Anda di halaman 1dari 4

“ PATOFISIOLOGI PENYAKIT GOITER ATAU STRUMA“

DI SUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD SYAFIQ

JURUSAN : D-III KEPERAWATAN

NIM : PO72201201683

MATA KULIAH : PATOFISIOLOGI

DOSEN PEMBIMBING :

DEWI PUSPA RIANDA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN POLTEKKES

KEMENKES TANJUNGPINANG

TAHUN 2021
1. DEFINISI

Goiter atau struma berasal dari bahasa Latin “tumidum gutter” yang artinya tenggorokan yang
membesar. Definisi lain goiter adalah kelenjar tiroid yang membesar dua kali atau lebih dari ukuran
normal atau berat nya mencapai 40 gram atau lebih. Pembesaran kelenjar tiroid dapat disebabkan oleh
berbagai hal, namun penyebab yang paling umum adalah kekurangan zat yodium dalam makanan
(Mawardi, 2016).

Struma disebut juga goiter didefinisikan sebagai pembesaran kelenjar tiroid. Struma dapat meluas ke
ruang retrosternal dengan dan atau tanpa pembesaran anterior substansial. Karena hubungan anatomi
kelenjar tiroid ke trakea, laring, saraf laring, superior dan inferior, dan esophagus, pertumbuhan
abnormal dapat menyebabkan berbagai sindrom komperhensif (Tampatty, 2018).

Kelenjar tiroid dikatakan membesar bila kelenjar tiroid lebih dari 2x ukuran normal. Setiap orang
berisiko 5% hingga 10% untuk laki-laki (Ilham dkk, 2015).

2. ETIOLOGI

Struma disebabkan oleh gangguan sintesis hormone tiroid yang menginduksi mekanisme kompensasi
terhadap kadar TSH serum, sehingga akibatnya menyebabkan hipertrofi dan hyperplasia selfolikel tiroid
dan pada akhirnya menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid. Efek biosintetik, defisiensi iodin penyakit
otoimun dan penyakit nodular juga dapat menyebabkan struma walaupun dengan mekanisme yang
berbeda. Bentuk goitrous tiroiditis hashimoto terjadi karena defek yang didapat pada hormone sintesis,
yang mengarah ke peningkatan kadar TSH dan konsuekensinya efek pertumbuhan (Tampatty, 2019)

a. Menurut Manajour dalam Nurarif & Kusuma (2015), adanya ganguan fungsional dalam pembentukan
hormon tiroid merupakan faktor penyebab pembesaran kelenjar tiroid antara lain
1) Defisiensi yodium
2) Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tiroid
3) Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak, kacang kedelai).

Penyebab kelainan ini bermacam-macam, pada setiap orang dapat di jumpai karena kebutuhan
terhadap tiroksin bertambah, terutama masa pubertas, pertumbuhan, menstruasi, kehamilan,
laktasi, monepouse, infeksi atau stress lain.

Dalam masa-masa tersebut dapat di jumpai hiperplasi (pembesaran) dan involusi (pengecilan)
kelenjar tiroid. Perubahan ini dapat menimbulkan nodularitas (penebalan) kelenjar tiroid serta
kelainan arsitektur yang dapat berlanjut dengan berkurangnya aliran darah di daerah tersebut
sehingga terjadi iskemia (kekurangan suplai darah).
b. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKI) Menurut Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan
Indonesia (2015) yodium merupakan mikronutrien (zat gizi mikro) yang mempunyai peran sangat vital
dalam pertumbuhan otak, sistem syaraf, dan fungsi fisiologis organ-organ tubuh.
Defisiensi (kekurangan) yodium menyebabkan produksi hormone tiroid bekurang mengakibatkan
kelainan yang di sebut GAKI. Kelompok yang paling rentan terkena GAKI adalah Wanita Usia Subur
(WUS) yang jika hamil maka akan berdampak pada janinnya, ibu menyusui dan anak-anak. Untuk
mengatasi GAKI, di lakukan program Universal Salt Iodization (USI) yang di rekomendasikan oleh World
Health Organization (WHO) dan UNICEF sejak tahun 1933 dan telah diimplementasikan di Indonesia.

