Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bulan Januari 2019, Surat Keputusan Kepala SMK Negeri 1 Darul Aman
perihal pembagian tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada semester
genap tahun pelajaran 2019/2020, penulis ditugaskan sebagai Laboran.
Setelah beberapa bulan masa kerja penulis sebagai laboran ini, penulis
belum pernah mendapatkan pelatihan tentang pengelolaan Laboratorium Farmasi
klinis dan Komunitas, sehingga dalam pengelolaan Laboratorium Farmasi klinis
dan komunitas masih berpanduan pada Kepala Laboratorium yang lama serta hasil
dari inovasi dan hasil diskusi laboran Farmasi Klinis dan komunitas.
Penyusunan best practice ini penulis berfokus pada penyusunan peralatan
yang digunakan, yaitu peralatan habis pakai, peralatan tetap, dan peralatan yang
membutuhkan K3. Alasan penulis memilih penyusunan peralatan berdasarkan
jenis peralatan yang digunakan adalah bahwa kesehatan dan keselamatan
praktik/kerja sangat diperlukan dan harus diperhatikan sebagai implementasi
mata pelajaran/mata diklat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Sesuai dengan
tujuan dari mata pelajaran K3 meliputi dua hal; 1) bahwa siswa diberikan
pengetahuan tentang K3 sebagai bekal pengetahuan dan pemahaman tentang
keselamatan kerja saat berada di lingkungan kerja. Dalam hal ini, lingkungan
praktikum sebagai sarana pelatihan kerja dan miniatur lingkungan industri, 2)
menghindari kecelakaan kerja/praktik
Sesuai dengan latar belakang tersebut, maka judul best practice ini
adalah “Menyusun peralatan laboratorium sesuai dengan jenis peralatan yang
digunakan untuk memberi pengetahuan tentang keselamatan kerja”.

2. Rumusan Masalah Penulisan Best Practice


Agar penulisan best practice ini lebih mudah dibahas, maka masalah
yang akan dipaparkan dalam artikel ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana gambaran kondisi awal laboratorium Farmasi klinis dan
komunitas ?

1
b. Bagaimana gambaran hasil analisis dan identifikasi kekuatan, kelemahan,
peluang dan hambatan laboratorium Farmasi Klinis dan komunitas SMK
Negeri 1 Darul Aman?
c. Bagaimana bentuk Rencana Kerja Laboran SMK Negeri 1 Darul Aman ?
d. Bagaimana capaian yang dihasilkan melalui penyusunan peralatan
laboratorium di SMK Negeri 1 Darul Aman ?

3. Tujuan Penulisan Best Practice


Adapun tujuan penulisan hasil best practice ini adalah untuk :
a. Memberikan gambaran kondisi awal laboratorium Farmasi Klinis dan
Komunitas SMK Negeri 1 Darul Aman
b. Memberikan gambaran gambaran hasil analisis dan identifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang dan hambatan laboratorium Farmasi Klinis dan
Komunitas SMK Negeri 1 Darul Aman
c. Memberikan gambaran bentuk Rencana Kerja Laboran SMK Negeri 1
Darul Aman
d. Memberikan gambaran capaian yang dihasilkan melalui penyusunan
peralatan laboratorium di SMK Negeri 1 Darul Aman

4. Manfaat Penulisan
Best practice ini disusun sebagai bentuk laporan pengalaman penulis
dalam merealisasikan hasil pengelolaan Laboratorium Farmasi Klinis dan
komunitas , dengan demikian manfaat yang diperoleh dalam penulisan ini adalah:
a. Sebagai bahan desiminasi bagi laboran baik di lingkungan SMK Negeri 1
Darul Aman maupun di sekolah SMK lainnya.
b. Sebagai bahan acuan untuk SMK lain yang ada di lingkungan Kabupaten
Aceh Timur dalam mengelola laboratorium

