Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Masalah kekurangan konsumsi pangan bukanlah hal baru, namun masalah ini tetap
aktual terutama di negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia.Kehidupan manusia
tak dapat dipisahkan dari masalah kekurangan konsumsi pangan , sehingga kita sering
menemukan ketidak mampuan masyarakat dalam hal pengelolaan makanan yang baik sesuai
dengan standar gizi kesehatan.
Salah satu upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah peningkatan status gizi yang merupakan salah satu faktor
yang menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja.
Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) khususnya Gondok telah lama
dikenal di Indonesia.Hal ini terlihat dari adanya patung-patung tokoh pewayangan yang
ditampilkan dengan leher yang membesar karena Gondok.Tidak hanya dalam pewayangan
dalam kehidupan nyatapun di beberapa daerah dengan mudah dapat di jumpai penderita
Gondok.
GAKY merupakan salah satu permasalahan gizi yang sangat serius, karena dapat
menyebabkan berbagai penyakit yang mengganggu kesehatan antara lain ; Gondok,
Kretenisme, Reterdasi Mental dll.
Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwa pengaruh/dampak GAKY begitu luas,
sejak masih dalam kandungan, setelah lahir sampai dewasa. Yang sangat mengkhawatirkan
akibatnya pada susunan syaraf pusat, karena akan bepengaruh pada kecerdasan dan
perkembangan sosial masyarakat dikemudian hari

1.2

Tujuan Penulisan
a. Tujuan umum
Memperoleh gambaran umum dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien
dengan gaky sesuai kondisi dan kebutuhan klien.
b. Tujuan khusus
a. Diharapkan agar mahasiswa/i keperawatan dapat melakukan pengkajian pada klien
gaky.
b. Dapat menyusun diagnosa keperawatan dan mempriotitaskan masalah pada klien
dengan gaky.
c. Mampu membuat dan menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien dengan
gaky.
d. Dapat memberikan tindakan keperawatan dengan baik dan benar pada klien dengan
gaky.

e. Untuk memperoleh gambaran dan mampu melaksanakn evaluasi hasil tindakan


f.

keperawatan yang di berikan pada klien dengan gaky.


Untuk memperoleh gambaran bagaimana membuat perencanaan pulang pada klien

dengan gaky.
g. Diharapkan mahasiswa/i keperawatan Mampu membuat dokumentasi keperawatan pada
klien dengan gaky.

BAB II
TINJAUAN TEORI
b.1 Pengertian

Gangguan akibat kekurangan yodium adalah sekumpulan gajala yang dapat ditimbulkan
karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus-menerus dalam waktu cukup
lama. (DepKes RI, 2000). Selain itu, menurut Supariasa (2001), Gangguan akibat kekurangan
yodium adalah rangkaian kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia, Sprektum
seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama
oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pada anak dan dewasa, sering dengan
kadar hormon rendah angka lahir dan kematian janin meningkat.
Pengertian GAKI yang lain menurut Thesa (2009), Gangguan Akibat Kekurangan
Iodium (Iodine Deficiency Disorder) adalah gangguan tubuh yang disebabkan oleh kekurangan
iodium sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan hormon tiroid. Definisi lain, GAKI merupakan
suatu masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan Yodium, akibat kekurangan Yodium ini
dapat menimbulkan penyakit salah satu yang sering kita kenal dan ditemui dimasyarakat adalah
Gondok. Dimana akibat defisiensi iodium ini merupakan suatu spektrum yang luas dan mengenai
semua segmen usia, dari fetus hingga dewasa. Dengan demikian jelaslah bahwa gondok tidak
identik dengan GAKI. Dengan demikian kepentingan klinisnya tidak saja didasarkan atas akibat
desakan mekanis yang ditimbulkan oleh gondok, tetapi justru gangguan fungsi lain yang dapat
dan sering menyertainya seperti gangguan perkembangan mental dan rendahnya IQ,
hipotiroidisme, dan kretin. Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid yang melebihi normal.
Hipotiroidi adalah kondisi di mana tubuh tidak memperoleh cukup hormon tiroid. Kondisi ini
mengakibatkan penderita menjadi malas, mengantuk, kulit kering dan tidal (tahan dingin dan
konstipasi). Hormon tiroid berperan dalam proses pertumbuhan otak dan sistim saraf. Oleh

karena itu anak penderita hipotiroidi mengalami hambatan dalam pertumbuhan fisik dan
keterbelakangan mental.
Yodium merupakan zat essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari Hormon
tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas hormon ini, ialah
trijodotyronin T3 dan Tetrajodotyronin T4, yang terakhir juga disebut juga Tiroksin.
(Sediaoetama, 2006). Anjuran Asupan Yodium setiap hari di dalam makanan menurutArisman
(2004) adalah :

Dosis 50 g/hari untuk kisaran usia 0-12 Bulan.


