sudah sering melahirkan. Dalam hal ini tidak
jarang osteoporosis menjadi sebab dasar daripada fraktur kompresi. Fraktur pada salah
satu prosesus transversus terutama ditemukan pada orang-orang lebih muda yang
melakukan kegiatan olahraga yang terlalu dipaksakan.
Pada penderita dengan obesitas mungkin perut yang besar dapat menggangu
keseimbangan statik dan kinetik dari tulang belakang sehingga timbul nyeri pinggang.
Ketegangan mental terutama ketegangan dalam bidang seksual atau frustasi seksual
dapat ditransfer kepada daerah lumbal sehingga timbul kontraksi otot-otot paraspinal

14
secara terus menerus sehingga timbul rasa nyeri pinggang. Analog dengan tension
headache maka nyeri pinggang semacam ini dapat dinamakan “tension backache”.
Tidak jarang seorang pemuda mengeluh tentang nyeri pinggang, yang timbul karena
adanya anggapan yang salah yaitu bahwa karena seringnya melakukan onani di waktu
yang lampau lantas kini sumsum balakangnya telah menjadi kering dan nyeri.

3) RADANG (INFLAMASI)
Artritis rematoid dapat melibatkan persendian sinovial pada vertebra. Artritis
rematoid merupakan suatu proses yang melibatkan jaringan ikat mesenkimal.
Penyakit Marie-Strumpell, yang juga dikenal dengan nama spondilitis ankilosa atau
bamboo spine terutama mengenai pria dan teruta mengenai kolum vertebra dan
persendian sarkoiliaka. Gejala yang sering ditemukan ialah nyeri lokal dan menyebar di
daerah pnggang disertai kekakuan (stiffness) dan kelainan ini bersifat progresif.

4) TUMOR (NEOPLASMA)
Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak dapat
mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai pada tumor
vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri lebih hebat dari pada tumor ganas
daripada tumor jinak. Contoh tumor tulang jinak ialah osteoma osteoid, yang
menyebabkan nyeri pinggang terutama waktu malam hari. Tumor ini biasanya sebesar
biji kacang, dapat dijumpai di pedikel atau lamina vertebra. Hemangioma adalah contoh
tumor benigna di kanalis spinal yang dapat menyebabkan nyeri pinggang bawah.
Meningioma adalah tumor intradural dan ekstramedular yang jinak, namun bila ia
tumbuh membesar dapat mengakibatkan gejala yang besar seperti kelumpuhan.

5) GANGGUAN METABOLIK
Osteoporosis akibat gangguan metabolik yang merupakan penyebab banyak keluhan
nyeri pada pinggang dapat disebabkan oleh kekurangan protein atau oleh gangguan
hormonal (menopause, penyakit cushing). Sering oleh karena trauma ringan timbul
fraktur kompresi atau seluruh panjang kolum vertebra berkurang karena kolaps korpus
vertebra.penderita menjadi bongkok dan pendek dengan nyeri difus di daerah pinggang.
6) PSIKIS
Banyak gangguan psikis yang dapat memberikan gejala nyeri pinggang bawah,
misalnya ansietas dapat menyebabkan tegang otot yang mengakibatkan rasa nyeri,
15
misalnya dikuduk atau di pinggang; rasa nyeri ini dapat pula kemudian menambah
meningkatnya keadaan anksietas dan diikuti oleh meningkatnya tegang otot dan rasa
nyeri. Kelainan histeria, kadang-kadang juga mempunyai gejala nyeri pinggang bawah.

FAKTOR RISIKO
Faktor risiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis, merokok sigaret,
pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang, membungkuk,
duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial. Pada laki-laki risiko nyeri
pinggang meningkat sampai usia 50 tahun kemudian menurun, tetapi pada wanita tetap terus
meningkat. Peningkatan insiden pada wanita lebih 50 tahun kemungkinan berkaitan dengan
osteoporosis.

LOKASI
Lokasi untuk nyeri pinggang bawah adalah daerah lumbal bawah, biasanya disertai
penjalaran ke daerah-daerah lain, antara lain sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah lateral
atau posterior paha, tungkai, dan kaki.