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Beberapa pengertian dari konsep yang dipaparkan dalam artikel ini


berkaitan dengan topik penulisan best practise diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Hakekat Laboran
Laboran sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang
memegang peran strategis dalam mendukung proses belajar mengajar di dalam
laboratorium. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Laboran berarti orang
yang bekerja di laboratorium (https://kbbi.web.id/laboran). Berdasarkan
pengertian tersebut, tugas pokok laboran adalah mengelola laboratorium, baik
keadaan laboratorium namun juga menentukan jadwal guru menggunakan
laboratorium.

b. Pengertian Laboratorium
Laboratorium adalah tempat atau kamar dan sebagainya tertentu yang
dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan
(https://kbbi.web.id/laboratorium). Berdasarkan pengertian di atas, maka
laboratorium Farmasi Klinis dan Komunitas dapat diartikan sebuah tempat khusus
yang hanya digunakan dalam melakukan praktikum Farmasetika.

c. Jenis Peralatan
Adapun pengertian peralatan menurut KBBI adalah berbagai alat perkakas;
perbekalan; kelengkapan (https://kbbi.web.id/alat). Peralatan di dalam
laboratorium Farmasi Klinis dan komunitas bermacam-macam. Adapun jenis-
jenis peralatan laboratorium Farmasi klinis dan Komunitas terbagi atas :
1) Peralatan gelas, adalah peralatan yang terbuat dari kaca, contohnya :
Gelas Ukur, Cawan Petri , Erlenmayer dan lain- lain.
2) Peralatan non-gelas , adalah peralatan yang tidak terbuat dari kaca,
contohnya : Stampher, lumpang, Water bath, dan lain- lain.

3
d. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139)
menyatakan keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap
perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan
sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang mungkin akan
timbul setelah memulai pekerjaannya (http://www.e-
jurnal.com/2014/11/pengertian-keselamatan-kerja.html).

Dalam lingkungan laboratorium sekolah, berdasarkan pengertian di atas,


maka keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium dapat diartikan dengan
usaha untuk mencegah kecelakaan di dalam laboratorium saat melaksanakan
praktikum.

4
BAB III

PEMBAHASAN HASIL BEST PRACTICE

1. Kondisi Awal Laboratorium SMK N 1 Darul Aman


Awal pengelolaan laboratorium, penulis melakukan observasi terhadap
berbagai hal untuk mendapatkan data awal tentang kondisi laboratorium Farmasi
Klinis dan Komunitas yang sebenarnya. Agar lebih fokus, maka proses observasi
yang penulis lakukan berdasar kepada keilmuan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) yang meliputi :
a. Keselamatan manusia
- Tidak memiliki alat K3 yang memadai, seperti Alat Pemadam
Kebaran Ringan (APKR);
- Tidak memiliki alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan .
b. Keselamatan alat
- Tidak memiliki tempat penyimpanan alat ,seperti lemari untuk
alat- alat yang terbuat dari kaca.
- Tidak memiliki lemari untuk menyimpan alat-alat yang terbuat
dari besi/ aluamnium contohnya timbangan, mikroskop, pemanas
air dan lain- lain..
c. Keselamatan lingkungan
- Memiliki alat pembersih lantai, seperti sapu dan kain pel.
Selain dari melihat pada sisi K3, penulis juga melakukan observasi tentang:
a. Peralatan yang dimiliki laboratorium
Alat yang terdapat pada laboratorium sangat sedikit sekali, seperti
Gelas Ukur, Lumpang/ Stampher, Timbangan milligram halus, Water
Bath, Timbangan Digital, tabung Reaksi, lemari penyimpanan alat.
b. Kondisi alat dan lingkungan laboratorium
Adapun kondisi peralatan yang terdapat pada Laboratorium Farmasi
klinis dan Komunitas bermacam-macam. Ada yang masih baik dan

5
ada juga yang membutuhkan perawatan serta ada juga yang tidak bisa
sama sekali digunakan.

