Anda di halaman 1dari 2

TRIASE

No. Dokumen : UKP/VII/SOP/013/2017


No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 15 – 04 -2017
Halaman : 1/2

UPT PUSKESMAS N.R.NITYA MB


TANAH TINGGI NIP.
196312211992032004

1. Pengertian Triase adalah tindakan untuk memilah / mengelompokkan korban


berdasar cedera, kemungkinan untuk hidup dan keberhasilan tindakan
berdasar sumber daya (SDM dan sarana) yang tersedia.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah bagi petugas pelayanan Unit
Gawat Darurat (UGD) dalam pelaksanaan Triase / memilah pasien gawat
darurat di Puskesmas Tanah Tinggi.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor : UKP/VII/SK/050/IV/2017
Tentang Pelayanan Gawat Darurat UPT Puskesmas Tanah Tinggi
4. Referensi 1. Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas.
2. Keputusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 856 Tahun
2009 tentang standarisasi Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD).
3. Peraturan Walikota Kota Tangerang No 26 Tahun 2017 tentang Penetapan
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) dengan layanan Unit Gawat
Darurat (UGD) 24 jam dan Persalinan di Wilayah Kota Tangerang.
5. Langkah – 1. Petugas melakukan registrasi pasien (pendaftaran).
langkah 2. Pasien datang diterima petugas / paramedic di UGD.
3. Diruang triase dilakukan anamnesa dan pemeriksaan singkat dan cepat
(selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya. Oleh paramedic yang
terlatih / dokter.
4. Namun bila jumlah pasien / korban yang ada lebih dari 4 orang maka triase
dapat dilakukan diruang triase (didepan gedung UGD).
5. Bila tidak ada unsur kegawatdaruratan, pasien akan dibedakan menjadi
pasien kebidanan dan non kebidanan.
6. Pasien dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode warna
(gelang/pita berwarna).
a. Segera – immediate (I)-MERAH. Pasien mengalami cedera mengancam
jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup ditolong segera. Misalnya :
sesak nafas, syok hipovolemik, luka bakar > 25% luas permukaan tubuh,
penurunan kesadaran, kejang, perdarahan anterpatu / postpartum,
keracunan, syok anafilaktik, trauma dengan perdarahan aktif, dan
cardiac arrest.
b. Tunda – delay (II)-KUNING. Pasien memerlukan tindakan definitive
tetapi tidak ada ancaman jiwa segera. Misalnya : perdarahan laserasi
terkontrol, fraktur tertutup ekstermitas dengan perdarahan terkontrol,
luka bakar <25% luas permukaan tubuh.
c. Minimal (III)-HIJAU. Pasien mendapat cedera minimal dapat berjalan
dan menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : laserasi
minor, memar, lecet, luka bakas superfisial.
d. Expentant (0)-HITAM. Pasien mengalami cedera mematikan dan akan
meninggal meski mendapat pertolongan. Misalnya : luka bakar derajat 3
hampir seluruh tubuh, kerusakan organ vital, dsb.
7. Pasien / korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna :
merah, kuning, hijau, hitam.
8. Pasien / korban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan
diruang tindakan UGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut
pasien / korban dapat dirujuk ke rumah sakit.
9. Pasien / korban kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis
lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran
setelah pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani
10. Pasien / korban kategori triase hijau dapat dipulangkan setelah mendaat
pengobatan.
11. Pasien / korban kategori hitam dapat langsung dibawa oleh keluarga atau
dipindahkan ke Rumah Sakit.
6. Unit Terkait Pelayanan Gawat Darurat (UGD)
7. Dokumen 1. Rekam Medis pasien (RM)
Terkait 2. Form Pengkajian UGD

Anda mungkin juga menyukai