1. Pengertian Triase adalah tindakan untuk memilah / mengelompokkan korban
berdasar cedera, kemungkinan untuk hidup dan keberhasilan tindakan berdasar sumber daya (SDM dan sarana) yang tersedia. 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah bagi petugas pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) dalam pelaksanaan Triase / memilah pasien gawat darurat di Puskesmas Tanah Tinggi. 3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor : UKP/VII/SK/050/IV/2017 Tentang Pelayanan Gawat Darurat UPT Puskesmas Tanah Tinggi 4. Referensi 1. Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas. 2. Keputusan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 856 Tahun 2009 tentang standarisasi Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD). 3. Peraturan Walikota Kota Tangerang No 26 Tahun 2017 tentang Penetapan Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) dengan layanan Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam dan Persalinan di Wilayah Kota Tangerang. 5. Langkah – 1. Petugas melakukan registrasi pasien (pendaftaran). langkah 2. Pasien datang diterima petugas / paramedic di UGD. 3. Diruang triase dilakukan anamnesa dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya. Oleh paramedic yang terlatih / dokter. 4. Namun bila jumlah pasien / korban yang ada lebih dari 4 orang maka triase dapat dilakukan diruang triase (didepan gedung UGD). 5. Bila tidak ada unsur kegawatdaruratan, pasien akan dibedakan menjadi pasien kebidanan dan non kebidanan. 6. Pasien dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode warna (gelang/pita berwarna). a. Segera – immediate (I)-MERAH. Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup ditolong segera. Misalnya : sesak nafas, syok hipovolemik, luka bakar > 25% luas permukaan tubuh, penurunan kesadaran, kejang, perdarahan anterpatu / postpartum, keracunan, syok anafilaktik, trauma dengan perdarahan aktif, dan cardiac arrest. b. Tunda – delay (II)-KUNING. Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada ancaman jiwa segera. Misalnya : perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup ekstermitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar <25% luas permukaan tubuh. c. Minimal (III)-HIJAU. Pasien mendapat cedera minimal dapat berjalan dan menolong diri sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : laserasi minor, memar, lecet, luka bakas superfisial. d. Expentant (0)-HITAM. Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal meski mendapat pertolongan. Misalnya : luka bakar derajat 3 hampir seluruh tubuh, kerusakan organ vital, dsb. 7. Pasien / korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna : merah, kuning, hijau, hitam. 8. Pasien / korban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan diruang tindakan UGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut pasien / korban dapat dirujuk ke rumah sakit. 9. Pasien / korban kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan kategori triase merah selesai ditangani 10. Pasien / korban kategori triase hijau dapat dipulangkan setelah mendaat pengobatan. 11. Pasien / korban kategori hitam dapat langsung dibawa oleh keluarga atau dipindahkan ke Rumah Sakit. 6. Unit Terkait Pelayanan Gawat Darurat (UGD) 7. Dokumen 1. Rekam Medis pasien (RM) Terkait 2. Form Pengkajian UGD