2. Kegiatan Analisis dan Identifikasi


Setelah kondisi awal sekolah penulis dapatkan maka tahap selanjutnya
melakukan analisis dan identifikasi dalam berbagai hal baik secara internal
maupun eksternal. Hasil observasi dan identifikasi penulis jadikan bekal untuk
melakukan analisis konteks tentang kekuatan dan kelemahan (SWOT Analysis)
laboratorium Farmasi Klinis dan komunitas. Data temuan yang penulis dapatkan
dari hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi sekolah saat penulis
melakuakan supervisi adalah:
a. Kekuatan (strong)
SMPK N 1 Darul Aman secara internal memiliki kekuatan dilihat dari
jumlah peserta didik di Farmasi yang memadai, serta lahan sekolah relatif
luas.
b. Kelemahan (weakness)
Meski secara kuantitas jumlah pendidik cukup memadai, namun
kelemahannya peralatan masih jauh dari mencukupi dan penataan dan arah
pengembangan laboratorium sekolah yang masih belum jelas.
c. Peluang (opportunity)
Meski masih memiliki banyak kelemahan, namun laboratorium Farmasi
Klinis dan Komunitas SMK N 1 Darul Aman secara eksternal memiliki
peluang yang cukup besar untuk dikembangkan karena program studi
Farmasi Klinis dan Komunitas merupakan satu-satunya program studi yang
terdapat di kecamatan Darul Aman bahkan di kabupaten Aceh Timur.
Sehingga menjadi peluang bagi sekolah untuk mengembangkannya.
d. Ancaman (threat)
Selain adanya peluang yang cukup besar, keadaan latar belakang masyarakat
yang masih belum tersentuh pendidikan secara luas membuat pengetahuan

6
dan pemahaman tentang pentingnya K3 dalam laboratorium tidak menjadi
perhatian dan bahkan sering diabaikan.

3. Menyusun Rencana Pengembangan Laboratorium


Simpulan dari hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi laboratorium
SMK N 1 Darul Aman yang akan dijadikan dasar untuk menentukan cara
pengelolaan dan pengembangan adalah fokus penyusunan peralatan laboratorium
sebagai media pendidikan kepada siswa tentang kesehatan dan keselamatan kerja
(K3).
Dengan memiliki data hasil analisis dan identifikasi tersebut ditambah dengan
pengetahuan yang penulis dapatkan dari hasil observasi di laboratorium Farmasi
Klinis dan Komunitas, maka langkah yang penulis tempuh dalam memulai upaya
pengelolaan dan pengembangan sekolah adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kerja laboran
Adapun rencana kerja yang dilakukan adalah :

No Program Waktu pelaksanaan (2019) Keterangan


Jan Fe Mar Apr Mei Jun
b
1 Pemeriksaan kondisi Minggu I &
alat dan bahan II
2 Pendataan dan Maksimal
Pengelompokan Minggu II
peralatan
3 Pembuatan dan Minggu III
sosialisasi peraturan
penggunaan
laboratorium
4 Pembuatan laporan Minggu IV
5 Perawatan peralatan Minggu III
laboratorium

b. Melakukan sosialisasi Prosedur Operasional Standar (POS) penggunaan


ruang laboratorium Farmasi Klinis dan Komunitas
SMK N 1 Darul Aman memiliki 3 guru yang mengampu materi
pelajaran produktif (mata diklat) Farmasi Klinis dan Komunitas, sehingga