DIAGNOSA
1. ANAMNESA
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam menganamnesa pasien dengan
kemungkinan diagnosa Low Back Pain.
1) Apakah terasa nyeri ?
2) Dimana terasa nyeri ?
3) Sudah berapa lama merasakan nyeri ?
4) Bagaimana kuantitas nyerinya? (berat atau ringan)
5) Apa yang membuat nyeri terasa lebih berat atau terasa lebih ringan?
6) Adakah keluhan lain?
7) Apakah dulu anda ada menderita penyakit tertentu?
8) Bagaimana keadaan kehidupan pribadi anda?
9) Bagaimana keadaan kehidupan sosial anda?
2. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri pinggang meliputi
evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeltal. Pemeriksaan neurologi meliputi
evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan refleks-refleks
16
1) Motorik
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
a. Berjalan dengan menggunakan tumit.
b. Berjalan dengan menggunakan jari atau berjinjit.
c. Jongkok dan gerakan bertahan (seperti mendorong tembok)
2) Sensorik
a. Nyeri dalam otot.
b. Rasa gerak.
3) Refleks
Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella, respon
dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya lesi pada
saraf spinal.
4) Test-Test
a. Test Lassegue
Pada tes ini, pertama telapak kaki pasien (dalam posisi 0°) didorong ke arah
muka kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat sejauh 40° dan sejauh 90°.

b. Test Patrick
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan di pinggang dan pada sendi sakro
iliaka. Tindakan yang dilakukan adalah fleksi, abduksi, eksorotasi dan
ekstensi.

17
c. Test Kebalikan Patrick (Kontra Patrick)
Dilakukan gerakan gabungan dinamakan fleksi, abduksi, endorotasi, dan
ekstensi meregangkan sendi sakroiliaka. Test Kebalikan Patrick positif
menunjukkan kepada sumber nyeri di sakroiliaka.

PENUNJANG
FOTO
1. Plain
X-ray adalah gambaran radiologi yang mengevaluasi tulang, sendi, dan luka
degeneratif pada spinal. Gambaran X-ray sekarang sudah jarang dilakukan, sebab
sudah banyak peralatan lain yang dapat meminimalisir waktu penyinaran sehingga
efek radiasi dapat dikurangi. X-ray merupakan tes yang sederhana, dan sangat
membantu untuk menunjukan keabnormalan pada tulang. Seringkali X-ray
merupakan penunjang diagnosis pertama untuk mengevaluasi nyeri punggung, dan
biasanya dilakukan sebelum melakukan tes penunjang lain seperti MRI atau CT scan.
Foto X-ray dilakukan pada posisi anteroposterior (AP), lateral, dan bila perlu oblique
kanan dan kiri.

18
2. Myelografi
Myelografi adalah pemeriksan X-ray pada spinal cord dan canalis spinal. Myelografi
merupakan tindakan infasif, yaitu cairan yang berwarna medium disuntikan ke kanalis
spinalis, sehingga struktur bagian dalamnya dapat terlihat pada layar fluoroskopi dan
gambar X-ray. Myelogram digunakan untuk diagnosa pada penyakit yang
berhubungan dengan diskus intervertebralis, tumor spinalis, atau untuk abses spinal.

19
3. Computed Tornografi Scan (CT- scan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
CT-scan merupakan tes yang tidak berbahaya dan dapat digunakan untuk pemeriksaan
pada otak, bahu, abdomen, pelvis, spinal, dan ekstemitas. Gambar CT-scan seperti
gambaran X-ray 3 dimensi.
MRI dapat menunjukkan gambaran tulang belakang yang lebih jelas daripada CT-
scan. Selain itu MRI menjadi pilihan karena tidak mempunyai efek radiasi. MRI dapat
menunjukkan gambaran tulang secara sebagian sesuai dengan yang dikehendaki. MRI
dapat memperlihatkan diskus intervertebralis, nerves, dan jaringan lainnya pada
punggung.

4. Electro Miography (EMG) / Nreve Conduction Study (NCS)


20
EMG / NCS merupakan tes yang aman dan non invasif yang digunakan untuk
pemeriksaan saraf pada lengan dan kaki.
EMG / NCS dapat memberikan informasi tentang :
1) Adanya kerusakan pada saraf
2) Lama terjadinya kerusakan saraf (akut atau kronik)
3) Lokasi terjadinya kerusakan saraf (bagian proksimalis atau distal)
4) Tingkat keparahan dari kerusakan saraf
5) Memantau proses penyembyhan dari kerusakan saraf
Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi fisik pasien
dimana mungkin perlu dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pambedahan.

