Anda di halaman 1dari 3

Pentingnya Suplementasi Pakan Ransum

Ransum merupakan salah satu komponen penting dalam industri perunggasan. Melonjaknya harga
ransum beberapa tahun belakangan ini setelah terjadi krisis ekonomi di Indonesia sejak 2008, telah
membuat industri perunggasan mengalami degradasi. Bahan ransum unggas yang harus diimpor
merupakan penyebab terpuruknya usaha perunggasan, karena kita tahu biaya ransum ini mencapai
70-80% dari total biaya pemeliharaan.

 
 
Klasifikasi Ransum Ayam
Di lapangan sendiri, ransum ayam pedaging dan petelur diklasifikasikan menjadi beberapa macam,
yaitu:

Ransum ayam pedaging: ransum jadi dan konsentrat

Ransum ayam petelur: ransum jadi, konsentrat, dan self mixing

 
Ransum jadi adalah ransum yang siap diberikan pada ayam, dimana kandungan nutrisinya sudah
disusun secara lengkap sesuai dengan kebutuhan ayam. Sedangkan konsentrat adalah ransum padat
nutrisi (nutrisi tinggi) buatan pabrik, dimana dalam pemberiannya ke ayam harus dicampur terlebih
dahulu dengan jagung giling dan bekatul. Perbandingannya adalah 50-55% jagung, 30-35% konsentrat
dan 15-20% bekatul. Harga konsentrat per kg-nya biasanya lebih rendah dibanding dengan harga
ransum jadi per kg, sehingga seringkali peternak ayam petelur menggunakan konsentrat ini sebagai
campuran untuk menghemat biaya. Selanjutnya yang dimaksud dengan self mixing artinya peternak
benar-benar mencampur sendiri berbagai macam bahan baku ransum menjadi ransum jadi.
Di lapangan sendiri, hampir seluruh peternak ayam pedaging memberikan ransum jadi untuk
ternaknya. Sedangkan peternak yang menggunakan ransum konsentrat hanya sebagian kecil saja. Hal
ini berbeda dengan peternak ayam petelur. Mereka lebih sering memberikan ransum konsentrat atau
meracik sendiri ransumnya (self mixing, red) dengan tujuan efisiensi dan menghemat biaya ransum.
Khusus bagi peternak ayam petelur pengguna konsentrat dan self mixing, tentunya pengetahuan
mengenai bahan baku ransum dan teknik formulasi harus dikuasai agar mampu menghasilkan ransum
jadi yang berkualitas tinggi.
 
 
Jenis Bahan Baku Ransum
Untuk memenuhi kebutuhan gizinya, ternak ayam harus diberi ransum yang terdiri dari campuran
beberapa bahan baku. Bahan baku tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok
berdasarkan kandungan nutrisinya. Hal ini secara rinci disajikan dalam Tabel 1.

Bahan baku sumber energi

Yang dimaksud bahan baku sumber energi adalah bahan pakan yang mengandung energi
metabolisme (EM) > 2.250 kkal dan protein kasar (PK) < 20%. Untuk ransum ayam, sumber energi bisa
diperoleh dari biji-bijian terutama jagung. Selain jagung, biji gandum, barley, atau sorgum dapat
dimanfaatkan. Di Indonesia selain jagung, kadang-kadang diberikan, bekatul, wheat pollard, sedikit
sorgum bila tersedia, atau beras menir sebagai hasil pengayakan dedak padi. Sumber energi lain yang
tersedia secara musiman adalah gaplek yang dijual dalam bentuk chip atau gelondongan. Untuk
memenuhi kebutuhan energi yang tinggi, terutama untuk ransum ayam pedaging, terkadang
ditambahkan pula minyak jenis crude palm oil (CPO) antara 1 – 4%. Beberapa hasil samping industri
pertanian pun banyak digunakan sebagai sumber energi dan protein karena harganya yang relatif
murah. Bahan tersebut adalah dedak padi, bungkil kelapa, atau bungkil inti sawit.

Bahan baku sumber protein

Yang dimaksud bahan baku sumber protein adalah bahan pakan yang mengandung protein kasar (PK)
≥ 20%. Sumber protein ini terdiri atas protein hewani (berasal dari hewan) dan nabati (berasal dari
tumbuh-tumbuhan). Contohnya antara lain bungkil kedelai, tepung ikan, meat bone meal (campuran
tepung daging dan tulang), poultry meat meal (tepung daging unggas), dan corn gluten meal (hasil
samping pengolahan minyak jagung)

Bahan baku sumber mineral

Di dalam bahan baku ini sebagian besar terkandung berbagai macam mineral, seperti kalsium, fosfor,
dan NaCl. Contohnya antara lain tepung (grit) batu, tepung kulit kerang, tepung tulang, dicalcium
phosphate (DCP), monocalcium phosphate (MCP), dan garam.