Dosis 90 g/hari untuk kisaran usia 1-6 tahun.
Dosis 120 g/hari untuk kisaran usia 7-12 tahun.
Dosis 150 g/hari untuk kisaran usia 12-Dewasa.
Dosis 200 g/hari untuk kisaran Ibu hamil dan menyusui.

b.2 Etiologi
Penyebab terpenting timbulnya masalah GAKI adalah rendahnya asupan iodium melalui
makanan/ minuman yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama. Penyakit ini biasanya
terjadi pada daerah pegunungan. Adanya masalah GAKI sebagai akibat kompensasi tubuh
terhadap kondisi defisiensi iodium yang dialami Walaupun demikian defisiensi bukan satu
satunya penyebab terjadinya GAKI.
Sampai saat ini ada beberapa teori yang menyatakan bahwa penyebab terjadinya GAKI
adalah defisiensi iodium, pengaruh zat goitrogenik, faktor genetik, dan kelebihan unsur-unsur
iodium. Akan tetapi dari data yang tersedia bahwa GAKI akan terjadi apabila terdapat juga
defisiensi iodium. Dengan demikian defisiensi iodium merupakan penyebab utama terjadinya
GAKI (DepKes. RI, 1997).
Adapun penyebab

yang

lainnya

yaitu keadaan

geografis

dan

lingkungan,

dimana kandungan yodium dalam tanah sedikit karena adanya erosi, overeksploitasi tanah dan
struktur tanah. Selain itu juga disebabkan oleh Zat goitrogenik (penggangu). Zat goitrogenik
adalah zat yang dapat menghambat pengambilan iodium oleh kelenjar gondok, sehingga
konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Aktivitas bahan goitrogenik pada prinsipnya
bekerja pada tempat yang berlainan dalam rantai proses pembentukan hormon tiroid, dapat dibagi
atas dua macam yaitu (Soekatri, 2001) :
Menghambat pengambilan iodium oleh kelenjar thyroid, golongan ini termasuk kelompok

perchlorate.
Menghalangi pembentukan ikatan organik antara iodium dan thyroxin untuk menjadi
hormon thyroid, golongan ini adalah kelompok tiouracils imidazoles. Zat goitrogen alamiah
yaitu; lignamarin (pada ubi kayu), getah (pada labu siam), kulit ari kacang tanah, Kubis, dan
belerang. Pencemar yaitu; Kelebihan pupuk urea, kelebihan pestisida, Bakteri Coli, Limbah
industri dan rumah (Geocities, 2003).

b.3 Klasifikasi

1. Grade 0 : Normal
Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal, dan dengan palpasi
tidak teraba.
2. Grade IAKelenjar
Gondok tidak terlihat, baik datar maupun penderita tengadah maksimal, dan palpasi teraba
lebih besar dari ruas terakhir ibu jari penderita.
3. Grade IBKelenjar
Gondok dengan inspeksi datar tidak terlihat, tetapi terlihat dengan tengadah maksimal dan
dengan palpasi teraba lebih besar dari Grade IA.
4. Grade IIKelenjar
Gondok dengan inspeksi terlihat dalam posisi datar dan dengan palpasi teraba lebih besar
dari Grade IB.
5. Grade IIIKelenjar
Gondok cukup besar, dapat terlihat pada jarak 6 meter atau lebih.
b.4 Patofisiologi

