Anda di halaman 1dari 4

Contoh Template Jurnal

Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Google Classroom di Masa


Pandemi Covid-19

Yuni Hastin Jamil


SMP Paramarta

emiljamile@gmai.com

ABSTRACT
This document is modified in MS Word and provides most of the formatting specifications of your
abstract in which to be submitted to us through jppm@untirta.ac.id. Abstract must briefly include the key
components areas, research purpose, the importance of your work, and the main outcomes. Your abstract
should approximately be 200 words in length, developed in a single paragraph, and must be able to stand
as itself without any references from outside or from the full paper. Paper size must be set to A4 with
margin of 3cm for right and bottom and 4cm for top and left.

Keywords: education, innovation, international, mathematics, research

ABSTRAK
Ketik abstrak bahasa Indonesia di sini. Isi abstrak menggunakan font Times New Roman 10. Abstrak
terdiri atas: pokok permasalahan, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Abstrak ditulis dalam bentuk
satu paragraf, tanpa acuan (referensi), tanpa singkatan/akronim, dan tanpa footnote. Abstrak ditulis
bukan dalam bentuk matematis, pernyataan dan dugaan. Abstrak bukan merupakan hasil copy paste dari
kalimat yang ada dalam isi naskah. Isi abstrak bahasa Indonesia maksimal 250 kata.

Kata kunci: Kata Kunci 1, Kata Kunci 2, Kata Kunci 3, dst. (minimal 3 kata kunci)

A. PENDAHULUAN
Pandemi Corona atau coronavirus disease 2019 (covid 19) memberikan banyak
pelajaran berharga dalam setiap sendi kehidupan. Sebagian besar karyawan
melaksanakan work from home (WFH) dan para siswa juga “memindahkan’
kegiatan belajar di rumah, secara online. Ini semua sejalan dengan upaya pemerintah
dalam mengurangi dampak penyebaran virus corona. Dan seperti yang telah ditetapkan,
kegiatan belajar dari rumah ini pun masih akan berlangsung hingga 29 Mei mendatang.
Pemindahan kegiatan belajar dari sekolah ke rumah ini, sebagai upaya untuk
menjaga jarak sosial. Mau tak mau membuat para orang tua mempunyai peran yang
baru, yakni sebagai guru dadakan. Itu artinya, para orang tua lah yang menjadi garda
terdepan untuk membimbing proses kegiatan belajar hingga pandemi ini berakhir.
Dengan segala keterbatasan yang ada, tidak mengherankan jika para orang tua menemui
banyak kendala dalam pelaksanaannya. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
setidaknya mengurangi penularan covid di lingkungan pendidikan, yakni melalui
pembelajaran online.
Banyak aplikasi pembelajaran online yang bisa diterapkan dalam dunia pendidikan
akhir-akhir ini. Pembelajaran online merupakan pembelajaran yang dapat memfasilitasi
pembelajar belajar lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi. Melalui fasilitas yang
disediakan oelh system tersebut, pembelajar dapat belajar kapan dan dimana saja tanpa
terbatas oleh jarak, ruang, dan waktu (Munir, 2012). Pada tataran pelaksanaanya
pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti
smarphone atau telepon adroid, laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat
dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja (Gikas & Grant,
2013).
Salah satu aplikasi gratis dan familiar diterapkan adalah aplikasi Google Classroom.
Menurut Arizona (2020 : 66), Pembelajaran online yang diterapkan dengan menggunakan
media goggle classroom memungkinkan pengajar dan peserta didik dapat melangsungkan
pembelajaran tanpa melalui tatap muka di kelas dengan pemberian materi pembelajaran
(berupa slide power point, e-book, video pembelajaran, tugas (mandiri atau kelompok),
sekaligus penilaian.
Google Classroom adalah suatu serambi aplikasi pembelajaran campuran secara
online yang dapat digunakan secara gratis. Pendidik bisa membuat kelas mereka sendiri
dan membagikan kode kelas tersebut atau mengundang para siswanya. Google
Classroom ini diperuntukkan untuk membantu semua ruang lingkup pendidikan yang
membantu siswa untuk menemukan atau mengatasi kesulitan pembelajaran,
membagikan pelajaran dan membuat tugas tanpa harus hadir ke kelas.

Aplikasi Google Classroom memiliki kelebihan diantaranya; gratis, mudah digunakan oleh
pengguna, terintegrasi dengan media sosial seperti Facebook dan Twitter, serta aplikasi Google lainnya,
misalnya Google Form, Google Drive, Google Doc, Google Slides, You Tube, dan lainnya. Sudarsana et
al. [9] menyebutkan kelemahan aplikasi Google Classroom adalah mengharuskan mahasiswa untuk
memiliki gadget (laptop/tablet/smartphone) yang mendukung fitur Google Classroom, namun tidak
semua mahasiswa memiliki perangkat tersebut. Sudarsana et al. menyebutkan kelemahan aplikasi Google
Classroom adalah mengharuskan mahasiswa untuk memiliki gadget (laptop/tablet/smartphone) yang
mendukung fitur Google Classroom, namun tidak semua peserta didik memiliki perangkat tersebut.

