Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) KEGIATAN

KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS RAWAT INAP UJAN MAS
TAHUN 2020

Urusan : Urusan Wajib Kesehatan


Unit organisasi : Dinas Kesehatan Kepahiang
Puskesmas Rawat Inap Ujan Mas
Lokasi kegiatan : Seluruh Desa Di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawat Inap Ujan Mas
Sasaran Program : Terlaksananya kegiatan kesehatan Kerja dan
Olahraga
Indikator Kinerja Program :
1. Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga
Kegiatan : Kegiatan Kesehatan Kerja Pada pekerja di Desa
Wilayah Kerja Puskesmas rawat Inap Ujan mas
Sasaran Kegiatan : 1-4 Pekerja di Desa Wilayah Kerja Puskesmas
Rawat Inap Ujan Mas.
Indikator Kinerja Kegiatan : Terbentuknya Masyarakat yang terpapar
tentang kesehatan pekerja
Keluaran (Out Put) :
1. Tercapainya indikator jumlah Masyarakat
yang terpapar tentang Kesehatan Kerja
dan Olahraga

Indikator Keluaran (Out Put) :


1. Tercapainya indikator jumlah Masyarakat
yang terpapar tentang Kesehatan Kerja
dan Olahraga 64,3%
A. LATAR BELAKANG
Selama lebih dua dasawarsa, dunia telah menyaksikan sejumlah
wabah penyakit menular, yang memperlihatkan penyebaran sangat pesat.
Saat ini, kekhawatiran meningkat sejalan dengan meluasnya penularan
COVID-19 di beberapa bagian dunia dan kemampuan untuk menurunkan
tingkat penurunan di sejumlah negara lainnya. Pemerintah, pengusaha
dan pekerja dan organisasi-organisasi mereka menghadapi tantangan
besar dalam upaya mereka memerangi pandemi COVID-19 dan melindungi
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Di luar krisis yang sedang
berlangsung ini, ada kekhawatiran dalam mengembalikan kegiatan yang
mampu mempertahankan kemajuan yang sudah dicapai dalam menekan
penyebarluasan.
Karantina dan gangguan terhadap dunia usaha, larangan bepergian,
penutupan sekolah dan langkah penutupan lainnya membawa dampak
yang bersifat mendadak dan drastis terhadap pekerja dan perusahaan
(ILO, 2020). Seringkali yang pertama kehilangan pekerjaan adalah mereka
yang pekerjaannya sudah rentan, seperti misalnya pekerja toko, pramusaji,
pekerja dapur, petugas penanganan bagasi dan petugas kebersihan. Di
dunia di mana hanya satu dari lima orang yang memenuhi syarat untuk
mendapatkan tunjangan pengangguran, pemutusan hubungan kerja (PHK)
merupakan malapetaka bagi jutaan keluarga (ILO, 2017).
Pekerja informal, yang menyumbang sekitar 61 persen dari tenaga
kerja global sangat rentan selama pandemi karena mereka harus
menghadapi risiko K3 yang lebih tinggi dan kurangnya perlindungan yang
memadai. Bekerja dengan tidak adanya perlindungan, seperti cuti sakit
atau tunjangan pengangguran, membuat para pekerja ini mungkin perlu
memilih antara kesehatan dan pendapatan, yang berisiko terhadap
kesehatan mereka, kesehatan orang lain serta kesejahteraan ekonomi
mereka (ILO 2020g). Selain pengangguran dan setengah pengangguran;
krisis juga akan berdampak pada kondisi kerja, upah dan akses atas
perlindungan sosial, dengan dampak negatif khususnya pada kelompok-
kelompok tertentu yang lebih rentan terhadap dampak pasar kerja yang
buruk. (ILO, 2020a).
Dengan memiliki rencana kesiapsiagaan darurat yang komprehensif di
tempat kerja yang dirancang untuk mengatasi krisis kesehatan dan
epidemi, tempat kerja mungkin akan lebih siap mengembangkan
tanggapan yang cepat, terkoordinasi dan efektif, seraya menyesuaikan
langkahlangkah tersebut dengan situasi darurat yang secara khusus
dihadapi perusahaan (ILO, 2020i).1 Pemantauan terus menerus terhadap