Aktifitas utama kelenjar tiroid adalah untuk berkonsentrasi yodium dari darah
untuk membuat hormon tiroid. Kelenjar tersebut tidak dapat membuat hormon tiroid
cukup jika tidak memiliki cukup yodium. Oleh karena itu, dengan defisiensi yodium
individu akan menjadi hipotiroid. Akibatnya, tingkat hormon tiroid terlalu rendah dan
mengirim sinyal ke tiroid. Sinyal ini disebut thyroid stimulating hormone (TSH). Seperti
namanya, hormon ini merangsang tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid dan tumbuh
dalam ukuran yang besar Pertumbuhan abnormal dalam ukuran menghasilkan apa yang
disebut sebuah gondok.
Kelenjar tiroid dikendalikan oleh thyroid stimulating hormone (TSH) yang juga
dikenal sebagai thyrotropin. TSH disekresi dari kelenjar hipofisis, yang pada gilirannya
dipengaruhi oleh hormon thyrotropin releasing hormon (TRH) dari hipotalamus.
Thyrotropin bekerja pada reseptor TSH terletak pada kelenjar tiroid. Serum hormon
tiroid levothyroxine dan triiodothyronine umpan balik ke hipofisis, mengatur produksi
TSH. Interferensi dengan sumbu ini TRH hormon tiroid TSH menyebabkan perubahan
fungsi dan struktur kelenjar tiroid. Stimulasi dari reseptor TSH dari tiroid oleh TSH, TSH
reseptor antibodi, atau agonis reseptor TSH, seperti chorionic gonadotropin, dapat
mengakibatkan gondok difus. Ketika sebuah kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau
sel ganas metastasis untuk tiroid terlibat, suatu nodul tiroid dapat berkembang.
Kekurangan dalam sintesis hormon tiroid atau asupan menyebabkan produksi
TSH meningkat. Peningkatan TSH menyebabkan peningkatan cellularity dan hiperplasia
kelenjar tiroid dalam upaya untuk menormalkan kadar hormon tiroid. Jika proses ini
berkelanjutan, maka akan mengakibatkan gondok. Penyebab kekurangan hormon tiroid
termasuk kesalahan bawaan sintesis hormon tiroid, defisiensi yodium, dan goitrogens.
5

Gondok dapat juga terjadi hasil dari sejumlah agonis reseptor TSH. Pendorong
reseptor TSH termasuk antibodi reseptor TSH, resistensi terhadap hormon tiroid
hipofisis, adenomakelenjar hipofisis hipotalamus atau, dan tumor memproduksi human
chorionic gonadotropin. Pemasukan iodium yang kurang, gangguan berbagai enzim
dalam tubuh, hiposekresi TSH, glukosil goitrogenik (bahan yang dapat menekan sekresi
hormone tiroid), gangguan pada kelenjar tiroid sendiri serta factor pengikat dalam
plasma sangat menentukan adekuat tidaknya sekresi hormone tiroid. Bila kadar kadar
hormone tiroid kurang maka akan terjadi mekanisme umpan balik terhadap kelenjar
tiroid sehingga aktifitas kelenjar meningkat dan terjadi pembesaran (hipertrofi).
Dampak goiter terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang
dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ lain di sekitarnya. Di bagian posterior
medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. Goiter dapat mengarah ke dalam
sehingga mendorong trakea, esophagus dan pita suara sehingga terjadi kesulitan bernapas
dan disfagia yang akan berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta
cairan dan elektrolit. Penekanan pada pita suara akan menyebabkan suara menjadi serak
atau parau.
Bila pembesaran keluar, maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat
simetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia. Tentu dampaknya
lebih ke arah estetika atau kecantikan. Perubahan bentuk leher dapat mempengaruhi rasa
aman dan konsep diri klien.

b.5 Pathway

Defisiensi iodium, disfungsi hipofisis


Disfungsi TRH hipotalamus
Penekanan prod. H. Tiroid
(hipotirodisme)

TSH merangsang
Kel. Tiroid u/
mensekresi

kel. Tiroid
membesar

Gangguan
konsep diri

terapi penggantian
H. tiroid
Ganggua
n nutrisi
kurang
dari
kebutuha
n

Tidak
mengenal
sumber
informasi

menekan struktur
di leher ke dada
disfagia
gangguan
respirasi

Laju BMR
lambat
p rod.
panas
perubaha
n suhu
tubuh
(hipoter
mi)

