Anda di halaman 1dari 17

Adab Penuntut Ilmu

(Pentingnya Adab Sebelum Ilmu)


Hukum menuntut
ilmu

‫علَى ُك ِل ُُ ْْ ِلم ََ ُُ ْْ ِل َُة‬ َ ‫ب ْال ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬


َ ٌ‫ضة‬ َ
ُ َ‫طل‬

Artinya : “Mencari ilmu itu adalah


wajib bagi setiap muslim laki-laki
maupun muslim perempuan”. (HR.
Ibnu Abdil Barr)
Masalah Hidup→ Ilmu→ Solusi
Keutamaan Menuntut Ilmu
• “Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan
tunjukkan baginya salah satu jalan dari jalan-jalan menuju ke surga. Sesungguhnya
malaikat meletakan syap-sayap mereka sebagai bentuk keridhaan terhadap penuntut
ilmu.Sesungguhnya semua yang ada di langit dan di bumi meminta ampun untuk
seorang yang berilmu sampai ikan yang ada di air. Sesungguhnya keutamaan orang
yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah sebagaimana keutamaan bulan
purnama terhadap semua bintang. Dan sesungguhnya para ulama’ adalah pewaris para
Nabi, dan sesungguhnya mereka tidaklah mewariskan dinar maupun dirham, akan
tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil bagian ilmu maka sungguh dia
telah mengambil bagian yang berharga.” (HR. Abu Dawud)
• Apabila manusia telah meninggal dunia maka terputuslah semua amalannya kecuali
tiga amalan : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan
dia.” [HR. Muslim].
Adab adalah pembentuk awal kepribadian setelah akidah seorang muslim, sedangkan ilmu
adalah jasadnya.

Imam Abu Zakariya al-‘Anbariy berkata;


“Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti ruh tanpa
jasad.”
Adab tak berbanding lurus dengan prestasi akademik seseorang, termasuk dengan hafalan
pelajaran agama, sehingga seorang pelajar yang menguasai ilmu agama dan dunia tanpa
disertai adab, maka ilmu mereka tak akan mendatangkan keberkahan.

Misalnya:

“berulangkali kita melihat orang yang cerdas dalam pengetahuan Islam semisal menguasai
bahasa Arab, hafal al-Qur’an, kuasai tafsir, tapi justru nyeleneh. Menolak syariat dan
melecehkannya. Seperti ada seorang anak muda di tanah air yang sejak usia kanak-kanak
sudah menjadi seorang hafidz tapi menolak mentah-mentah pelaksanaan syariat Islam
kaffah.”
Problem pendidikan
→paradigma materialisme (biaya pendidikan mahal, adanya
komersialisasi sains dan teknologi, sehingga menghasilkan
menghasilkan SDM (peserta didik) yang berpikir profit oriented dan
menjadi economic animal.
→teknis kacau (program-program pendidikan sebagai sarana trial and
error, serta menjadikan peserta didik bagai kelinci percobaan.)
Seharusnya…
Ilmu adalah hajat hidup publik, bukan faktor produksi
(Ilmu Ruh Peradaban, Ibarat Air Bagi Kehidupan)
Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Perumpamaan Allah Yang Maha
Mulia lagi Maha Agung dalam mengutusku untuk menyampaikan
petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan yang membasahi bumi.
Sebagian tanah bumi tersebut ada yang subur sehingga dapat menyerap
air serta menumbuhkan rerumputan dan sebagian lagi
berupa tanah-tanah tandus yang tidak dapat menyerap air lalu Allah
memberikan manfaatnya kepada manusia sehingga mereka dapat
meminum darinya, memberi minum dan menggembalakan ternaknya di
tempat itu. Yang lain menimpa tanah datar yang gundul yang tidak
dapat menyerap air dan menumbuhkan rumput. Itulah perumpamaan
orang yang mendalami ilmu agama Allah dan memanfaatkannya sesuai
ajaran yang Allah utus kepadaku di mana dia tahu dan mau
mengajarkannya. Dan juga perumpamaan orang yang keras kepala yang
tidak mau menerima petunjuk Allah yang karenanya aku diutus.
(Shahih Muslim No.4232)
Tujuan menuntut ilmu
Kapitalis Islam
Mendapatkan keuntungan Mendapatkan keberkahan
Bekal hidup di dunia Bekal hidup di dunia dan akhirat

Anda mungkin juga menyukai