7
diperlukan pengaturan jadwal praktikum asing-masing guru. Maka penulis
melakukan pembagian jadwal kepada 2 guru lainnya. Penentuan jadwal
penulis manfaatkan untuk melakukan sosialisasi tentang POS penggunaan
laboratorium serta penjelasan tentang peralatan laboratorium yang telah
disusun sesuai dengan fungsi dan jenisnya.
c. Menyusun peralatan laboratorium
Untuk merealisasikan rencana kerja yang telah penulis susun, maka
tahap terakhir adalah melakukan penyusunan peralatan sesuai dengan
kalsifikasi sebagai berikut :
1) Peralatan Gelas
2) Peralatan Non Gelas
3) Bahan Habis Pakai
Berdasarkan klasifikasi tersebut, guru dan siswa yang menggunakan
akan dengan mudah menemukan alat yang dibutuhkan. Sehingga
memudahkan guru dalam mengelola siswa dalam praktisi.
Peralatan yang sudah disusun, akan diberi keterangan berupa gambar
dan tulisan pada bagian depan lemari perkakas tentang bahaya yang
ditimbulkan, sehingga mampu meningkatkan kesadaran siswa tentang bahaya
yang dapat ditimbulkan dari penggunaan sebuah alat. Keterangan dengan
gambar dan tulisan pada lemari perkakas juga untuk membiasakan siswa
dalam mengenali simbol-simbol K3 yang ada di lingkungan kerja. Sehingga
mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang K3.

8
BAB IV
HASIL DAN EVALUASI KEGIATAN

1. Hasil Kegiatan
Kegiatan pengelolaan laboratorium dengan cara menyusun peralatan
laboratorium sesuai dengan jenis peralatan yang digunakan untuk memberi
pengetahuan tentang keselamatan kerja memberikan hasil sebagai berikut:
a. Siswa mendapatkan pengetahuan praktisi tentang lingkungan kerja yang
memiliki rambu-rambu K3
b. Guru menjadi lebih mudah dalam mengarahkan siswa dalam
mengajarkan jenis-jenis alat laboratorium

2. Evaluasi Kegiatan
Dalam melakukan kegiatan ini, penulis memiliki hambatan yang
menjadi bahan evaluasi bagi diri penulis. Adapun evaluasi yang bisa diberikan
adalah sebagai berikut :
a. Sosialisasi tentang K3 di laboratorium khususnya simbol-simbol K3
sebaiknya sudah dipahami oleh siswa praktikan
b. Guru pengguna laboratorium kadang tidak mematuhi jadwal yang telah
disepakati. Hal ini kadang disebabkan oleh faktor eksternal misalnya
tertundanya pengiriman alat dan bahan untuk formula yang akan
dipraktekkan.

9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.      Kesimpulan
Tugas pokok laboran sekolah adalah mengelola laboratorium dengan baik.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
laboratorium Farmasi perlu dilakukan secara profesional demi meningkatkan
kualitas belajar siswa dalam praktisi. Pengelolaan laboratorium juga dapat
dilakukan sebagai media belajar siswa seperti penyusunan peralatan sesuai dengan
jenis peralatan yang digunakan kemudian memberi keterangan berupa gambar
simbol K3 dan memberi keterangan arti gambar simbol tersebut.

2.      Saran
Setelah melaksanakan kegiatan tersebut, saran yang dapat penulis berikan
sebagai berikut :
a. Laboran sebaiknya melibatkan guru pengguna laboratorium dalam
pengelolaannya
b. Laboran sebaiknya membuat POS dan mensosialisasikan kepada guru dan
kepada siswa
c. Membuat rencana kerja jangka panjang

10
DAFTAR PUSTAKA

Satibi, 2017. Manajemen Obat di Rumah Sakit. Cetakan ke 3


Yogjakarta : Gajah Mada University Press.

Tan Hoan Tjay. dan Rahardja, K., 2002. Obat- obat Penting. Edisi ke 3.
Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Anonim. 2007. Pedoman pengelolaan Obat Publik Dan Perbekalan Kesehatan di


Puskesmas.Jakarta : Depkes RI

Harknes, R. 1989. Interaksi Obat.Bandung : Penerbit ITB

Anief, M., 2008. Manajemen Farmasi. Edisi 5.Yogjakarta :Gajah Mada


University Press

Anonim. 2009. Kumpulan Peraturan Jabatan Fungsional Asisten Apoteker.


Jakarta : Depkes RI

11

Anda mungkin juga menyukai