Kurang
pengetahu
an

depresi
ventilasi

gangguan metabolik lemak


Achlorhp
kolesterol
ydria trigiserida
p motilitas
usus
p fungsi
GI
oklusi
pembuluh
darah
Konst
i
pasi
supl

kekurangan vit. B12


& as. folat

suplai darah
ke kelenjar
Otak

Pembentukan eritrosit
Tidak optimal

pola nafas
tidak
efektif

Prod. SDM

hipoksia

anemia

pusing

kelemahan
Intolerensi
aktivitas

Gangguan
perfusi
jaringan
serebral

b.6 Manifestasi Klinik


Gejala yang sering tampak sesuai dengan dampak yang ditimbulkan, seperti:
a. Terhadap Pertumbuhan
Pertumbuhan yang tidak normal.
Pada keadaan yang parah terjadi kretinisme
Keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan
Tingkat kecerdasan yang rendah
Mulut menganga dan lidah tampak dari luar
b. Kelangsungan HidupWanita hamil didaerah Endemik GAKY akan mengalami berbagai
gangguan kehamilan antara lain :
Abortus
Bayi Lahir mati
Hipothryroid pada Neonatal
c. Perkembangan Intelegensia
Setiap penderita Gondok akan mengalami defisit IQ Point sebesar 5 Point dibawah
normal.
Setiap Penderita Kretinisme akan mengalami defisit sebesar 50 Point dibawah normal.
d. Pertumbuhan Sosial
Dampak sosial yang ditimbulkan oleh GAKY berupa terjadinya gangguan
perkembangan mental, lamban berpikir, kurang bergairah sehingga orang semacam ini sulit
dididik dan di motivasi.
e. Perkembangan Ekonomi
GAKI akan mengalami gangguan metabolisme sehingga badannya akan merasa
dingin dan lesu sehingga akan berakibatnya rendahnya produktivitas kerja, yang akan
mempengaruhi hasil pendapatan keluarga.
b.7 Pemeriksaan diagnostik
Adapun cara cara pemeriksaan untuk mengetahui adanya GAKI adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan antropometriPemeriksaan antropometri tang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan pengukuran tinggi badan per berat badan. Hal ini perlu untuk mengetahui
bagaimana pertumbuhan fisik anak sesuai dengan berat badannya karena jika
terkena GAKI yang sudah parah maka pertumbuhannya akan ikut terganggu. Selain itu,
pengukuran tinggi badan per umur juga dapat digunakan untuk pemeriksaan ini

b. Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan klinis GAKI dapat dilihat dari gejala - gejala yang muncul pada tubuh
seseorang, antara lain :
Seseorang menjadi malas dan lambanKelenjar tiroid membesar yang biasa disebut

sebagai gondok di masyarakat.


Gondok ini diakibatkan karenakonsentrasi hormon tiroid menurun dan hormone
perangsang tiroid / TSH (Thyroid Stimulating Hormone) meningkat agar kelenjar
tiroid mampu menyerap lebih banyak yodium bila kekurangan berlanjut sehingga sel

kelenjar tiroid membesar dalam usaha meningkatkan pengambilan yodium oleh kelenjar

tersebut.
Pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan
dalam keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta

hambatan pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme.


c. Pemeriksaan laboratorium
Penilaian status GAKI yaitu menggunakan urine, di daerah endemis berat (<25 ug/ g
kreatinin) dan sedang (25-50 ug/g kreatinin). Iodium urine biasanya akan menurun sebelum
struma muncul. Selain itu dapat juga denganmelakukan pemeriksaan pada kadar
hormone tiroid serum yang dilakukan dengan mengambil sampel pada pembuluh
darah vena. Tetapi pemeriksaan ini dianggap kurang efektif karena biaya yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan akan lebih mahal dan tingkat kesulitannya yang
tinggi. Pemeriksaan status gizi secara lab dapat mendiagnosis kurang gizi lebih dini
sebelum tanda-tanda klinis muncul.
d. Pemeriksaan dietetic
Pemeriksaan dietetic pada penderita GAKI dapat dilihat dari asupan makanan yang
dikonsumsi, antara lain sebagai berikut:

Asupan energy dan protein


Gangguan akibat kekurangan yodium secara tidak langsung dapat disebabkan
oleh asupan energi yang rendah,karena kebutuhan energy akan diambil dari asupan
protein. Protein (albumin, globulin, prealbumin) merupakanalat transport hormon
tiroid. Protein transport berfungsi mencegah hormon tiroid keluar dari

sirkulasi dansebagai cadangan hormon.