PENGOBATAN
Obat
1. Obat-obat analgesik
Obat-obat analgesik umumya dibagi menjadi dua golongan besar :
- Analgetik narkotik
Obat-obat golongan ini terutama bekerja pada susunan saraf digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit yang berasal dari organ viseral. Obat golongan ini hampir
tidak digunakan untuk pengobatan LBP karena bahaya terjadinya adiksi pada
penggunaan jangka panjang. Contohnya : Morfin, heroin, dll.
- Analgetik antipiretik
Sangat bermanfat untuk menghilangkan rasa nyeri mempunyai khasiat anti piretik,
dan beberapa diantaranya juga berkhasiat antiinflamasi. Kelompok obat-obat ini
dibagi menjadi 4 golongan :
a. Golongan salisilat
Merupakan analgesik yang paling tua, selain khasiat analgesik juga mempunyai
khasiat antipiretik, antiinflamasi, dan antitrombotik. Contohnya : Aspirin
 Dosis Aspirin : Sebagai anlgesik 600 – 900 mg, diberikan 4 x sehari
 Sebagai antiinflamasi 750 – 1500 mg, diberikan 4 x sehari
 Kontraindikasi: Penderita tukak lambung, Risiko terjadinya pendarahan,
Gangguan faal ginjal, Hipersensitifitas
 Efek samping : Gangguan saluran cerna, Anemia defisiensi besi, Serangan
asma bronkial

21
b. Golongan Paraaminofenol
Paracetamol dianggap sebagai analgesik-antipiretik yang paling aman untuk
menghilangkan rasa nyeri tanpa disertai inflamasi.
 Dosis terapi : 600 – 900 mg, diberikan 4 x sehari
c. Golongan pirazolon
Dipiron mempunyai aceptabilitas yang sangat baik oleh penderita, lebih kuat dari
pada paracetamol, dan efek sampingnya sangat jarang.
 Dosis terapi : 0, 5 – 1 gram, diberikan 3 x sehari
d. Golongan asam organik yang lain
 Derivat asam fenamat
Yang termasuk golongan ini misalnya asam mefenamt, asam flufenamat, dan
Na- meclofenamat.Golongan obat ini sering menimbulkan efek samping
terutama diare.Dosis asam mefenamat sehari yaitu 4×500 mg, sedangkan
dosis Na-meclofenamat sehari adalah 3-4 kali 100 mg.
 Derivat asam propionat
Golongan obat ini merupakan obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang
relatif baru, yang juga mempunyai khasiat anal getik dam anti piretik. Contoh
obat golongan ini misalnya ibuprofen, naproksen, ketoprofen, indoprofen dll.
 Derifat asam asetat
Sebagai contoh golonagn obat ini ialah Na Diklofenak. Selain mempunyai
efek anti inflamasi yang kuat, juga mempunyai efek analgesik dan antipiretik.
Dosis terapinya 100-150 mg 1 kali sehari.
 Derifat Oksikam
Salah satu contohnya adalah Piroxicam, dosis terapi 20 mg 1 kali sehari.

Fisioterapi
a. Terapi Panas
Terapi menggunakan kantong dingin – kantong panas. Dengan menaruh sebuah
kantong dingin di tempat daerah punggung yang terasa nyeri atau sakit selama 5-10
menit. Jika selama 2 hari atau 48 jam rasa nyeri masih terasa gunakan heating pad
(kantong hangat).
b. Elektro Stimulus
- Acupunture

22
Menggunakan jarum untuk memproduksi rangsangan yang ringan tetapi cara ini
tidak terlalu efisien karena ditakutkan risiko komplikasi akibat ketidaksterilan
jarum yang digunakan sehingga menyebabkan infeksi.
- Ultra Sound
Untuk menghangatkan

- Radiofrequency Lesioning
Dengan menggunakan impuls listrik untuk merangsang saraf
- Spinal Endoscopy
Dengan memasukkan endoskopi pada kanalis spinalis untuk memindahkan atau
menghilangkan jaringan scar.
- Percutaneous Electrical Nerve Stimulation (PENS)
- Elektro Thermal Disc Decompression
- Trans Cutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
Menggunakan alat dengan tegangan kecil.

c. Traction
Helaan atau tarikan pada badan (punggung) untuk kontraksi otot.