3. MEKANISME TERJADINYA GANGGUAN

Mekanisme terjadinya gangguan penyakit gondok atau struma yaitu dapat disebabkan oleh :

a. Kekurangan yodium. Kelenjar tiroid memerlukan yodium untuk memproduksi hormon tiroid.
Kekurangan yodium akan membuat kelenjar tiroid bekerja lebih keras dan akhirnya membesar.

b. Makanan. Contoh makanan yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan penyakit
gondok adalah kacang kedelai, bayam, dan tahu.

c. Penyakit Graves. Penyakit Graves terjadi ketika kelenjar tiroid terlalu aktif dalam memproduksi
hormon, akibat reaksi sistem kekebalan tubuh yang menyerang kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid yang
terlalu aktif (hipertiroidisme) akan mengakibatkan kelenjar tiroid membesar.

d. Penyakit Hashimoto. Rendahnya produksi hormon pada penyakit Hashimoto membuat kelenjar
pituitari menghasilkan hormon yang merangsang kelenjar tiroid secara berlebihan. Hal inilah yang
membuat kelenjar tiroid membesar.

e. Kanker tiroid. Kanker tiroid dapat menyebabkan pembengkakan pada salah satu sisi kelenjar tiroid.

f. Kehamilan. Hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang diproduksi tubuh selama kehamilan
dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid.

g. Merokok. Gondok dapat disebabkan oleh kebiasaan merokok. Hal ini terkait dengan kandungan
tiosianat pada rokok, yang dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam menyerap yodium.

4. RESPON ATAU REAKSI TERJADINYA GANGGUAN TERSEBUT

1. Tanda dan Gejala


Akibat berulangnya hyperplasia dan involusi dapat terjadi berbagai bentuk degenerasi sebagai fibrosis
(proses pembentukan jaringan fibrin), nekrosis (kematian), pembentukan kista dan perdarahan kedalam
kista tersebut. Pada umumnya kelainan yang dapat menampakan diri sebagai struma nodusa adalah
adenoma (tumor jinak), kista perdarahan dan karsinoma (Nurarif & Kusuma, 2015).
Gejala struma yang sering muncul lainnya yaitu leher bertambah besar ataupun tidak, sulit bernapas,
sesak napas, suara serak atau parau, nodul tunggal atau ganda dengan konsistensi keras atau tidak, tes
Thyroid Stimulating Hormone (TSH) serum meningkat, biasanya tanpa rasa nyeri kecuali bila timbul
perdarahan di daerah nodul (Rendi & Margareth, 2015).

Gejala utama penyakit gondok adalah munculnya benjolan di leher. Namun, tidak semua orang
menyadari munculnya benjolan ini, terutama bila ukurannya masih kecil dan tidak mengakibatkan
perubahan kadar hormon tiroid.

Pada beberapa penderita, benjolan di leher akibat pembesaran kelenjar tiroid dapat disertai gejala
berupa:
Sulit menelan (disfagia), Sulit bernapas, Suara serak dan batuk, Nyeri di area leher.

Selain munculnya benjolan di leher, penyakit gondok dapat mengakibatkan perubahan pada kadar
hormon tiroid dalam darah. Peningkatan hormon tiroid akan menimbulkan gejala hipertiroid, dan
sebaliknya, penurunan kadar hormon tiroid akan menimbulkan gejala hipotiroid. Namun, kadar hormon
tiroid bisa juga tetap normal, sehingga tidak menimbulkan keluhan.

2. Respon
Bila terkena penyakit gondok, apalagi sampai mengakibatkan perubahan kadar hormon tiroid, akan
terjadi seperti :
Demam, Lemah, Mual dan muntah, Nyeri perut, Diare atau konstipasi, Keringat berlebih atau merasa
kedinginan, Berat badan meningkat atau menurun drastic, Sesak napas, Kejang, Penurunan kesadaran.

Anda mungkin juga menyukai