Status gizi
Pengaruh status gizi terhadap kejadian GAKI masih belum banyak diteliti,
namun secara teoritis cadanganlemak merupakan tempat penyimpanan yodium. Jumlah
simpanan yodium di dalam tubuh setiap individu akan berbeda sesuai dengan kondisi
status gizinya (Oenzil, 1996). Kadar yodium urin anak dengan status gizi baik lebih
tinggi dibandingkan dengan anak dengan status gizi kurang setelah diberikan kapsul
yodium selama 3hari berturut-turut (Prihartini, 2004). Status gizi kurang atau buruk akan
berisiko pada biosintesis hormon tiroidkarena
binding

Protein),

sehingga

sintesis

kurangnya T B P
hormon

( T h yr o x i n

tiroid

akan

b e r k u r a n g (Djokomoeljanto, 1987).
Pangan goitrogenik
Ada dua jenis zat goitrogenik yang berasal dari bahan pangan yaitu: Tiosianat,
terdapat dalam sayuran kobis, kembang kol, sawi, rebung, ketela rambat dan jewawut,
singkong; Isotiosianat, terdapat pada kobis. Zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat
mengganggu struktur dan fungsihormon tiroid secara langsung dan tidak
langsung.

b.8 Penatalaksanaan
Menurut Djokomoeljanto (1993), Upaya pencegahan dan penanggulangan GAKI
dilakukan dengan memberikan unsur yodium. Dosis cukup memadai atau adekuat, diberikan
secara terus menerus atau kontinyu serta dapat mencapai semua segmen penduduk khususnya
yang rawan (daerah endemis).
Upaya lain dalam mencegah dan menanggulangi masalah GAKY di masyarakat, selain
melalui suplementasi langsung yaitu larutan minyak beryodium (baik melalui suntikan maupun
secara oral), dilakukan juga upaya secara tidak langsung, yaitu melalui fortifikasi garam konsums
dengan yodium, yang dikenal dengan garam beryodium (Deperindag RI, 1993).
b.9 Pengobatan
Menurut Thesa (2009) ada dua terapi yang bisa dilakukan oleh penderita GAKI yaitu:
a. Farmakologi, dengan mengkonsumsi obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter.
b. Non Farmakologi, dengan mengkonsumsi bahan makanan yang cukup banyak mengandung
yodium seperti bahan makanan yang berasal dari laut dan sumber yodium lain yang mudah
kita temui adalah garam, yang dimaksud disini adalah garam beryodium dengan kadar
yodium. antara 30-80 ppm (part per million).

10

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAKY
3.1 Pengkajian
a. Biodata : Nama ,umur, seks, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan
b.
c.
d.
e.

penanggungjawabnya.
Kebiasaan yang mempengaruhi: kurang mengkonsumsi yodium
Keluhan utama: lemas, terdapat benjolan di leher, susah bernafas.
Riwayat penyakit sekarang: insomnia, nyeri dada.
Riwayat penyakit keluarga: Pandangan yang mengatakan penyakit tiroid merupakan penyakit

f.

keturunan.
Riwayat psikososialIntrapersonal : klien merasa cemas dengan kondisi penyakit yang
diderita.Interpersonal : gangguan konsep diri dan hambatan interaksi sosial yang berhubungan

dengan penyakit gaky.


g. Aktifitas/istirahat
Gejala : insomnia, sensivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat.
Tanda : atropi otot
h. SirkulasiGejala : palpitasi, nyeri dada (angina)Tanda : disritmia (vibrilasi atrium), irama
gallop, murmur, peningkatan tekanan darah dengan takanan dada yang berat, takhikardi saat
istirahat, sirkulasi kolap, syok (krisis tirotoksikosis).
EliminasiGejala : urine dalam jumlah yang banyak, perubahan dalam faeces.
Integritas ego
Gejala : mengalami stress yang berat baik maupun fisik
Tanda : emosi labil (euphoria sedang sampai delirium), depresi.
k. Makanan/cairan
Gejala : kehilangsn berat badan mendadak, nafsu makan meningkat, makannya sering,
i.
j.

l.

kehausan, mual dan muntah.


Tanda : pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial.
Neurosensori
Tanda : bicara cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti bingung,
disorientasi, gelisa, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada
tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak-sentak, hiperaktif reflek tendon dalam (RTD).
Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri orbital/fothopobia

m. Pernafasan
Tanda : frekwensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, sumbatan jalan nafas, terjadi
penekanan.
n. Keamanan
Gejala : tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, kebutuhan meningkat akan
iodium (G), alergi etrhadap iodium (Hi).
Tanda : suhu meningkat 37,4 derajat celcius. Diaforesisi, kulit halus, hangat dan kemerahan,
rambut tipis, mengkilat dan lurus, exoftalmus: retraksi, iritasi padakonjungtiva dan berair.
Puritus, lesi, eritema ( sering terjadi pada pretibial) yang menjadi sangat parah.

11

o. Seksualitas
Tanda : penurunan libido, hipomenorhea dan impotensi.
p. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : adanya riwayat keluarga mengalami masalah itroid, riwayat hipotiroidisme, terapi
hormon tiroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan terhadap pengobatan antitiroid,
dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian, riwayat pemberian insulin yang menyebabkan
hipoglikemia, gangguan jantung atau pembedahan jantung, penyakit yang baru terjadi
(pnemonia), trauma, periksaan rontgen fhoto dengan zat kontras.
3.2 Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan GAKY adalah:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya depresi ventilasi
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan adanya laju BMR lambat.
3. Gangguan konsep diri (harga diri rendah) berhubungan dengan tidak efektifnya coping
individu, adanya pembesaran pada leher.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.

12

3.3 Intervensi Keperawatan


No
1.

Dx

Tujan

Intervensi

Keperawatan
Pola nafas

Tujuan : pola nafas

tidak efektif

menjadi efektif

pernafasan ,

berhubungan

Kriteria hasil :

kedalaman, dan

1. Pantau frekwensi

dengan adanya

mendemonstrasika

depresi

n batuk efektif dan

ventilasi

suara nafas yang

nafas, catat adanya


perubahan suara

bersih, tidak ada

patologis
3. Waspadakan klien

sianosis dan

dyspneu.
Menunjukkan jalan

agar leher tidak

nafas yang paten


Ttv dalam rentang

semi ekstensi atau

tertekuk/posisikan

1. Menurunkan
resiko aspirasi
2. Mengantisipasi
adanya kelainan.
3. Mencegah
terjadinya
sumbatan jalan
nafas
4. Melancarkan
respirasi
5. Menvegah
terjadinya
kesulitan dalam

eksensi pada saat

normal

2.

kerja pernafasan
2. Auskultasi suara

Rasional

bernafas
beristirahat.
6. Operasi Jalan
4. Ajari klien latiahan
napas buatan
nafas dalam
mungkin
5. Selidiki keluhan
diindikasikan .
kesulitan menelan
6. Persiapkan operasi
bila diperlukan.
1. Kaji adanya

Gangguan

Tujuan : menambah

nutrisi kurang

nafsu makan dan

kesulitan menelan,

proses masuknya

dari kebutuhan

meningkatkan nutrisi

selera makan,

nutrisi di dalam

berhubungan

Kriteria hasil :

kelemahan umum

dengan adanya

Adanya

laju BMR

peningkatan BB

lambat

sesuai dengan

dan munculnya
mual dan muntah.
2. Pantau masukan
makanan setiap

tujuan
Mampu

hari dan timbang

mengidentifikasi

berat bada setiap


hari serta laporkan

kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda

tanda malnutrisi
Menunjukkan
peningkatan fungsi

13

adnaya penurunan.
3. Dorong klien untuk

1. Melancarkan

tubuh
2. Untuk meninjau
seberapa besar
peningkatan
nutrisi di dalam
tubuh.
3. Lebih mudah
dalam proses
pencernaan dan
tetap

makan dan

mempertahankan

meningkatkan

nutrisi.

pengecapan dan

jumlah makan dan

menelan
Tidak terjadi

juga beri makanan

penurunan berat

menggunakan

badan.

makanan tinggi

lunak, dengan

kalori yang mudah


dicerna.
4. Beri/tawarkan

4. Lebih berselera
dalam memenuhi
asupan makanan.
5. Tetap menjaga
tinggi kalori,
protein,
karbohidrat dan
vitamin pasien.