kondisi K3 dan penilaian risiko yang tepat akan diperlukan untuk
memastikan bahwa langkah-langkah pengendalian yang secara khusus
disesuaikan dengan proses perubahan, kondisi kerja dan karakteristik
angkatan kerja selama masa kritis penularan dan setelahnya sehingga
pengulangan kejadian yang sama dapat dicegah
Kewajiban untuk bekerja dari rumah hingga pusat kebugaran yang
berhenti beroperasi akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala
Besar atau PSBB berpotensi menyebabkan kecenderungan gaya hidup
yang lebih pasif; tubuh lebih jarang digerakkan dibandingkan saat Covid-
19 belum menyebar luas.
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan
kesehatan masyarakat dalam masa pandemik covid 19 ini , Puskesmas
merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan & mempunyai
peran cukup besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan
kesehatan. Salah satu upaya pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas adalah bina upaya kesehatan pekerja.
Maka dari itu UPT Puskesmas Rawat Inap Ujan Mas mempunyai tugas
melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan memperhatikan derajat
kesehatan pekerja di wilayah puskesmas melalui Pelaksanaan Program
Kesehatan Kerja dan Olahraga di Desa.
Puskesmas Ujan Mas memiliki Visi yaitu Dalam rangka
melaksanakan tugas dan fungsinya dalam memberikan pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kecamatan
Ujan Mas maka kami memiliki Visi yaitu “Terwujudnya Puskesmas
Mandiri dengan Pelayanan Prima Bagi Masyarakat” sedangkan Misi
yaitu Agar Visi Puskesmas Ujan Mas tercapai maka harus dilakukanupaya-
upaya yang dirumuskan dalam bentuk misi yang nantinya akan
dilaksanakan yaitu 1. Mengembangkan sumber daya manusia yang sehat,
cerdas, terampil dan produktif untuk mencapai gerakan masyarakat hidup
sehat, 2. Meningkatkan efektivitas pelayanan dalam mewujudkan
pelayanan prima bagi masyarakat, 3. Melaksanakan fungsi administrasi
secara profesional, 4. Mengembangkan pelayanan kesehatan yang berdaya
saing, berkeadilan dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, 5.
Membina kerjasama lintas sektoral yang harmonis dan berkesinambungan.
B. PENERIMA MANFAAT
Kegiatan Kesehatan Kerja pada pekerja bermanfaat untuk melindungi
pekerja agar hidup sehat, produktif dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan, para pekerja
memperoleh pelayanan kesehatan kerja dan kesehatan olahraga, dan
untuk menambah pengetahuan masyarakat di Desa tentang kesehatan
kerja serta memperluas jangkauan pelayanan Puskesmas Ujan Mas
sebagai salah satu program pengembangan.
C. JENIS KEGIATAN
Sosialisasi kesehatan Pada pekerja di wilayah kerja puskesmas ujan
mas.
D. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN
1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan adalah Sosialisasi kesehatan,
pengukuran dan penyuluhan.
2. Tahapan dan waktu pelaksanaan
a. Tahapan
1.1 Pengumpulan Masyarakat
1.2 Penyuluhan tentang kesehatan kerja
b. Waktu Pelaksanaan

N Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Ok Nov Des
o t
1 Penyuluhan kesehatan √ √
Olahraga Pada Kelompok
Masyarakat

E. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Kegiatan dilaksanaan selama 1 tahun terhitung Januari s.d Desember
tahun 2020.
F. BIAYA YANG DIPERLUKAN
Pembiayaan kegiatan BOK DAK Non fisik Puskesmas Rawat Inap Ujan
Mas tahun 2020.

Kepala UPT Ujan Mas, Juni 2020


Puskesmas Rawat Inap Ujan Mas Pelaksana Kesjaor

Hadi Jalena, SKM Ria Harfita, Amd. Keb


Nip. 19691206 198912 2 002 Nip. 199103282017052002

Anda mungkin juga menyukai