Salah satu penelitian terbaru dilaksanakan oleh Utami [11] dengan tujuan untuk mengetahui
respons mahasiswa terhadap pembelajaran menggunakan Google Classroom pada matakuliah Psikologi
Pembelajaran Matematika. Hasil penelitian Utami menunjukan bahwa pembelajaran Google Classroom
mendapatkan respon yang baik dari mahasiswa, sehingga dapat digunakan untuk pembelajaran pada
matakuliah Psikologi Pembelajaran Matematika ataupun pada mata kuliah yang lain. Jakkaew &
Hemrungrote, memanfaatkan model UTAUT 2 menyelidiki faktor-faktor utama yang mempengaruhi
implementasi Google Classroom dalam mata kuliah tertentu. Temuan utama penelitian Jakkaew &
Hemrungrote mendukung fakta bahwa Google Classroom dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa
dalam pembelajaran mandiri. Dalam domain belajar mandiri dan pengembangan diri, sebuah penelitian
dilakukan oleh Hemrungrote, Jakkaew, & Assawaboonmee, yang lebih menekankan pada peranan Google
Classroom sebagai alat pembelajaran mandiri dalam mata kuliah yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil
penelitian membuktikan siswa puas terhadap penggunaan Google Classroom karena mudah untuk
digunakan, dan kepraktisannya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

SMP Paramarta adalah salah satu sekolah swasta yang menggunakan Google Classroom dalam
pembelajaran daring di masa pandemi covid-19. Penggunaan Google Classroom telah diterapkan mulai
dari awal April 2020.

Tujuan penelitian ini adlaah untuk gu FZS X Z


Q3WER5T6Y7Y654Q2WER654532W31` 2Q2121`2 qasZsawaszxderdsxvcgfvn

B. METODE PENELITIAN
Isi metode kajian adalah subjek penelitian, teknik pengumpulan data, cara analisis data,
ditulis dengan Times New Roman 11. Dalam bab ini dapat juga dicantumkan rumus ilmiah
yang digunakan dalam analisis data.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


isi hasil dan pembahasan ditulis dengan font Times New Roman 11. Hasil bukan
merupakan data mentah, melainkan data yang sudah diolah/dianalisis dengan metode yang
telah ditetapkan. Pembahasan adalah perbandingan hasil yang diperoleh dengan konsep/teori
yang ada dalam tinjauan pustaka. Isi hasil dan pembahasan mencakup pernyataan, tabel,
gambar dan sebagainya.

Gambar 3. Volume benda Putar dengan Metode Kulit Tabung


Tabel 5. Data Nilai Compare Means Berdasarkan Pembelajaran
Pembelajaran Std.
N Rerata
Deviasi
Kontekstual 25 14,07 6,78
Konvensional 25 8,03 3,63

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Isi kesimpulan ditulis dengan Times New Roman 11. Kesimpulan merupakan ikhtisar
dari penelitian yang telah dilakukan. Saran bersifat optinal (jika ada), ditulis satu paragraf
dengan font Times New Roman 11.

DAFTAR PUSTAKA
Munir. (2012). Pembelajaran Jarak Jauh (2nd ed.). Bnadung: Alfabeta.
Gikas, J., & Grant, M. M. (2013). Mobile computing devices in higher education: Student
perspectives on learning with cellphones, smartphones & social media. Internet and
Higher Education. https://doi.org/10.1016/jjheduc.2013.06.002
Arizona, Kurniawan. et.all. (2020). Pembelajaran Online Berbasis Proyek Salah Satu Solusi
Kegiatan Belajar Mengajar di Tengah Pandemi Covid-19 . Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan.
Volume 5 No 1 Mei 2020. (Online) Tersedia
:https://jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/download/111/99. DOI:
10.29303/jipp.v5i1.111 (Diakses : 25 Juni 2020)
R. Ramadhani ̇, R. Umam, A. Abdurrahman, and M. Syazali ̇, “The Effect of Flipped-Problem Based Learning Model Integrated With
LMS-Google Classroom for Senior High School Students,” Journal for the Education of Gifted Young Scientists, vol. 7, no. 2, Art. no.
2, Jun. 2019, doi: 10.17478/jegys.548350.
I. K. Sudarsana, I. B. M. A. Putra, I. N. T. Astawa, and I. W. L. Yogantara, “The use of Google classroom in the learning process,” J.
Phys.: Conf. Ser., vol. 1175, p. 012165, Mar. 2019, doi: 10.1088/1742-6596/1175/1/012165.
K. A. Azhar and N. Iqbal, “Effectiveness of Google Classroom: Teachers’ Perceptions,” LV, vol. 2, no. 2, Art. no. 2, Aug. 2018.
R. Utami, “Analisis Respon Mahasiswa terhadap Penggunaan Google Classroom pada Mata Kuliah Psikologi Pembelajaran
Matematika,” PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, vol. 2, pp. 498–502, Feb. 2019.
P. Jakkaew and S. Hemrungrote, “The use of UTAUT2 model for understanding student perceptions using Google Classroom: A
case study of Introduction to Information Technology course,” 2017 International Conference on Digital Arts, Media and
Technology (ICDAMT), pp. 205–209, 2017, doi: 10.1109/ICDAMT.2017.7904962.
S. Hemrungrote, P. Jakkaew, and S. Assawaboonmee, “Deployment of Google Classroom to enhance SDL cognitive skills: A case
study of introduction to information technology course,” in 2017 International Conference on Digital Arts, Media and Technology
(ICDAMT), Chiang Mai, Thailand, 2017, pp. 200–204, doi: 10.1109/ICDAMT.2017.7904961.

Catatan:
1. Artikel merupakan penelitian kolaborasi (author minimal 2 penulis)
2. Minimal artikel 15 Halaman

Nomor Kontak Pengelola:


Aan Subhan Pamungkas, M.Pd. (085939932121)

Anda mungkin juga menyukai