makanan kesukaan
klien
5. Kolaborasi :
konsultasikan
dengan ahli gizi
untuk memberikan
diet tinggi kalori,
protein,
karbohidrat dan
3.

vitamin.
1. Kaji tingkat

Gangguan

Tujuan :

konsep diri

Meningkatkan

(harga diri

kepercayaan dirinya

rendah)

dan mampu berkumpul

berhubungan

dengan masyarakat

dengan tidak

seperti biasa.

efektifnya

Kriteria hasil :

coping

tindakan yang kita


lakukan adalah
realistis
3. Sampaikan hal-hal

Menunjukan

perubahan yang
dialami.
2. Lebih membantu
kedalam hal yang
nyata, tidak
menambah beban

yang positif secara

pasien.
mutlak untuk klien, 3. Meningkatkan

tentang harga diri.


Mengungkapkan

tingkatkan

penerimaan diri
Komunikasi

tentang penerimaan
anda pada pasien

terbuka
Mengatakan
optimisme tentang

individu yang

adanya
pada leher.

harga diri rendah


2. Pastikan tujuan

seberapa besar

penilaian pribadi

individu,
pembesaran

perubahan rentang

1. Mengetahui

pemahaman

sebagai seorang
berharga
4. Tentukan untuk

masa depan
Menggunakan
strategi koping

perilaku

efektif.

manipulatif,
identifikasi

14

kepercayaan
dirinya sendiri.
4. Agar lebih
memahami resiko
yang terjdi.
5. Mampu berfikir
secara kritis.

konsekensi untuk
pelanggaran ini
dengana cara yang
berbelit-belit.
5. Diskusikan masa
depan klien, bantu
klien dalam
menetapkan
tujuan-tujuan
jangka pendek dan
4.

Kurang

Tujuan : Pengetahuan

pengetahuan

meningkat, klien

berhubungan

mengerti dengan

pendidikan klien.
2. Kaji tingkat

dengan tidak

proses penyakit gaky,

mengenal

klien tidak bertanya

sumber

lagi tentang penyakit,

informasi.

dan kondisi klien.


Pasien dan

pada klien untuk

keluarga

menanyakan hal

menyatakan

yang belum

pemahaman

dimengerti.

1. Pendidikan
merupakan salah
satu faktor
penentu tingkat
pengetahuan
seseorang
2. Untuk
mengetahui
seberapa jauh
informasi yang
telah mereka
ketahui,sehingga
pengetahuan
yang nantinya

penyakit,kondisi,

akan diberikan

prognosis,dan

dapat sesuai

progam

dengan

pengobatan.

kebutuhan klien
3. Untuk

Mampu

meningkatkan

melaksanakan

pengetahuan
4. Untuk

prosedur yang
dijelaskan secara

gaky melalui
penyuluhan.
4. Beri kesempatan

tentang

pengetahuan klien.
3. Jelaskan pada klien
tentang penyakit

Kriteria hasil :

panjang
1. Kaji tingkat

mengetahui

benar.
Mampu

seberapa jauh

menjelaskan

informasi yang

kembali apa yang

sudah dipaham

dijelaskan oleh

15

perawat/tim
kesehatan.

16

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gizi adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang mempunyai nilai sangat
penting untuk dikonsumsi oleh tubuh. Yodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam,
baik di tanah maupun di air. Yodium merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Yodium diperlukan tubuh dalam
pembentukan hormon tiroksin untukmengatur pertumbuhan dan perkembangan mulai dari
janin sampai dewasa. Garam Beryodium adalah suatu garam yang telah diperkaya dengan
KIO3(Kalium Iodat) sebanyak 30-8- ppm.
GAKY merupakan suatu masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan Yodium,
akibat kekurangan Yodium ini dapat menimbulkan penyakit, salah satu yang sering kita kenal
dan ditemui dimasyarakat adalah Gondok.
4.2 Saran
Dosen, kiranya setelah mahasiswa selesai melakukan persentase makalah ini,
sebaiknya kembali dijelaskan agar mahasiswa lebih memahami. Mahasiswa: agar lebih aktif
dalam forum diskusi.

17

Anda mungkin juga menyukai