23
d. Pemijatan atau massage
Dengan terapi ini bisa menghangatkan, merileksi otot belakang dan melancarkan
perdarahan.

Latihan Low Back Pain dapat dilakukan sebagai berikut :


a. Lying supine hamstring stretch

b. Knee to chest stretch

24
c. Pelvic Tilt

d. Sitting leg stretch

25
e. Hip and quadriceps stretch

Alat Bantu

26
1. Back corsets.
Penggunaan penahan pada punggung sangat membantu untuk mengatasi Low Back
Pain yang dapat membungkus punggung dan perut.

2. Tongkat Jalan

Operasi
Tipe operasi yang dilakukan oleh dokter bedah tergantung pada tulang belakang/punggung
pasien. Biasanya prosedurnya menyangkut pada LAMINECTOMY yang mana menghendaki
bagian yang dinagkat dari vertebral arch untuk memperoleh kepastian apa penyebab dari LBP
pasien. Jika disc menonjol atau bermasalah, para ahli bedah akan melakukan bagian
laminectomy untuk mencari tahu vertebral kanal, mengidentisir ruptered disc (disc yang
buruk), dan mengambil atau memindahkan bagian yang baik dari disc yang bergenerasi,
khususnya kepingan atau potongan yang menindih saraf.
Ahli bedah mungkin mempertimbangkan prosedur kedua yaitu SPINAL FUSION,
jika si pasien merasa membutuhkan keseimbangan di bagian spinenya. Spinal fusion
merupakan operasi dengan menggabungkan vertebral dengan bone grafts. Kadang graft
tersebut dikombinasikan dengan metal plate atau dengan alat yang lain.
Ada juga sebagian herniated disc (disc yang menonjol) yang dapat diobati dengan teknik
PERCUTANEOUS DISCECTOMY, yang mana discnya diperbaiki menembus atau melewati
kulit tanpa membedah dengan menggunakan X-ray sebagai pemandu. Ada juga cara lain
27
yaitu CHEMONEUCLOLYSIS, cara ini menggunakan penyuntikan enzim-enzim ke dalam
disc. Cara ini sudah jarang digunakan.

Larangan
a. Berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok.
b. Membawa beban yang berat.
c. Duduk terlalu lama.
d. Memakai sepatu hak tinggi.
e. Menulis sambil membungkuk terlalu lama.
f. Tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras atau menggunakan kasur
yang terlalu empuk.

Anjuran
a. Posisikan kepala dititik tertinggi, bahu ditaruh sedikit kebelakang.
b. Duduk tegak 90 derajat.
c. Gunakanlah sepatu yang nyaman.
d. Jika ingin duduk dengan jangka wqktu yang lama, istirahatkan kaki di lantai atau apa
saja yang mnurut anda nyaman.
e. Jika mempunyai masalah dengan tidur, taruhlah bantal di bawah lutut atau jika tidur
menyamping, letakkanlah bantal diantara kedua lutut.
f. Hindari berat badan yang berlebihan.
g. Ketika memerlukan berdiri dalam waktu lama salah satu kaki diletakkan diatas supaya
sudut ferguson tidak terlalu besar (sudut ferguson adalah sudut kemiringan sakrum
dengan garis horisontal).

DAFTAR PUSTAKA

28
Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta. EGC. 2013
Lumbantobing, S.M. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta, 2006.
Mardjono, Mahar dan Priguna Sidharta. Neurologi Klinis Dasar. PT Dian Rakyat. Jakarta,
2010
Nursamsu, Handono Kalim. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang. Malang.
Lab./SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Brawijaya. 2004.
Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Divisi Radiodiagnosis, Departemen Radiologi, FK UI,
RSCM. Jakarta, 2005.
Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. PT Dian Rakyat. Jakarta, 2009.
Snell, Richard. S. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. EGC. Jakarta.

29

Anda mungkin juga menyukai