Feed supplement

Feed supplement merupakan bahan pakan tambahan yang berupa zat-zat nutrisi, terutama zat nutrisi
mikro seperti vitamin, mineral atau asam amino. Penambahan feed supplement dalam pakan
berfungsi untuk melengkapi atau meningkatkan ketersediaan zat nutrisi mikro yang seringkali
kandungannya dalam ransum kurang atau tidak sesuai standar. Terlebih lagi pada ransum
hasil self mixing yang biasanya mengalami keterbatasan untuk membuat formulasi yang
memperhitungkan sampai komponen nutrisi mikronya.

Feed additive

Sedikit berbeda dengan feed supplement, feed additive merupakan zat tambahan yang bersifat non-
nutritif (bukan termasuk zat nutrisi), contohnya ialah enzim, hormon, zat perwarna ransum dll.
Peran feed additive dalam ransum tergantung dari jenis kandungan zat additive-nya. Feed
additive dengan kandungan enzim dan hormon berfungsi meningkatkan proses pencernaan dan
penyerapan ransum, sedangkan feed additive dengan kandungan zat perwarna dan aroma ransum
berfungsi untuk memperbaiki penampilan fisik ransum sehingga dapat meningkatkan nafsu makan
ayam.

 
Pentingnya Suplementasi Ransum
Sampai saat ini dalam dunia perunggasan, upaya memenuhi kebutuhan bahan ransum sumber
protein baik nabati maupun hewani masih merupakan problem utama. Kedelai sebagai komponen
utama pakan ayam belum dapat diproduksi secara optimal di Indonesia karena merupakan tanaman
subtropis. Selain itu, produksi kedelai masih diutamakan untuk konsumsi manusia dan bahkan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah masih harus mengimpor kedelai. Demikian juga halnya
dengan tepung ikan, masih dipenuhi dengan cara mengimpor.
Substitusi bungkil kedelai dengan bahan lain seperti kacang koro, kecipir, dan kacang-kacangan lain
telah banyak dilakukan. Namun hasilnya dihadapkan pada ketersediaan yang tidak berkelanjutan,
kualitas tidak konsisten, serta teknologi budidaya dan pengolahan yang cukup mahal. Sedangkan
penggunaan bahan baku non-kovensional seperti bungkil kacang tanah dan bungkil kacang-kacangan
lainnya pun masih menghadapi kendala yang sama.
Berbeda dengan bahan pakan sumber protein, bahan pakan sumber energi seperti jagung, dedak,
bekatul, dll dalam jangka pendek dapat dipenuhi dari bahan baku lokal. Permasalahannya adalah
kontinuitas ketersediaannya masih diragukan, khususnya pada musim kemarau. Kualitas produk juga
bervariasi. Pengeringan dan penyimpanan yang belum ditangani secara serius merupakan kunci
utama kelangkaan jagung pada musim kemarau, sekaligus penyebab kualitas yang bervariasi.
Lalu jika masalah-masalah ini masih jadi kendala di lapangan, pakan seperti apa yang harus diberikan
pada ternak ayam? Solusinya ialah memberikan ransum jadi pabrikan karena kadar nutrisinya sudah
tentu terjamin memenuhi kebutuhan ayam. Jika memang demikian, maka yang akan bermasalah
adalah peternak ayam petelur, dimana sebagian besar dari mereka harus menggunakan konsentrat
atau pakan self mixing untuk menghemat biaya.
Untuk mengatasi hal ini, maka penting bagi peternak ayam petelur untuk melakukan suplementasi
ransum, yaitu memberikan feed supplement atau feed additive. Berbagai macam produk feed
supplement maupun feed additive banyak dijual di pasaran. Contohnya yang diproduksi oleh Medion
antara lain Top Mix, Mineral Feed Supplement A, Calvita, Neobro, Broiler Vita, Freetox, Mix Plus, Vita
Stress, Vita Chick, Fortevit, Solvit, Strong n Fit, Aminovit, Strong Egg, dan Egg Stimulant.
Meski suplementasi ini penting diberikan oleh peternak ayam petelur, bukan berarti peternak ayam
pedaging tidak memerlukannya. Suplementasi tetap perlu diberikan dalam kondisi tertentu seperti
saat ayam stres, ketidaktepatan manajemen penanganan dan penyimpanan ransum, maupun
kesalahan tata laksana pemberian ransum. Oleh karena itu, pemberian suplemen diperlukan untuk
melengkapi atau memenuhi kandungan zat nutrisi yang berkurang akibat penanganan dan
penyimpanan yang kurang tepat, baik bagi peternak ayam petelur maupun ayam pedaging. Semoga
bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai